Perencanaan Audit
Standar pekerjaan lapangan dalam standar auditing mengharuskan bahwa audit harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya.Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik :
1. Acceptable Audit Risk /AAR (Risiko Akseptibilitas Audit) : ukuran untuk menilai seberapa
besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin saja disajikan
dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit dilaksanakan dan pendapat
wajar tanpa pengecualian dinyatakan
2. Inherent Risk /IR (Risiko Inheren / Risiko Bawaan) : ukuran penilaian auditor atas
kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas akun sebelum
mempertimbangkan efektivitas pengendalian intern.
Perencanaan Awal Audit ( initial audit planning) melibatkan 4 hal yang semuanya harus dilakukan
lebih dulu dalam audit:
a. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang
ada sekarang.
b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
c. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan
yang ditetapkan klien.
d. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan.
Ada 5 tahapan yang harus dilakukan dalam hal ini, seperti ;
Ada tiga faktor mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri dan lingkungan eksternal
klien:
Auditor harus memahami faktor – faktor yang dapat menunjukkan risiko bisnis klien, seperti :
Strategi merupakan pendekatan yang diikuti oleh perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi
(klien) seperti :
Keandalan dari pelaporan keuangan
Efektivitas dan efisiensi operasi
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
Pengukuran dan KInerja
Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator prestasi kunci yang digunakan manajemen untuk
mengukur kemajuan pencapaian tujuan, seperti : pembagian pasar,penjualan per karyawan,
pertumbuhan unit penjualan,pengunjung unik ke sebuah situs web,penjualan toko yg sama,
penjualan per kaki persegi penjual eceran.
Prosedur Analitis
penekanan pada pengharapan yang dikembangkan oleh auditor
1. Diwajibkan untuk dilakukan dalam Fase perencanaan untuk membantu dalam menentukan sifat,
luasan & penetapan waktu pekerjaan yg akan dilakukan
2. Seringkali dilakukan Fase pengujian dari audit yg berhubungan dengan prosedur audit lainnya
3. Diwajibkan untuk dilakukan selama Fase penyelesaian dari audit.