Aku adalah seorang mahasiswa FKG di kotaku. Ramuna, teman sekaligus kerabat dekatku.
Semalam dia menelpon menanyakan keadaan gigi belakangnya yang beberapa kali ditambal oleh
mahasiswa koas kembali copot, gigi tersebut belum pernah sakit. Aku menyarankan agar
Ramuna konsul ke Drg supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi. Aku menemani Ramuna ke
Drg dan menayakan kenapa tambalan gigi Ramuna copot lagi. Drg melakukan pemeriksaan, dan
menerangkan bahwa gigi belakang kanan bawah Ramuna dasar lobangnya sudah berada dibawah
tepi gusi pada daerah kontak gigi, pemilihan jenis restorasi yang kurang tepat pada kondisi gigi
tersebut dan inilah yang menyebabkan tambalan gigi tidak awet. Drg akan melakukan
penambalan dengan pemilihan jenis restorasi yang tepat.
Klarifikasi Istilah
Menetapkan Permasalahan
1. Bagaimana cara mencegah dan merawat tambalan agar tidak mudah lepas? (Chikaa)
Jawab :
Langkah Perawatan Setelah Tambal Gigi
Setelah gigi ditambal, tentu saja Anda harus melakukan perawatan khusus tiap harinya. Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu Anda lakukan setelah tambal gigi:
Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin
Pada saat efek anestesi belum benar-benar hilang, Anda disarankan untuk tidak makan
terlebih dahulu. Mulut yang masih dalam pengaruh anestesi, akan membuat Anda tidak
dapat merasakan suhu makanan atau merasakan bagian-bagian di dalam mulut. Anda bisa
makan setelah melewati 24 jam dengan syarat tidak mengonsumsi makanan dan
minuman manis, sangat panas atau sangat dingin.
Hindari mengonsumsi makanan yang sulit dikunyah
Setelah tambal gigi, hindari mengonsumsi makanan yang keras, kenyal, dan lengket
karena bisa merusak tambalan gigi. Contohnya es, cokelat, permen, keripik, atau kentang
goreng. Sebaiknya konsumsi makanan yang lembut dan renyah, seperti nasi tim,
tomat, brokoli, bayam, serta beragam sayuran lainnya.
Pilih gigi di sisi lain saat mengunyah
Saat Anda sudah mulai boleh makan seperti biasa, hindari mengunyah menggunakan gigi
yang baru saja ditambal atau sensitif. Disarankan untuk menggunakan gigi di sisi yang
lain, hingga tambalan gigi padat dengan sempurna dan tidak ada yang rusak.
Minum obat pereda nyeri
Saat dilakukan tambal gigi, Anda akan mendapatkan anestesi. Setelah efek anestesi
menghilang, kemungkinan Anda akan mulai merasakan sakit. Jika diperlukan,
mintalah obat pereda nyeri pada dokter yang menangani.
2. Kekurangan Amalgam
· Tidak sewarna gigi jadi kurang enak dilihat
· Tepi tambalan amalgam yang langsung berbatasan dengan gigi dapat berdampak pada
warna gigi yang berubah
· Dapat menimbulkan nyeri gigi
· Terdapat kandungan merkuri dalam amalgam meskipun kadarnya rendah
· Dapat mengakibatkan alergi
3. Glass Ionomer Cement (GIC)
a. Klasifikasi
Klasifikasi GIC menurut Combe 1992 :
· Tipe I : Luting agent (Perekat)
· Tipe II.1 : Aesthetic agent (bahan restorasi dan aplikasi)
· Tipe II.2 : Base reinforced filling material (tidak estetik)
· Tipe III : Lining, base & fissure sealing materials
b. Komposisi
1. GIC powder, yang terdiri dari Flourualumino Silicat Glass
2. GIC liquid, yang terdiri dari Polyalcenoic Acid atau Itaconic acid copolymer
dalam air
3. Tartaric acid sebagai accelerator
Amalgam
Indikasi amalgam adalah dapat digunakan untuk perawatan bagi segala usia, keadaan dengan
tekanan kunyah beragam dan ukuran kavitas dari kecil sampai sedang terutama untuk gigi
posterior, dapat digunakan sebagai dasar restorasi cor, metal-keramik dan keramik, pada pasien
dengan dana terbatas, pada pasien dengan kontrol saliva yang sulit, pada restorasi yang menahan
tekanan kunyah yang besar.
Sedangkan kontra indikasi amalgam adalah pasien yang memerlukan estetika terutama gigi
anterior, pasien yang mempunyai pengalaman alergi terhadap merkuri atau beberapa komponen
metal dari amalgam terutama nikel, dan pada restorasi yang luas bila biaya tidak menjadi
masalah.
Indikasinya adalah pada restorasi yang kecil menutup pit dan fissure gigi posterior dengan
tekanan kunyah kecil.
Kontra indikasinya adalah pada restorasi dengan tekanan kunyah besar, dan pada pasien yang
sulit mengontrol salivanya.
Kontra indikasinya adalah pada kavitas dengan kontak oklusal, restorasi dengan tekanan kunyah
besar, dan pada pasien dengan kontrol kelembaban yang sulit.
Preparasi Gigi : pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah lemah dari gigi dan
membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa sehingga dapat menerima restorasi
permanen/sementara.
Tujuan Restorasi Gigi
Memperbaiki fungsi gigi;
Mencegah penyebaran lesi aktif (karies) yang tidak dapat dihentikan melalui tindakan
preventif;
Menjaga vitalitas pulpa;
Memperbaiki fungsi estetik gigi yang sudah rusak;
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan bahan restorasi sandwich
Jika lesi karies dan preparasi kavitas Kelas II meluas ke dekat atau ke apikal sambungan
sementoenamel, teknik sandwich dapat digunakan. Teknik ini digambarkan sebagai
pelapisan berbagai bahan restorasi di dalam preparasi kavitas. Ini melibatkan penempatan
RMGI di dasar preparasi kavitas, diikuti dengan pengawetan dan penambahan restorasi
komposit untuk menyelesaikan restorasi. Jika sisa lapisan resin komposit membungkus
RMGI sepenuhnya, itu dianggap sebagai teknik sandwich "tertutup". Jika RMGI terpapar
ke lingkungan mulut di dasar restorasi, ini dianggap sebagai teknik sandwich "terbuka"
Satu increment dari ProBase RMGI (Silmet Ltd.) ditempatkan di atas dentin. Lapisan ini
meluas ke enamel cavosurface interproksimal dan / atau margin sementum yang
dipolimerisasi menggunakan perangkat pengatur cahaya LED SecuraLight ™ (Silmet
Ltd.) (Gbr. 2).
Seluruh rongga RMGI kemudian dietsa dengan ProEtch ™ 37% Phosphoric acid (Silmet
Ltd.) sebagai persiapan untuk restorasi resin komposit. Ini akan meningkatkan ikatan
mikromekanis ke resin komposit. Oleskan selapis tipis ProLink ™ Bonding. Jika area
retensi restorasi terutama terletak di dalam dentin, maka perlu untuk mengaplikasikan
lapisan kedua (Gbr. 3).
Peningkatan pertama dari resin komposit ProFil ™ (Silmet Ltd.) diterapkan (Gbr. 4).
Kenaikan oklusal terakhir dibentuk menjadi bentuk oklusal yang benar menggunakan
instrumen komposit (Gbr. 5).
RMGI premolar yang lengkap (Gbr. 6) menampilkan kontur fisiologis yang sesuai (Gbr.
7).