Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2085 - 8167

PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN HARD SKILLS MAHASISWA MELALUI


PROJECT-BASED LEARNING PADA MATA KULIAH
PERENCANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Fitra Delita 1 , Elfayetti1 , Tumiar Sidauruk1


1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia
Email : delitafitra@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan karena masih minimnya kemampuan soft skills dan hard
skills mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan soft skills dan hard
skills mahasiswa melalui penerapan Project Based Learning pada mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran Geografi serta untuk mengetahui tanggapan mahasiswa
terhadap penerapan Project Based Learning. Penelitian ini tergolong penelitian PTK
dengan pengamatan selama 2 siklus. Indikator soft skills yang diamati adalah
komunikasi lisan, kejujuran, partisipasi dan kreativitas. Sedangkan ind ikator hard
skills yang digunakan adalah nilai mahasiswa, kemampuan merancang perangkat
pembelajaran dan media. Data diperoleh melalui lembar observasi, kuesioner,
penilaian product dan hasil tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan indikator soft skill yaitu komunikasi lisan (0,54), partisipasi (0,92),
kejujuran (0,42) dan kreativitas (1,4) Peningkatan jumlah mahasiswa yang
mendapat nilai A pada Siklus II yaitu 8 orang (naik 25 % dari total mahasiswa),
nilai B meningkat menjadi 2 orang (naik 6 % dari total mahasiswa). Indikator hard
skills berupa kemampuan merancang perangkat pembelajaran dan media juga
mengalami kenaikan pada Siklus II yaitu 21 orang (68 %) kategori sangat baik dan
10 orang (32 %) kategori baik. Mahasiswa memberi tanggap an positif terhadap
penerapan Project Based Learning pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Geografi.

Kata kunci: Soft Skills, Hard Skills, Project Based Learning

PENDAHULUAN berkembangnya potensi peserta didik agar


Pendidikan memiliki peran sentral menjadi manusia yang beriman dan
dalam pembangunan dan kemajuan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bangsa yang sejalan dengan tujuan negara. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Salah satu tujuan negara Indonesia yang kreatif, mandiri, dan menjadi warga
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 negara yang demokratis serta bertanggung
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. jawab.
Tujuan negara tersebut dapat diwujudkan Sejalan dengan tujuan pendidikan
melalui pendidikan nasional. Fungsi nasional tersebut maka Universitas Negeri
pendidikan nasional dalam Undang- Medan merumuskan visinya yaitu
undang Sistem Pendidikan Nasional No. “menjadi universitas yang unggul di
20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu mengem- bidang pendidikan, rekayasa industri dan
bangkan kemampuan dan membentuk budaya”. Keunggulan di bidang
watak serta peradaban bangsa yang pendidikan diwujudkan melalui
bermartabat dalam rangka mencerdaskan penyelenggaraan pendidikan berkualitas,
kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan penelitian dasar dan terapan yang
pendidikan nasional adalah untuk seimbang berbasis kebutuhan riil

124| Vol 8 No. 2 - 2016


ISSN 2085 - 8167

stakeholder, dan pengabdian kepada pendidikan kita saat ini soft skills hanya
masyarakat berbasis penelitian dan diberikan rata-rata 10% dalam
berorientasi income generate. Sebagai LPTK, kurikulumnya (Sailah, 2007).
Unimed memiliki tanggung jawab untuk Jurusan Pendidikan Geografi sebagai
menghasilkan tenaga guru yang salah satu jurusan yang ada dibawah
berkualitas. Mahasiswa Unimed sebagai naungan Fakultas Ilmu Sosial Unimed juga
calon guru yang berkualitas dapat memiliki peran strategis dalam
dihasilkan dari manajemen kurikulum menghasilkan calon guru geografi/ IPS
yang dituangkan dalam berbagai mata yang mampu bersaing di dunia kerja. Hal
kuliah dan proses pembelajaran melalui ini tertuang dalam visi Jurusan Pendidikan
berbagai rancangan, pendekatan, model Geografi yaitu mewujudkan program studi
serta metode yang digunakan dosen. yang unggul dalam bidang pengembangan
Dalam proses perkuliahan pendidikan geografi, ilmu sosial pada
mahasiswa tidak hanya mendapatkan umumnya, dan kewirausahaan sehingga
pengalaman belajar yang dapat menghasilkan tenaga akademik yang
meningkatkan hard skills akan tetapi juga memiliki wawasan dan keahlian di bidang
kemampuannya yang bersifat soft skills. tersebut. Khusus untuk menghasilkan
Hard skills dan soft skills sangat dibutuhkan calon guru, Jurusan Pendidikan Geografi
terutama dalam memasuki dunia kerja. telah merancang berbagai mata kuliah
Goleman dalam Forum Mangunwijaya VII terutama mata kuliah yang berkaitan
(2013) menyatakan keberhasilan seseorang dengan bidang kependidikan seperti
80 % ditentukan oleh kecerdasan Perencanaan Pembelajaran Geografi,
emosional (EI) dalam wujud soft skills Evaluasi Belajar Geografi, Strategi Belajar
berupa sikap/karakter dan 20 % Mengajar Geografi, PTK, Micro Teaching
ditentukan oleh kecerdasan intelektual serta Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar
(IQ) yang merupakan bagian dari hard Geografi. Selain itu, untuk pendalaman
skills. Untuk itu, setiap proses materi geografi juga memberikan berbagai
pembelajaran harus dirancang dan mata kuliah yang terkait geografi fisik,
dilaksanakan dalam rangka pencapaian sosial dan terapan/teknik.
keseimbangan antara hard skills dan soft Dalam setiap mata kuliah
skills. diintegrasikan berbagai pendekatan,
Namun kenyataannya masih terjadi model dan metode pembelajaran yang
kesenjangan persepsi antara dunia berpusat pada mahasiswa sehingga dapat
pendidikan tinggi dengan dunia kerja. meningkatkan hard skills dan soft skills
Perguruan tinggi memandang bahwa mahasiswa sebagai satu kesatuan yang
lulusan yang high competence adalah utuh. Masih adanya keluhan dari guru
lulusan dengan IPK tinggi dan lulus dalam pamong tentang kompetensi yang dimiliki
waktu cepat (< 4 tahun). Sedangkan, oleh calon guru PPL mengisyaratkan
yang dimaksud dengan lulusan yang bahwa perlu pembinaan lebih lanjut bagi
high competence dalam dunia kerja adalah mahasiswa yang akan melaksanakan PPL.
mereka yang memiliki kemampuan Pembinaan ini tak hanya pada penguasaan
dalam aspek teknis dan perilaku yang materi, bahan ajar serta kemampuan teknis
baik ( Sudiana, 2010). Rasio kebutuhan soft lainnya yang mendukung proses
skills dan hard skills di dunia kerja pembelajaran (hard skills) tapi juga
berbanding terbalik dengan termasuk keterampilan intrapersonal
pengembangan soft skills di perguruan (manajemen diri) dan interpersonal yang
tinggi, yang membawa dan memperta- berkaitan dengan soft skills. Karena
hankan orang di dalam sebuah kesuksesan faktanya dilapangan, mahasiswa PPL
80% soft skills dan 20% hard skills namun masih belum mempunyai hard skills dan
di perguruan tinggi atau sistem soft skills yang memadai.

Peningkatan Soft ….. |125


ISSN 2085 - 8167

Berbagai model pembelajaran dapat semester VII, maka perlu dilakukan kajian
diterapkan untuk melatih mahasiswa penerapan model pembelajaran berbasis
sehingga menjadi pribadi yang utuh proyek pada mata kuliah Perencanaan
dengan hard skills dan soft skills yang Pembelajaran Geografi. Untuk itu
balance. Salah satu model pembelajaran penelitian ini akan difokuskan pada
yang dapat digunakan adalah model permasalahan : (1) Seberapa besar
pembelajaran berbasis proyek (project based penerapan model pembelajaran berbasis
learning). Project-based learning merupakan proyek dapat meningkatkan hard skills
model pembelajaran yang sudah banyak dan Soft Skills mahasiswa pada mata kuliah
dikembangkan di negara-negara maju Perencanaan Pembelajaran Geografi? ; (2)
seperti Amerika Serikat. Project-based Bagaimanakah tanggapan mahasiswa
learning berfokus pada konsep-konsep dan terhadap penerapan model pembelajaran
prinsip-prinsip utama (central) dari suatu berbasis proyek untuk meningkatkan hard
disiplin, melibatkan mahasiswa dalam skills dan soft skills pada mata kuliah
kegiatan pemecahan masalah dan tugas- Perencanaan Pembelajaran Geografi?
tugas bermakna lainya, memberi Departemen Pendidikan Nasional
peluang mahasiswa bekerja secara (2008) menyatakan hard skill, yaitu
otonom mengkonstruk belajar mereka penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi
sendiri, dan puncaknya menghasilkan dan keterampilan teknis yang
produk karya mahasiswa bernilai, dan berhubungan dengan bidang ilmunya
realistik (Oku ; Gul E. dan Rzasa, 2004). (insinyur mesin tentunya harus kompeten
Dalam mata kuliah bidang kependidikan dalam pengetahuan permesinan, dokter
diharapkan mahasiswa mampu merancang harus mumpuni dalam ilmu kedokteran,
dan menghasilkan produk berupa demikian pula profesi yang lainnya).
perangkat pembelajaran seperti silabus, Setiap profesi dituntut mempunyai hard
RPP, LKS, lembar penilaian, media dan skill yang berbeda-beda sesuai dengan
lain sebagainya. Selain itu, mahasiswa juga bidang yang ditekuni. Pada perguruan
diharapkan memiliki 4 kompetensi guru tinggi, hard skills ditandai dengan lulusan
dan menguasai 8 keterampilan dasar yang mempunyai kompetensi dalam
mengajar di dalam kelas. penguasaan serta penggunaan ilmu
Mata kuliah Perencanaan pengetahuan dan teknologi. Hard skills
Pembelajaran Geografi merupakan salah adalah keterampilan yang dapat langsung
satu dari mata kuliah bidang kependidikan dilihat hasilnya dalam proses
yang wajib bagi mahasiswa semester V. pembelajaran, segera setelah selesai proses
Mata kuliah ini bertujuan untuk tersebut selesai.
membekali mahasiswa yang nantinya akan Istilah hard skills merujuk kepada
melaksanakan Program Pengalaman pengetahuan dan ketrampilan teknis
Lapangan (PPL) di sekolah agar mampu dalam bidang tertentu yang berhubungan
memahami, merancang dan melaksanakan dengan suatu proses, alat, atau teknik.
proses pembelajaran di kelas sesuai Kemampuan tersebut biasanya di peroleh
dengan kurikulum yang berlaku. Selain itu melalui perkuliahan formal atau dari buku
mata kuliah ini juga mengemban tugas (Sukhoo, 2005). Ketrampilan yang
membina mahasiswa agar memiliki termasuk dalam hard skills, misalnya
keterampilan intrapersonal dan ketrampilan mengoperasikan komputer,
interpersonal. Mengingat urgent atau pengetahuan dan ketrampilan finansial,
pentingya keseimbangan antara hard skills ketrampilan berbahasa asing, dan
dan soft skills mahasiswa sebagai calon ketrampilan perakitan produk. Dalam
guru berkualitas untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran hard skills
diri dalam persaingan dunia kerja ataupun merupakan hasil belajar yang tergolong
dalam rangka pelaksanaan PPL di pada ranah kognitif dan psikomotorik

126| Vol 8 No. 2 - 2016


ISSN 2085 - 8167

yang diperoleh dari proses pemahaman, berkata, bertindak, dan bersikap.


hapalan dan pendalaman materi dari Menurut Sailah (2007) ada 23 atribut soft
model-model pembelajaran yang skills yang yang dominan di lapangan
dilakukan di kelas. Kemampuan hard skills kerja. Ke 23 atribut tersebut diurutkan
mahasiswa dapat dinilai dari indeks berdasarkan prioritas kepentingannya di
prestasi yang diperoleh di setiap semester. dunia kerja, yaitu: inisiatif,
Hard skills merupakan penguasaan etika/integritas, berpikir kritis, kemauan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan belajar, komitmen, motivasi, bersemangat,
keterampilan teknis yang berhubungan dapat diandalkan, komunikasi lisan,
dengan bidang ilmunya. Hard skills kreatif, kemampuan analitis, dapat
merupakan keterampilan teknis yang mengatasi stres, manajemen diri,
melekat atau dibutuhkan untuk profesi menyelesaikan persoalan, dapat
tertentu, contoh: insinyur mekanik meringkas, kerjasama, fleksibel, kerja
membutuhkan keterampilan bekerja dalam tim, mandiri, mendengarkan,
dengan permesinan, programmer harus tangguh, berargumentasi logis, dan
menguasai teknik pemrograman dengan manajemen waktu.
bahasa tertentu (Arhamuwildan, 2012). Soft skills adalah keterampilan
Menurut Sudiana (2010) hard skill lebih seseorang dalam berhubungan dengan
beriorentasi untuk mengembangkan orang lain (termasuk dengan dirinya
intelligence quotient (IQ). Jadi dapat sendiri). Dengan demikian, atribut soft
disimpulkan bahwa hard skill merupakan skills tersebut meliputi nilai yang dianut,
kemampuan untuk menguasai ilmu motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter,
pengatahuan teknologi dan keterampilan dan sikap. Soft skills atau people skills
teknis dalam mengembangkan intelligence dapat dipilah menjadi dua bagian, yaitu
quotient yang berhubungan dengan intrapersonal skills dan interpersonal skills.
bidangnya. Intrapersonal skills adalah keterampilam
Brethal dalam Sailah (2007) seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri.
menyatakan soft skill sebagai keterampilan Sedangkan intrapersonal skills adalah
seseorang dalam berhubungan dengan keterampilan seseorang yang diperlukan
orang lain (inter-personal skills) dan dalam berhubungan dengan orang lain
keterampilan dalam mengatur dirinya (Sailah dalam Sudiana, 2010).
sendiri (intra-personal skills) yang mampu Sharma (2009), menyebutkan bahwa
mengembangkan secara maksimal unjuk soft skills adalah seluruh aspek dari
kerja (performans) seseorang. Keterampilan generic skills yang juga termasuk
mengatur dirinya sendiri antara lain (a) elemen-elemen kognitif yang
transforming character, (b) transforming berhubungan dengan non-academic skills.
beliefs, (c) change management, (d) stress Ditambahkan pula bahwa, berdasarkan
management, (e) time management, (f) creative hasil penelitian, tujuh soft skills yang
thinking processes, (h) goal setting and life diidentifikasi dan penting dikembangkan
purpose, (i) acelerated learning techniques,dan pada mahasiswa di pendidikan tinggi,
lain-lain. Sedangkan contoh keterampilan meliputi; keterampilan berkomunikasi
dalam berhubungan dengan orang lain di (communicative skills), keterampilan
antaranya adalah (a) communication skill, berpikir dan menyelesaikan masalah
(b) relationship building, (c) motivation skills, (thinking skills and problem solving skills),
(d) leadership skills, (e) self-marketing skills, kekuatan kerja tim (team work force),
(f) negotiatian skills, (g) presentation skills, (h) belajar sepanjang hayat dan pengelolaan
public speaking skills, dan lain lain. informasi (life-long learning and
Atribut soft skills ini dimiliki oleh information management), keterampilan
seseorang dengan kadar yang berbeda, wirausaha (entrepreneur skill), etika, moral
dipengaruhi oleh kebiasaan berpikir, dan profesionalisme (ethics, moral and

Peningkatan Soft ….. |127


ISSN 2085 - 8167

professionalism), dan keterampilan masalah, dan interaksi serta membantu


kepemimpinan (leadership skills). dalam penyelidikan yang mengarah pada
Sudiana (2010) merumuskan cara penyelesaian masalah-masalah nyata
yang tepat untuk meningkatkan hard adalah project-based learning (PBL) atau
skills dan soft skill dalam perkuliahan serta pembelajaran berbasis proyek (Thomas,
langkah langkah yang dapat ditempuh 1999; Esche, 2002; The George Lucas
sebagai berikut: Educational Foundation, 2005; Turgut,
(1) Keyakinan tinggi. Seorang pendidik 2008). Project-based learning dapat
harus yakin bahwa dirinya mampu menstimulasi motivasi, proses, dan
mengerjakan hard skills dan soft meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
skills. Dengan demikian, mahasiswa dengan menggunakan masalah-masalah
akan merasakan bahwa dosennya yang berkaitan dengan mata kuliah
juga berubah menuju ke arah yang tertentu pada situasi nyata.
lebih baik. Project-based learning berfokus pada
(2) Menyusun perencanaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama
pembelajaran kuliah. Menyusun (central) dari suatu disiplin, melibatkan
perencanaaan perkuliahan yang mahasiswa dalam kegiatan pemecahan
dengan secara sadar memasukkan masalah dan tugas-tugas bermakna
pembelajaran soft skills ke dalam lainya, memberi peluang mahasiswa
pembelajaran hard skills. Seorang bekerja secara otonom mengkonstruk
dosen sebelum perkuliahan belajar mereka sendiri, dan puncaknya
hendaknya merumuskan keterampilan menghasilkan produk karya mahasiswa
soft skills apa saja yang harus dikuasai bernilai, dan realistik (Oku dan. Gul E.
mahasiswa dalam pembelajaran Dan Rzasa, 2004).
materi tertentu. Selanjutnya Klein et. al dalam Widyantini (2014)
menentukan cara/metode menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis
pembelajaran yang digunakan, serta proyek adalah strategi pembelajaran yang
cara mengevaluasinya. memberdayakan siswa untuk memperol
(3) Gunakan strategi pembelajaran yang eh pengetahuan dan pemahaman baru
tepat. Strategi pembelajaran yang berdasar pengalamannya melalui berbagai
paling efektif adalah melalui presentasi. Adapun karakteristik
pemberian model atau percontohan pembelajaran berbasis proyek adalah siswa
(panutan). Pendidik diharapkan menyelidiki ide-ide penting dan bertanya,
menjadikan dirinya sendiri sebagai siswa menemukan pemahaman dalam
model penguasaan soft skills dan proses. Thomas (2000) menyatakan bahwa
menerapkannya dalam proses “pembelajaran berbasis proyek atau project
pembelajaran dan dalam kehidupan based learning sebagai model pembelajaran
sehari-hari. Siswa/mahasiswa tidak yang melibatkan peserta didik dalam
cukup hanya diceramahi dan transfer pengetahuan”. Model pembe-
diberikan latihan. Mereka butuh lajaran berbasis proyek atau project based
model untuk dijadikan panutan learning menyerupai pembelajaran berbasis
dalam mengaplikasikan soft skills masalah hal ini dikarenakan permulaan
tersebut, dan yang lebih penting pembelajaran berdasarkan adanya
lagi, pembelajar, akan lebih cepat permasalahan yang diungkap, serta
menguasai suatu keterampilan bila kegiatan belajar bersifat kolaboratif
setiap hari disertai dengan contoh ataupun berkelompok yang menekankan
atau model yang benar. lingkungan peserta didik menjadi aktif.
Salah satu strategi pembelajaran Perbedaanya terletak pada objek, dimana
yang dapat membantu mahasiswa agar pada pembelajaran berdasar masalah
memiliki kreativitas berfikir, pemecahan diperlukan perumusan masalah,

128| Vol 8 No. 2 - 2016


ISSN 2085 - 8167

pengumpulan data dan analisis sedangkan permasalahan yang dipilih secara


dalam pembelajaran berbasis proyek, jujur dalam kelompok kecil.
peserta didik lebih didorong dalam 3. Pengumpulan informasi: presentasi
pembelajaran berbasis proyek, peserta ringkas dan diskusi proyek individual,
didik lebih didorong dalam kegiatan yang mendukung pengumpulan
merancang atau desain dari mulai: berbagai pandangan atas proyek.
merumuskan job, merancang, mengkal- 4. Langkah kerja proyek: langkah kerja
kulasikan, melaksanakan pekerjaan dan merupakan bagian penting dari kerja
mengevaluasi hasil. kelompok. Adapun hal-hal yang
Kegiatan workshop project-based dilihat berkaitan dengan bagaimana
learning bagi tutor menurut Rosenfeld motivasi mahasiswa dalam mengikuti
(2001) terdiri dari: (1) membuat project-based learning, cara mahasiswa
pertanyaan yang akan dijadikan proyek, dalam melakukan problem-solving,
(2) memilih pertanyaan utama atau proses kolaborasi antar mahasiswa
menentukan proyek, (3) membaca dan dan dosen, serta kemandirian
mencari materi yang relevan dengan mahasiswa dalam menyelesaikan
masalah, (4) merancang masalah, (5) proyek-proyek.
merancang/ metode yang tepat dalam Langkah ketiga adalah Evaluasi
memecahkan masalah, (6) menulis (interpretasi dan membuat perbandingan,
proyek proposal, (7) implementasi dan menyimpulkan & membuat laporan
membuat dokumen tugas, (8) analisis proyek). Hal-hal yang disiapkan dalam
data dan membuat simpulan, (9) PBL: kurikulum, perelengkapan proyek,
membuat laporan final, (10) lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan
mempresentasikan proyek final. interaksi aspek-aspek tersebut. Pola ini
Langkah yang lebih singkat menunjukan bentuk aktivitas dalam
untuk setting mahasiswa menurut melakukan penilaian terhadap mahasiswa.
Gabriella (2000) dan Thomas (2000) Feedback membantu dosen dalam
adalah: Pertama persiapan formulasi menafsirkan penguasaan mahasiswa
problem (memilih tema proyek, membuat tehadap proyek yang telah dikerjakannya.
pertanyaan, membuat list, membuat Thomas (2000) berpendapat bahwa PBL
defenisi, memilih dan memutuskan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
proyek, memformulasi problem dan 1. Tahap Persiapan
hipotesis). Ini adalah tahapan standar Ini adalah tahapan standar pengantar
pengantar pembelajaran dimana pembelajaran dimana informasi dan
informasi dan jadwal dibuat mahasiswa jadwal dibuat. mahasiswa berusaha
berusaha memahami satu sama lain memahami satu sama lain dengan
dengan memperkenalkan diri dan memperkenalkan diri dan
mengumpulkan harapannya di dalam mengumpulkan harapannya di dalam
keseluruhan aktivitas proyek. Kedua keseluruhan aktifitas proyek.
integrasi, ini merupakan langkah proses 2. Proses PBL
yang terdiri dari sejumlah aktifitas Ini adalah tahapan-utama
berkenaan dengan persiapan dan pembelajaran dan terdiri dari
langkah penting pengerjaan suatu proyek. sejumlah aktifitas berkenaan dengan
1. Merancang dan menyiapkan persiapan dan langkah penting
perlengkapan untuk proyek, pengerjaan suatu proyek. Tahap ini
menentukan metode, tempat, dan meliputi: (a) pembentukan kelompok
gejala-gejala. dan pemilihan proyek, (b)
2. Pembentukan kelompok dan pengumpulan informasi, dan (c)
pemilihan proyek: mahasiswa langkah kerja proyek.
diharapkan untuk memecahkan 3. Tahap Evaluasi

Peningkatan Soft ….. |129


ISSN 2085 - 8167

Pola ini menunjukan bentuk Taggart yang terdiri atas perencanaan,


aktifitas di dalam melakukan tindakan, pengamatan dan refleksi.
penilaian terhadap mahasiswa. 1. Perencanaan perencanaan dimulai dari
Feedback membantu dosen pembagian kelompok, analisis materi
dalam menafsirkan penguasaan yang akan dikonstruksi mahasiswa
melalui pembuatan perangkat
mahasiswa tehadap proyek yang
pembelajaran sesuai dengan Kurikulum
telah dikerjakannya. 2013 dan media.
2. Tindakan
METODE PENELITIAN
Pada tahap ini mahasiswa mulai bekerja
Penelitian ini adalah Penelitian
mendesain perangkat pembelajaran
Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek sesuai materi yang telah disepakati,
penelitian yaitu mahasiswa semester V
merancang media dan presentasi hasil
kelas AB Ekstensi yang mengambil mata
desain.
kuliah Perencanaan Pembelajaran
3. Pengamatan
Geografi yang berjumlah 31 orang. Pada tahap ini pemantauan terhadap
Alasan pemilihan subjek ini yaitu (1)
kegiatan yang berlangsung dikelas.
Pertimbangan bahwa mereka akan
Pengamatan dilakukan terhadap proses
melaksanakan Program Pengalaman
tindakan, efek tindakan, dan terhadap
Lapangan (PPL) disekolah sebagai latihan
hasil tindakan serta sejauh mana
praktek mengajar di lapangan. (2) Diantara tindakan yang dilakukan membantu
kelas lainnya pada semester V, kelas AB
pencapaian tujuan perkuliahan.
Ekstensi dinilai masih rendah hard skill dan
4. Refleksi
soft skill nya yang terlihat dari hasil
Refleksi dilakukan untuk melakukan
pembelajaran sebelumnya. penilaian terhadap proses yang terjadi
Objek penelitian ini adalah:
dan segala hal yang berkaitan dengan
penerapan model pembelajaran berbasis
tindakan yang dilakukan. Refleksi
proyek (project based learning/ PBL) yang
dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu
didukung oleh materi ajar, lembar kerja
adanya diskusi tenta ng berbagai
mahasiswa, kuis, latihan soal, kunci masalah untuk perbaikan tindakan
jawaban atas kuis dan latihan soal,
pada siklus berikutnya.
tugas -tugas terstruktur secara
Data yang dikumpulkan dalam
berkelompok maupun individu dan
penelitian ini adalah atribut soft skills dan
lembar catatan soft skills dan hard skills hard skills yang dikumpulkan dengan
mahasiswa selama proses pembelajaran
metode observasi dan kuisioner Data yang
berlangsung. Variabel soft skills dilihat dari
dikumpulkan dalam penelitian ini
indikator berupa komunikasi lisan,
dianalisis dengan teknik analisis
kejujuran, tingkat partisipasi dan tingkat deskriptif. Aspek soft skills yang diteliti
kreativitas mahasiswa selama proses pada penelitian tindakan kelas ini adalah
pembelajaran dan variabel hard skills
komunikasi lisan, kejujuran, tingkat
berupa pemahaman konsep materi kajian
partisipasi dan tingkat kreativitas siswa
kurikulum dan bahan ajar geografi dengan
dalam merancang pembelajaran dan
indikator hasil belajar serta tanggapan media.
mahasiswa terhadap penerapan model
Sedangkan aspek hard skills yang
pembelajaran berbasis proyek.
dinilai adalah pemahaman konsep materi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan
kajian kurikulum dan bahan ajar geografi.
dilaksanakan dalam dua siklus. Langkah- Masing-masing aspek soft skills dan hard
langkah penelitian yang akan dilaksanakan
skills diberikan skor minimal satu dan
mengacu pada model Kemmis dan Mc
maksimal 5, sesuai dengan skala Likert.
Skor untuk masing-masing aspek akan

130| Vol 8 No. 2 - 2016


ISSN 2085 - 8167

dijumlahkan kemudian dicari rata-ratanya Mi = ½ (skor maksimum ideal + skor


dan dipakai sebagai skor kemampuan minimum ideal)
komunikasi lisan, kejujuran, partisipasi, SDi = 1/6 (skor maksimum ideal - skor
tingkat kreativitas, penguasaan konsep minimum ideal)
materi. Untuk melihat seberapa jauh Setelah diperoleh nilai mean ideal
adanya peningkatan masing-masing aspek (Mi) dan Standar deviasi ideal (SDi)
mahasiswa, maka akan dianalisis secara maka langkah berikutnya adalah
deskriptif dengan melihat rentangan mengkonversi tiap-tiap atribut soft skills
peningkatannya dari siklus satu ke siklus untuk mengetahui kategori masing-
berikutnya. Adapun rumus yang masing atribut soft skills. Konversi atribut
dipergunakan adalah mencari mean ideal soft skill kedalam kategori tersebut
(Mi) dan Standar deviasi ideal (SDi) seperti menggunakan rumus seperti berikut :
berikut:
Tabel 1. Konversi atribut soft skill
Rumus rata-rata skor Kategori
X > Mi + 1,5 SDi Sangat Baik
Mi + 0,5 SDi < X < Mi + 1,5 SD Baik
Mi – 0,5 SDi < X < Mi + 0,5 SD Cukup
Mi – 1,5 SDi < X < Mi - 0,5 SD Kurang
X < Mi – 1,5 SDi Sangat kurang
Sumber : Sugiarta, 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN pada siklus I, maka data yang diperoleh


Siklus I dengan pokok bahasan RPP disajikan di bawah ini:
Kurikulum 2013. Berdasarkan tindakan
Tabel 2. Rerata, Mean ideal dan Standar Deviasi
indikator soft skills mahasiswa di siklus I
Atribut Soft Skills Rerata (X) Mi SDi
Komunikasi lisan 3, 62 3,00 0,67
Kejujuran 3,09 3,00 0,67
Partisipasi 2,75 3,00 0,67
Kreativitas 2,56 3,00 0,67
Sumber: Hasil Penelitian, 2016
Setelah diketahui nilai rerata (X), Cukup, Kurang atau Sangat Kurang
Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi dilakukan perhitungan untuk mencari nilai
ideal (SDi), maka untuk mengetahui Mi + SDi ; Mi + 0,5 SDi; Mi + 1,5 SDi;
kategori masing-masing aspek soft skills Mi – 0,5 SDi ; Mi – 1,5 SD seperti
apakah dalam kategori Sangat Baik, Baik, yang disajikan di tabel 3.
Tabel 3. Nilai Indikator Soft Skills
Nilai indikator soft skills
Rumus
KM KJ PS KR
Mi + SDi 3,67 3,67 3,67 3,67
Mi + 0,5 SDi 3,34 3,34 3,34 3,34
Mi + 1,5 SDi 4,01 4,01 4,01 4,01
Mi – 0,5 SDi 2,66 2,66 2,66 2,66
Mi – 1,5 SDi 1,99 1,99 1,99 1,99
Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Peningkatan Soft ….. |131


ISSN 2085 - 8167

Ket : KM (komunikasi), KJ (kejujuran), PS (partisipasi), KR (kreativitas)

Indikator soft skills yang meliputi siklus I dari 31 (tiga puluh satu)
kemampuan komunikasi lisan mahasiswa mahasiswa yang diamati komposisi nilai
dengan rerata 3,62 termasuk dalam perencanaan pembelajaran mahasiswa
kategori baik karena berada dalam rentang adalah sebagai berikut: 5 orang (16%)
Mi + 0,5 SDi < X < Mi + 1,5 SDi berada dalam kategori A, 16 orang (52
(3,34<3,62<4,01). Indikator soft skills %) berada dalam kategori B dan 10 orang
kejujuran termasuk kategori cukup dalam (32%) berada dalam kategori C. Skor hard
rentang Mi - 0,5 SDi < X < Mi + 0,5 SDi skills dengan indikator merancang
(2,66<3,09<3,34). Selanjutnya Indikator soft perangkat pembelajaran di siklus I
skills kreativitas termasuk kategori cukup adalah dari 31 orang mahasiswa yang
dalam rentang Mi - 0,5 SDi < X < Mi + 0,5 diamati terdapat 11 orang mahasiswa
SDi (2,66<2,75<3,34). Kemudian partisipasi (35,48%) yang mampu merancang
termasuk kategori kurang yaitu dalam perangkat dan media dengan baik.
rentang Mi - 1,5 SDi < X < Mi – 0,5 SDi Sementara itu 20 orang mahasiswa (64,52
(1,99<2,56<2,66). %) belum mampu merancang perangkat
Aspek hard skills yang diamati pembelajaran beserta medianya dengan
dalam penelitian ini adalah penguasaan baik. Kemudian dilakukan refleksi
konsep RPP Kurikulm 2013 dengan terhadap kendala yang dihadapi
indikator peningkatan persentase jumlah mahasiswa dan mendiskusikan solusi dari
mahasiswa yang memperoleh nilai A (90- permasalahan tersebut.
100) dan mampu merancang perangkat Pada siklus II dengan materi yang
pembelajaran dan media yang dijadikan sama RPP Kurikulum 2013, diperoleh data
sebagai proyek dalam perkuliahan. Pada sebgai berikut :

Tabel 4. Rerata, Mean ideal dan Standar Deviasi


indikator soft skills mahasiswa di siklus II
Atribut Soft Skills Rerata (X) Mi SDi
Komunikasi lisan 4,16 3,00 0,67
Kejujuran 3,51 3,00 0,67
Partisipasi 3,67 3,00 0,67
Kreativitas 3,96 3,00 0,67
Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Setelah diketahui nilai rerata (X), Kurang atau Sangat Kurang dilakukan
Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi perhitungan untuk mencari nilai Mi + SDi ;
ideal (SDi), maka untuk mencari kategori Mi + 0,5 SDi; Mi + 1,5 SDi; Mi – 0,5
masing-masing aspek soft skills apakah SDi ; Mi – 1,5 SD seperti yang
dalam kategori Sangat Baik, Baik, Cukup, disajikan di tabel 3.
Tabel 5. Nilai Indikator Soft Skills
Rumus Nilai indikator soft skills
KM KJ PS KR
Mi + SDi 3,67 3,67 3,67 3,67
Mi + 0,5 SDi 3,34 3,34 3,34 3,34
Mi + 1,5 SDi 4,01 4,01 4,01 4,01
Mi – 0,5 SDi 2,66 2,66 2,66 2,66
Mi – 1,5 SDi 1,99 1,99 1,99 1,99
Sumber: Hasil Penelitian, 2016

132| Vol 8 No. 2 - 2016


ISSN 2085 - 8167

Ket : KM (komunikasi), KJ (kejujuran), PS (partisipasi), KR (kreativitas)

Indikator soft skills yang meliputi 100) dan mampu merancang perangkat
kemampuan komunikasi lisan mahasiswa pembelajaran dan media yang dijadikan
dengan rerata 4,16 termasuk dalam sebagai proyek dalam perkuliahan. Pada
kategori sangat baik karena berada dalam siklus II dari 31 (tiga puluh satu)
rentang X > Mi + 1,5 SDi (4,16 >4,01). mahasiswa yang diamati komposisi nilai
Indikator soft skills kejujuran termasuk perencanaan pembelajaran mahasiswa
kategori baik dalam rentang Mi + 0,5 SDi < adalah sebagai berikut: 13 orang (42%)
X < Mi + 1,5 SDi (3,34<3,51<4,01). berada dalam kategori A, 18 orang (58
Selanjutnya Indikator soft skills kreativitas %) berada dalam kategori B. Skor hard
termasuk kategori baik dalam rentang Mi skills dengan indikator merancang
+ 0,5 SDi < X < Mi + 1,5 Sdi perangkat pembelajaran dan media di
(3,34<3,96<4,01). Kemudian partisipasi siklus II adalah 31 orang mahasiswa yang
termasuk kategori baik yaitu dalam diamati terdapat 21 (68%) mahasiswa
rentang Mi + 0,5 SDi < X < Mi + 1,5 SDi mampu merancang perangkat dan media
(3,34<3,67<4,01). dengan sangat baik serta 10 orang dalam
Aspek hard skills yang diamati kategori baik (32%).
dalam penelitian ini adalah penguasaan Dari rerata soft skills pada siklus I dan
konsep RPP Kurikulum 2013 dengan Siklus II dapat terlihat peningkatan pada
indikator peningkatan persentase jumlah setiap indikator seperti terlihat pada tabel
mahasiswa yang memperoleh nilai A (90- berikut ini :

Tabel 6. Perbadingan skor indikator soft skills pada Siklus I dan Siklus II
Indikator Rerata siklus I Rerata Siklus II Peningkatan
Komunikasi Lisan 3, 62 4,16 0,54
Kejujuran 3,09 3,51 0,42
Partisipasi 2,75 3,67 0,92
Kreativitas 2,56 3,96 1,4
Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Peningkatan indikator soft skill yang mendapat nilai A pada Siklus II yaitu
yaitu komunikasi lisan, partisipasi, 8 orang (naik 25 % dari total mahasiswa),
kejujuran dan kreativitas diperoleh dengan nilai B 2 orang (naik 6 % dari total
memberi stimulus kepada mahasiswa mahasiswa).
diantaranya dengan menjadikan setiap Indikator hard skills berupa
indikator soft skill sebagai bagian dari kemampuan merancang perangkat
penilaian dalam mata kuliah serta pembelajaran dan media juga mengalami
memberikan motivasi kepada mahasiswa kenaikan pada Siklus II yaitu 21 orang (68
setiap kali pertemuan. Selanjutnya %) kategori sangat baik dan 10 orang (32
peningkatan atribut hard skills pada Siklus %) kategori baik. Berdasarkan data
II yaitu meningkatnya jumlah mahasiswa kuesioner, Mahasiswa memberi tanggapan
yang mendapat nilai A dan B serta positif terhadap penerapan Project Based
meningkatnya kemampuan mahasiswa Learning pada mata kuliah Perencanaan
dalam merancang perangkat dan media Pembelajaran Geografi
pembelajaran diperoleh dengan cara
memberikan bimbingan kepada KESIMPULAN
mahasiswa terhadap setiap kegiatan yang Berdasarkan hasil penelitian maka
dilakukan. Peningkatan jumlah mahasiswa dapat disimpulkan bahwa terjadi

Peningkatan Soft ….. |133


ISSN 2085 - 8167

peningkatan skor nilai indikator soft skills Development. Volume II. Page 460-
berupa komunikasi lisan partisipasi, 480.
kejujuran dan kreativitas dari 2 siklus
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan. Sailah. 2007. Pengembangan Soft skills
Indikator hard skills berupa jumlah di Perguruan Tinggi. Makalah di
mahasiswa yang mendapat nilai A dan B, sampaikan dalam rangka Sosialisasi
serta indikator kemampuan merancang Soft Skills di Undiksha. Singaraja,
perangkat pembelajaran berupa RPP 20 Oktober.
Kurikulum 2013 dan media juga
mengalami peningkatan yang signifikan. Sharma, A. 2009. Professional
Mahasiswa pun memberi tanggapan Development for Teachers. Diakses
positif terhadap penerapan Project Based tanggal 10 April 2016
Learning pada mata kuliah Perencanaan http://schoolofeducators.com/200
Pembelajaran Geografi. 9/02/importance-of-softskills-
Dengan hasil penelitian tersebut developmentin-education.
maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan project based learning dapat Sudiana. 2010. Peningkatan Kualitas
meningkatkan soft skills dan hard skills Lulusan Melalui Pengembangan
mahasiswa pada mata kuliah Perencanaan Soft Skills di Perguruan Tinggi.
Pembelajaran Geografi pada tahun ajaran Makalah disajikan dalam Loka
2016/2017. Karya Soft Skills Impementasi
PHK-I STIE Triatma Mulya Dalung
DAFTAR RUJUKAN Badung, 29 Januari.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Pengembangan Soft Skill dalam Sugiarta, I Made. 2009. Pengembangan
Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Model Pembelajaran Matematika
Jakarta. Berdasarkan Kearifan Lokal
Masyarakat Bali ”Tri Kaya
Forum Mangunwijaya VII. 2013. Parisudha” Berbantuan Modul
Menyambut Kurikulum 2013. Untuk Meningkatkan Kualitas
Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Perkuliahan Analisis Real 2.
Gabriella Bodnar dan Judit Hazy. 2000. Laporan Penelitian Lanjut.
Experiences of Project-Based Universitas Pendidikan Ganesha.
Teaching Applied In The Field of Singaraja
Psychology. Journal Social Sukhoo, Aneerav, et. al. 2005.
Management Science. 2000. Volume Accomodating Soft skills in
VII. Page 173-190 Software Project Management.
Working Paper in Issues Informing
Oku ; Gul E. dan Rzasa. 2004. A Science and Information
Project-Based Approach to Technology. available at
Entreprenurial Leadership http://informingscience.org/proce
Education. Journal Technovation. edings/InSITE2005/I55f42Sukh.pdf
Desember. Volume XX. Page 1-16.
Thomas, J.W., Margendoller, J.R., &
Rosenfeld, Sherman; Benhur, Yehuda. Michaelson, A. 1999. Project-
2001. Project-Based Learning Based Learning: A. Handbook for
(PBL) In Science and Technology: Middle and High School
A Case Study of Professional Teachers.
Development. Journal of Action http://www.bgsu.edu/organizatio
Research and Professional ns/ctl/proj.html.

134| Vol 8 No. 2 - 2016


ISSN 2085 - 8167

Thomas, J. W. (2000). A review of research


on project-based learning.
Retrieved 18 July 2005 from
http://www.autodesk.com/founda
tion

Turgut, Halil. 2008. Prospective Science


Teachers’ Conceptualizations
About Project Based Learning.
International Journal of Instruction.
Volume I. No. 2. 61-79.
http://www.e-iji.net. Diakses 28-6-
2008

Widyantini. 2014. Laporan Penelitian


Pengembangan Model
Pembelajaran Project Based
Learning (PJBL) dalam
Pembelajaran Matematika. PPPPTK
matematika: Yogyakarta.

Peningkatan Soft ….. |135

Anda mungkin juga menyukai