Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN SUCTION PADA PASIEN NY.

Y DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CIDERA KEPALA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF DI IGD RSUD. Dr. KARIADI
SEMARANG
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DISUSUN OLEH :

Dosen Pembimbing : Ns. Wilda Fauzia, M.Kep

Disusun Oleh :

Dwi Lestari (1908135)

PROGAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2021
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

SUCTION

Inisial Klien : Ny. Y

Diagnosa Medis : Cidera Kepala Berat

No. Reg : 3325432xxx

Tanggal : 29 Maret 2021

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Diagnosa :
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan Hipersekresi jalan napas
ditandai dengan suara napas klien terdengar gurgling, klien tampak sianosis, akral
dingin, frekuensi napas RR 33 x/menit, irregular, dangkal.
Dasar pemikiran :
Berdasarkan kasus didapatakan data pasien Mmengalami penurunan kesadaran , napas
terdengar suara gurgling, terdapat sputum berlebih,klien tampak sianosis,frekuensi
napas berubah RR 33 x/menit, ireeguler, dangkal, dan terdapat retraksi dinding dada.
Oleh karena itu pasien harus segera dilakukan suction untuk membersihkan jalan
napas.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah membersihkan jalan napas melalui
penghisapan sekret atau suction untuk mempertahankan kepatenan jalan napas.
3. Prinsip-prinsip tindakan
Prinsip-prinsip tindakan yang harus diperhatikan dalam melakukan suction terbagi
menjadi 3 :
a. Asianotik
Tindakan tidak menyebabkan sianotik.
- Tidak boleh dilakukan terlalu lama. Lama waktu penghisapan sekret selama
waktu diri sendiri masih kuat menahan nafas (diilustrasikan pada diri sendiri)
- Berikan oksigen terlebih dulu.
- Berikan O2 100% untuk support selama 2 menit.

b. Atraumatik
Tindakan tidak menyebabkan trauma.
- Jika klien menggunakan ventilator maka perhatikan tekanannya, untuk
menghindari O2 terhisap oleh suction dan mencegah terjadinya cedera di area
penghisapan
- Perhatikan ukuran cateter suction, maksimal ukurannya 1/3 lumen ET
- Hyperoxygenation
c. Aseptik Tindakan menggunakan prinsip steril.
- Gunakan close suction
- Handscone dan alat suction steril
- Minimal dilakukan oleh 2 perawat
d. Tindakan Prosedur
1. Tahap Orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menjelaskan prosedur tindakan
e) Menyampaikan kontrak waktu
f) Memvalidasi kesiapan pasien
2. Tahap kerja
a) Cuci tangan
b) Menutup privasi agar klien lebih nyaman
c) Kaji kebutuhan pasien
- Pengisapan dilakukan hanya jika terdengar sekresi selama respirasi
atau jika hanya ada bunyi tambahan saat auskultasi
- Peroleh data besar dengan melakukan auskultasi dada
d) Siapkan klien
- Jelaskan kepada klien bahwa pengisapan akan mengatasi kesulitan
napas dan prosedur ini tidak akan menimbulkan nyeri , tetapi
merangsang batuk, bersin dan muntah
- Bantu klien yang sadar memperoleh semi fowler dengan kepala miring
kesalah satu sisi untuk pengisapan oral atau hiperekstensi leher untuk
pengisapan nasal
- Posisikan klien yang tidak sadar dalam posisi lateral dan menghadap
kea rah anda
- Letakkan handuk atau perlak pengalas diatas bantal atau dibawah dagu
klien
e) Siapkan peralatan
f) Atur tekanan pengisap sesuai dengan usia klien
g) Buka paket pengisap steril
- Siapkan kom steril dan isi dengan cairan steril atau normal salin
- Buka paket kateter steril menggunakan prinsip steril
- Buka jeli jika ingin melakukan pengisapan nasofaring
- Kenakan sarung tangan steril dikedua tangan atau sarung tangan steril
pada satu tangan yang dominan dan sarung tangan bersih pada tagan
non-dominan
- Buka kateter menggunakan tangan yang bersarung tangan steril dan
hubungkan dengan unit pengisap
h) Untuk mengukur kedalaman insersi kateter ukur jarak antara ujung hidung
klien dan daun telinga atau sekitar 13 cm untuk klien dewasa
i) Tandai pada posisi slang menggunakan jari tangan yang menggunakan
sarung tangan steril
j) Tes tekanan pengisap dan kepatenan kateter dengan menempatkan ibu jari
pada konektor Y (control pengisap) untuk menghasilkan isapan
k) Beri pelumas pada kateter , lumasi ujung kateter dengan jeli untuk
pengisapan nasoparing
l) Lakukan pengisapan
m) Untuk pengisapan orofaring
- Tekan lidah kedepan , jika perlu, gunakan kasa
- Hindari melakukan pengisapan pada saat kateter dimasukkan
- Masukkan kateter sekitar 10 hingga 15 cm pada salah satu sisi mulut
dan arahkan ke orofaring
n) Untuk pengisapan nasofaring
- Tanpa melakukan pengisapan, masukkan kteter pada salah satu lubang
hidung dan masukkan ke sepanjang dasar rongga nasal
- Jangan memaksa kateter masuk jika ditemukan obstruksi
o) Letakkan ibu jari pada control pengisap untuk memulai pengisapan dan
lakukan dengan gerakan memutar secara perlahan
p) Lakukan pengisapan selama 5 – 10 detik , kemudian lepaskan ibu jari dari
control pengisap dan tarik keluar kateter dari mulut atau hidung klien
q) Lakukan pengisapan selama 10-15 detik , meliputi tindakan memasukan
kateter, melakukan pengisapan , menghentikan pengisapan dan
mengeluarkan kateter
r) Bersihkan kateter dan ulangi prosedur pengisapan seperti yg sudah
dijelaskan
s) Anjurkan klien untuk melakukan napas dalam dan batuk efektif diantara
waktu pengisapan
t) Ambil specimen jika perlu menggunakan penangkap sputum
u) Berikan kenyamanan pada klien dengan melakukan hygiene oral atau
nasal
v) Rapikan peralatan dan cuci tangan dan pastikan peralatan tersebut siap
pakai untuk pengisapan selanjutnya
w) Kaji keefektifan pengisapan, auskultasi bunyi napas untuk memastikan
x) Dokumentasikan
4. Analisa tindakan Keperawatan
Suction (Pengisapan lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan
untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan sekret dari jalan nafas, pada
klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan suatu metode
untuk mengeluarkan sekret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut,
nasofaring atau trakeal.
Tujuan dari tindakan suction adalah mempertahankan kepatenan jalan nafas,
membebaskan jalan nafas dari sekret/ lendir yang menumpuk dan mendapatkan
sampel/sekret untuk tujuan diagnosa.
Pengisapan (suction) jalan nafas buatan/trakheostomy diindikasikan untuk klien
yang mengalami penurunan tingkat kesadaran, klien yang mengalami obstruksi jalan
nafas, klien yang menggunakan ventilasi mekanis, dan mengangkat sekresi
trakeabronkial.
Fakta-fakta di lapangan yang ditemukan adalah tindakan tidak menggunakan
prinsip steril baik sarung tangan perawat ataupun cateter suction yang digunakan.
Kateter suction yang ada atau miliki pasien digunakan berulang-ulang sehingga rawan
untuk terjadinya infeksi. Diketahui bahwa kateter suction hanya digunakan sekali
pakai saja setelah digunakan untuk penghisapan dan langsung dibuang. Namun
kondisi di rumah sakit, hal ini belum sepenuhnya diperhatikan oleh sebab-sebab
tertentu.
Selain itu juga, suction dilakukan berulang-ulang karena penghisapan yang
dilakukan tidak maksimal (tidak menghisap seluruh sekret yang ada) karena ketika
memasukkan kateter suction terlalu dangkal atau tidak tepat di lokasi penumpukan
sekret sehingga tindakan diulang berkali-kali sehingga menimbulkan nyeri bagi
pasien.
5. Bahaya – bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya
Kemungkinan bahaya yang akan terjadi akibat tindakakn suction adalah nyeri hebat
yang dirasakan oleh pasien, hipoksia, trauma jaringan dan inflamasi di area saluran
pernafasan dan meningkatkan resiko infeksi.
6. Hasil yang diharapkan dan maknanya
- Sekret banyak yang keluar (terhisap)
- Bunyi nafas bersih
- Klien tampak rileks
- Kebutuhan oksigenasi terpenuhi
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan diatas (mandiri dan kolaboratif)
- Memposisikan klien fowler ( 450-900) untuk memaksimalkan ventilasi
- Auskultasi bunyi napas, dan pola napas
- Monitor status hemodinamik
- Monitor respirasi dan berikan oksigen
- Berikan bronkodilator : ventolin dan flixotide
- Berikan antibiotik

Anda mungkin juga menyukai