Anda di halaman 1dari 8

Makalah Sosiologi

Disusun Oleh :

HUSNIA RAMADHANI
M. ALI AHMAR
LINA MAULIDA

MA NW REMPUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-
individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang
dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua
himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial
terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun
susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut
merupakan sebuah keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi
dimanapun tempatnya.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang,
organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan
norma” serta “pran”. Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya adalah
“perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial
tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial (masyarakat) dan
kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih jelas
lagi mengenai perubahan mayarakat dan kebudayaan itu, maka suatu hal yang paling baik
dilakukan adalah mencoba mengungkap semua kejadian yang sedang berlangsung di
tengah-tengah masyarakat itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari
berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak”
(direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan
faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu
bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak
kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Kebanyakan definisi membicarakan perubahan dalam arti yang sangat luas.
Wilbert Moore misalnya, mendefinisikan perubahan sosial sebagai “perubahan penting
dari stuktur sosial” dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku
dan interaksi sosial”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perubahan social dalam
suatu kajian untuk melihat dan mempelajari tingkah laku masyarakat dalam kaitannya
dengan perubahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu
sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang
diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa
tediri dari tiga tahap:

- Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan


- Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem
sosial.
- Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.

Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu
diselesaikan ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial (dan  Wilbert E.
Maore, Order and Change, Essay in Comparative Sosiology, New York, John Wiley &
Sons, 1967 : 3. perubahan kebudayaan) itu sendiri. Ahli-ahli sosiologi dan antropologi
telah banyak membicarakannya.
Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial
(social action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan
dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan
menurut motifnya:
1.      Tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu,
2.      Tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu,
3.      Tindakan emosional, serta
4.      Tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi).
Anonim dalam Media Intelektual (2008) mengungkapkan bahwa, aksi sosial adalah
aksi yang langsung menyangkut kepentingan sosial dan langsung datangnya dari
masyarakat atau suatu organisasi, seperti aksi menuntut kenaikan upah atau gaji, menuntut
perbaikan gizi dan kesehatan, dan lain-lain. Aksi sosial adalah aksi yang ringan syarat-
syarat yang diperlukannya dibandingkan dengan aksi politik, maka aksi sosial lebih mudah
digerakkan daripada aksi politik. Aksi sosial sangat penting bagi permulaan dan persiapan
aksi politik. Dari aksi sosial, massa/demonstran bisa dibawa dan ditingkatkan ke aksi
politik. Aksi sosial adalah alat untuk mendidik dan melatih keberanian rakyat. Keberanian
itu dapat digunakan untuk: mengembangkan kekuatan aksi, menguji barisan aksi,
mengukur kekuatan aksi dan kekuatan lawan serta untuk meningkatkan menjadi aksi
politik. Selanjutnya Netting, Ketther dan McMurtry (2004) berpendapat bahwa, aksi sosial
merupakan bagian dari pekerjaan sosial yang memiliki komitmen untuk menjadi agen atau
sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam masalah untuk memerlukan
berbagai kebutuhan hidup.
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk
tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama
yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah
bahasan yang menarik untuk memahami perubahan sosial. Kurt Lewin dikenal sebagai
bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial
yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya dikenal
dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena
menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena
munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia
berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan
penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat
driving forces dan melemahkan resistences to change.

B.     Tipe-Tipe Perubahan
Dalam pandangan awan setiap perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut
dengan perubahan sosial. Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi,
pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak muda.

Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban,
perubahan, budaya dan perubahan sosial.
1.      Perubahan peradaban
Perubahan adalah keniscayaan, dan perubahan ke arah yang lebih baik tentunya
merupakan hasrat dari  setiap individu maupun organisasi. Keharusan sejarah, kita semua
terus menerus berhadapan dengan sejarah perkembangan peradaban bangsa yang bergerak
ke depan dan tak pernah balik. V. Gordon Childe seorang arkeolog, mendefinisikan
peradaban sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang berarti
transformasi dalam penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan arsitektur monumental,
perdagangan jarak jauh, standar pengukuran panjang dan berat, ilmu hitung, alat angkut,
cabang-cabang seni dan para senimannya, surplus produksi, system pertukaran atau barter
dan penggunaan bajak atau alat bercocok tanam lainnya.
Bila kita amati secara lebih mendasar lagi, tingkat peradaban manusia
terekspresikan dalam tiga indikator utama yaitu bahasa, budaya (segala bentuk dan ragam
seni, ilmu pengetahuan dan teknologi) dan agama. Selanjutnya, ketiganya menjadi ciri
suatu ras atau bangsa tertentu, beserta suku-sukunya dalam perwilayahan geografisnya
masing-masing. Akan tetapi dalam memaknai perubahan peradaban kita harus berpedoman
bahwa tidak semua yang kontemporer itu baik dan sebaliknya tidak semua yang lama itu
usang dan tidak relevan dengan kehidupan saat ini. Dalam kacamata budaya, bangsa yang
besar belajar untuk mengganti apa yang buruk dari budayanya, dan menjaga hal yang baik
dari budayanya.
Melalui fungsi pendidikan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, maka akan lahirlah generasi yang mampu melaksanakan prinsip how to change the
world (bagaimana mengubah dunia) bukan hanya how to see the world (bagaimana
melihat dunia). Dan juga, how to lead the change (bagaimana memimpin perubahan), dan
bukan hanya how to follow the change (bagaimana ikut dalam perubahan). Oleh karena
itu, output pendidikan harus diarahkan menjadi agen perubahan (agent of change). Di
sinilah peran pendidikan, di dalam rangka merekat keutuhan dan kesatuan bangsa, menjadi
amat sangat menentukan.
Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahn-perubahan elemen atau
aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul
yang ditemukan, dan sebagainya. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang
bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya.
Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan
keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat
selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain
dipengaruhi oleh elemen yang lainnya.

2.      Perubahan kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang
terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda
sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh : Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik
pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller”
di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan
pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi
lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan
dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social.
Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika
masyarakatnya.

C.    Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

A. Perubahan Sosial Berdasarkan Waktu

1. Perubahan Sosial Lambat (Evolusi)

Perubahan evolusi harus melalui tahapan-tahapan dari sederhana menjadi maju, contohnya
yang terjadi pada Suku Anak Dalam atau Suku Kubu di Jambi. Mereka dulu sangat
menolak berbagai perubahan sosial yang ada. Tetapi, perlahan, mereka mulai menerima
ilmu pengetahuan dengan mengizinkan banyak relawan dan peneliti untuk mengajarkan
membaca, menulis, dan berhitung pada anak-anak. Meski demikian, sampai hari ini
mereka masih mematuhi hukum adatnya.

2. Perubahan Sosial Cepat (Revolusi)

Sementara itu, revolusi adalah sebutan bagi perubahan yang berlangsung dengan sangat
cepat. Revolusi mengubah dasar dari kehidupan pokok di masyarakat. Salah satu
contohnya yang pernah mengubah dunia adalah Revolusi Industri di Eropa, saat itu pabrik
yang bekerja dengan alat tradisional digantikan dengan mesin-mesin besar. Syarat
terjadinya evolusi harus ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu
dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.

B. Perubahan Sosial berdasarkan Sudut Pandang Masyarakat

1. Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan-perubahan yang dilakukan atas dasar


perencanaan matang dari pihak yang menginginkan perubahan. Contoh dari perubahan
yang dikehendaki adalah diputuskannya kebijakan desentralisasi yang menggantikan
keputusan sentralisasi.
2. Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Berbeda dengan perubahan terencana, perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan
sosial yang ada di luar jangkauan masyarakat. Perubahan tidak terencana sering membawa
masalah dan kekacauan pada masyarakat. Contoh dari perubahan sosial tidak
dikehendaki adalah relokasi seluruh masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi dan Riau,
karena kebakaran hutan Sumatra yang diakibatkan oleh penggundulan hutan dan
pembakaran hutan dilakukan secara sengaja. 

C. Perubahan Sosial berdasarkan Pengaruh

1. Perubahan Sosial Kecil

Perubahan yang tidak menyangkut seluruh unsur masyarakat dan tidak mengubah lembaga
sosial yang ada di lingkungan sosial. Perubahan sosial kecil tidak memberi dampak yang
besar bagi kehidupan sosial, salah satu contohnya adalah perubahan mode pakaian.

2. Perubahan Sosial Besar

Perubahan yang menyangkut masyarakat secara luas dan membawa pengaruh yang berarti
bagi kehidupan sosial. Contoh perubahan sosial besar adalah pergeseran dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri.

D. Perubahan Sosial berdasarkan Arah Perkembangan

1. Perubahan sosial progress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah


kemajuan, sehingga memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu
meningkatnya pembangunan listrik hingga ke pelosok desa, semakin canggih dan
berkembangnya teknologi, dan lain-lain.

2. Perubahan sosial regress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah


kemunduran, sehingga dapat merugikan kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu adanya
terorisme atau pengeboman massal yang menimbulkan kematian/korban jiwa dan rusaknya
sarana infrastruktur masyarakat, penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika, dan
lain-lain.

Banyak bentuk-bentuk perubahan sosial yang harus kalian pahami, Squad. Hal itu pastinya
bisa berdampak pada kemajuan atau kemunduran. Nah, salah satu dampak kemajuan
perubahan sosial yaitu hadirnya ruangbelajar. Kini kamu bisa belajar dengan efektif, di
mana saja dan kapan saja. Tentunya dengan materi dan model pembelajaran yang sangat
menyenangkan. 
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial. Apakah
perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun
tingkah laku anak muda. Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu:
perubahan peradaban, perubahan, budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban
biasanya dikaitkan dengan perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat
fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan
sebagainya.
Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti
keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan
sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu
perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai
diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya.
Berikut adalah teori yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu
perlu dicatat bagaimana tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di
masyarakat. Pada masyarakat yang tergolong bersahaja relatif jarang dan lamban
terjadinya perubahan-perubahan.
Disamping itu ada perubahan yang datangnya dari dalam dan perubahan ini dibagi
menjadi dua yaitu perubahn episode dan perubahan terpola. Perubahan episode adalah
perubahan yang terjadi sewaktu-waktu biasanya disebabkan oleh kerusuhan atau
penemuan-penemuan. Sedangkan perubahn terpola adalah perubahan yang memeng
direncanakan atau diprogramkan sebagaimana yang dilakukan dalam pembangunan. Dari
berbagai macam sebab perubahan sosial, semuanya bias dikembalikan pada tiga factor
utama yaitu: faktor fisik dan biologisw,faktor tekhnologi, dan faktor budaya.
Posisi pendidikan dalam perubahan social Sesuai dengan pernyataan Eisenstadt,
institusionalisasi merupakan proses penting untuk membantu berlangsungnya transformasi
potensi-potensi umum perubahan sehingga menjadi kenyataan sejarah. Dan pendidikanlah
yang menjadi salah satu institusi yang terlibat dalam proses tersebut. Pendidikan adalah
suatu institusi pengkonservasian yang berupaya menjembatani dan memelihara warisan-
warisan budaya masyarakat. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengurangi
kepincangan yang terjadi dalam masyarakat. Pendidikan harus dipandang sebagai institusi
penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri, jadi bukan untuk
belajar tentang keilmuan dan keterampilan karenanya yang terpenting bukanlah
mengembangkan aspek intelektual tetapi lebih pada pengembangna wawasan, minat dan
pemahaman terhadap lingkungan social budayanya.
DAFTAR PUSTAKA

———-. Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan. http:// www.g-


excess.com/id/pages/perubahan%11sosial.html [5 September 2009]
———-. SOSIOLOGI KOMUNIKASI. http://
agussetiaman.wordpress.com/2008/11/25/perubahan-sosial/ [5 September 2009]
Alpizar. 2008. Islam dan Perubahan Sosial. http://
www.uinsuska.info/ushuluddin/attachments/074_ISLAM%20DAN%20PERUBAHAN
%20SOSIAL.pdf [8 September 2009]
Assa’di Husain. 2009. Islam dan Perubahan Sosial. http://
abstrakkonkrit.wordpress.com/2009/05/01/islam-dan-perubahan-sosial/ [5 September
2009]
Dankfsugiana. 2008. KONSEP DASAR KOMUNIKASI SOSIAL DAN
PEMBANGUNAN.http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/04/22/konsep-dasar-
komunikasi-sosial-dan-pembangunan/ [5 September 2009]
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.
Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai