INTERIOR BUMI
KELOMPOK 1
JURUSAN FISIKA
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan ridho-Nyalah makalah yang berjudul “Interior Bumi” dapat
terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita panjatkan shalawat dan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke
dunia yang penuh kebahagiaan ini.
Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai bahan pembelajaran
dalam matakuliah “Geologi Struktur dan Statigrafi” Jurusan Fisika Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, kami menyadari
hal tersebut oleh karena itu kami menerima segala bentuk masukan dan saran
demi perbaikan pada makalah kali ini.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak yang
mendukung. Terutama bagi pada narasumber yang telah memberikan referensi
yang sangat baik kami ucapkan banyak terima kasih dan bagi semua pihak yang
terlibat dalam makalah ini kami lanturkan banyak terma kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2.2. Model Interior Bumi
3
Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150 kilometer
(1.806 - 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida konduktif serta terjadi
gerakan konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi menghasilkan
efek dynamo yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga
bertanggung jawab untuk menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
4
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50
kilometer (0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak.
Lapisan ini adalah bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri
dari mineral berdensitas rendah didominasi oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars
(metal-poor silicates). Kerak bumi (Kerak samudra dan benua) adalah permukaan
bumi yang merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin
mengalami deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini sebagai
lithosphere (lapisan yang kuat).
5
volume kerak bumi. Ketinggian permukaan dari kerak benua rata-rata
sekitar 800 meter dari permukaan laut, meskipun ada daerah yang
ketinggiannya mencapai lebih dari 8000 meter. Batuan yang menyusun
kerak benua pada umumnya adalah batuan granitik atau yang bersifat
asam. Bagian atas dari kerak benua ini disusun oleh batuan beku,
batuan metamorf dan batuan endapan. Sedangkan secara keseluruhan
batuan beku dan batuan metamorf menyusun sekitar 95% , sisanya
yang 5% merupakan batuan endapan (Eka R. 2013)
- Kerak samudra: merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik
dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit.
Kerak ini menempati dasar samudra. Kerak samudra mempunyai
ketebalan sekitar 0-5km atau bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-
12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan kerak bumi
yang menyusun lantai dasar samudra. Kerak ini menyusun sekitar 65%
dari luas kerak bumi. Kedalaman dari kerak oseanik ini rata-rata
sekitar 4000 meter dari permukaan air laut, meskipun pada beberapa
palung laut kedalamannya ada yang mencapai lebih dari 10 km. Batuan
yang menyusun kerak samudera adalh batuan yang bersifat basa atau
mafik. Bagian atas dari kerak samudera dengan ketebalan sekitar 1,5
km disusun oleh batuan yang bersifat basa atau basaltik, Sedangkan
bagian bawahnya disusun oleh batuan metamorf dan batuan beku
gabbro. Permukaan kerak samudra ditutupi oleh endapan sedimen
dengan ketebalan rata-rata sekitar 500 meter (Eka R. 2013).
Berdasarkan materi-materi penyusunnya, kerak bumi masih
dikelompokkan menjadi beberapa lapisan yaitu:
1. Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk
hidup berkembangbiak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan
sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai
tanah humus.
6
2. Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang sedikit gersang
dan terdiri atas air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut
dengan nama lapisan tanah liat.
3. Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan lapisan batuan yang masih
belum sempurna pembentukannya.
4. Lapisan batuan induk, pada lapisan ini terdapat bebatuan padat
sebagai penyusunnya
7
1983). Marsh (1987), menyatakan bahwa tebal dari mantel atau selimut bumi ini
mencapai sekitar 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Mantel bumi
terdiri atas dua bagian, yakni mantel atas dan mantel bawah. Mantel atas terbagi
dalam 3 lapisan, yaitu 100 km atas termasuk jua sebagian kerak adalah litosfer,
100 km berikutnya adalah astenosfer, dan lapisan yang dibawahnya adalah
mesosfer. Litosfer dan astenosfer terdiri atas batuan yang meleleh yang cair pada
beberapa titik, dan sebagian lain kental yang disebut plastis.
Mantel bumi bagian atas dan bawah dipisahkan oleh lapisan peralihan
setebal kurang lebih 500 km. Lapisan mantel atas memiliki ketebalan antara 40
dan 400 km, terdiri dari batuan ultra basa dan mineral dengan densitas antara 3,3
dan 4,3 gram. Lapisan mantel bawah mempunyai ketebalan antara 900 dan 2700
km dengan densitas antara 4,5 dan 5,5 gram. Antara mantel bawah dan inti luar
dipisahkan oleh lapisan peralihan setebal kurang lebih 80 km (Amer Syarifuddin,
dkk., 2014).
Mantel berbeda secara substansial dari kerak pada sifat mekaniknya
sebagai konsekuensi langsung dari perbedaan komposisi (mineralogi yang
berbeda). Perbedaan antara kerak dan mantel didasarkan pada kimia, tipe batuan,
reologi dan karakteristik seismik. Kerak bumi adalah produk solidifikasi mantel
yang meleleh, dinyatakan sebagai berbagai tingkat produk leleh parsial selama
waktu geologis. Peleburan material mantel sebagian diyakini menyebabkan
elemen yang tidak kompatibel terpisah dari mantel, dengan material yang kurang
rapat mengambang ke atas melalui ruang pori, celah, atau retakan, yang kemudian
akan mendingin dan membeku di permukaan. Batuan mantel khas memiliki rasio
magnesium terhadap besi yang lebih tinggi dan proporsi silikon dan aluminium
yang lebih kecil daripada batuan kerak bumi. Perilaku ini juga diprediksi oleh
eksperimen seperrti melelehkan batuan yang dianggap mewakili mantel bumi.
Di dalam mantel, suhu berkisar antara 500 sampai 900°C pada batas atas
dengan kerak bumi dan lebih dari 4.000°C pada batas inti bumi. Meskipun suhu
yang lebih tinggi jauh melebihi titik lebur batuan mantel di permukaan (sekitar
1200°C untuk peridotit), namun mantel hampir secara eksklusif dikatakan padat.
Tekanan litostatik yang besar diberikan pada mantel sehingga mencegah
pencairan.
8
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium.
Mantel atas bagian atas, yakni yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama
dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Sementara
mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut astenosfer.
Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer
(Andika dan Shally, 2014).
a. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas
materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai
50-100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut
dengan lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu
lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima (sisilium dan
magnesium).
1. Lapisan Sial
Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam
sisilium dan aluminium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah
SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain;
batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
2. Lapisan Sima
Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam
sisilium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah
SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan
dengan berat jenis lapisan sial. Hal ini dikarenakan lapisan sima yang
mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan
litosfer. Lapisan yang tebalnya sekitar 100-400 km ini diduga sebagai
tempat formasi magma (magma induk).
c. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
astenosfer. Lapisan ini tebalnya sekitar 2.400-2.700 km dan tersusun dari
campuran basa (mafik) dan besi
9
2.2.3. Inti Bumi (Core)
Bumi memiliki inti dalam yang solid dan inti luar yang cair. Ini ditemukan
pada tahun 1936 oleh ahli seismologi Denmark Inge Lehmann, yang
menyimpulkan dari data seismogram gempa bumi di Selandia Baru. Dia
mengamati bahwa gelombang seismik memantulkan batas inti dalam dan dapat
dideteksi oleh seismograf sensitif di permukaan bumi. Batas ini dikenal sebagai
diskontinuitas Bullen, atau kadang-kadang sebagai diskontinuitas Lehmann.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1940, dihipotesiskan bahwa inti dalam ini
terbuat dari besi padat.
Inti luar diperkirakan berbentuk cairan. Hal ini disimpulkan dari
pengamatan yang menunjukkan bahwa gelombang kompresi mampu
melewatinya, namun gelombang geser elastik tidak dapat melewatinya atau dapat
dilalui hanya dengan sangat lemah. Kepadatan inti dalam sulit dipastikan karena
gelombang seismic S yang diharapkan melewati massa padat tersebut sangat
lemah dan tidak bisa dideteksi oleh seismograf di permukaan bumi, karena
gelombang S menjadi sangat lemah bahkan tidak mampu melanjutkan
perjalanannya ketika melalui inti luar yang cairan.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi yang terdiri
dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan
lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Dari data Geofisika
material, inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit
logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti
bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi
menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang
memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang
berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman
Discontinuity. Berikut adalah rincian dari lapisan inti luar (outer core) dan inti
dalam (inner core).
a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 °C.
10
b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar
2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya
mencapai 4500 derajat celcius.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada makalah mengenai pembahasan interior bumi ini, terdapat beberapa
hal yang perlu disimpulkan yaitu:
1. Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika
bumi (geofisika). Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika
mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran
gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat
penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik.
2. Interior bumi terbagi menjadi tiga; kerak bumi (crust), selimut bumi
(mantle), dan inti bumi (core). Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi
paling luar yang terdiri dari kerak benua dan kerak samudra. Selimut atau
mantel bumi merupakan lapisan bumi yang berada di bawah kerak bumi.
Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan
mesosfer. Dan yang terakhir, inti bumi merupakan lapisan paling dalam
dari struktur bumi yang terbagi menjadi inti dalam dan inti luar.
3.2 Saran
Pada pembahasan makalah ini tentu masih terdapat beberapa kekurangan,
baik dari segi bahasa maupun sumber yang digunakan dalam penyusunan
makalah. Sehingga kami menyarankan agar pada pembuatan makalah interior
bumi kedepannya dapat menggunkan referensi yang lebih banyak dan terpercaya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13