Anda di halaman 1dari 26
Penurunan Nil Depressi dan | f Penyajian dan Pengungkapan Depress | | powrintn wi | Indikasi Depresiasi Penurunan Nilai ey Nilai Aset yang | Didepresiasikan | Pengukuran Penurunan Nilai Penden Nia Taksiran Masa Manfaat Aset Pengakuan Rug Penurunan Nii Metode Depresiasi Penurunan Nilai | pada Penghasil Kas} * Depresiasi pan eark Pemulihan Rugi { Terssh Penurunan Nilai Komponen yang | Signifikan 7 DEPRESIASI Definisi ‘Asettetap suatu entitas memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntanst dengan pemakaian aset tetap tersebut maka kemam menghasilkan pendapatan akan semakin berkuran; tetap harus dialokasi dan seiring ipuan potensial aset tetap tersebut untuk 8; Oleh Karena itu, biaya perolehan aset 1 sepanjang umut datiaset tersebut secara sistematis,P sesuai dengan prinsip matching cost against revenve. Depresiasi adalah metod engalokasian ini le pengalokasian Dipindai dengan CamScanner biaya aset tetay - eae ip untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari ‘Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan nilai aset tetap sebagai biaya depresiasi, yait 1. nilai biaya aset yang didepresiasikan (depreciable asset); 2. taksiran masa manfaat aset tetap; 3. metode depresiasi yang sesuai. Alokasi biaya dari aset yang didepresiasikan dalam biaya depresiasi harus diukur secara sistematik dan rasional dengan mempertimbangkan nilai biaya aset yang didepresiasikan (biaya perolehan aset dikurangi nilai residu) selama ekspektasi periode manfaat aset, tanpa melihat apakah suatu aset dinilai dengan menggunakan model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansinya. Penentuan umur manfaat aset harus mempertimbangkan banyak hal seperti perubahan teknologi, lama waktu kerusakan normal dari aset, penggunaan fisik dari ase, faktor hukum, kontrak yang mengikat suatu entitas terhadap penggunaan aset, Standar akuntansi memberikan fleksibilitas bagi suatu cntitas untuk memilih metode alokasi biaya yang sesuai dengan entitas tersebut. Pemilihan metode tersebut hendaknya mencerminkan penggunaan dari aset tersebut yang biasanya dapat merupakan fungsi dari waktu atau fungsi dari penggunaan secarafisik Pertanyaan sering muncul terkait dengan kapankah suatu entitas melakukan depresiasi terhadap suatu aset tetap atau Ketika aset tetap tidak digunakan apakah suatu enttas tetap membebankan biaya depresiasi terhadap asettetap tersebut? Depresiasi terhadap aset tetap ddinvulai ketika aset tetap tersebut telah siap untuk digunakan yaitu telah berada pada lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk beroperasi sesuai dengan tujuan manajemen. Oleh pada dasarnya telah siap untuk digunakan namun arena itu, apabila terdapat suatu aset yang belum digunakan maka suatu entitas tetap harus membebankan biaya depresiasi terhadap set tersebut. Begitu pula ketika asettetap tidak digunakan atau dihentikan penggunaannya ‘untuk periode tertentu, suatu entitastetap harus membebankan biaya depresiasi, Kecuali centitas tersebut menggunakan unit produksi sebagai dasar pengalokasian biaya aset tetapnya tersebut tidak melakukan produksi pada tahun tersebut. Penghentian pembebanan biaya depresast juga dilakukan Ketika suatu entitas mengklasfikasikan suatu asettetap sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, di mana pada Klasfikai tersebut ast tetap tidak didepresiasikan sesuai dengan PSAK 58 (Revisi 2008). dan entitas ee | Dipindai dengan CamScanner Nilai Biaya Aset yang Didepresiasikan Nilaibiaya aset yang didepresiasikan (depreciable asset) merupakan nilai yang akan dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaat dari aset. Nilai ini dihitung dengan mengurangkan biaya perolehan dari suatu aset (nilai pada saat pengukuran awal) terhadap estimasi nilaj residu atau nilai sisa dari aset pada akhir periode masa manfaat aset tersebut. Nilai residu atau nilai sisa merupakan estimasi nilai yang akan diperoleh entitas ketika dilakukan penjualan aset atau penghentian aset dari penggunaannya ketika akhir periode masa manfaat aset. PSAK 16 mensyaratkan suatu entitas untuk me-review nilai sisa (residu) setiap aset tetap minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya, maka perbedaan tersebut harus diperlakukan menurut PSAK 25 sebagai perubahan estimasi, diterapkan secara prospektif. Sebagai ilustrasi, PT Kawan Baru memiliki suatu aset tetap berupa mesin pembuat botol yang memiliki masa ‘manfaat 5 tahun atau sama dengan umur produltif selama 50.000 jam penggunaan, dengan harga perolehan sebesar Rp800 juta dan untuk dapat menggunakan aset tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya pengiriman dan pemasangan sebesar Rp40 juta. Nilai residu (sisa) dari aset tetap tersebut diestimasikan sebesar Rp100 juta. Maka nilai nilai biaya yang didepresiasikan adalah sebagai berikut. Harga perolehan aset p80 juta Ditambah: biaya pengiriman dan pemasangan Rp 40 juta Biaya perolehan aset Rp840 juta Dikuranginilai residu Rp100 juca Nilai biaya aset yang didepresiasikan Rp740 juea Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap Masa manfaat suatu aset merupakan jangka waktu di mana suatu aset diekspektasikan dapat digunakan oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat suatu aset entitas mendasarkan pada kebijakan pengelolaan asetentitas yang didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya penghentian penggunaan suatu aset setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian propotsi tertentu dari masa ekonomisnya, Selain itu, suatu enitas juga sering kali menetapkan masa manfaat aset tetap berdasarkan pengelompokan aset yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku seperti peraturan perpajakan dan lain-lain, Hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan antara masa ekonomi aset dengan masa manfaat ast, Dipindai dengan CamScanner 315 ane ie ee ie aa dalam masa 10 tahun, tapi perusahaan Pea aa aya anya digunakan selama § tahun, dan akan dilakukan ates jencapai umur 5 tahun, Maka, masa ekonomis mobil tersebut adalah Seabee ‘masa manfaatnya adalah 5 tahun, Dalam membebankan biaya depresiasi, engacu pada masa manfaat dari aset, Dalam menentukan masa manfaat tersebut perusahaan menggunakan pertimbangannya dan sering kali berdasarkan pengalaman Penggunaan aset yang sejenis, Seperti halnya estimasi nilai residu, estimasi masa manfaat juga mensyaratkan suatu entitas untuk me-review masa manfaat setiap aset tetap minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya, maka perbedaan tersebut harus diperlakukan menurut PSAK 25 sebagai perubahan estimasi, diterapkan secara prospektif. Dalam menentukan masa manfaat suatu aset, suatu entitas mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut. 1. Ekspektasi penggunaan aset. 2. Keusangan teknis dan komersial dari aset tersebut karena perubahan teknologi atau pasar aset. 3, Pembatasan legal atau penggunaan aset, seperti tanggal kedaluwarsa penggunaan aset yang tertera dalam suatu kontrak. Metode Depresiasi Metode depresiasi menentukan cara dalam mengalokasikan penyusutan nilai aset secara sistématis selama periode masa manfaat aset. Metode yang dipilih oleh suatu entitas harus smencerminkan ekspektasi pola penggunaan aset Pola penggunaan suatuaset dapat merupakan fangsi dari wakt atau fungsi dari penggunaan secara fisik. | Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah sebagai berikut. | 1. Metode garis Iurus (akan menghasilkan pembebanan yang konstan selama masa manfzat aset bila estimasi nilai residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan nilai aset). 2, Metode pembebanan menurun (akan menghasilkan pembebanan yang semakin menurun selama masa manfaat aset). 7 5, Metode unit produksi akan menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspektasi set atau output yang dihasilkan). penggunaan as Ee Dipindat dengan CamScanner 316 feuangan Menengah Berbasis PSAK Metode Garis Lurus Merupakan metode yang paling sederhana mengasumsikan adanya penggunaan ‘yang konstan dari suatu aset selama masa manfaatnya, Metode ini merupakan metode yang mendasarkan alokasi dari fungsi waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini biaya depresiasi dihitung dengan mengalokasikan nilai aset yang didepresiasikan selama masa manfaat aset secara sama untuk setiap periodenya, Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan Tumusan sebagai berikut. (Biaya Perolehan Aset — Nilai Residu) Biaya Depresiasi = Cele ae ‘Masa Manfaat Aset Dengan menggunakan ilustrasi pada PT Kawan Baru di atas maka perhitungan biaya depresiasinya adalah sebagai berikut. Biaya Depresiai = —(%P840.000.000 ~ Rp100.000.000) = Ret00.000.000)_ ae = _Rp148.000.000 per tahun Berdasarkan pethitungan di ata, maka biaya depresiast tersebut dicatat oleh entitas dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut, ial Buku Awal ”Biaya Depresasl Akarmulast Nal Bake Khir Tahun Depresiasi Tahun p840.000.000 Rp148.000.000 _ Rp148.000,000 °Rp692,000.000 *p692.000.000 _Rp148.000.000 Rp296.000.000 Rp544.000.000 p544,000.000 Rp148.000.000 Rp444.000.000 Rp396.000.000 °Rp396.000.000 Rp148,000.000 _Rps92.000.000 p248,000.000 °Rp248.000.000_Rp148.000.000__p740.000.000 _Rp100.000.000 Dipindat dengan CamScanner Berdasarkan tabel di atas, maka nilai buku pada akhir perlode ase adalah sebesar Rp100 juta yaitu sebesar nilai residunya. Apabila aset tersebut dijual, baik pada akhir periode aset atau sebelumnya, pada harga di atas nilai buku maka perusahaan akan membukukan keuntungan, Sebaiknya apabila aset dijual pada harga di bawah nial bukunya maka akan diakui kerugian. __ Metode depresiasi dengan menggunakan gars rus memilki beberapa kelemahan yaitu mengasumsikan penggunaan ekonomis dan pembebanan biaya pemeliharaan dan perbaikan yang selalu sama setiap tahunnya dan adanya tingkat pengembalian aset yang semakin meningkat seiring dengan periode penggunaan aset karena nilai buku aset yang semakin menurun namun biaya depresiasi yang tetap. Tentunya asumsi tersebut sering kali tidak sesuai dengan praktik penggunaan aset dan nilai ekonomisnya. Metode Pembebanan Menurun Metode pembebanan menurun memberikan pembebanan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dari umur aset dan pembebanan yang rendah pada tahun-tahun akhit Logika dari metode ini bahwa penggunaan suatu aset akan lebih tinggi pada tahun-tahun aval karena pada tabun-tahun awal produktivitas aset lebih tinggi dari tahun-tahun akhir dari aset. Dua metode yang sering kali digunakan entitas dalam pembebanan menurun adalah metode jumlah angka tahun (sum of the years’ digits method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Metode jumlah angka tahun merupakan metode depresiast yang diasilkan dari penghapusbuluan yang bersfat menurun di mana biaya depresiasitahunan ditentukan dengan ‘mengalikan biaya depresiasi dengan fraksi tahun sebagai tarif pembebanan depresiasi. Tarif pembebanan depresiasi merupakan rasio dengan denominatornya adalah jumlah tahun penggunaan aset (misalnya aset dengan masa manfeat 5 tahun memiliki denominator 15 (5+4+3+2+1) dan rnumeratornya adalah jumlsh tahun sisa pada awal tahun yang belum didepresiasikan (misalkan pencatatan beban depresiasi pada akhir tahun Ketiga maka numeratornya adalah 3). Fraksi pengali pada metode ini numerator tersebut akan menurun seiring waktu dan denominatornya tetap (5/15, 4/15,3/15,2/15, 1/15), Untuk menghitung bay depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut. Biaya Depresiasi = Fraks! Depresis! x (Nill Perolehan Aset — Nis Residu) Dipindat dengan CamScanner Menengah Berbasis PSAK Akuntansi menggunakan ilustrasi pada PT Kawan Baru di atas maka perhitungan biaya Dengan awan pe pada akhir tahun Ketiga adalah sebagai berikut. Biaya Depresiasi = 2. p740.000.000 = Rp!48.000.000 iasi pada tahun kedua tersebut dicatat Berdasarkan perhitungan di atas maka biaya depresi jan adalah sebagai berikut. olch entitas dalam jurnal penyesuai ‘Tabel berikut menunjukkan pembebanan biaya depresiasi dan nilai buku asettetap dari PT Kawan Baru. Nilai BukwAwal Nii Perolehan Tarif Biaya ‘Akumulasi Nila Buku Tahun Aset Depresiasi Depresiasi. —Depresiasi_——_Akhir Tahun SIS Rp246,.666.667 Rp246.666.667 Rp593.333.333 Rp840.000.000 _Rp740.000.000 Rp593.333.333 Rp740,000,000 4/15 Rp740.000.000 3/15 Rp148.000.000 Rp592.000.000 Rp197.333.333 Rp444.000.000 Rp396.000.000 p248,000.000 °Rp396.000.000 Rp248,000.000 Rp740,000.000 2I5_—_—Rp 98.666.667 Rp690.666.667 RpI49.333.333 Rp149.333.333Rp740,000.000 __I/I5__Rp_49.333.333 _Rp780.000.000 _Rp!00.000.000 ‘Metode saldo menurun merupakan metode yang membebankan depresiasi dengan nilai yang lebih tinggi pada awal periode dan secara gradual akan berkurang pada tahun-tahun selanjutnya, Pada metode ini beban depresiasi merupakan perkalian nilai buku aset dengan tarif depresiasi yang dinyatakan dengan persentase di mana besarnya persentase biasanya dua kali lipat dari persentase garis Iurus (misalkan aset dengan umur lima tahun memiliki tarif 40%, dua kali tarif garis lurus sebesar 1/5 atau 20%). Berbeda dengan metode sebelumnya, pada metode ini nilai yang didepresiasikan tidak dikurangkan dengan nilai residunya (nilai perolehan aset). Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut. Biaya Depresiasi_ = _Nilal Buku Awal Tahun X Tarif Saldo Menurun Dengan menggunakan ilustrasi pada PT Kawan Baru di atas maka perhitungan biaya depresiasi pada akhir tahun pertama adalah sebagai berikut. Biaya Depresiasi = Rp840.000.000 x 40% = Rp376,000.000 Dipindai dengan CamScanner - Berdasarkan perhitungan di atas maka biaya depresiasi pada tahun kedua tersebut dicatat Ich entitas dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut. Pada tahun pertama biaya depresiasi sangat besar karena nilai buku dari aset juga masih besar. Berjalannya waktu, dengan menurunnya nilai buku dari aset maka biaya depresiasi juga akan semakin menurun. Tabel berikut menunjukkan pembebanan biaya depresiasi dan nilai buku dari aset tetap dari PT Kawan Baru dengan menggunakan saldo menurun. AvalTahun Menurun __Depresiasi Depresiasi___Akhir Tahun p940.000.000 40% _Rp376,000.000 _Rp376.000.000 Rp564.000.000 Rp564.000.000 40% ——-Rp225.600.000 _Rp601.600.000 Rp338.400.000 Rp338.400.000 40% ——-Rp135.360.000 _Rp736.960.000 Rp203.040.000 Rp203.040.000 40% ~——Rp 1.216.000 _Rp818.176.000 Rp!21.824.000 RpI21.824.000 40% Rp 2.824.000 _Rp840.000.000 _Rp!00.000.000 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya depresiasi pada tahun-tahun awal sangat tinggi dan menurun cukup signifikan pada tahun-tahun akhir, Sedangkan pada tahun terakhir biaya depresiasinya dibatasi pada nilai Rp21.824,000 karena nilai buku pada akhir tahun kelima tidak mungkin lebih rendah dari nilai residunya. Metode Unit Produksi ‘Metode ini mengasumsikan pembebanan depresiasi sebagai fungsi dari penggunaan atau produktivitas ase, bukan dilthat dar waktu pengguneanaset.Berdasarkan metode ini umur dari aset akan didepresiasikan berdasarkan jumlah output yang diproduksi (unit produksinya) atau perdasarkan input yang digunakan (seperti jam kerja), Metode ini sangat tepat digunakan untuk aset yang memiliki kapasitas yang menurun sering dengan penggunaannya, Untuk menghitung biaya depresiasi dengan metode unit produksi digunakan rumusan sebagai berikut. (Biaya Perolehan Aset — Nil Residu) * Jam Penggunaan Bi fast = aoa Estimasi Jam Penggunaan Total “Apabila dimisalkan pada tahun ini PT Kawan Baru menggunakan aset tersebut selama 45,000 jam, maka perhitungan biaya depresiasi adalah sebagai berikut. Dipindai dengan CamScanner 320 Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Rp840.000.000 — Rp100.000.000) x 5.000 Biaya De = iaya Depresiasi sa0d = Rp74,000.000 Berdasarkan pethitungan di atas maka biaya depresiasi tersebut dicatat oleh entitas dalam jurnal penyesuaian adalah scbagai berikut. Metode ini sangattepat digunakan untukaset yang mengalami penurunan nila ekonomis seiring dengan penggunaannya seperti mesin dan peralatan yang produktivitasnya akan menurun dengan semakin. tingginya tingkat penggunaan, Metode ini tidak cocok. diterapkan luntukaset yang mengalami penurunan nilai seiring dengan waktu bukan penggunaan seperti gedung dan bangunan, Depresiasi Terpisah untuk Komponen yang Signifikan Dalam pembebanan depresiasi aset tetap, PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari asettetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan Seluruh aset harus disusutkan secara terpisah, Untuk dapat melakukan hal tersebut maka perlu disusun daftar aset tetap secara terperinci berdasarkan komponen yang signifikan dalam aset tetap. Setiap Komponen yang signifikan dalam suatu aset tetap, kemungkinan akan mempunyai masa manfaat yang berbeda. Dalam hal ini perlu dibuat kebijakan Perusahaan atau panduan mengenai ukuran (batasnilai/persentase) suatu komponen ast tetap yang disusutkan secara terpisah. Langkah yang harus diambil suatu entitas adalah (i) mengidentifkasikan komponen aset yang signifikan; (ii) mengestimasikan masa nianfaat dari masing-masing komponen; (iii) mengestimasikan pola penggunaan masing-masing komponen dan menentukan metode depresiasinya; dan (iv) menghitung biaya depresiasi masing-masing komponen, Nilai depresiasi untuk aset tersebut adalah nila total untuk biaya depresias setiap komponen, PENURUNAN NILAI Dalam kondisi di mana suatu entitas menghadapi penurunan nilai dari aset-asetnya, maka banyak entitas yang melakukan penghapusan (write-off) terhadap aset jangka panjangnya. Standar akuntansi menyatakan bahwa suatu entitas harus mengevaluasi apakah terdapat a Dipindat dengan CamScanner Bab 8 _Depresiasi dan Penurunan suatu indikasi penurunan nilai terhadap aset yang dimilikinya. Penurunan nilai dari aset ‘merupakan suatu kondisi di mana nilai tercatat dari aset (carrying amount) melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount), Indikasi Penurunan Nil PSAK 48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset menyatakan bahwa pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasisuatuaset mengalami penurunan nilai. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan minimum hal-hal berikut ini. Informasi dari sumber-sumber eksternal, antara lain sebagai berikut. 1, Selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang diharapkan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal. 2. Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat. 3. Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material. 4, Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya. Informasi dari sumber-sumber internal, antara lain sebagai berikut. |. Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset. ‘Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau diharapkan akan digunakan. Perubahan-perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan, rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi yang di dalamnya suatu aset digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggal yang diharapkan sebelumnya, dan penilaian ulang masa manfeat aset dari tidak terbatas menjadi terbatas. ‘ 3, Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan, Dipindat dengan CamScanner indikasi, Entitas mungkin mengidentifikasi indikasi: mungkin mengalami penurunan nilai ‘Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK 4. Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan terpisah berdasarkan metode biaya, investor mengakui dividen dari investasi dan terdapat bukti bahwa dividen melebihi total laba komprehensif entitas anak dan entitas yang dikendalikan bersama dalam periode dividen diumumkan. Daftar indikasi penurunan nilai di atas tidak dimaksudkan untuk mencakup seluruh \dikasi lainnya bahwa suatu aset Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga harus melakukan hal berikut. 1. Menguji penurunan nilai aset takberwujud dengan masa manfaat tidak terbatas atau aset takberwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, dengan membandingkan nilai tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya. Pengujian penurunan nilai ini dapat dilakukan kapan saja dalam suatu periode tahunan asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap tahunnya. Aset takberwujud yang berbeda dapat diuji penurunan nilainya pada waktu yang berbeda. Namun, untuk aset takberwujud yang baru diakui dalam periode tahunan berjalan, aset takberwujud tersebut diuji penurunan nilainya sebelum periode tahunan berjalan berakhir. 2. Menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis secara tahunan, Setiap tahun perusahaan harus melakukan pengujian penurunan nilai untuk goodwill. Apabila terdapat penurunan nilai perusahaan harus mencatat impairment loss on goodwill. ‘Namun, penghitungan terperinci terkini atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode terdahulu dapat digunakan dalam mengujipenurunan nilai untuk aset tersebut pada periode berjalan, sepanjang semua kriteria berikut dipenuhi. 1, Jika aset takberwujud tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan secara berkelanjutan yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset-aset atau kelompok aset. 2. Penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi jumlah tercatat aset dengan margin yang substansial. 3, Kecil kemungkinan bahwa penentuan jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil dari jumlah tercatat aset. Dipindai dengan CamScanner 3B eee ba evalasi ats indkasi penurunan 0 tas oe mm mendes apakah jumlah terpulihkan suatu aset perlu diestimasi. oe i Penghitungan sébelumnya menunjulekan bahwa jumlah terpulthkansuatu cara signifikan dari jumlah tercatatnya, entitas tidak perlu mengestimasi ulang jumlah terpulihkan aset tersebut ji ui) t jika tidak terds sti a sebut jika tidak terdapat peristiwa yang akan menghapus dilakukan, konsep mate Selain itu, suatu indikasi yang ada bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai dapat juga mengindikasikan bahwa sisa masa manfaat, metode depresiasi (amortisasi) atau nilai residu aset perlu ditelaah kembali. Apabila terdapat perubahan estimasi sisa manfaat, metode depresiasi (amortisasi) atau nilai residu aset maka suatu entitas harus melakukan perubahan tersebut dengan sifat perubahannya sebagai prospektif (perubahan yang dilakukan secara ke depan, tanpa melakukan restatement terhadap laporan keuangan sebelumnya). Pengukuran Penurunan Nilai Setelah suatu entitas mengevaluasi adanya indikasi penurunan nilai, dan ternyata menemukan adanya indikasi penurunan nilai maka harus dilakukan pengujian atas, penurunan nilai. Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan antara jumlah tercatat dari aset dengan jumlah terpulihkannya. Apabila jumlah tercatatnya lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisih antara keduanya tersebut diakui sebagai rugi penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan tersebut. Apabila jumlah tercatatnya lebih rendah dari jumlah terpulihkan, maka tidak terdapat penurunan nilai. ‘Apabila terdapat indikasi-indikasi penurunan nilai, maka entitas diharuskan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas' dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya, Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. Nila ini mencerminkan nilai yang dapat dihasilkan oleh aset tersebut bila aset tersebut dijual setelah dikurangi biaya untuk melakukan penjualan, Sedangkan nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari suatu aset atau unit penghasil kas. 7 Gnit Penghasl Kas (UPK) adalah kelompok terkecil ast teridentifkasikan yang menghasikan arus kas masule yang sebagian besa independen dari ars kas masuk ase atau kelompok ase ain. Penerunan mili pada UPK akan dlijelaskan pada bagian lebih lanjut dalam bab ini, Dipindai dengan CamScanner Nilai pakai ini mencerminkan nilai kini dari ekspektasi arus kas yang akan dihasilkan oleh aset tersebut apabila digunakan dan nilai penjualan dari aset tersebut pada saat akhir masa manfaat aset. Sebagai ilustrasi, PT Laut Baru pada 31 Desember 2012 melakukan pengujian atas Penurunan nilai atas aset perusahaan yaitu bangunan akibat adanya krisis ekonomi yang menurunkan nilai dari aset perusahaan, Berdasarkan pengujian maka didapat beberapa informasi sebagai berikut. Harga juab = Rp 700,000,000 Biaya penjualan = Rp. 16,000.00 Nilai pakai (valve in use) = Rp 684.000.000 Bangunan kantortersebut diperoleh pada 1 Januari 2008 dengan biaya perolehan sebesar p800.000.000. PT Laut Baru memperkirakan masa manfaat dari bangunan tersebut adalah 20 tahun dan memilikinilairesidu Rp40.000.000, PT Laut Baru menggunakan metode garis Jurus dalam menyusutkan aset tetapnya. Nilai tercatat bangunan kantor per 31 Desember 2012 Biaya perolehan = Rp800,000.000 wumulasi penyusutan = 5% _ (00,000,000 ~ 40.000.000) ee oe . 20 tahun Nilai tercatat per 31 Desember 2015 = Rp610.000.000 Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka dapat dihitung nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah sebesar Rp684.000.000 (Rp700.000.000 ~ Rp16.000.000) dan nilai pakai adalah Rp520.000.000. Berdasarkan kedua nilai tersebut maka jumlah terpulihkan adalah Rp684.000.000. Jumlah tersebut masih lebih tinggi dari jumlah tercatat aset, sehingga tidak terjadi penurunan nilai. Apabila informasi dari PT Laut Baru sama, kecualibahwa nai wajar dari aset adalah sebesar Rp500.000.000 (dengan biaya menjual yang sama) maka nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah Rp484.000.000 (Rp500.000.000 - Rp16.000.000), Oleh karena itu, jumlsh lihkan aset menjadi sebesar nila pakainya RpS20.000.000, karena nila pakat lebih besar alld dilcurangi biaya penjualan. Dalam contoh ini maka terjadi penurunan nilai ee has fei tercatat aset lebih besar dari jumlah terpulihkan dan perusahaan akan aset karer aki kerugian penurunan nilai yang dicatat sebagai berikut, meng oF ee Dipinda dengan CamScanner 325 Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam laporan laba rugikomprehensif. Namun demikian, kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut. Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilaitercatat aset yang terkait, entitas mengakui iabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh standar akuntansi lainnya. Setelah pengakuan rugi penurunan nila, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa masa manfaatnya. Penurunan Nilai pada Unit Penghasil Kas Unit Penghasil Kas (UPK) aset adalah kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompokaset lain, Jka terdapat indikasi bahwa suatu asetturun nilainya, jumlah terpulihkan diestimast untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, entitas menentukan nilai terpulihkan dari UPK yang mana aset tercakup (set dari unit penghasil kas). Mengidentifikasi UPK memerlukan pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat ditentukan untuk aset individual, entitas mengidentifikasi agregasi terendah atas aset yang menghasilkan arus kas masuk yang berdiri sendiri, UPK diidentifikasi secara konsisten dari periode ke periode ‘untuk aset atau jenis aset yang sama, kecuali perubahan, &, dapat dijustifikasi. Berikut merupakan contoh dari UPK. Suatu entitas © pertambangan memiliki jalur kereta api pribadi untuk, ‘mendukung aktivitas pertambangannya. Jalur kereta a pribadi dapat dijual hanya untuk nilai sisanya dan itu tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset Jain pertambangan itu. ‘Tidak dimungkinkan mengestimasijumlah terpulihkan dari jalur kereta pribadi itu karena nilai pakainya Dipindat dengan CamScanner tidak dapat ditentukan dan kemungkinan berbeda dari nilai sisanya, Oleh karena itu, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas di mana jalur kereta pribadi tersebut tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan. Berdasarkan contoh ini maka agregasi terendah dari aset yang menghasilkan arus kas masuk adalah pertambangan tersebut. Oleh Karena itu, pertambangan dianggap sebagai suatu UPK yang akan dievaluasi indikasi Penurunan nilainya dalam satu satuan aset yaitu pertambangan. Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika: 1. nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan (contoh, apabila arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak dapat diestimasi menjadi tak berarti); dan 2. aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain. Entitas menggunakan estimasi terbaik manajemen mengenai harga masa depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar dalam mengestimasi: (a) arus kas masuk masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai aset atau nilai pakai unit penghasil kas; dan (b) arus kkas keluar masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai dari setiap aset atau unit penghasil kas lain yang dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal. Seperti halnya penjelasan sebelumnya dimana pengakuan rugi penurunan nilai dilakukan apabila jumlah tercatat Iebih tinggi dari jumlah terpulihkan, Sebagai contoh Water Park Entertainment Centre melakukan leasing tanah kepada pemerintah daerah dan berjanji untuk melakukan restorasi atas Jahan tersebut ketika mengembalikan lahan kepada pemerintah. Provisi atas biaya restorasi tersebut sebesar Rp800 juta. Karena adanya pembukaan taman bermain di sekitar lokasi, maka Water Park Entertainment Centre mengalami kerugian sejak 2014, karena itu Water Park Entertainment Centre mengujiindikasi penurunan nila, Terdapat penawaran pembelian atas Water Park Entertainment Centre pada nilai Rp3,6 miliar. Nilai pakai yang didapat dari nilai kini (present value—PV) dari ekspektasi arus kas masuk hingga periode pengembalian tanah kepada pemerintah adalah Rp3,6 miliar (tidak termasuk biaya restorasi). Jumlah tercatat dari Water Park Entertainment Centre pada akhir 2013 adalah sebesar Rp4 miliar. ‘Untuk menentukan apakca perlu diakui kerugian penurunan nilai maka perlu ditentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai dan dibandingkan dengan jumlah Dipindai dengan CamScanner 37 es nor di atas maka nil wajar dikurangibiaya penualan adalah oa vee fan nilai pakai Water Park Entertainment Centre adalah Rp2,8 miliar oe pe no jut). Jumlah tercatat dari Water Park Entertainment Centre adalah 'p3.2 miliar (Rp4 miliar ~ Rp800 juta). Jumlah terpulihkan adalah sebesar Rp3,6 miliar dan nilaitersebut masih lebih tinggi dari jumlah tercatatnya, Oleh Karena itu, tidak ada rugi penurunan nilai yang diakui, Goodwill ‘Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis harus, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi, (atau kelompok unit penghasil kas) yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi yang ditetapkan ke unit- unit atau kelompok unit-unit tersebut. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk menurunkan jumlah tercatat dari aset dengan tahapan sebagai berikut. 1. Pertama, menurunkan jumlah tercatat dari goodwill yang telah dialokasikan pada UPK. 2, Kedua, mengalokasikan pada aset lainnya pada UPK secara prorata dari jumlah tercatat pada masing-masing aset dalam UPK. Sebagai ilustrasi, PT Lolipop melakukan pengujian atas penurunan nilai UPK Z dan memperoleh informasi sebagai berikut. Jumlah Tercatat Goodwill Rp2.000,000.000 ‘Aset tetap, pada biaya terdepresiasi p6,000.000,000 ‘Aset takberwujud, pada biaya terdepresias! Rp4.000.000.000 Propertiinvestasi, pada biaya terdepresiasi RpS.000.000.000 ‘Aset keuangan, pada nai wajar p2.140.000.000 Persediaan, pada biaya pI.000.000.000 Piutang dagang p2.600.000.000 Total Rp22.740,000.000 Setelah melakukan pengujian-penurunan nilai, PT Lolipop menemukan bahwa jumlah terpulihkan pada UPK Z adalah Rp16.000.000.000 dan properti investasi adalah Rp4.000.000.000. Alokasi penurunan nilai pada aset individual adalah sebagai berikut. Pertama, kerugian penurunan nilai yang diakui adalah terhadap properti investasi yang memiliki nilai wajar yang jelas yaitu Rp4.000,000.000 sehingga diakui penurunan nilai sebesar Rp1.000.000,000. Jurnal untuk mengakui penurunan nilai adalah sebagai berikut. Dipindai dengan CamScanner 328 Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Kedua, membandingkan jumlah tercatat dengan jumlah terpulikan. Nilai tercatat UPK Z kini adalah Rp21.740.000.000 (Rp22.740,000.000 - Rp1.000.000.000). Nilai tersebut lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, sehingga PT Lolipop akan mengakui kerugian penurunan nilai pada UPK Z sebesar Rp5.740.000.000 (Rp21.740,000.000 - Rp16,000,000.000). Jumlah kerugian tersebut hanya dialokasikan pada aset tetap dan aset takberwujud karena properti investasi telah diturunkan nilainya menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan aset selain aset teap dan aset takberwujud di luar dari ruang lingkup PSAK 48, Alokasi kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut. Jumiah —Alokasi Kerugian__Jumlah Tercatat Setelah Tercatat —Penurunan Nilsi-_Alokasi Penurunan Nii (Rp juta) (Rp juta) (Rp juta) Goodv! 2.000 2.000 ° ‘Aset tetap 6.000 2044 3.756 Aset takberwujud 4.000 1.496 2.504 Properti investasi (Rp5 milar — Rpl miliar) 4.000 - 4.000 Aset keuangan 2.140 . 2.140 Persediaan 1.000 . L000 Piutang dagang 2.600 - 2600 Toul 21.740 5740 16.000 Pertama, dialokasikan terlebih dabulu pada nilai goodwill yaitu sebesar Rp2.000.000.000. Kedua, dialokasikan pada aset tetap dan aset takberwujud, ‘Alokasi terhadap aset tetap adalah sebagai berikut, ‘Alokasi Kerugian Penurunan Nisi pada Aset Tetap = _(RpS.740.000.000 ~ Rp2.000.000.000) x Rp 6.000.000.000 {p.000.000,000 + Rp4.000,000.000) = Rp2.244.000.000 Dipindat dengan CamScanner Alokasi terhadap aset takberwujud adalah sebagai berikut. ‘Alokasi Kerugian Penurunan Nilsi pada Aset Takberwujud Rp4.000,000.000 (Rp6.000.000.000 + Rp-4.000.000.000) (RpS.740.000.000 — Rp2.000.000.000) * Rp!.496,000.000 Pencatatan atas alokasi tersebut adalah sebagai berikut. Aset Korporat Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau divisi dari entitas, perlengkapan EDP, atau pusat penelitian. Karakteristik khusus aset korporat adalah bahwa aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk secara independen dari aset atau kelompok aset lain dan jumlah tercatatnya tidak dapat sepenuhnya diatribusikan ke unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas mengidentifikasi semua aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat, adalah sebagai berikut. 1. Dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut, entitas membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan. Entitas harus mengekui setiap rugi penurunan nilai. 2, Tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu, entitas harus: (i) membandingkan jumlah tercatat unit, di luar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan dan mengakui setiap rugi penurunan nilai; (ii) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang Dipindaf dengan CamScanner 330 ‘mencakup unit penghasil kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat dapat dialokasikan atas dasar yang layak dan konsisten; dan (iii) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termastik bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok dari unit tersebut) dengan jumlsh terpulihkan dari kelompok unit itu. Setiap rugi penurunan nilai diakui. Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi Penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill, Karena untuk goodwill tidak diperbolehkan adanya pemulihan rugi penurunan nilai) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, Misalkan pada akhir periode 20X7 terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga menyebabkan perusahaan harus melakukan penurunan nilai atas asetnya. Namun, pada tahun 20X9 terjadi perbaikan kondisi perekonomian schingga terdapat indikasi kondisi pemulihan penurunan nilai. Jka indikasi dimaksud ditemukan, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nila yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini. Informasi yang bersumber dari luar, antara lain sebagai berikut, 1. Nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama periode tersebut. 2. Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat, dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi maupun legal tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset itu didedikasikan, 3. Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang lain telah turun selama periode tu, dan penurunan itu sepertinya akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset sehingga meningkatkan jumlah terpulihkan secara material. ann lal ula mh periode Informasi yang bersumber dari dalam, antara lain sebagai berikut. 1. Perubahan signifikan dengan dampak ‘menguntungkan bagi entitas telah terjadi Dipindai dengan CamScanner sel ! < ae Periode tersebut, atau diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat, seberapa jauh dan cara, aset tersebut digunakan atau diharapkan untuk digunakan. Perubahan ini termasuk biaya-biaya yang timbul selama periode tersebut untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset atau merestrukturisasi operasi di tempat aset tersebut tercakup. Bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih baik atau akan lebih baik dari yang diharapkan. Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui, Jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nila, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai untukaset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi. Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait. Melanjutkan ilustrasi pada PT Laut Baru, pada I Januari 2015, PT Laut Baru melakukan review untuk mengidentifikasi apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada lagi atau menurun. Dari hasil review tersebut, diperoleh hasil bahwa nilai pakai dari bangunan tersebut meningkat menjadi Rp560.000.000. Nilai tercatat bangunan kantor per 1 Januari 2015 (seharusnya) Biaya perolehan = RpB00.000.000 ‘Akumulasi penyusutan = 7% (800,000,000 - 401 = Rp266,000.000 20 tahun Nila tercatat per | Januari 2015 = Rp5340000.000 Niloi tercatat bangunan kantor per 1 Januari 2015 (setelah ada penurunan nilai) Nilai tercatat pada 31 Desember 2012 £Rp520.000,000 ‘Akumulasi penyusutan =2% _ (520,000,000 ~ 40,000.000)_ = Rp 64.000.000 , y 15 tahun Nilattereatat per ! Januari 2015 . = RpAS6,000.000 Dipindai dengan CamScanner 332 Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Recoverable amount per 1 Januari 2015 = RpS60,000.000 Nilai tercatat aset (Rp456.000.000) harus dinaikkan kembali menjadi sebesar recoverable amount (Rp560.000.000). Akan tetapi, karena recoverable amount lebih besar dari nilai tercatat yang seharusnya (Rp534,000.000), maka aset hanya boleh dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai tercatat seharusnya, yaitu sebesar Rp78.000.000 (Rp534.000.000 - Rp456.000.000). Jurnal untuk mencatat pemulihan tersebut adalah sebagai berikut. Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) prorata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya. Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas, jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan di atas nilai yang terendah dari: 1, jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan 2. jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan prorata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Terkait dengan depresiasi dan penurunan nilai, maka dalam penyajiannya pada laporan keuangan suatu entitas harus mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Keberadaan dan jumlah pembatasan hak milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang. Jumlah pengeluaran yang diakui sebagai aset dalam penyelesaian. Jumlah komitemen kontraktual dalam memperoleh aset tetap. Jumlah kompensasi pihak ketiga atas asettetap yang dimasukkan ke laba rugi. Jika ada perubahan estimasi terkait dengan masa manfaat, nilai residu atau metode penyusutan. veer Dipindai dengan CamScanner 333 dan Penurunan Nia Berikut ini adalah contoh pengungkapan yang dilakukan oleh PT Astra Autopart Tbk. 10, ASET TETAP (lanjutan) \ntem] Rawhine —Roerged oF h—Lhr wn, . ny ims SP Rangeran dan 208695 apt 5 ton = ‘ ona 0 ‘Peracan pabril tes a lUmrrr—~—r—— i BS renee sar __ Se taitn me), man tee) — = = enn” pm Sa ate “Gaul od tuys = aim J = an — 0 ax mem) = (a em 7 _ i ide Tm be TEER peuvan distaan shag bro 10. FIXED ASSETS (continued) reestiasd Arak 31 Dsante eckiicons peraan yng Osco 2009 Selpet ‘msde : 08 tons ant 403 Lo Bas eaten and npr ma ey an Haney and cuore won . pan Receuipmere em an, ba. Oncecuiprere ” 09, Staal Trareporaon “met Hose (ay warn 5 7 Seu Ass under ‘omen : (wy 1540 Accented ‘epee ling ind (m5) iepronenes Miche nd ” oan) women Parceniprere (ann) Ofceenipnere “rasporason o son) cepre ang 3 aise, (20m) Pian er wen) Netto ve epresin expense was alot flows, Tampilan 8.1 Contoh Pengungkapon Depresias! dan Fenurunan Wisi Ast Tetap PT Astra Olopart Tok. IKHTISAR PEMBELAJARAN Depresiasi adalah metode _pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nila aset secara sistematis selma periode manfaat dari aset tersebut Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan rill aset tetap sebagai bya depresiasi, itu: () lal biaya aset yang didepresiasikan (depreciable asset) (8) esran nasa manfaataset tetapr (i) metode depresiasi yang sesuai. 2. Metode depresiasi menentukan cara dalam engalokasikan penyusutan ial aset secara tistomatis selama periode masa manfaat aset TTerdapat tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas, yaitu: () metode garis lurus (akan menghasilkan pembebanan yang Konstan selama masa manfaat aset bila ‘estimasi rifat residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan nila aset); (i) metode pembebanan menurun (akan menghasilkan pembebanan yang semakin menurun selama masa_manfaat aset); (ii) metode unit produksi (akan menghasikkan pembebanan yang didasarkan pada ekspektasi penggunaan ‘set atau output yang dihasilkan). 3. Dalam pembebanan depresiasi aset tetap, Dipindat dengan CamScanner setiap bagian dari asettetap yang memilik biaya Perolehan cukup signifikan terhadap total biaya Perolehan seluruh aset harus disusutkan Secara terpisah. Setiap komponen yang Signifkan dalam suatu aset tetap, kemungkinan akan mempunyai masa manfaat yang berbeda. Suatu entitas harus mengevaluasi apakah terdapat suatu indikasi terhadap aset yang di Penurunan nila inya. Penurunan nilai dari aset merupakan suatu kondisi di mana nilal tercatat dari aset (conying amount) ‘melebihi jumtah terpulihkan (recoverable ‘omount). Terepas apalah terdapat indikas! Penurunan nila, entitas juga harus: (a) menguji terepas apokah terdopet.indkasi_ penurumen iol dengan membandinglan rilaitercaatnya dengan jumiah terpulthkannya, dan (b) menguj penurunan nilai goodwil yang dipereleh dalam suatu kombinas bisnis seeara tshunan Apabila eerdapat india nial, maka dinacuskan membuat estimasi formal jumlah terpulskan. Junta terpulihkan —merupakan jumiah yang lebih tingg! aneara nila wajar asec atau unie penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan rls pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapae dinasian dari penjuslan suacu aset atu unie penghasil kas dalam transaksi antara pihake pihak yang mengerdi dan berkehendak bebas tanpacekanan, dikurangi aya pelepasan aset Sedanghan nilal pakai adalah nisi kini dari eaksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari suatu aset atau unit penghasl as. Nilai pakai ini mencerminkan nila kint dari ekspekeasi arus kas yang alan dihasilan oleh aset tersebut apabila digunakan dan nilai penjualandari ase tersebut pada saat akhir masa manfaat aset. Rugi penurunan isi aset yang tidak irevaluasi dalui dahm Laporan Laba idikasi penurunan centitas Rugi. Namun demikian, kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nifai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi Penurunan nilaiatas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut. Unit Penghasil Kas (UPK) aset adalah kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilan arus kas ‘masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lin Jka terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya,jumlah terpulihlan diestimasi untuk aset individual, Sika. dak mungkin untuk mengestimasi jumlah Xerpulhkan aset individual, enticas menentukan rilsi cerpulibkan dari UPK yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas). Uneuk eujuan uji penurunan nila, goodwill yang

Anda mungkin juga menyukai