Anda di halaman 1dari 6

TUGAS : DASAR EPIDEMIOLOGI

DOSEN PENGAMPUH : RINI APRILIA RAZIKUN, SKM., M.KES

NAMA : RISTI WANDA

NIM : 32012004

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
IST BUTON
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Epidemiologi (Ukuran Frekuensi Penyakit)

Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi. Merupakan

dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan

menggunakan Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit

menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah

kesehatan didalam populasi.

1. Proporsi : Digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya.

Apabila menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.

Ciri proporsi :

a. Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan

penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan.

b. Nilainya antara 0 dan 1

2. Rate : Perbandingan antara jumlah kejadian terhadap jumlah penduduk yang

mempunyai risiko terhadap kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu

tertentu. Rate untuk menyatakan dinamika atau kecepatan kejadian dalam suatu

populasi masyarakat tertentu. Rate merupakan konsep yang lebih kompleks

dibandingkan dengan dua bentuk pecahan yang terdahulu. Rate yang sesungguhnya

merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi perubahan pada kuantitas

lain. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas

waktu. Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan proporsi.

Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu rate.

kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat, maka yang
diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut. kecepatan (speed) diukur dengan

membagi jarak tempuh mobil tersebut dengan waktu yang digunakan untuk

mencapainya. Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1

jam. Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.

Ciri rate :

a. Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.

b. Besarnya tidak terbatas.

3. RATIO merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal antara numerator dan

denominator tidak ada sangkut pautnya. Ratio merupakan pecahan yang pembilangnya

bukan merupakan bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan

proporsi. Ratiomenyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda

satu dengan yang lain.

Jenis ratio :

a. Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:

1) Jumlah dokter per 100.000 penduduk

2) Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.

Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai

satuan yang sama,

-----------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A. Frekuensi Masalah Kesehatan

Menurut perkembangan epidemiologi, upaya melakukan pengukuran terhadap

frekuensi masalah kesehatan, bukanlah merupakan hal yang baru.Pekerjaan ini

telah di lakukan oleh john graunt sejak tahun 1662, dan pada saat ini makin

berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu hitung dan ilmu kesehatan

masyarakat.

Frekuensi masalah kesehatan kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya

suatu masalah kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia dengan

dinyatakan angka mutlak, rate atau ratio.

Berdasarkan batasan sederhana tersebut, terlihat dalam melakukan

pengukuran masalah kesehatan yang merupakan epidemiologi deskriptif ini, ada

beberapa hal pokok yang harus diperhatikan, yakni:

1. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur hanya masalah yang dimaksudkan.

Jika saudara ingin mengukur kejadian anemia pada ibu hamil, haruslah dapat diyakini

bahwa masalah yang diukur tersebut hanya anemia pada ibu hamil. Apabila penyakit

atau masalah kesehatan yang lain masuk dalam pengukuran, tentu saja data yang

diperoleh tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

2. Mengupayakan agar semua masalah kesehatan yang akan diukur dapat masuk dalam

pengukuran. Hal lain yang harus diperhatikan dalam mengukur masalah kesehatan

adalah kelengkapan data yang tersedia. Jika data tidak lengkap, dalam arti ada sebagian

dari masalah kesehatan yang luput dari pengukuran, maka hasil yang diperoleh juga tidak

mencerminkan keadaan yang sebenarnya.


3. Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah dalam bentuk yang memberikan

keterangan yang optimal. Untuk menjelaskan suatu keadaan, maka penyajian hasil

haruslah dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga memberikan keterangan yang

optimal secara umum, bentuk penyajian yang dimaksud dapat dibedakan atas 4 macam

yakni:

a. Angka mutlak Merupakan bentuk penyajian data menggunakan angka mutlak, apa adanya.

Contoh penyajian dalam bentuk angka mutlak adalah dari hasil pengukuran anemia pada ibu

hamil dari suatu daerah ditemukan jumlah penderita anemia sebanyak 31 orang. Segera dapat

dilihat bahwa keeterangan yang dimilikinya sangat terbatas, sehingga data yang diperoleh

kurang dirasakan manfaatnya.

b. Rate Rate adalah perbandingan suatu peristiwa(event) dibagi dengan jumlah penduduk

yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam waktu yang sama

yang dinyatakan dalam persen atau permil. Rumus yang digunakan untuk menghitung rate

ialah:

Rate (t0-t1) = jumlah suatu peristiwa x 100% Jumlah penduduk yang mungkin Terkena

peristiwa tersebut (tO-t1) Contoh penyajian data dalam bentuk rate adalah dari hasil

pengukuran anemia pada ibu hamil di suatu daerah sebanyak 18%. Penyajian tersebut

menunjukan keterangan yang lebih lengkap yakni menggambarkan besarnya masalah anemia

ibu hamil di daerah pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai