Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT


yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul DESAIN STUDI
EPIDEMIOLOGI. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B.
Rumusan Masalah ........................................................................................ 1 C.
Tujuan .......................................................................................................... 2 D.
Manfaat ........................................................................................................ 2 BAB
II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 A.
Pendahuluan ................................................................................................. 3 B.
Deskriptif Epidemiologi Studi ..................................................................... 6 C.
Studi Epidemiologi Analitik ...................................................................... 12 BAB
III PENUTUP ............................................................................................. 22 A.
Kesimpulan ................................................................................................ 22 B.
Saran ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berkembang


maka muncul teori-teori baru melalui pembuktian secara empiris. Demikian
halnya dengan ilmu epidemiologi yang terus berkembang melalui
serangkaian kajian dan pengujian kebenaran melalui metode deduktif dan
induktif. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama,
penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara
acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor
penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian
sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi
tersebut dapat kita buat definisi komprehensif tentang epidemiologi sebagai
berikut :
“ ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan -determinan frekuensi
penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana desain studi epidemiologi itu?


2. Apa yang dimaksud dengan studi epidemiologi Deskriptif ?
3. Apa yang dimaksud dengan studi epidemiologi Analitik ?

C. Tujuan

1. Memahami dan mengerti tentang desain epidemiologi.


2. Memahami dan mengerti tentang epidemiologi Deskriptif
3. Memahami dan mengerti tentang epidemiologi Analitik

D. Manfaat

Agar para mahasiswa dan pembaca mengerti tentang epidemiologi dan


desain Epidemiologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan

Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit


pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak.
Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor
penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui
penelitian sitematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu.
Berdasarkan asumsi tersebut dapat kita buat definisi komprehensif
tentang epidemiologi sebagai berikut. "Ilmu yang mempelajari distribusi
dan determinan-determi- nan frekuensi penyakit dan status kesehatan
pada populasi manusia". Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa
epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang
banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang simpatik tentang
frekuensi penyakit dan sejumlah faktor yang dipelajari hubungan- nya
dengan penyakit. Kebutuhan akan analisis kuantitatif, mulai Dari
penghitungan yang paling sederhana hingga analisis yang paling
canggih, menyebabkan epidemiologi terkait dengan dengan ilmu yang
disebut biostatístik.

Sedangkan kaitannya dengan distribusi, epidemiologi mempelajari


populasi mana yang terjangkit penyakit, serta kapan dan dimana
terjangkitnya. Pengenalan tentang distribusi, frekuensi dan
kecenderungan penyakit diperlukan untuk mengetahui besarmya masalah
penyakit dan keadaan kesehatan populasi. Meskipun tampaknya
“sederhana ", informasi tentang perubahan-perubahan epidemiologik itu
sudah dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kebijakan kesehatan
masyarakat, perencanaan program pengendalian penyakit, dan
penyediaan pelayanan kesehatan.

Hubungannya dengan determinan dimaksudkan bahwa Epidemiologi


mempelajari faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya penyakit
dan keadaan lainnya yang abnormal pada populasi. Pada tahap
berikutnya, hubungan faktor-faktor dan penyakit dipelajari dalam
konteks sebab-akibat, kausal dilakukan melalui inferensi induktif
berbagai studi yang sistematik dan empirik. Pengetahuan tentang
perubahan-perubahan determinan penyakit bersumber pada
pemanfaatannya bagi program pengendalian penyakit dan penyediaan
pelayanan kesehatan.
Dengan penyakit dan status kesehatan populasi manusia
dimaksudkan bahwa, perhatian dan minat riset epidemiologi ditujukan
kepada persoalan penyakit dan status kesehatan manusia. Minat tersebut
pada hakekatnya berkaitan langsung dengan tujuan akhir riset
epidemiologi, yaitu mencegah penyakit, mengurangi dampak penyakit,
dan meningkatkan status kesehatan manusia. Penyakit dan kesehatan
merupakan dua konsep yang mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaannya, penyakit dan kesehatan bersifat relatif dan gradual,
karena memiliki paling tidak tiga demensi : biologik/fisik,
perseptual/psikologik, sosial/perilaku. Perbedaannya, penyakit merujuk
kepada masalah proses dan degradasi patologik; sedang kesehatan
merujuk kepada suatu jenjang yang mengarah kepada keadaan yang
lebih baik.

Pada definisi di atas disebutkan pula, sasaran epidemiologi adalah


populasi manusia. Artinya, epidemiologi membuat tafsiran dan
kesimpulan riset berdasarkan pengamatan pada sejumlah besar subyek
penelitian. Ciri-ciri ini membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran
klinik dan ilmu-ilmu biomedik yang lebih memusatkan perhatian kepada
individu, jaringan, atau organ (Rose dan Barker, 1978). Meskipun para
epidemiologi mungkin saja mendudukkan individu sebagai unit
observasi, unit eksperimentasi maupun unit analisis, namun kesimpulan
epidemiologik pada umumnya baru dianggap valid jika dibuat
berdasarkan informasi pada sejumlah besar individu. Ada sejumlah
alasan dibalik prinsip ini. Pertama, tujuan akhir epidemiologi pada
hakekatnya adalah memperbaiki status kesehatan masyarakat, bukannya
individu. Begitu sentralnya peran epidemiologi bagi perbaikan status
kesehatan masyarakat, sehingga Sally blakley 1990 dalam kuliah
epidemiologinya menyebutkan 'The mother science of public helath is
epidemiology". Kedua, secara metodologi penggunaan populasi
dibutuhkan untuk membuat inferensi kausal faktor-faktor penelitian dan
penyakit. Logika deduktif (misalnya, dalam membuat hipotesis
etiologik) hanya mempunyai kaitan dan bersifat predektif dalam dunia
nyata bila diverifikasi oleh inferensi pada populasi yang besar.
Secara umum desain studi epidemiologi dapat dibedakan menurut
dimensi-dimensi pendekatan dalam mengamati dan menyikapi variabel,
arah pengamatan, dan waktu pengumpulan data dan desain pencuplikan.

Pada dasarnya studi epidemiologi dibagi menjadi dua kategori yaitu


epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik. Epidemiologi
deskriptif bertujuan untuk mempelajari tentang terjadi dan penyebaran
suatu masalah kesehatan menurut ciri karakteristik orang (Person),
tempat (Place) dan waktu (Time). Epidemiolool analitik bertujuan
menjelaskan faktor-faktor risiko dan kausa penyakit dan meramalkan
terjadinya penyakit serta memberikan saran strategi pengendalian
penyakit (Why, How).

B. Deskriptif Epidemiologi Studi

Studi epidemiologi diskriptif adalah suatu metode studi epidemiologi


yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode studi
epidemiologi diskriptif digunakan untuk menjawab pertanyaan yang
sedang dibahas pada saat sekarang. Studi ini dilakukan dengan langkah
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan / analisis
data, pembuatan kesimpulan, dan laporan. Masalah yang layak diteliti
dengan menggunakan metode studi epidemiologi deskriptif adalah
masalah dewasa ini sedang dihadapi, khusus di bidang pelayanan
kesehatan. Masalah-masalah ini baik yang berkaitan dengan penelaahan
terhadap masalah yang meliputi aspek yang cukup banyak, menelaah
suatu kasus tunggal, dikumpulkan melibatkan antara hal dengan hal yang
lain, ataupun untuk melihat hubungan antara suatu gejala dengan
peristiwa yang mungkin akan timbul dengan gejala tersebut. Metode
studi epidemiologi deskriptif digunakan dalam program pelayanan
kesehatan, program perbaikan kesehatan dan peningkatan program
pelayanan kesehatan tersebut. Studi atau penelitian mengenai masalah
metode pemberantasan penyakit menular misalnya, dapat membahas
berbagai aspek dari segi efisien dan cara-cara pemecahan masalah
tersebut. Selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan langkah
selanjutnya tentang menggunakan metode yang diajukan, serta mencari
alternatif lain yang diharapkan cara ini tidak dapat efektif dan efisien.
Secara umum langkah-langkah yang harus diambil dalam studi
epidemilogi deskriptif ini tidak berbeda dengan metode-metode studi
atau penelitian yang lain, yakni :

1) Memilih masalah yang akan dibahas.


2) Merumuskan dan menyelesaikan masalah, membahas masalah yang
diajukan oleh studio pendahu- luan untuk menghimpun informasi
dan teori-teori sebagai dasar penyusunan konsep penelitian
3) Membuat asumsi atau anggapan-anggapan yang menjad dasar
perumusan teori penelitian.
4) Merumuskan hipotesis penelitian.
5) Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
6) Menetukan kriteria atau kategori untuk pengumpulan klasifikasi
data.
7) Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan digunakan
8) Melaksanakan penelitian atau mengumpulkan data untuk digunakan
untuk menguji hipotesis.
9) Melakukan pengolahan data analis data (menguji hipotesis).
10) Menarik kesimpulan atau generalisasi.
11) Menyusun dan mempublikasskan laporan penelitian.

JENIS-JENIS STUDI EPIDEMIOLGI DESKRIPTIF

1. Studi Ekologis (Correlation Study)

Studi korelasi ini pada hakikatnya merupakan penelitian atau


penelahaan hubungan antara dua variabel pada dua situasi atau
sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara
gejala satu dengan gejala lain, atau variabel satu dengan variabel yang
lain. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel
lain tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada
suatu objek, kemudian di identifikasi pula variabel lain yang ada pada
objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya.
Dalam uji statistik biasanya menggunakan analisis korelasi. Secara
sederhana dapat dilakukan dengan cara melihat skor atau nilai rata-rata
dari variabel yang satu skor rata-rata dari variabel yang lain. Koefesien
korelasi yang diperoleh selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk menguji
hipotesis penelitan yang dikemukakan terhadap masalah tersebut, dengan
membuktikan apakah ada hubungan kedua variabel tersebut. dan sejauh
mana hubungan antara keduanya

2. Laporan Kasus dan Kasus Seri

Laporan atau studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu


permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari suatu studi yang
terdiri dari unit tunggal sedangkan kasus seri merupakan suatu studi
yang terdiri lebih dari satu atau beberapa laporan kasus. Unit tunggal
disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena
suatu masalah, misalnya keracunan, atau sekelompok masyarakat disuatu
daerah. Unit menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik
dard segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu
perlakuan atau tertentu. Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti
hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam,
meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai
teknik secara integratif. Laporan atau studi kasus dan kasus seri tidak
dapat menilai terdapatnya hubungan sebab akibat. Namun demikian
banyak laporan kasus atau seri kasus pada masa lampau yang kemudian
membuahkan penemuan penyakit baru. Jadi laporan ka- sus atau kasus
seri digunakan untuk penyelidikan kasus-kasus penyakit yang baru
karena belum banyak diperoleh informasi dan kasusnya masih sangat
jarang. Contohnya adalah Avian Flu (flu burung), sampai saat ini
kasusnya masih jarang dan masih sedikit informasi tentang bagaimana
gambaran etiologis dari penyakit tersebut.

3. Studi Kros-seksional

Studi kros-seksional merupakan suatu studi epidemilogi deskriptif


yang meneliti sekaligus dalam satu waktu antara suatu pajanan dan
sebuah penyakit atau suatu masalah kesehatan tanpa arah atau waktu
yang jelas apakah arahnya kedepan (prospektif) atau kebelakang
(retrospektif). Salah satu bentuk studi kros-seksional yang banyak
dilakukan survei. adalah Survei. : penyelenggaraan suatu program di
masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyususn
perencanaan perbaikan rogram tersebut. Jadi, survei bukan semata-mata
melak- sanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan,
melainkan juga untuk menjelaskan tenang hubungan antara variabel
yang diteliti, dari objek yang mempunyai unit atau individu yang cukup
banyak. Oleh sebab itu dalam melak- sanakan survei biasanya hasilnya
dibuat suatu analisis secara kuantitatif terhadap data yang telah
dikumpulkan. Di dalam penelitian kesehatan, beberapa contoh jenis
studi yang jenisnya survei antara lain adalah : a.

a. Survei Rumah Tangga (Household Survey)

Adalah suatu survei deskriptif yang ditujukan kepada rumah tangga.


Biasanya pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada
kepala keluarga. Informasi yang diperoleh dari kepala keluarga ini
bukan saja infor- masi mengenai diri kepala keluarga tersebut, tetapi
juga informasi tentang diri atau keadaan anggota keluarga yang lain,
dan bahkan informasi tentang rumahtangga dan lingkungannya.
Contohnya adalah SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga), SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia), Riskesdas (Riset
Kesehatan Dasar).

b. Survei Morbiditas (Morbidity Survey)

Adalah suatu survei deskripif yang bertujuan untuk mengetahui


kejadian dan distribusi penyakit di dalam masyarakat atau populasi.
Survei ini dapat sekaligus digunakan untuk mengetahui terjadinya
(incidence) suatu penyakit maupun prevalensi (prevallence).

c. Studi Perbandingan (Comparative Study)

Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan


dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan
sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor apa, atau situasi
bagaimana yang menyebabkan timbulrya suatu peristiwa tertentu.
Studi ini dimulai dengan mo ngadakan pengumpulan fakta tentang
faktor-faktor apa, atau situasi bagaimana yang menyebabkan
timbulnya suatu peristiwa tertentu, kemudian dibandingkan dengan
situasi lain, atau sekaligus membandingkan suatu gejala atau peristiwa
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dari dua atau beberapa
kelompok sampel. Setelah mengetahui bahwa suatu faktor yang
menyebabkan munculnya suatu gejala pada obyek yang diteliti itulah
sebenarnya yang menyebabkan munculnya gejala tersebut, baik pada
obyek yang diteliti maupun pada obyek yang diteliti itulah sebenarnya
yang menyebabkan munculnya gejala tersebut, baik pada obyek yang
diteliti maupun pada obyek yang diperbandingkan.

d. Studi Prediksi (Prediction Study)

Studi ini digunakan untuk memperkirakan tentang ke- mungkinan


munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul
dan diketahui sebelumnya. Misalnya memperkirakan kemungkinan
keberhasilan menurunkan angka kematian bayi berdasarkan pada
besarnya cakupan imunisasi. Dalam bidang kesehatan, studi prediksi
ini di- gunakan terutama Untuk membuat perkiraan terhadap suatu
atribut dari . atribut lain. Misalnya memperkirakan penurunan angka
kematian akibat kecelakaan dari berlakunya aturan penggunaan helem
bagi pengendara motor. Untuk membuat perkiraan terhadap suatu
atribut dari hasil pengukuran. Misalnya memperkirakan kemungkinan
wabah muntaber dari hasil pemeriksaan air minum penduduk. Untuk
membuat perkiraan terhadap suatu pengukuran dari suatu atribut.
Misalnya memperkirakan status gizi anak balita dari status sosial
ekonomi orang tua mereka Untuk membuat perkiraan terhadap
pengukuran dari pengukuran lain. Misalnya memperkirakan skor
intelegensi anak dari pengukuran berat badan menurut umur pada
anak. Dalam melakukan uji statistik biasanya menggunakan analisis
regresi. Sebagaimana dengan teknik korelasi, maka dalam prediksi
penafsiran analisis statistika didasarkan pada koefisien yang diperoleh.
Untuk melihat apakah munculnya suatu gejala itu ada hubungannya
dengan gejala lain, dan sampai seberapa besar derajat hubungan
tersebut.

e. Studi Evaluasi (Evaluation Study)

Studi evaluasi dilakukan untuk menilai suatu program yang


sedang atau sudah dilakukan. Misalnya penelitian evaluasi tentang
perkembangan pelayanan Puskesmas, penelitian tentang program
pemberantasan penyakit menular, studi evaluasi tentang program
perbaikan gizi, dan sebaginya. Hasil dari penelitian ini digunakan
untuk perbaikan dan atau peningkatan program-program tersebut.
Dalam mengolah hasil penelitian evaluasi ini biasanya menggunakan
analisis statistik sederhana saja, misalnya analisis presentase.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STUDI EPIDEMILOGI DESKRIPTIF

Keuntungan

a. Mudah dilakukan dan memerlukan biaya lebih sedikit dibanding dengan


studi epidemiologi yang lain.
b. Dapat membuat gambaran tentang pola penyakit dan kecenderungan
terjadinya penyakit berdasarkan orang, tempat dan waktu.
c. Dapat membuat informasi tentang faktor risiko seperti; seks, umur, geografis
untuk perbandingan terhadap prevalensi.
d. Merupakan informasi dasar keperawatan perencanan pelajaran, evaluasi
program pelatihan kesehatan pada masyarakat kesehatan atau penyakit

Kerugian

a. Tidak dapat digunakan untuk tes etiologi penyakit karena tidak ada kontrol
grup pembanding.
b. Tidak dapat menentukan adanya asosiasi atau hubungan antara faktor risiko
dengan masyarakat kesehatan atau penyakit.

C.Studi Epidemiologi Analitik

Setelah kita mempelajari studi epidemiologi deskriptif yang bertujuan untuk


memberikan gambaran tentang terjadi dan penyebaran masalah kesehatan
masyarakat dan menjawab pertanyaan siapa (person), dimana (place) dan kapan
(time) masalah kesehatan itu terjadi maka selanjutnya diperlukan upaya mencari
jawaban terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya dan penyebaran masalah
kesehatan tersebut. Upaya yang dilakukan tersebut adalah merupakan kegiatan
epidemiologi analitik (why, how) yang aplikasinya ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

Jadi kesimpulannya dalam studi deskriptif hanya melakukan pengamatan


untuk melihat besaran dan penyebaran suatu masalah kesehatan maka dalam
studi analitik dilakukan analisis faktor-faktor risiko, yang bertujuan untuk
memperoleh hubungan kausalitas antara faktor risiko (exposure) dengan
penyakit (outcome). Ada dua jenis studi epidemiologi analitik :
1. Obeservational.
2. Eksperimental.
1. Studi Observasional
1. Studi observasional dilakukan dengan cara mengamati perjalanan suatu
peristiwa, membuat catatan siapa terpapar dan tidak terpapar faktor risiko
(exposure), dan siapa yang mengalami dan tidak mengalami sakit (out come) yang
diteliti. Jadi hanya dilakukan pengamatan terhadap subyek penelitian tanpa
memberikan perlakuan atau intervensi. Jenis studi observasional ada tiga jenis
yaitu: a. Studi kros-seksional/potong-lintang. b. Studi kasus kontrol. c. Studi
kohor. a. Studi Kros-seksional Studi kros-seksional atau studi potong-lintang
kadang dise- but sebagai prevalence survey. Studi ini sesuai namanya dilakukan
secara sepintas dengan satu kali "snapshot" atau pemotretan sesaat dari situasi yang
diamati. Jadi studi ini melakukan potongan melintang terhad di masyarakat
sehingga yang ditemukan adalah situasi atau keadaan yang ada pada saat itu saja.
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa studi ini meneliti sekaligus suatu
faktor pajanan (exposure) dan sebuah

20
4) validitas bisa terancam oleh subyek-subyek yang hilang waktu follow up 2.
Studi Eksperimental Studi eksperimental dilakukan dengan cara membagi subyek
penelitian dalam kelompok yang mendapat perlakuan atau intervensi (kelompok
perlakuan atau eksperimen) dan kelom- pok yang tidak mendapat perlakuan atau
intervensi (kelompok kontrol). Terhadap subyek penelitian. Dasar pengelompokan
sebagai kelompok perlakuan atau kontrol idealnya dilakukan teknik randomisasi.
Studi eksperimen yang pengelompokan subyek secara ran- domisasi dikenal
dengan randomized control trial (RCT) sedangkan yang tidak dilakukan
randomisasi dikenal dengan kuasi-eksperimen. Jenis studi eksperimen lainnya
adalah: 1. Eksperimen laboratorium 2. Clinical trial 3. Eksperimen lapangan 4.
Studi intervensi komunitas Langkah-langkah studi eksperimen : 1. Merumuskan
pertanyaan penelitian dan hipotesis. 2. Menentukan desain eksperimen yang sesuai.
3. Memilih subyek penelitian 4. Mengukur variable data dasar 5. Melakukan
randomisasi 6. Melaksanakan perlakuan atau intervensi. 7. Mengukur variable efek
atau keluaran. 8. Analisis hasil.
21
A. Keuntungan: 1. Dengan dilakukannya randomisasi maka bias dapat dikontrol
secara efektif karena faktor konfonding akan terbagi secara seimbang 2. Mampu
memanipulasi atau mengatur variabel indepen 3. Kriteria inklusi, perlakuan dan
outcome telah ditentukan terlebih dahulu. 4. Mampu menjaga temporalitas 5.
Mampu mereplikasi penemuan dan B. Kelemahan 1. Kurang realitas karena tidak
mungkin mengidentifikasi semua faktor risiko. 2. Sulit dalam ekstrapolasi dari
hewan ke manusia. 3. Masalah etika. 4. Sulit memanipulasi variabel independen 5.
Kompleks dan mahal. 6. Ketidak-representatif-an sampel.

22
BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan
Epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak
melibatkan pengamatan dan pengukuran yang simpatik tentang frekuensi penyakit
dan sejumlah faktor yang dipelajari hubungan- nya dengan penyakit. Kebutuhan
akan analisis kuantitatif, mulai Dari penghitungan yang paling sederhana hingga
analisis yang paling canggih, menyebabkan epidemiologi terkait dengan dengan
ilmu yang disebut biostatístik. Studi epidemiologi dibagi menjadi dua kategori
yaitu epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik. Epidemiologi deskriptif
bertujuan untuk mempelajari tentang terjadi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan menurut ciri karakteristik orang (person). Tempat (place) dan waktu
(time). Epidemiologi Analitik bertujuan menjelaskan faktor-faktor resiko dan causa
penyakit dan meramalkan terjadinya penyakit serta memberikan saran strategi
pengendalian penyakit (why, how).

B.

Saran
Untuk para mahasiwa harus lebih sering perbanyak membaca karena dengan
membaca kita bisa mengetahui hal yang sebelumnya tidak kita ketahui

23
DAFTAR PUSTAKA
Rianti E, Triwinarto A, Rasumawati, Buku Ajar Epidemiologi Dalam Kebidanan,
Trans Info Media, Jakarta : 2010

Anda mungkin juga menyukai