Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KELUARGA

KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN PASIEN REMAJA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. RIZKA REZITA
2. DWI NEVITASARI
3. HEVI WULANDARI
4. YOSI NURJANAH
5. ZULIHA FATMI
6. RAMA ELZIDNUR
7. WEBI APRIHANDIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

BHAKTI HUSADA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Bengkulu, 28 april 2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan
kesulitan untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa
remaja untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan
anak remaja mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti
mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya perubahan
biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman sebayanya, mengalami
ketertarikan pada lawan jenis, dan lain sebagainya. Sementara orang tua juga mulai
merasakan besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap
pergaulannya maupun perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara
terbaik untuk mengatasinya?
Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan.
Komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting
dilakukan karena akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin
dengan baik. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif orang tua perlu
memahami karakteristik remaja.
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan
remaja. Perawat bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya
orang tua bisa diberitahukan cara mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang
diberikan perawat bisa berjalan lancar, perawat perlu menerapkan strategi
pelaksanaan di setiap tindakan keperawatan. Pada makalah ini, kami akan
membahas mengenai komunikasi terapeutik pada klien remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan
menjadi lima pertanyaan.
1. Bagaimana perkembangan komunikasi remaja?
2. Apa tujuan komunikasi remaja?
3. Apa saja teknik komunikasi pada remaja?
4. Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada
remaja?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. perkembangan komunikasi remaja
2. tujuan komunikasi remaja
3. teknik komunikasi remaja
4.  penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja;
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Komunikasi Remaja


Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa
dewasa. Dengan demikian pola piker dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari
anak-anak menjadi orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar
memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas dan stress, jelaskan
bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya dan/atau orang dewasa yang ia percaya
terutama orang tua dan termasuk juga perawat yang selalu bersedia menemani dan
mendengarkan keluhannya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya
merupakan hal  yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi. Luangkan waktu
bersama dan tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya, jangan memotong
pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan dan pikirannya, menghargai
pandangan remaja serta menerima perbedaan. Hindari perkataan yang menyinggung
harga dirinya, hindari mengkritik atau menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki
atau interogasi. Kita harus menghormati privasinya dan berikan dukungan atas hal yang
telah dicapainya secara positif dengan selalu memberikan reinforcement positif.
B. Tujuan Komunikasi Remaja
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut.
1. Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja
2. Membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar
3. Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah
4. Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara
5. Membantu remaja menyelesaikan masalah

C. Teknik Komunikasi pada Remaja


Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil
dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam
berkomunikasi dengan remaja, yaitu sebagai berikut.
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedangberada disamping anak. Selain itu
dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak
atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita
harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan
penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan
yang jelek pada anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan
anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat
itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak
remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-
lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang
jengkel, marah dan diam.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Remaja adalah fase transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, oleh sebab
itu diperlukan strategi khusus untuk berkomunikasi dengan remaja.
b. Tujuan komunikasi pada remaja adalah untuk membangun hubungan yang
harmonis dengan remaja, membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar,
membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah, membuat remaja mau
mendengar dan menghargai saat mereka berbicara dan membantu remaja
menyelesaikan masalah.
c. Teknik komunikasi pada remaja yaitu melalui orang lain atau pihak ketiga,
bercerita, memfasilitasi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan
kontra, penggunaan skala dan menulis.
B. Saran
1. Kepada orang tua dan perawat ketika menghadapi remaja sangat perlu memahami
karakteristik remaja dan memiliki strategi untuk berkomunikasi agar komunikasi
yang terjadi dapat berjalan efektif
2. Orang tua dan remaja harus saling membangun hubungan komunikasi yang baik,
agar setiap permasalahan yang terjadi dapat bersama-sama diselesaikan antara orang
tua dan remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.


Bandung: PT Refika Aditama.
Http://haqqienea.blogspot.co.id. 2014. Komunikasi pada Usia Remaja. Diunduh 13
November 2015. Pukul 16.00 WIB.
ROLE PLAY KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN PASIEN REMAJA

DWI NEVITASARI : Perawat

ZULIHA FATMI : Pasien

HEVI WULANDARI  : Resepsionis

YOSI NURJANAH       : Kakak pasien

RAMA ELZIDNUR : Ibu pasien

WEBI APRIHANDIKA : Ayah Pasien

RIZKA REZITA            : Narator

Suatu hari disebuah rumah sakit ada seorang remaja perempuan berusia 17 tahun
yang baru saja mengalami kecelakaan yang sedang dirawat dirumah sakit. Pasien terlihat
selalu bersedih, diam dan tidak mau bertemu dengan teman dan keluargannya dia juga
sering marah kepada perawat. Kakak pasien datang untuk menanyankan keaadaaan
adiknya itu.

Kakak pasien: mbak bagaimana keaadan adik saya hari ini, kenapa setiap saya ingin
bertemu dengan nya dia selalu menolak dan mengusir saya sus.

Resepsioner : bukan hanya mbak saja tetapi kepada teman nya dia juga bersikap seperti
itu. Nanti akan saya tanyakan kepada perawat yang akan merawatnya nanti mbak jangan
khawatir mbak bisa menunggu disana ruang tunggu.

Kakak pasien: mbak tolong bantu dan rawat adik saya (panik)
Tahap prainteraksi

Tak lama kemudian datanglah seorang perawat yang akan mencari data pasien dan
mempersiapkan alat untuk melakukan perawatan dan mengecek keadaan pasien.

Perawat : mbak mana data dari pasien remaja yang ada diruangan mawar

Resepsioner : ini sus, tadi ada kakak pasien yang datang berkunjung dan mengeluhkan
bahawa pasien tidak mau bertemu dengan siapa pun.

Perawat : dimna dia mbak ?

Resepsioner : disana  sus yang sedang duduk diruang tunggu

Perawat : baiklah terimakasih mbak, saya akan kesana sebentar dan nanti akan
melakukan perawatan pada pasien.

Tahap orientasi

Perawat pun menemui kakak pasien sebelum memasuki ruangan pasien

Perawat : permisi. perkenalkan saya perawat Dwi nevita perawat yang akan melakukan
perawatan pada adiknya mbak yang bernama Zuliha. Boleh saya tau siapa nama mbak?

Kk pasien: saya hevi kk pasien ,sus tolong adik saya kenapa dia tidak mau bertemu
dengan saya.

Perawat : mbak tunggu disini saya akan melakukan perawatan luka pada adik mbak dan
akan melakukan komunikasi untuk mengetahui keadaan adik mbak. Mbak tunggu disini
saja ya.

Tahap Kerja

Perawatpun  memasuki ruangan pasien remaja perempuan bernama zuliha yang


sedang berbaring ditempat tidur dan melamun dengan raut wajah sedih

Perawat: perkenalkan nama saya Dwi Nevita perawat yang akan betugas pada pagi ini,
saya akan melakukan perawatan luka kepada saudari zuliha Bagaimana keadaan hari ini.?
Pasien : iya (cuek dan diam kembali)

Perawat : tadi saya bertemu kakak anda di depan, kenapa anda tidak mau bertemu
dengannya dan tidak mau berbicara dengan teman dan keluarga anda sendiri ( sambil
menyiapkan alat-alat)

Perawat: apa pasien saya ini bisu ya..? setiap pasien yang saya temui dia selalu senang
jika ada yang mengajak bicara apalagi ada teman dan keluarga yang menjenguk. (perawat
berusaha memancing agar pasien bicara)

Pasien : saya beda dengan mereka saya tidak seperti mereka (nada suara yg sedikit sedih)

Perawat : memang apa bedanya dulu pasien saya juga ada yang remaja seperti saudari
zuliha ini, dia senang jika ada teman sekolahnya yang berkunjung.

Pasien : teman dan keluarga saya tidak seperti mereka sus . mereka tidak sayang kepada
saya mereka semua jahat (dengan nada agak tinggi)

Perawat : kalau dia jahat kenapa mereka datang jauh-jauh untuk jenguk kamu dirumah
sakit ini.iya kan?

Pasien : suster tidak mengerti teman saya selalu mengejek saya. Dan ayah, ibu saya dia
hanya sayang pada kakak saya. Mereka tidak pernah memberikan apa yang saya inginkan
(nada tinggi dengan wajah sedih dan kesal)

Perawat : tenanglah (tetap tenang) kalau boleh saya tau apa yang sangat saudari zuliha
inginkan itu?

Pasien : saya iri dengan teman2 saya sus, semua yang mereka inginkan pasti terpenuhi,
mereka semua punya sepeda motor.)

Perawat : oh jadi kamu malu gara-gara tidak punya sepeda motor. Gimana orang tua mu
ingin membelikan kamu sepeda  motor kamu itu belum cukup umur untuk membawanya.
sekarang saja kamu masuk sini gara-gara kecelakaan motor dijalan. (sambil membalut
luka)
Pasien : kalian semua sama. Tidak ada yang saying pada saya. Tidak ada yang mengerti
keadaan saya. (marah)

Perawat : apa zuliha pernah memikirkan perasaan mereka. Saya liat dari riwayat
kesehatan ibu mu dia punya penyakit jantung. Apa kamu tidak sayang ibu mu dia yang
merawat, menyekolahkan kamu hingga sebesar ini. Mereka pasti punya alasan tersendiri
kenapa dia tidak memberikan itu kepada mu.

Pasien: (tetap diam)

Perawat: berilah mereka waktu untuk bertemu, mereka sangat khawatir. Apa kamu mau
di telantarkan dan tidak ada yang menjenguk mu disini. Apa yang kita inginkan tak
semua bisa kita dapatkan mintalah sewajar nya saja mungkin mereka bisa menurutinya
itu hanya sedikit nasehat saya bisa zuliha pikirkan dulu. (sembari tersenyum)

Perawat: baik lukanya sudah siap saya bersihkan dan ganti balutan. Bagaimanapun saya
akan memanggil keluarga saudara zuliha untuk membawa zulia pulang. Jadi zuliha
tunggu disini

Pasien : baiklah sus

Perawat pun keluar dari ruangan pasien dan di luar sudah ada keluarga pasien
menungggu.

Ayah pasien : sus bagaimana keadaan anak saya (panik)

Ibu : iya sus kenapa dia tdak mau bertemu dengan siapa pun

Parawat : anak ibu baik2 saja saya sudah melakukan perawatan lukanya dan sudah
berkomunikasi dengannya ( perawat menceritakan keluhan anaknya)

Ibu : kenapa anak saya bisa berpikir begitu ( menangis)

Ayah : tenang bu , zuliha hanya belum mengerti maksud kita dan dia hanya
terpengaruh oleh teman2nya.

Kakak pasien : benar bu lebih baik kita temui zuliha


Ibu : sus boleh saya bertemu anak saya.

Perawat : tentu pak bu, mbak. Tapi kita beri dulu waktu untuk sendiri nanti setelah dia
tenang saya bisa antarkan ibu masuk untuk menemui anak ibu dan bapak.anak ibu bapak
hanya perlu sedikit pengertian dan perhatian

Tahap terminasi

Setelah beberapa menit Perawat membawa keluarga pasien masuk keruangan pasien.

ibunya datang dan langsung memeluk anaknya.

Ibu : zuliha kenapa kamu sampai seperti ini

Ayah : ayah sudah tau semua dari suster kenapa kamu tidak mau kami jenguk ayah minta
maaf ayah tidak mau kejadian ini terjadi sama kamu zuliha

Kakak pasien : kami sayang sama kamu zuliha kamu masih remaja dan kami tidak mau
terjadi sesuatu pada mu

Pasien : ayah, ibu , kakak, saya minta maaf ternyata kalian sayang kepada saya.
Setelah saya pikir2 ternyata saya salah. (Mereka pun berpelukan).

Perawat : baiklah sudari zuliha, bagaimana perasaan dan keadaan sekarang ini.?

Pasien : sudah merasa nyaman sus. Terimakasih atas nasehatnya sus!

Perawat : sama-sama zuliha. Pak,bu, saudari zuliha sudah boleh pulang. Jika ada
perawatan lagi bisa dibawa kerumah sakit ini lagi. Kalau begitu saya permisi terimaksih.
Assalamuaikum

Pasien dan keluarga : waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai