Anda di halaman 1dari 7

119

TIDAK BEROLAHRAGA, OBESITAS, DAN MEROKOK PEMICU


HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 40 TAHUN KE ATAS

NON EXERCISE, OBESITY, AND SMOKING ARE RISK FACTOR OF


HYPERTENSION IN MAN MORE THAN 40 YEARS

Dedy Wahyuddin1, Susilowati Andajani2

Info Artikel Abstrak


Latar Belakang: Hipertensi menjadi faktor penyebab kematian paling tinggi di
Sejarah Artikel: Indonesia yang menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk. Tujuan:
Diterima 14 Juli 2016 Menganalisis pengaruh antara aktivitas fisik, obesitas, merokok terhadap
Disetujui 23 Juli 2016 kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas di Puskesmas Medokan
Dipublikasikan 16 Ayu Surabaya. Metode: Desain penelitian case control study dengan
Desember 2016 menggunakan 92 sampel (46kasus : 46 kontrol). Pengumpulan data melalui
wawancara dengan kuesioner terstruktur dan sekunder catatan medis pasien.
Teknik sampling menggunakan consecutive sampling. Analisis data bivariat
Kata Kunci:
dengan chi-squered test. Hasil: Hasil analisis bivariat, olahraga tidak ideal p =
Hipertensi, laki-laki 40 0,014 (OR: 4,64; 95% CI: 1,29-17,36), tidak olahraga = 0,000 (OR: 18,06; 95%
tahun, Medokan Ayu CI: 4,44-80,25). Kebiasaan merokok p = 0,000, (OR: 6,633; 95% CI: 2,420-
17,884). Faktor obesitas tidak terbukti sebagai faktor risiko dengan nilai p =
Keywords: 0,440. Simpulan dan saran: Kurang Olahraga dan kebiasaan merokok
Hypertension, man berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Faktor obesitas tidak terbukti sebagai
older 40 years, faktor risiko kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas. Penelitian
Medokan Ayu lebih lanjut sebaiknya dibuktikan dengan intervensi terkait faktor risiko
hipertensi baik melibatkan hewan coba atau manusia.

Abstract
Background: Hypertension is a highest factor cause of death in Indonesia,
which causes death in about 7 million inhabitants. Objectives: To analyze the
influence of physical activity, obesity, and smoking toward hypertension
incidence of man more than 40 years. Methods: Case control study is used as
research design by using 92 samples (46 cases : 46 control). Data are collected
through interviews with a structured questionnaire and patient secondary
medical records. Sampling technique is using consecutive sampling. Bivariate
data analysis with chi-squered test. Results: The result of bivariate analiysis,
unideal exercise = 0,014 (OR: 4,64; 95% CI: 1,29-17,36), Non exercise =
0,000 (OR: 18,06; 95% CI: 4,44-80,25). Smoking habits p = 0,000, (OR:
6,633; 95% CI: 2,420-17,884). Obesity not proven risk factor of hypertension, p
value = 0,440. Conclusions and suggestions: Low physical activity or unideal
exercise, smoking habits, related to the incidence of hypertension. Obesity not
proven risk factor of hypertension man older 40 years. Future studies should be
to examine effect intervention of risk factor of hypertension using either animal
or human.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
1 Mahasiswa Pascasarjana Departemen Ilmu Kedokteran Tropis Universitas Airlangga.
2 Staf Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Tropis Universitas Airlangga Surabaya
120

Dedy Wahyuddin | Tidak Berolahraga, Obesitas dan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

PENDAHULUAN pencegahan dan penanggulangan PTM


Hipertensi merupakan suatu penyakit termasuk hipertensi. Hal ini dapat dilihat
yang menjadi masalah besar dan serius dengan dibentuknya Direktorat Pengendalian
dengan penyebaran yang luas di dunia. World Penyakit Tidak Menular berdasarkan
Health Organisation (WHO) menyebutkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 Tahun
bahwa pada tahun 2012 tidak kurang dari 1 2005 dalam melaksanakan pencegahan dan
milyar penduduk dunia menderita hipertensi1. penanggulangan penyakit jantung dan
Data dari Perhimpunan Dokter pembuluh darah termasuk hipertensi.
Hipertensi Indonesia (InaSH) menyebutkan, Upaya pencegahan dan
angka kematian di Indonesia menyentuh penanggulangan hipertensi telah dilakukan di
angka 56 juta jiwa terhitung dari tahun 2000- antaranya dengan penyusunan berbagai
2013. Diketahui bahwa faktor kematian kebijakan berupa pedoman, Juklak dan Juknis
paling tinggi adalah hipertensi, menyebabkan pengendalian hipertensi. Pencegahan dan
kematian pada sekitar 7 juta penduduk penanggulangan hipertensi sesuai dengan
Indonesia. Prevalensi penyakit hipertensi di kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local
Indonesia rata-rata pada penduduk usia 25-70 area specific), antara lain memperkuat
tahun sebesar 25,8%, namun cakupan kasus logistik dan distribusi untuk deteksi dini
oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 36,8% faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh
dari total penderita yang diperkirakan dan darah termasuk hipertensi, meningkatkan
sisanya tidak terdiagnosis dengan baik di surveilans epidemiologi dan sistem informasi
masyarakat2. pengendalian hipertensi, dan mengembangkan
Prevalensi penyakit hipertensi di SDM dan sistem pembiayaan serta
Provinsi Jawa Timur sebesar 26,2% masih memperkuat jejaring serta monitoring dan
melebihi prevalensi nasional (Kemenkes RI., evaluasi pelaksanaan.
2013). Data Riskesdas (Riset Kesehatan Upaya tersebut tidak dapat
Dasar) 2007 menunjukkan, hipertensi adalah menunjukkan hasil yang signifikan tanpa
penyebab kematian nomor 3 setelah stroke kesadaran masyarakat untuk berperilaku
dan tuberkulosis. Jumlahnya 6,8% dari sehat, sebab hipertensi dan komplikasinya
proporsi penyebab kematian pada semua dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan
umur di Indonesia3. mengendalikan faktor risiko. Caranya, dengan
Hipertensi di Puskesmas Medokan mempertahankan berat badan dalam kondisi
Ayu merupakan salah satu penyakit yang normal, mengatur pola makan dengan
masuk dalam sepuluh penyakit terbanyak dari mengkonsumsi makan rendah garam dan
tahun ke tahun. Berdasarkan data program rendah lemak serta memperbanyak konsumsi
penyakit tidak menular (PTM) Puskesmas sayur dan buah. Melakukan aktivitas fisik
Medokan Ayu diketahui jumlah kasus (olahraga) dengan teratur, mengatasi stres dan
hipertensi pada tahun 2012 adalah sebanyak emosi, menghentikan kebiasaan merokok,
5887 kasus, tahun 2013 sebanyak 5292 kasus, menghindari minuman beralkohol, dan
tahun 2014 sebanyak 6232 kasus (Laporan memeriksakan tekanan darah secara berkala4.
tahunan Program PTM Puskesmas Medokan Upaya yang sudah dilakukan oleh
Ayu). Puskesmas Medokan Ayu dalam
Pemerintah Indonesia telah pengendalian penyakit hipertensi adalah
memberikan perhatian serius dalam dengan pembentukan Pos Pembinaan Terpadu

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


121

Dedy Wahyuddin | Tidak Berolahraga, Obesitas dan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

(Posbindu) yang dimulai sejak akhir tahun Pengumpulan data dilakukan pada
2013 yang bertujuan untuk meningkatkan tanggal 5 Oktober sampai 5 November 2015
peran serta masyarakat dalam pencegahan dan dengan menggunakan kuesioner. Analisis
penemuan dini faktor risiko PTM termasuk data dilakukan secara univariat, dan bivariate
hipertensi. Jumlah Posbindu di Wilayah kerja menggunkan uji Chi-square.
Puskesmas Medokan Ayu tahun 2015
sebanyak 11 Posbindu dan akan HASIL PENELITIAN
dikembangkan menjadi 20 Posbindu di tahun Karakteristik responden dalam
2016. Pemeriksaan tekanan darah dan penelitian ini disajikan dalam Tabel 1. Tabel
penyuluhan tentang hipertensi dilakukan di 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden
Posbindu dan di Posyandu Lansia, sedangkan yang mengalami hipertensi mempunyai usia
pengobatan dilakukan di Puskemas maupun dalam rentang 56-65 tahun, pendidikan SMA,
Puskesmas Pembantu. dan mempunyai pekerjaan swasta.
Meskipun demikian kejadian Tabel 1. Distribusi karakteristik
hipertensi tetap tinggi di Puskesmas Medokan responden berdasarkan
Ayu, untuk itu perlu dilakukan penelitian kasus dan kontrol
tentang hubungan antara aktivitas fisik,
obesitas, dan merokok dengan kejadian Kelompok
Karakteristik Kasus Kontrol P
hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas
(n=46)% (n=46)%
di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Umur
40-45 Thn 3 (6,5) 2 (4,03) -
METODE PENELITIAN 46-55 Thn 8 (17,4) 9 (19,6) 1,00
Penelitian ini merupakan studi 56-65 Thn 27 (58,7) 23 (50,0) 1,00
analitik observasional dengan desain >65 Thn 8 (17,4) 12 (26,1) 0,62
Pendidikan
penelitian kasus kontrol bersifat retrospektif
Tidak 1 (2,2) 0 (0,0) -
yang menganalisis hubungan faktor aktivitas Sekolah
fisik, obesitas, dan merokok terhadap SD 10(21,7) 9 (19,6) 0,71
kejadian hipertensi pada laki-laki usia di atas SMP 7 (15,2) 4 (8,7) 0,81
40 tahun. SMA 21(45,7) 14 (30,4) 0,14
PT 7 (15,2) 19 (41,3)
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Pekerjaan
Medokan Ayu Kota Surabaya dengan besar Tidak 3 (6,5) 1 (2,2) -
sampel 92 (46 sampel kasus dan 46 sampel Bekerja
kontrol). Teknik pengambilan sampel dengan PNS 4 (8,7) 13 (28,3) 0.08
non probability sampling (consecutive Swasta 19(41,3) 15 (32,6) 1,00
Wiraswasta 18(39,1) 15 (32,6) 0,61
sampling) terhadap kelompok kasus dan
Lainnya 2 (4,3) 2 (4,3) 1,00
kontrol. Setiap laki-laki dewasa usia 40 tahun
ke atas yang datang dengan hipertensi ke Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
Klinik Umum Puskesmas Medokan Ayu bahwa distribusi karakteristik responden
Surabaya pada bulan Oktober-November berdasarkan umur, pendidikan, dan jenis
2015 yang bersedia ikut penelitian dipilih pekerjaan subjek antara kelompok kasus dan
menjadi sampel hingga mencapai besar kelompok kontrol adalah komparabel atau
sampel yang ditetapkan. sebanding, secara statistik tidak bermakna
dengan nilai p>0,05.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


122

Dedy Wahyuddin | Tidak Berolahraga, Obesitas dan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

Analisis bivariat dilakukan untuk kebiasaan merokok. Sedangkan pada


mengetahui nilai crude odd ratio (OR) yaitu kelompok responden yang tidak hipertensi
besarnya risiko variabel independen terhadap lebih banyak yang yang tidak merokok
variabel dependen, sedangkan untuk dibanding yang merokok.
mengetahui tingkat kemaknaannya dilakukan Tabel 3. Distribusi kejadian hipertensi
dengan uji chi-square dengan melihat 95% CI menurut faktor merokok
dan nilai p<0,05. Hasil analisis bivariat untuk
Tidak
faktor risiko aktivitas fisik dapat dilihat pada Kebiasan Hipertensi
Hipertensi
Tabel 2. merokok
N % N %
Ya 39 84,8 21 45,7
Tabel 2. Distribusi kejadian hipertensi
Tidak 7 15,2 25 54,3
menurut aktivitas fisik
Total 46 100,0 46 100,0
Tidak
Hipertensi Hasil uji statistik didapatkan bahwa
Aktivitas Fisik Hipertensi
N % N % kebiasaan merokok mempengaruhi
Tidak Olahraga 25 54,3 6 13,1 terjadinya hipertensi dengan nilai OR:
Olahraga tidak 15 32,6 14 30,4 6,633; 95% CI: 2,420-17,884. Risiko
ideal terkena hipertensi pada responden yang
Olahraga Ideal 6 13,1 26 56,5
memiliki kebiasaan merokok 6,633 kali
Total 46 100 46 100
dibanding yang tidak merokok. Distribusi
Berdasarkan Tabel 2 kejadian hipertensi untuk faktor risiko
menunjukkan bahwa pada kelompok obesitas dapat dilihat pada Tabel 4.
hipertensi responden yang tidak oleh
raga lebih banyak yaitu 54,3% dibanding Tabel 4. Distribusi kejadian hipertensi
menurut obesitas
orang yang olahraga tidak ideal yaitu
32,6%, dan orang yang olahraga ideal Obesitas Hipertensi Tidak
Hipertensi
yaitu 13,1%. Sedangkan pada kelompok
N % N %
tidak hipertensi (kontrol) orang olahraga Ya 11 23,9 8 17,4
ideal lebih banyak yaitu 56,5% Tidak 35 76,1 38 82,6
dibanding orang yang olahraga tidak Total 46 100 46 100
ideal yaitu 30,4% dan orang yang tidak Tabel 4 menjelaskan bahwa pada
olahraga yaitu 13,1%. Hasil Uji statistik kelompok responden hipertensi orang yang
ditemukan bahwa olahraga tidak ideal tidak obesitas lebih banyak yaitu 76,1%
mempengaruhi terjadinya hiertensi dibanding yang obesitas. Hasil uji statistik
dengan besar risiko dengan nilai OR: menunjukan bahwa nilai OR: 1,493; 95%
4,64; 95% CI: 1,29-17,36. Demikian halnya CI: 0,538-4,140. Jadi pada penelitian ini
orang yang tidak olahraga mempengaruhi belum bisa dibuktikan kalau obesitas
terjadinya hipertensi dengan nilai OR= merupakan faktor risiko kejadian
18,06; 95% CI: 4,44-80,25. hipertensi.
Distribusi kejadian hipertensi untuk
faktor risiko merokok dapat dilihat pada PEMBAHASAN
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 menunjukan Hasil penelitian menunjukkan tidak
bahwa pada kelompok hipertensi lebih banyak berolahraga dan olahraga tidak ideal
yang memiliki kebiasaan merokok yaitu merupakan faktor yang berhubungan dengan
84,8% dibanding yang tidak memiliki

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


123

Dedy Wahyuddin | Tidak Berolahraga, Obesitas dan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

hipertensi. Orang yang tidak berolahraga Studi dengan hewan coba untuk mengetahui
semakin meningkatkan risiko terjadinya pengaruh rokok terhadap perkembangan
hipertensi dibandingkan orang yang arterisklerosis menyatakan bahwa paparan
melakukan olahraga ideal. rokok menyebabkan stress oksidatif dan
Hal ini didukung oleh beberapa kegagalan vasorelaksasi endothelium
penelitian yang menunjukkan bahwa sehingga menimbulkan peningkatan terhadap
melakukan olahraga berhubungan erat dengan tekanan darah13.
penurunan tekanan darah. Hasil metaanalisis Obesitas atau kegemukan dimana
pada 891 pasien hipertensi menyatakan bahwa berat badan mencapai indeks massa tubuh >
peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan
25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi
tekanan darah sistolik sebanyak 5-10 mmHg
badan (m)) juga merupakan salah satu
dan diastolik sebanyak 1-6 mmHg5. Hasil
faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi.
penelitian yang telah dilakukan di Iran6,
Hal inin sejalan dengan beberapa penelitian
Makasar7, dan Surabaya8 juga menunjukkan
yang menyatakan bahwa obesitas
bahwa sebagian besar responden yang
merupakan faktor yang berhubungan
melakukan aktivitas fisik tidak mengalami
hipertensi. dengan kejadian hipertensi6,14.
Aktivitas fisik dapat menyebabkan Obesitas merupakan ciri dari
aliran darah meningkat sehingga dapat populasi penderita hipertensi. Curah jantung
diproduksinya nitrit oksida (NO). Nitrit dan sirkulasi volume darah penderita
oksida akan merangsang pembentukan hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari
endothelial derive relaxing factor (EDRF) penderita hipertensi yang tidak obesitas.
yang berfungsi vasodilatasi atau melebarkan Pada obesitas tahanan perifer berkurang
arteri9,10. Aktivitas fisik yang senantiasa aktif atau normal, sedangkan aktivitas saraf
dan teratur akan menyebabkan pembuluh simpatis meninggi dengan aktivitas renin
darah cenderung lebih elastis sehingga akan plasma yang rendah.
mengurangi tahanan perifer11. Olahraga ternyata juga dihubungkan
Aktivitas fisik yang teratur pada dengan pengobatan terhadap hipertensi.
gilirannya juga akan menyebabkan kerja Melalui olahraga yang isotonik dan teratur
jantung menjadi lebih efisien sehingga curah (aktivitas fisik aerobik selama 30-45
jantung akan berkurang dan akan menit/hari) dapat menurunkan tahanan
menyebabkan penurunan tekanan darah9. perifer yang akan menurunkan tekanan
Implikasi dalam kesehatan masyarakat adalah darah. Selain itu dengan kurangnya olahraga
perlunya meningkatkan pendidikan kesehatan maka risiko timbulnya obesitas akan
terkait pentingnya aktivitas fisik untuk bertambah, dan apabila asupan garam
pencegahan hipertensi di Posbindu dan Usila bertambah maka risiko timbulnya hipertensi
di Puskesmas Medokan Ayu Kota Surabaya. juga akan bertambah15.
Merokok merupakan faktor yang Hipertensi pada seseorang yang
berhubungan dengan hipertensi. Hal ini mengalami obesitas merupakan interaksi
sejalan dengan penelitian terdahulu yang beberapa faktor, yaitu kebiasaan konsumsi
menunjukkan bahwa perilaku merokok pangan, genetik, epigenetik, dan lingkungan.
berisiko 8.1 kali menderita hipertensi Kegagalan fungsi adiposit pada pasien
dibandingkan dengan yang tidak merokok12. obesitas menyebabkan resistensi pembuluh

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


124

Dedy Wahyuddin | Tidak Berolahraga, Obesitas dan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

darah dan insulin. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di
menyebabkan kegagalan fungsi saraf simpatik Puskesmas Medokan Ayu Kota Surabaya.
dan sistem renin angiotensin yang berperan Obesitas dalam penelitian ini tidak terbukti
dalam perkembangan hipertensi16. berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
Obesitas erat kaitannya
dengan kegemaran mengkonsumsi makanan SARAN
yang mengandung tinggi lemak. Obesitas Penelitian lebih lanjut sebaiknya
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibuktikan dengan intervensi terkait faktor
karena beberapa sebab. Makin besar massa risiko hipertensi baik melibatkan hewan
tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan coba atau manusia.
untuk memasok oksigen dan makanan ke
jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang REFERENSI
beredar melalui pembuluh darah menjadi 1. WHO. 2013. A Global Brief on
meningkat sehingga memberi tekanan lebih Hypertension: Silent Killer, global
besar pada dinding arteri. Kelebihan berat Public Health Crisis.
badan juga meningkatkan frekuensi denyut http://www.who.int/reasearch/en/.2013.
jantung dan kadar insulin dalam darah. 2 Januari 2016.
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh 2. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
menahan natrium dan air15. Dasar 2013. Balitbangkes. Jakarta.
Obesitas merupakan ciri khas pada 3. Kemenkes RI. 2007. Riset Kesehatan
populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga Dasar 2007. Balitbangkes. Jakarta.
bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang 4. Kemenkes RI. 2010. Hipertensi
erat dengan timbulnya hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga.
dikemudian hari. Pada penelitian lain http://www.depkes.go.id/article/print/810
dibuktikan bahwa curah jantung dan volume /hipertensi-penyebab-kematian nomor-
darah sirkulasi pasien obesitas dengan tiga.html. 7 Januari 2016.
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan 5. Semlitsch, T., K. Jeitler, L.G. Hemkens,
penderita yang mempunyai berat badan K. Horvath, E. Nagele, C. Schuermann,
normal dengan tekanan darah yang setara9. N. Pignitter, K.H. Herrmann, S.
Berat badan dan indeks Massa Waffenschmidt dan A. Siebenhofer.
Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan 2013. Increasing Physical Activity for
tekanan darah, terutama tekanan darah the Treatment of Hypertension: A
sistolik. Risiko relatif untuk menderita Systematic Review and Meta-analysis.
hipertensi pada orang obes 5 kali lebih Sports Medicine 43(10).
tinggi dibandingkan dengan seorang yang 6. Malekzadeh, M.M., A. Etemadi, F.
berat badannya normal. Pada penderita Kamangar, H. Khademi, A. Golozar, F.
hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % Islami, A. Pourshams, H. Poustchi, B.
memiliki berat badan lebih9. Navabakhsh, M. Naemi, dan P.D.
Pharoah. 2013. Prevalence, Awareness
SIMPULAN and Risk Factors of Hypertension in a
Penelitian ini dapat disimpulkan Large Cohort of Iranian Adult
bahwa berdasarkan hasil analisis bivariat Population. Journal of hypertension
faktor aktivitas fisik, kebiasaan merokok, 31(7).

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


125

Dedy Wahyuddin | Tidak Berolahraga, Obesitas dan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

7. Muliyati, H., A. Syam dan S. Sirajuddin. 12. Anggara, F.H.D. dan N. Prayitno. 2013.
2011. Hubungan pola konsumsi natrium Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
dan kalium serta aktivitas fisik dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga
kejadian hipertensi pada pasien rawat Murni, Cikarang Barat Tahun 2012.
jalan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Jurnal Ilmiah Kesehatan 5(1).
Makassar. Media Gizi Masyarakat 13. Messner, B. dan D. Bernhard, D. 2014.
Indonesia 1(1). Smoking and Cardiovascular Disease
8. Andria, K.M., 2013. Hubungan antara Mechanisms of Endothelial Dysfunction
Perilaku Olahraga, Stress dan Pola and Early Atherogenesis.
Makan dengan Tingkat Hipertensi pada Arteriosclerosis, thrombosis, and
Lanjut Usia di Posyandu Lansia vascular biology 34(3).
Kelurahan Gebang Putih Kecamatan 14. Ekowati, R. Dan S. Tuminah. 2009.
Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes Prevalensi Hipertensi dan
1(2). Determinannya di Indonesia. Majalah
9. Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Kedokteran Indonesia. Jakarta 59(12)
Tangkal) Penyakit Modern: Hipertensi, 15. Teodosha S. G., Lackland, B. Egan,
Stroke, Jantung, Kolesterol, dan dan R. Woolson. 2000. Effect of Total
Diabetes (Gejala-Gejala, Pencegahan Obesity and Abdominal Obesity on
dan Pengendalian). ANDI Yogyakarta. Hypertension. Medical University of
Yogyakarta. Saouthcaroline.
10. Sharman, J.E., A. La Gerche, dan J.S. 16. DeMarco, V.G., A.R. Aroor, dan J.R.
Coombes. 2014. Exercise and Sowers. 2014. The pathophysiology of
Cardiovascular Risk in Patients with hypertension in patients with obesity.
Hypertension. American Journal of Nature Reviews Endocrinology 10(6).
Hypertension.
11. Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif,
Mengenal, Mencegah dan Mengurangi
Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif.
Nuha Medika. Yogyakarta.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

Anda mungkin juga menyukai