Abstract
Background: Hypertension is a highest factor cause of death in Indonesia,
which causes death in about 7 million inhabitants. Objectives: To analyze the
influence of physical activity, obesity, and smoking toward hypertension
incidence of man more than 40 years. Methods: Case control study is used as
research design by using 92 samples (46 cases : 46 control). Data are collected
through interviews with a structured questionnaire and patient secondary
medical records. Sampling technique is using consecutive sampling. Bivariate
data analysis with chi-squered test. Results: The result of bivariate analiysis,
unideal exercise = 0,014 (OR: 4,64; 95% CI: 1,29-17,36), Non exercise =
0,000 (OR: 18,06; 95% CI: 4,44-80,25). Smoking habits p = 0,000, (OR:
6,633; 95% CI: 2,420-17,884). Obesity not proven risk factor of hypertension, p
value = 0,440. Conclusions and suggestions: Low physical activity or unideal
exercise, smoking habits, related to the incidence of hypertension. Obesity not
proven risk factor of hypertension man older 40 years. Future studies should be
to examine effect intervention of risk factor of hypertension using either animal
or human.
(Posbindu) yang dimulai sejak akhir tahun Pengumpulan data dilakukan pada
2013 yang bertujuan untuk meningkatkan tanggal 5 Oktober sampai 5 November 2015
peran serta masyarakat dalam pencegahan dan dengan menggunakan kuesioner. Analisis
penemuan dini faktor risiko PTM termasuk data dilakukan secara univariat, dan bivariate
hipertensi. Jumlah Posbindu di Wilayah kerja menggunkan uji Chi-square.
Puskesmas Medokan Ayu tahun 2015
sebanyak 11 Posbindu dan akan HASIL PENELITIAN
dikembangkan menjadi 20 Posbindu di tahun Karakteristik responden dalam
2016. Pemeriksaan tekanan darah dan penelitian ini disajikan dalam Tabel 1. Tabel
penyuluhan tentang hipertensi dilakukan di 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden
Posbindu dan di Posyandu Lansia, sedangkan yang mengalami hipertensi mempunyai usia
pengobatan dilakukan di Puskemas maupun dalam rentang 56-65 tahun, pendidikan SMA,
Puskesmas Pembantu. dan mempunyai pekerjaan swasta.
Meskipun demikian kejadian Tabel 1. Distribusi karakteristik
hipertensi tetap tinggi di Puskesmas Medokan responden berdasarkan
Ayu, untuk itu perlu dilakukan penelitian kasus dan kontrol
tentang hubungan antara aktivitas fisik,
obesitas, dan merokok dengan kejadian Kelompok
Karakteristik Kasus Kontrol P
hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas
(n=46)% (n=46)%
di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Umur
40-45 Thn 3 (6,5) 2 (4,03) -
METODE PENELITIAN 46-55 Thn 8 (17,4) 9 (19,6) 1,00
Penelitian ini merupakan studi 56-65 Thn 27 (58,7) 23 (50,0) 1,00
analitik observasional dengan desain >65 Thn 8 (17,4) 12 (26,1) 0,62
Pendidikan
penelitian kasus kontrol bersifat retrospektif
Tidak 1 (2,2) 0 (0,0) -
yang menganalisis hubungan faktor aktivitas Sekolah
fisik, obesitas, dan merokok terhadap SD 10(21,7) 9 (19,6) 0,71
kejadian hipertensi pada laki-laki usia di atas SMP 7 (15,2) 4 (8,7) 0,81
40 tahun. SMA 21(45,7) 14 (30,4) 0,14
PT 7 (15,2) 19 (41,3)
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Pekerjaan
Medokan Ayu Kota Surabaya dengan besar Tidak 3 (6,5) 1 (2,2) -
sampel 92 (46 sampel kasus dan 46 sampel Bekerja
kontrol). Teknik pengambilan sampel dengan PNS 4 (8,7) 13 (28,3) 0.08
non probability sampling (consecutive Swasta 19(41,3) 15 (32,6) 1,00
Wiraswasta 18(39,1) 15 (32,6) 0,61
sampling) terhadap kelompok kasus dan
Lainnya 2 (4,3) 2 (4,3) 1,00
kontrol. Setiap laki-laki dewasa usia 40 tahun
ke atas yang datang dengan hipertensi ke Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
Klinik Umum Puskesmas Medokan Ayu bahwa distribusi karakteristik responden
Surabaya pada bulan Oktober-November berdasarkan umur, pendidikan, dan jenis
2015 yang bersedia ikut penelitian dipilih pekerjaan subjek antara kelompok kasus dan
menjadi sampel hingga mencapai besar kelompok kontrol adalah komparabel atau
sampel yang ditetapkan. sebanding, secara statistik tidak bermakna
dengan nilai p>0,05.
hipertensi. Orang yang tidak berolahraga Studi dengan hewan coba untuk mengetahui
semakin meningkatkan risiko terjadinya pengaruh rokok terhadap perkembangan
hipertensi dibandingkan orang yang arterisklerosis menyatakan bahwa paparan
melakukan olahraga ideal. rokok menyebabkan stress oksidatif dan
Hal ini didukung oleh beberapa kegagalan vasorelaksasi endothelium
penelitian yang menunjukkan bahwa sehingga menimbulkan peningkatan terhadap
melakukan olahraga berhubungan erat dengan tekanan darah13.
penurunan tekanan darah. Hasil metaanalisis Obesitas atau kegemukan dimana
pada 891 pasien hipertensi menyatakan bahwa berat badan mencapai indeks massa tubuh >
peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan
25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi
tekanan darah sistolik sebanyak 5-10 mmHg
badan (m)) juga merupakan salah satu
dan diastolik sebanyak 1-6 mmHg5. Hasil
faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi.
penelitian yang telah dilakukan di Iran6,
Hal inin sejalan dengan beberapa penelitian
Makasar7, dan Surabaya8 juga menunjukkan
yang menyatakan bahwa obesitas
bahwa sebagian besar responden yang
merupakan faktor yang berhubungan
melakukan aktivitas fisik tidak mengalami
hipertensi. dengan kejadian hipertensi6,14.
Aktivitas fisik dapat menyebabkan Obesitas merupakan ciri dari
aliran darah meningkat sehingga dapat populasi penderita hipertensi. Curah jantung
diproduksinya nitrit oksida (NO). Nitrit dan sirkulasi volume darah penderita
oksida akan merangsang pembentukan hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari
endothelial derive relaxing factor (EDRF) penderita hipertensi yang tidak obesitas.
yang berfungsi vasodilatasi atau melebarkan Pada obesitas tahanan perifer berkurang
arteri9,10. Aktivitas fisik yang senantiasa aktif atau normal, sedangkan aktivitas saraf
dan teratur akan menyebabkan pembuluh simpatis meninggi dengan aktivitas renin
darah cenderung lebih elastis sehingga akan plasma yang rendah.
mengurangi tahanan perifer11. Olahraga ternyata juga dihubungkan
Aktivitas fisik yang teratur pada dengan pengobatan terhadap hipertensi.
gilirannya juga akan menyebabkan kerja Melalui olahraga yang isotonik dan teratur
jantung menjadi lebih efisien sehingga curah (aktivitas fisik aerobik selama 30-45
jantung akan berkurang dan akan menit/hari) dapat menurunkan tahanan
menyebabkan penurunan tekanan darah9. perifer yang akan menurunkan tekanan
Implikasi dalam kesehatan masyarakat adalah darah. Selain itu dengan kurangnya olahraga
perlunya meningkatkan pendidikan kesehatan maka risiko timbulnya obesitas akan
terkait pentingnya aktivitas fisik untuk bertambah, dan apabila asupan garam
pencegahan hipertensi di Posbindu dan Usila bertambah maka risiko timbulnya hipertensi
di Puskesmas Medokan Ayu Kota Surabaya. juga akan bertambah15.
Merokok merupakan faktor yang Hipertensi pada seseorang yang
berhubungan dengan hipertensi. Hal ini mengalami obesitas merupakan interaksi
sejalan dengan penelitian terdahulu yang beberapa faktor, yaitu kebiasaan konsumsi
menunjukkan bahwa perilaku merokok pangan, genetik, epigenetik, dan lingkungan.
berisiko 8.1 kali menderita hipertensi Kegagalan fungsi adiposit pada pasien
dibandingkan dengan yang tidak merokok12. obesitas menyebabkan resistensi pembuluh
darah dan insulin. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di
menyebabkan kegagalan fungsi saraf simpatik Puskesmas Medokan Ayu Kota Surabaya.
dan sistem renin angiotensin yang berperan Obesitas dalam penelitian ini tidak terbukti
dalam perkembangan hipertensi16. berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
Obesitas erat kaitannya
dengan kegemaran mengkonsumsi makanan SARAN
yang mengandung tinggi lemak. Obesitas Penelitian lebih lanjut sebaiknya
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibuktikan dengan intervensi terkait faktor
karena beberapa sebab. Makin besar massa risiko hipertensi baik melibatkan hewan
tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan coba atau manusia.
untuk memasok oksigen dan makanan ke
jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang REFERENSI
beredar melalui pembuluh darah menjadi 1. WHO. 2013. A Global Brief on
meningkat sehingga memberi tekanan lebih Hypertension: Silent Killer, global
besar pada dinding arteri. Kelebihan berat Public Health Crisis.
badan juga meningkatkan frekuensi denyut http://www.who.int/reasearch/en/.2013.
jantung dan kadar insulin dalam darah. 2 Januari 2016.
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh 2. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
menahan natrium dan air15. Dasar 2013. Balitbangkes. Jakarta.
Obesitas merupakan ciri khas pada 3. Kemenkes RI. 2007. Riset Kesehatan
populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga Dasar 2007. Balitbangkes. Jakarta.
bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang 4. Kemenkes RI. 2010. Hipertensi
erat dengan timbulnya hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga.
dikemudian hari. Pada penelitian lain http://www.depkes.go.id/article/print/810
dibuktikan bahwa curah jantung dan volume /hipertensi-penyebab-kematian nomor-
darah sirkulasi pasien obesitas dengan tiga.html. 7 Januari 2016.
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan 5. Semlitsch, T., K. Jeitler, L.G. Hemkens,
penderita yang mempunyai berat badan K. Horvath, E. Nagele, C. Schuermann,
normal dengan tekanan darah yang setara9. N. Pignitter, K.H. Herrmann, S.
Berat badan dan indeks Massa Waffenschmidt dan A. Siebenhofer.
Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan 2013. Increasing Physical Activity for
tekanan darah, terutama tekanan darah the Treatment of Hypertension: A
sistolik. Risiko relatif untuk menderita Systematic Review and Meta-analysis.
hipertensi pada orang obes 5 kali lebih Sports Medicine 43(10).
tinggi dibandingkan dengan seorang yang 6. Malekzadeh, M.M., A. Etemadi, F.
berat badannya normal. Pada penderita Kamangar, H. Khademi, A. Golozar, F.
hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % Islami, A. Pourshams, H. Poustchi, B.
memiliki berat badan lebih9. Navabakhsh, M. Naemi, dan P.D.
Pharoah. 2013. Prevalence, Awareness
SIMPULAN and Risk Factors of Hypertension in a
Penelitian ini dapat disimpulkan Large Cohort of Iranian Adult
bahwa berdasarkan hasil analisis bivariat Population. Journal of hypertension
faktor aktivitas fisik, kebiasaan merokok, 31(7).
7. Muliyati, H., A. Syam dan S. Sirajuddin. 12. Anggara, F.H.D. dan N. Prayitno. 2013.
2011. Hubungan pola konsumsi natrium Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
dan kalium serta aktivitas fisik dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga
kejadian hipertensi pada pasien rawat Murni, Cikarang Barat Tahun 2012.
jalan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Jurnal Ilmiah Kesehatan 5(1).
Makassar. Media Gizi Masyarakat 13. Messner, B. dan D. Bernhard, D. 2014.
Indonesia 1(1). Smoking and Cardiovascular Disease
8. Andria, K.M., 2013. Hubungan antara Mechanisms of Endothelial Dysfunction
Perilaku Olahraga, Stress dan Pola and Early Atherogenesis.
Makan dengan Tingkat Hipertensi pada Arteriosclerosis, thrombosis, and
Lanjut Usia di Posyandu Lansia vascular biology 34(3).
Kelurahan Gebang Putih Kecamatan 14. Ekowati, R. Dan S. Tuminah. 2009.
Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes Prevalensi Hipertensi dan
1(2). Determinannya di Indonesia. Majalah
9. Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Kedokteran Indonesia. Jakarta 59(12)
Tangkal) Penyakit Modern: Hipertensi, 15. Teodosha S. G., Lackland, B. Egan,
Stroke, Jantung, Kolesterol, dan dan R. Woolson. 2000. Effect of Total
Diabetes (Gejala-Gejala, Pencegahan Obesity and Abdominal Obesity on
dan Pengendalian). ANDI Yogyakarta. Hypertension. Medical University of
Yogyakarta. Saouthcaroline.
10. Sharman, J.E., A. La Gerche, dan J.S. 16. DeMarco, V.G., A.R. Aroor, dan J.R.
Coombes. 2014. Exercise and Sowers. 2014. The pathophysiology of
Cardiovascular Risk in Patients with hypertension in patients with obesity.
Hypertension. American Journal of Nature Reviews Endocrinology 10(6).
Hypertension.
11. Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif,
Mengenal, Mencegah dan Mengurangi
Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif.
Nuha Medika. Yogyakarta.