Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

BELAJAR PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA

OLEH KELOMPOK : G
ANGGOTA KELOMPOK :
1. DELVIANTO ARTHADES TOGO
NIM : 20190110044055
2. AGATHA DELIASRI TANDITASIK
NIM : 20190110044049
3. CORAZON DEBORA MELANESIA KOKORULE
NIM : 20190110044004
4. ESSI K. KATAAT
NIM : 20190110044053
5. RIVALIA LEMBANG SAMBARA
NIM : 20190110044051
6. NOVALIA R. MAMBIEUW
NIM : 20190110044054

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
SUBTOPIK I
PANDANGAN DAN GAGASAN PARA AHLI TENTANG TEORI
BELAJAR KECERDASAN GANDA

Apa itu kecerdasan?


Menurut Howard Gardner,kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan
masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya.
Teori Kecerdasan  yang dikemukakan oleh Howard Gardner,seorang professor
psikologi dari Harvard University akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan
kecerdasan individu. Pada dasarnya siswa adalah individu yang unik. Setiap siswa memiliki
potensi dan kemempuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua
individu memilki profil intelegensi yang sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat
belajar yang berbeda-beda.

Pada era membanjirnya informasi dan pengetahuan seperti yang terjadi sekarang ini
tidak semua individu harus mempelajari semua informasi. Setiap individu harus bersifat
selektif dalam menentukan keterampilan dan pengetahuan yang akan dipelajari. Individu
harus memilki pilihan untuk memilih apa yang ingin dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya.
Menurut Howard Gardner (1983) ,setiap individu memiliki delapan jenis kecerdasan
didalam dirinya yang disebut kecerdasan ganda(multiple intelligences:
 Kecerdasan bahasa
 Kecerdasan matematis logis
 Kecerdasan spasial
 Kecerdasan kinestetis jasmani
 Kecerdasan musikal
 Kecerdasan interpersonal
 Kecerdasan  intrapersonal
 Kecerdasan naturalis
1. Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks.
Ciri-cirinya: senang membaca buku,bercerita atau
mendengar,berkomunikasi,pandai merangkai kata-kata,pandai mengingat dan menghafal.
Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu pengarang, penyair,
wartawan, pembicara dan pembaca berita

2. Kecerdasan Matematis/Logis
Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan
hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan
melakukan  operasi matematis yang kompleks.
Ciri-ciri:Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki,
pandai berhitung dan bermain angka, Mampu berpikir logis, senang berpikir abstrak dan
simbolis, Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan,
matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram computer.

3. Kecerdasan Spasial
Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas
dalam berfikir secara tiga  dimensi.
Ciri-cirinya: Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, Peka terhadap citra,
warna, Pandai meviisualisasikan ide, Imajinasinya aktif, Senang membuat rumah-rumah
dari balok.
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial  adalah pelaut, pilot,
pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat
mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau
mengkomunikasikan informasi grafis.

4. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik tubuh adalahkecerdasan yang memungkinkan seorang
memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik.
Ciri-cirinya:Senang menari dan akting, aktif dalam olah raga,Cenderung
menggunakan bahasa tubuh, Senang dan efektif berpikir sambil jalan, Pandai merakit
sesuatu menjadi suatu produk Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu lama
Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli
bedah, dan pengrajin.
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi,
irama musik.
Contoh orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer,
konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap
unsur suara.

6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
memahami dan dapat melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain.
Ciri-Cirinya: Mampu berorganisasi, bersosialisasi, Senang Permainan
berkelompok, Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain, Senang berkomunikasi
verbal dan non verbal, Peka terhadap teman
Contoh:guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai
menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat
kesuksesan seseorang.

7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam
membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan
tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
Ciri-Cirinya: Mampu menilai diri sendiri, Mudah mengelola dan menguasai
perasaannya, Sering mengamati dan mendengarkan Bisa bekerja sendiri dengan baik
Mampu mencanangkan tujuan, dan menyusun cita-cita, Mudah berkomunikasi
Contoh:filosuf,peneliti mandiri,psikolog dan perenung.

8. Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di
lingkungannya.
Ciri-Cirinya: Senang terhadap flora dan fauna, Pandai melihat perubahan alam.,
Senang kegiatan di alam terbuka
Contoh:ahli biologi,penjaga hutan dan dokter hewan.
SUBTOPIK II
KARAKTERISTIK DAN KELEBIHAN TEORI BELAJAR
KECERDASAN GANDA

Karakteristik dan Kelebihan Teori Belajar Kecerdasan Ganda

1. Pembelajaran dapat lebih fokus terhadap suatu kecenderungan kecerdasan dan punya hasil
yang optimal.
2. Memberikan sudut pandang baru terhadap pengembangan potensi manusia.
3. Memberi harapan dan semangat baru, terutama terhadap siswa.
4. Membuka kesempatan pada si belajar untuk kritis dan berpikiran terbuka.
5. Menghindari adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang
kecerdasan/inteligensi
SUBTOPIK III
APLIKASI TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA DALAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Penerapan Teori Kecerdasan Ganda Howard Gardner


1. Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah proses komunikasi dua arah


antara pendidik dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran dengan pengenalan
terhadap kecerdasan majemuk yang dimiliki peserta didik sebagai landasan dalam
pemilihan strategi pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Gardner bahwa aplikasi
kecerdasan majemuk di dalam kelas dilakukan dengan penggunaan strategi pembelajaran
yang bervariasi sehingga mampu menstimulus semua kecerdasan peserta didik untuk
berkembang dalam waktu yang bersamaan hingga peserta didik menemukan sendiri
kecerdasan yang menonjol dalam dirinya. Pembelajaran ini berbeda dengan konsep
pembelajaran lain karena mengedepankan aspek variasi pemakaian strategi penyampaian
materi dengan tujuan menstimulasi perkembangan kecenderungan kecerdasan majemuk
peserta didik.
Penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligences di Indonesia masih sangat
sedikit. Kebanyakan sekolah masih mementingkan nilai akademik dari kecerdasan
linguistik dan logis-matematis. Peserta didik yang dominan kecerdasan kinestik dan
interpersonal kurang mendapat tempat di sekolah, guru menganggap peserta didik yang
memiliki kecerdasan itu adalah anak yang nakal, tidak bisa diam, banyak berbicara, dan
membuat gaduh kelas.
Guru sejatinya perlu memahami kecerdasan yang dominan pada diri siswanya, agar
materi pelajaran dapat terserap sesuai dengan gaya belajarnya. Penilaian dalam
pembelajaran berbasis multiple intelligences mengutamakan penilaian berbasis proses,
tidak hanya sekedar nilai akhir, karena sejatinya kecerdasan seseorang itu dapat
berkembang. Penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik.
Penilaian autentik adalah penilaian pada saat proses belajar siswa berlangsung.
Motivasi siswa untuk berhasil adalah esensi yang terkandung dalam penilaian autentik.
Motivasi dari semua pihak akan dapat membantu siswa yang awalnya merasa tidak
berhasil melakukan aktivitas pembelajaran tertentu, menjadi sebuah keyakinan untuk
berhasil. Sebab pola kerja penilaian autentik adalah ipsative dan ability test.
Ipsative dalam penilaian autentik adalah penilaian terhadap hasil belajar siswa diukur
dari perkembangan siswa itu sendiri sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil riset Kazuo
Murakami menyimpulkan bahwa setiap individu adalah berbeda dalam usahanya untuk
meraih prestasi terbaiknya. Karena itu, guru dan orang tua disarankan tidak
membandingkan prestasi siswa/ anaknya dengan anak lain. Adapun ability test adalah tes
kemampuan yang bertujuan mengetahui kemampuan siswa, bukan ketidakmampuan siswa.
Secara umum, evaluasi perlu lebih luas dan menyeluruh, bahkan perlu memasukan
unsur lingkungan dan situasi nyata untuk dapat mengukur seluruh kemampuan siswa.
Maka, berbagai bentuk evaluasi tertulis, lisan, dalam bentuk proyek, tugas bersama,
refleksi pribadi, bentuk prestasi yang ditampilkan di depan umum, dalam kearifan proses
pembelajaran, pemantauan guru selama pembelajaran dan sebagainya agar semua jenis
kecerdasan tersebut dapat diukur dalam evaluasi. Alat evaluasi ada yang berbentuk tes dan
ada yang berbentuk non-tes. Alat evaluasi berbentuk tes adalah semua alat evaluasi yang
hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan salah.
2. Strategi mendasar agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi dalam penerapan kecerdasan
ganda
Dengan memperhatikan kecerdasan majemuk siswa, pembelajaran dan penilaian
menjadi lebih bervariasi.
Dalam teori Kecerdasan Majemuknya, Howard Gardner tidak menyebutkan bahwa
setiap pembelajar hanya memiliki satu tipe kecerdasan: logis-matematis, eksistensial,
naturalis, interpersonal, intrapersonal, musikal, verbal-linguistik, spasial-visual, atau
kinestetik-jasmani. Melainkan, ada kecenderungan bahwa satu tipe kecerdasan lebih
menonjol daripada yang lain.
Bahwa kecerdasan majemuk siswa berupa rentangan, artinya guru tidak terpaku pada
satu tipe kecerdasan tertentu dalam mengajar di kelas. Bahkan, beberapa strategi mendasar
berikut ini dapat diterapkan agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan dapat berjalan
efektif.
1. Pengulangan dalam Penanaman dan Pemahaman Konsep
Penanaman dan pemahaman konsep dapat dilakukan melalui berbagai jenis
aktivitas di kelas. Misalnya, siswa dengan logis-matematis yang kuat biasanya dapat
mengerjakan soal-soal pecahan dengan mudah. Sedangkan siswa dengan kecerdasan
musikal yang menonjol akan dapat dengan mudah memahami bahwa not seperempat
dan not seperdelapan sama-sama diperlukan untuk menghasilkan irama yang tepat.
Kedua aktivitas tersebut, bila dikerjakan berulang, mampu mengakomodasi
kebutuhan siswa dengan kecerdasan logis-matematis dan musikal dalam pembelajaran.
2. Segarkan Suasana Kelas dengan Aktivitas yang Bervariasi
Dalam memahamkan konsep, mudah sekali bagi guru untuk fokus pada tujuan
sehingga mengabaikan cara yang ditempuh. Maka, metode pengajaran yang sama,
misalnya dengan menggunakan lembar kerja/soal, seringkali tanpa sengaja digunakan
terus menerus dan berulang. Padahal, siswa dapat mengalami kebosanan bila harus
mengerjakan lembar kerja/soal sepanjang waktu, setiap hari.
Disisi lain, metode mengajar yang terus berganti secara dinamis dapat
mengakomodasi lebih banyak siswa karena kecerdasan majemuk mereka pun berbeda.
Misalnya, peregangan ringan dapat digunakan untuk siswa mengawali kelas dan
mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan kinestetik-jasmani yang
menonjol. Suasana kelas pun akan senantiasa terasa segar.
3. Pengelolaan kelas Disesuaikan dengan Kecerdasan Majemuk Siswa
Sembilan tipe kecerdasan manjemuk dalam teori Gardner merupakan sembilan
peluang guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan pengajaran di kelas yang tepat
sangat mendukung suksesnya belajar siswa.
Misalnya, siswa dengan kemampuan spasial-visual yang baik akan mudah
belajar suatu konsep melalui gambar. Siswa yang lebih menonjol kemampuan verbal-
linguistiknya dapat mempelajari konsep dengan baik melalui membaca dan menulis.
Sedangkan diskusi kelas akan sangat membantu siswa dengan kecerdasan
interpersonal yang kuat.
4. Integrasi Penilaian, Penilaian yang Majemuk
Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Lebih baik lagi bila metode tersebut mampu mencerminkan kecerdasan majemuk
siswa, seperti tes tulis, tes lisan, karya seni, dan lain sebagainya.
Misalnya, siswa SMK mendapat tugas untuk merakit sebuah mesin lengkap
dengan buku manual cara kerja mesin tersebut. Pembuatan mesin itu sendiri
merupakan wujud dari kecerdasan kinestetik-jasmaninya. Sedangkan penyusunan
diagram dan instruksi pada buku manual menunjukkan kecerdasan verbal-linguistik
dan spasial-visualnya.
Pada contoh diatas, siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari suatu konsep
dan mengembangkan tiga tipe kecerdasan majemuknya. Sementara itu, guru dapat
menilai tingkat pemahaman konsep siswa dari kelengkapan dan akurasi buku manual
yang telah dibuat.
SUBTOPIK IV
IMPLIKASI TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA BAGI
GURU DAN PESERTA DIDIK DAN STAKE HOLDER
LAINNYA

1. Teori Kecerdasan Ganda dan Penerapannya dalam kegiatan pembelajaran


Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu
melalui pendidikan. Potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetisi.

2. Implikasi Teori Belajar Kecerdasan Ganda bagi Guru, Siswa, dan Stake Holder lainnya
 Guru
1) Guru harus mengenali dan memahami bakat/kecerdasan siswa
2) Guru sebagai fasilitator
3) Guru yang kompeten dan kreatif
 Siswa/peserta didik
1) Siswa mampu memecahkan masalah
2) Melaksanakan tugas yang di berikan dengan baik
3) Mengembangkan diri dan mengekspersikan diri
 Stake holder
Stake holder adalah orang atau kelompok yang bekerja dalam satu organisasi atau
kerja sama dalam suatu proyek.
Stake holder dalam pendidikan adalah mengupayakan orang berkelompok oleh
aktivitas dan kebijakan pendidikan mendapat kebaikan atau manfaat. Stake holder
dalam pendidikan di golongkan menjadi :
1) Stake holder internal (guru, siswa, orang tua)
 Peran Guru
a. Menyampaikan materi pembelajaran.
b. Menyiapkan metode pembelajaran.
c. Menyiapkan kurikulum belajar harian.
d. Membuat rencana pembelajaran harian, bulanan, dan tahunan.
 Peran Orangtua
a. Mendukung pendidikan murid disekolah.
b. Membiayai pendidikan anak murid.
c. Memfasilitasi kebutuhan pendidikan anak murid.
2) Stake holder eksternal (pemerintah, lembaga dibawa,komunitas)
 Peran Pemerintah
a. Menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai.
b. Membuat kurikulum yang baik dan menyesuaikan dengan kondisi geografis.
c. Memberikan program pendidikan yang sustanable atau berkelanjutan//tidak
hanya tambal sulam atau terputus-putus.
d. Mendukung semua upaya peninjauan mutu pendidikan oleh organisasi atau
individu.
e. Mengadakan program peningkatan mutu tenaga pendidik dan guru.
f. Mendukung siswa berprestasi dengan bersiswa dan bantuan pendidikan.
g. Memberikan bantuan operasional sekolah.
h. Meningkatkan kesejahteraan guru.
i. Pemerataan tenaga pendidik kesetiap daerah yang kekurangan guru.
 Peran Karyawan
Staf dan karyawan sekolah diharapkan bisa bekerja sama untuk saling
berdiskusi tentang aturan pendidikan.
 Peran Tenaga Ahli Pendidikan (Profesional)
Tenaga ahli profesional pendidikan bisa memberikan saran dan nasihat yang
baru tentang pendidikan.
Orang-orang itu umumnya meguasai berbagai teori dan solusi atas masalah
pendidikan yang dihadapi oleh guru, orang tua, dan murid. Itu juga bisa
membantu siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam suatu
pelajaran.

Diharapkan bisa mendapatkan data pendidikan dan menggunakannya untuk


memberikan dukungan atau koreksi pada proses pembelajaran. Misalnya, para guru bisa
melihat kebijakan pendidikan dan menggunakan untuk meningkatkan metode
pembelajaran. Orang tua bisa membantu memfasilitasi para siswa untuk mendapatkan
pendidikan yang terbaik.
Untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan dibutuhkan data yang valid
lengkap, cepat, dan up to date. Hal ini bertujuan supaya perencanaan program
pendidikan bisa lebih tepat sasaran, lebih cepat dan efisien serta bisa mengatasi masalah
pendidikan yang terjadi.
Data pendidikan Indonesia dikenal dengan nama dapodik (data pokok
pendidikan). Data pendidkan ini bisa diperoleh di website kementerian pendidikan. Data
pokok pendidikan memuat informasi seperti kurikulum sekolah, data siswa, data guru,
data karyawan sekolah,data sarana dan prasarana sekolah.
Fungsi data pendidikan bagi stake holder guru :
1. Membantu guru memberikan bahan pelajaran yang mudah diterima bagi murid.
2. Guru bisa menentukan metode pembelajaran yang efektif.
3. Membantu guru dalam mengendalikan sistem dikelas.
4. Guru bisa berinovasi dalam mengajar dan menciptakan suasna kondusif
dikelas.
5. Penyampaian materi pelajaran bisa lebih kreatif dan menyenagkan.

Fungsi data pendidikan bagi stake holder pemerintah :


1. Pemerataan alokasi dana bantuan pendidikan seperti dana bos sesuai dengan
yang dibutuhkan sekolah.
2. Memudahkan pembagian tunjangan bagi guru dan tenaga pendidik.
3. Memudahkan pencatatan verifikasi data nomor induk siswa nasional (NISN).
4. Memudahkan pencatatan dan verifikasi nomor induk pendidik dan tenaga
kependidikan (NIPTK).
5. Memudahka pencatatan nomor pokok sekolah nasional (NPSN).
6. Mengetahui kebutuhan tenaga guru disetiap sekolah.
7. Evaluasi kebijakan kementrian pendidikan.
8. Memudahkan pelaporan data pendidikan dari sekolah.
9. Mencegah pelanggaran administrasi dan kebijakan.

Siapa saja stake holder pendidikan ?


1. Guru
2. Orang tua
3. Murid
4. Bagian administrasi
5. Panitia penerimaan
6. Ekstrakulikuler sekolah
7. Lembaga kursus
8. Pemerintah
9. Penduduk lokal
10. Tenaga ahli pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai