Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ALJABAR LINEAR II

“PERBANDINGAN PROSEDUR UNTUK


PEMECAHAN SISTEM LINEAR”
Dosen mata kuliah Dewi Astuti,M.Pd.

Di susun oleh :
FEBY KESWANTO BR REGAR (19051006)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


4 A PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2020/ 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas
yang berjudul “PERBANDINGAN PROSEDUR UNTUK PEMECAHAN SISTEM
LINEAR” tepat pada waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas yang di berikan oleh Dosen mata kuliah “ALJABAR LINEAR II“.

Kami menyadari bahwa makalah yang saya selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan
tugas ini dan juga kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir.Serta saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan.
Amin.
Kisaran,19 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................................................
1.1Perbandingan prosedur untuk pemecahan sisitem linear........................................................
1. Eliminasi Gauss Jordan.....................................................................................................
BAB III
PENUTUP....................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena alasan itulah
banyak orang yang menghindari Matematika.Padahal Matematika dapat kita jumpai di dalam
kehidupan sehari-hari, dan mau tidak mau kita pasti menggunakan Matematika.Oleh karena
itu saya membuat makalah ini dengan maksud membantu pemahaman mahasiswa agar
mereka tidak menilai Matematika adalah sesuatu yang buruk.Secara khusus dalam ilmu
pengetahuan Aljabar Linear.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana pemecahan sisitem linear eliminasi Gauss Jordan?

C.    TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi Tugas Mandiri matakuliah Aljabar
Linear,yang diberikan oleh dosen kami Ibu Dewi Astuti,M.pd dan tujuan berikutnya adalah
sebagai sumber informasi yang kami harapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan
para pembaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERBANDINGAN PROSEDUR UNTUK PEMECAHAN SISTEM LINEAR


a Metode Eliminasi Gauss
Metode eliminasi Gauss digunakan untuk menyelesaikan sebuah sistem
persamaan linear dengan mengubuah SPL tersebut kedalam bentuk
sistem persamaan linear berbentuk segitiga atas,yakni yang semua
koefisisen di bawah diagonal utama nya bernilai nol. Bentuk segitiga atas
ini dapat diselesaikan dengan menggunakan substitusi atau (penyulihan
balik).
Untuk mendapatkan bentuk SPL segitiga dari SPL yang diketahui metode
Eliminasi Gauss menggunakan sejumlah operasi baris elementer (OBE) :
1) Menukar posisi dua buah persamaan (dua baris matriks
augmented).
2) Menambah sebuah persamaan (baris metriks augmented)dengan
suatu kelipatan persamaan lain (baris lain)
3) Mengalikan sebuah persamaan (baris matriks augmented) dengan
sebarang konstanta tak nol.
Pemakaian operasi-opererasi baris elementer di atas pada sebuah SPL
tidak akan mengubah penyelesaian SPL yang bersangkutan. Jelas bahwa
peneyelesaian sebuah SPL tidak tergantung pada susunan penulisan
persamaan,sehingga operasi baris nomor satu dapat dipakai. Dalam setiap
persamaan,kedua ruas menyatakan nilai yang sama sehingga operasi baris
nomor dua dapat digunakan. Demikian pula,operasi baris nomor 3
menghasilkan persamaan yang ekuivalen.
Contoh :
3 x 1+ 4 x 2+ 3 x 3=16 ( A )
x 1+ 5 x 2−x 3=−12( B)
6 x 1+ 3 x 2 +7 x 3=102 (C )
1. Eliminasi x 1dari persamaan B dan C :
3 x 1+ 4 x 2+ 3 x 3=16 ( A )
1 11 −52
( B )− ( A ) ===¿ x 2−2 x3 = ( D)
3 3 3
(C) −2 × ( A ) ===¿−5 x 2 + x 3=70 ( E )
2. Eliminasi x 2dari persamaan E :
3 x 1+ 4 x 2+ 3 x 3=16 ( A )
11 −52
x 2−2 x3 = ( D)
3 3
+ 15 19 510
(E) × ( D ) =====¿− x3 = (F )
11 11 11
3. Hitung x 3 , x 2 , x 1 :
−510
Dari (F) diperoleh x 3= . masukkan nilai x 3kedalam (D) diperoleh
19
11 −52 1020 −4048 −368
x 2= − = . jadi, x 2= .masukkan nilai-nilai x 3 dan x 2
3 3 19 57 19
1472 1530 3306 1102
kedalam Auntuk mendapatkan x 1 :3 x 1=16+ + = , x 1= =58.
19 19 19 19
368 510
jadi,vektor penyelesaian SPL di atas adalah 58 ,−
19( ,−
19
. )
Metode eliminasi Gauss terdiri atas dua tahap :
1. Eliminir secara berturut-turut variabel-variabel x 1 , x 2 , x3 , … , x n−1 dari beberapa
persamaan.
2. Masukkan kembali nilai-nilai yang sudah didapat kedalam persamaan-persamaan
tersebut untuk mendapatkan nilai-nilai yang belum diketahui di antara
x n , x n−1 , x n−2 , … , x 1
Secara umum,misalkan kita mempunyai SPL seperti pada :
a 11 x 1 +a12 x 2 +…+ a1 n x n=b1 a21 x 1+ a22 x 2 +…+a 2 n x n=b 2 a 31 x 1+ a32 x 2+ …+a3 n x n=b 3 ⋮ an 1 x 1 +a n2 x 2+ …+ann x n=

Berikut adalah langkah-langkah eliminasi Gaus untuk SPL


Tahap 1: Eliminasi
1. Eliminir x 1dari persamaan-persamaan kedua, ketiga, ..., ke-n dengan kata lain,
buat koefisien-koefisien x 1pada persamaan-persamaan kedua,ketiga, ..., ke-n
menjadi 0. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangkan suatu kelipatan
persamaan pertama dari persamaan –persamaan kedua, ketiga, ...,ke-n. Proses ini
mengubah nilai-nilai koefisien-koefisien x i , a ij ,dan konstanta
aik
( k +1 ) , ( k +2 ) , … , dan ke−n ,dengan cara mengurangkan kelipatan m ik = baris
akk
ke k dari baris ke i, untuk i=k + 1, k + 2, … , n :
a ij=aij −m ik × akj untuk k ≤ j≤ n , danb i=bi−mik ×b k untuk (k +1)≤ i≤ n

Contoh soal:
Selesaikan SPL di bawah ini dengan menggunakan metode eliminasi Gaus
x 1−x 2+ 2 x 3 + x 4=−82 x 1−2 x 2+3 x 3−3 x 4 =−20 x1 + x 2 + x3 =−2 x1−x 2 + 4 x3 +3 x 4 =4
Penyelesaian:
Metriks augmented-nya adalah
1 −1 2 −1 −8

(2 −2 3 ¿ −3 −20
1 1 1 0 −2
1 −1 4 3 4
|)
1. pilih elemen pivot a 11=1. Misalkan P j merupakan baris ke j matriks augmented. Maka
dengan melakukan operasi-operasi p2=P2−2 P1 , P3 =P3−P1 , dan P 4=P 4−P1 didapat
matriks baru
1 −1 2 −1 −8

(0 0 −1 ¿ −1 −4
0 2 −1 1 6
0 0 2 4 12
|)
Tidak mempunyai penyelesaian atau mempunyai tak berhingga banyak penyelesaian.
Selanjutnya, apabila semua elemen tersebut sangat kecil, maka elemen pivot yang terpilih
juga sangat kecil. Akibatnya, dari persamaan di atas terlihat bahwa nilai-nilai x i sangat
sensitif terhadap perubahan kecil pada koefisien. Hal ini menunjukkan bahwa SPL yang
bersangkutan dalam kondisi sakit.
Suatu strategi penentuan pivot yang sering digunakan di dalam metode eliminasi Gaus
dikenal sebagai penentuan pivot parsial. Di dalam metode ini, suatu elemen pivot a kk
merupakan elemen maksimum pada kolom k di bawab baris ke k, untuk k =1,2,3 , … , ( n−1 ),
yakni
Elemen pivot= maks { ¿ a kk|,|ak +1 ,k|,|a k+2 ,k|, … ,∨ank ∨} untuk k =1,2,3 , … ,(n−1)

Kata parsial digunakan untuk membedakan prosedur ini dengan metode penentuan pivot
total, yang menggunakan pertukaran baris dan kolom. Penentuan pivot total menghasilkan
reduksi tambahan yang mempengaruhi galat-galat pembulatan dan hal ini sangat penting
demi keakuratan penyelesaian sistem-sistem tertentu. Kita tidak akan membahas strategi
penentuan pivot total disini.

Apabila elemen pivot pada langkah ke-k bernilai 0, maka terdapat 3 kemungkinan:
1. SPL mempunyai solusi tunggal
Dalam hal ini baris pivot ditukar dengan salah satu baris di bawahnya sedemikian hingga
diperoleh elemen pivot yang tak nol.
2. SPL yang bersangkutan tidak bebas
Apabila elemen pivot nol tidak dapat dihindari dan SPL-nya bersifat koefisien, maka SPL
tersebut mempunyai tak berhingga penyelesaian. Sebagai contoh, SPL dibawah ini bersifat
tidak bebas
2 x+ y + z =2
x− y −3 z =1
x +2 y + 4 z=1

Perhatikan, persamaan pertama merupakan jumlah persamaan ke dua dan ketiga, sehingga
SPL tersebut tidak bebas. SPL tersebut dikatakan bergantung secara linear, karena salah satu
persamaan merupakan kombinasi linear ke dua persamaan yang lain.

Langkah kedua menghasilkan


2 x+ y + z =2
−3 7
y − z=0
2 2
0 z=0
Dari persamaan ke tiga diperoleh bahwa Z dapat bernilai berapa saja. Penyelesaian SPL di
2 7
( )
atas dapat ditulis sebagai ( x , y , z )= 1+ c ,− c , c ,untuk sebarang nilai C. jadi SPL
3 3
tersebut konsisten namun tidak bebas,mempunyai tak berhingga penyelesaian.
3. SPL yang bersangkutan tidak konsisten
Dengan mengganti ruas kanan persamaan pertama SPL di atas akan diperoleh SPL lain yang
bersifat tidak konsisiten. Misalnya,jika ruas kanan persamaan pertama di ganti menjadi ;
1. diperoleh SPL
2 x+ y + z =1
x− y −3 z =1
x +2 y + 4 z=1
Setelah langkah eliminasi kedua diperoleh
2 x+ y + z =2
−3 7 1
y − z=
2 2 2
0 z=1
Disini jelas tidak ada nilai Z yang memenuhi persamaan ke tiga,sehinga SPL tersebut bersifat
tidak konsisiten. (jumlah persamaan ke dua dan ke tiga pada SPL semula adalah 2 x+ y + z =2
,yang bertentangan dengan persamaan pertama).

BAB III
KESIMPULAN
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas hingga kesimpulan dapat dipahami bahwa setiap bentuk
Metode eliminasi Gauss digunakan untuk menyelesaikan sebuah sistem persamaan linear
dengan mengubuah SPL tersebut kedalam bentuk sistem persamaan linear berbentuk segitiga
atas,yakni yang semua koefisisen di bawah diagonal utama nya bernilai nol. Bentuk segitiga
atas ini dapat diselesaikan dengan menggunakan substitusi atau (penyulihan balik)

B.      SARAN
Dalammenyusunmakalahini,penyusunmenyadarisepenuhnyabahwaisimakalahini
belumlah sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara
penulisannya.Olehkarenaitu,penulissangatmengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pihak lain yang dapat menyempurnakan makalah berikutnya.Dan alangkah
baiknya juga apabila kita terus mengembangkan berbagai makalah-makalah tentang Ilmu
Pengetahuan Aljabar Linier di tengah-tengah masyarakat luas secara khusus dalam
mahasiswa agar lebih mengerti bagaimana langkah-langkah yang lebih mudah dalam
memecahkan suatu masalah dalam suatu determinanpadaIlmuAljabarLinier.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Dasar-DasarAljabarLinearJilid1 Dasar-DasarAljabarLinearJilid2 Sumber Lain:
http://staffnew.uny.ac.id

Anda mungkin juga menyukai