Anda di halaman 1dari 4

TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI MULUT

PADA ANAK PANTI ASUHAN DI KOTAMADYA


BANDA ACEH

Diana Setya Ningsih, Sunnati, Sri Rezeki

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala


Darussalam-Banda Aceh
Email: dee_aceh@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kebersihan gigi dan mulut merupakan parameter sehat bagi setiap individu dan dapat
mendukung percepatan tujuan Millennium Development Goals (MDGs). Menjaga kebersihan
mulut sangatlah penting agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut salah satunya dengan
mengetahui perilaku kesehatan seseorang. Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap
dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya.
Perilaku kesehatan terutama pada anak-anak sangat dipengaruhi oleh motivasi dan dukungan
dari kedua orang tua mereka dan lingkungan. Namun, hal ini sulit dapat terpenuhi jika kondisi
keluarga tidak lengkap dan lingkungan yang kurang baik. Anak-anak dengan kondisi ini dapat
kita temui di beberapa panti asuhan khususnya di Kotamadya Banda Aceh. Kondisi ini
mendorong peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan kebersihan gigi anak terutama pada
anak panti asuhan Kotamadya Banda Aceh. Penelitian yang diterapkan adalah pre eksperimental
dengan total sampling yang dilakukan pada panti asuhan Markaz Al Ishlah Al Aziziyah dan
UPTD Rumoh Sejahtera Aneuk Nanggroe. Data yang digunakan adalah data primer dari anak
(kuisioner). Hasil ini kemudian dihitung menggunakan nilai persentase dan kemudian
dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu: baik (benar > 75%), cukup (benar 40-75%) dan
kurang (benar < 40%). Tingkat pengetahuan anak terhadap kebersihan gigi dan mulut sangat
memprihatinkan. Hanya 13,25% anak memiliki tingkat pengetahuan yang baik pada panti
asuhan Markaz Al Ishlal Al Aziziyah sedangkan pada UPTD Rumoh Sejahtera Aneuk Nanggroe
sekitar 23,64%. Peran orang tua dan lingkungan anak sangat mempengaruhi kebersihan gigi dan
mulut anak. Melihat kondisi ini maka sebaiknya kita perlu melakukan tindakan yang dapat
meringankan beban mereka salah satunya dengan mengadakan penyuluhan dan pengobatan gigi
dan mulut.

Kata Kunci: panti asuhan, kesehatan gigi, pengetahuan, orang tua

PENDAHULUAN pengetahuan, sikap dan tindakan yang


Dewasa ini, arah perkembangan berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi
pembangunan di bidang kesehatan serta upaya pencegahannya.2
diutamakan pada upaya peningkatan Status kesehatan gigi dan mulut
kesehatan termasuk kesehatan gigi dan seseorang ditentukan oleh status karies gigi
mulut.1 Menjaga kebersihan mulut sangatlah dan status kebersihan giginya. Penyakit gigi
penting agar terhindar dari penyakit gigi dan dan mulut yang banyak diderita masyarakat
mulut. Perilaku kesehatan gigi meliputi di Indonesia adalah penyakit jaringan
penyangga gigi dan karies gigi.3 Kedua langsung mempengaruhi tingkat kebersihan
penyakit ini dipicu akibat kebersihan rongga gigi dan mulut anak.8,9
mulut (oral Hygiene) tidak baik.3 Hal ini Hal ini sesuai dengan penelitian
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Hurlock cit Hutabarat (2005) dan Saied
oleh Widi (2003) yang menyatakan salah (2008), perkembangan perilaku anak dalam
satu penyebab dari penyakit gigi dan mulut menjaga kebersihan gigi dan mulut
dikarenakan buruknya kebersihan gigi dan ditentukan oleh hubungan antara anak dan
mulut. Baik atau buruknya kebersihan gigi orang tua terutama terhadap ibu.8,9
dan mulut dapat ditentukan oleh perilaku Kebersihan gigi pada anak juga
seseorang, pemeliharaan kebersihan gigi dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi
dan mulut yang tidak benar menyebabkan pendidikan orang tua.10 Berdasarkan
mudahnya penumpikan plak, material alba penelitian oleh G. Campous cit Sihite dkk
dan kalkulus yang pada akhirnya akan (2005), menyebutkan bahwa keadaan sosial-
masuk gigi dan jaringan pendukung gigi.4 ekonomi sangat berhubungan dengan
Rendahnya pengetahuan kebersihan tingkat kebersihan gigi dan mulut. Keadaan
rongga mulut masyarakat Provinsi Aceh sosial-ekonomi yang sulit dapat
dapat diketahui dari hasil survei Riskesdas menyebabkan orang tua lebih
2007. Hasil survei menunjukkan kasus mengutamakan kebutuhan sehari-hari
karies gigi aktif tergolong sangat tinggi (bahan pokok) dibandingkan dengan
yaitu 41%. Tingginya angka karies dan kesehatan mereka termasuk kebersihan gigi
penyakit periodontal diperkirakan terjadi dan mulut.11
akibat rendahnya pengetahuan kesadaran Kedua kondisi ini mungkin saja terjadi
masyarakat Aceh terhadap penyikatan gigi. pada keadaan tertentu terutama pada anak-
Persentase kemampuan penyikatan gigi anak panti asuhan. Panti asuhan merupakan
yang benar hanya mencapai 4,9%. Hasil suatu lembaga kesejahteraan sosial yang
survei Riskesdas 2007 pada kelompok umur bertanggung jawab menggantikan keluarga
10-14 tahun menunjukkan hanya 6,2% saja (orang tua) dalam hal pemenuhan fisik,
yang mengetahui waktu menyikat gigi mental dan sosial pada anak asuhnya.12
dengan benar.5 Rendahnya motivasi anak Dengan kondisi ini, diharapkan anak
dalam menjaga kebersihan gigi disebabkan mendapat pelayanan optimal meskipun
oleh berbagai faktor, antara lain faktor masih banyak keterbatasan dalam pelayanan
pengetahuan, sikap dan perilaku dalam tertentu terutama kebersihan gigi dan mulut.
memelihara kesehatan gigi yang masih Panti asuhan yang terdapat di Daerah
rendah.6 Istimewa Aceh dikelola pemerintah daerah
Salah satu sumber pengetahuan Aceh (UPTD Runoh Sejahtera Aneuk
kesehatan gigi dan mulut adalah orang tua. Nanggroe) dan yayasan dengan swadaya
Orang tua sebagai media pendidik pertama masyarakat (Markaz Al Ishlah al-
13,14
yang mana memberi arahan dan bimbingan Aziziyah). Berdasarkan latar belakang di
dalam segala sesuatu yang dilakukan oleh atas, peneliti ingin membandingkan tingkat
anak.7 Kebiasaan orang tua dalam menyikat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut pada
gigi, mengontrol gigi ke dokter dan anak panti asuhan di Kotamadya Banda
menggunakan pasta gigi yang baik serta hal- Aceh terutama pada kedua panti asuhan
hal lain yang dilakukan untuk menjaga tersebut.
kebersihan gigi dan mulut secara tidak
METODE DAN BAHAN memiliki tingkat pengetahuan baik. Anak-
Penelitian ini merupakan penelitian anak dengan tingkat pengetahuan kurang
pre eksperimental dengan metode total juga masih ada (3 orang) pada kedua panti
sampling. Penelitian menggunakan data asuhan tersebut. Secara keseluruhan pola
primer yang diambil dari data yang tingkat pengetahuan anak terhadap
dihasilkan dari 17 jawaban kuisioner. Panti kebersihan gigi dan mulut mereka hampir
asuhan yang dipilih adalah panti asuhan sama.
yang dikelola oleh pemerintah (UPTD
Rumoh Sejahtera Aneuk Nanggroe) dan PEMBAHASAN
yayasan dengan swadaya masyarakat Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
(Markaz Al Ishlah al-Aziziyah). adalah syarat penting dalam membentuk
Penelitian pre eksperimental ini, tidak sikap untuk sehat. Pengetahuan yang baik,
melakukan tindakan apapun sebelum juga dapat membentuk perilaku perawatan
menyebarkan kuisioner (tanpa penyuluhan gigi dan mulut yang baik. Anak-anak yang
dan tanpa pengobatan). Total jawaban belum memperoleh edukasi apapun dari
kemudian diketegorikan dan dipersentase peneliti diberikan kuisioner untuk mengukur
berdasarkan kategori Arikunto yang pengetahuan mereka. Hasil pengukuran
membagi tingkat pengetahuan menjadi 3 menunjukkan masih sedikit anak-anak
kategori yaitu: baik (benar > 75%), cukup memiliki pengetahuan yang baik dalam
(benar 40-75%) dan kurang (benar < menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka
40%).15 Hasil yang diperoleh kemudian (Tabel 1). Hal ini diduga disebabkan oleh
dibandingkan untuk melihat tingkat sulitnya mereka untuk mendapatkan
pengetahuan anak-anak di kedua panti pengetahuan yang memadai tentang
tersebut. perawatan gigi dan mulut mereka. Mereka
belajar secara otodidak melalui lingkungan
HASIL mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian
Penelitian ini membandingkan tingkat yang dilakukan oleh Lian yang menyatakan
pengetahuan kebersihan gigi dan mulut pada lingkungan dapat mempengaruhi tingkat
panti asuhan Rumoh Seujahtera Aneuk pengetahuan seseorang.16
Nanggroe dan yayasan Al Ishlah al- Selain lingkungan, status ekonomi
Aziziyah. Hasil pengukuran diambil dari juga mempengaruhi tingkat pengetahuan
jawaban anak-anak dari 17 pertanyaan anak. Anak-anak pada kedua panti asuhan
kuisioner. Hasil koding kuisioner dapat ini hampir rata-rata tidak memiliki/tidak
dilihat pada table 1. mendapat kasih sayang yang cukup dari
Tabel 1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Panti orang tua mereka. Hal ini menyebabkan
Asuhan Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut anak-anak hilang sosok “pahlawan” yang
Panti Tingkat Pengetahuan n(%) mengajarkan mereka untuk menjaga
No N
Asuhan Baik Cukup Kurang
Aneuk 11 41 3 kesehatan gigi dan mulut mereka. Sosok
1 55
Nanggroe (20,00%) (74,55%) (5,45%) orang tua dalam hal ini ibu, memiliki peran
Al 16 65 3 yang lebih dominan untuk membentuk pola
2 84
Aziziyah (19,05%) (77,38%) (3,57%)
kesehatan gigi dan anak mereka. Hal ini
Pada Tabel 1. Terlihat lebih dari 70% sesuai dengan penelitian Hurlock cit
anak hanya memiliki tingkat pengetahuan Hutabarat dan Saied yang menyatakan
cukup dan hanya 19-29% anak-anak yang pentingnya peran ibu untuk membentuk
perkembangan perilaku anak dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut.8,9
Keadaan sosial ekonomi anak panti
asuhan juga sangat mendukung sulitnya
mereka untuk menjaga kesehatan gigi dan
mulut. Hal ini sesuai dengan penelitian dari
G. Campous cit Sihite dkk (2005),
menyebutkan bahwa keadaan sosial-
ekonomi sangat berhubungan dengan
tingkat kesehatan gigi dan mulut.11
Anak-anak panti rata-rata memiliki
sosial-ekonomi yang cukup sehingga hal ini
menyebabkan mayoritas pengetahuan anak-
anak pada kedua panti ini cukup.
Sumber informasi anak-anak terhadap
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
hanya diperoleh dari guru dan pembimbing
mereka di panti asuhan saja. Metode yang
diterapkan hanya metode ceramah atau
sdukasi tanpa diikuti dengan tindakan
demonstrasi. Kegiatan edukasi ini
menyebabkan anak-anak bosan dan sulit
membayangkan alat yang disebutkan dalam
metode pengajaran. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wibawa
yang menyatakan ada peningkatan
pengetahuan anak setelah diberikan
penyuluhan dengan demonstrasi.17
Keterbatasan ini juga menyebabkan anak-
anak tidak bias 100% menerima
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut mereka. Anak-anak juga tidak dapat
membayangkan gerakan penyikatan gigi
yang dianjurkan, alat pembersihan gigi dan
mulut (sikat gigi dan dental floss), alat dan
kontrol yang diperlukan untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut mereka.
Disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan anak-anak panti asuhan pada
kedua panti asuhan ini menunjukkan tingkat
pengetahuan yang cukup namun belum
mampu untuk menjaga kesehatan gigi dan
mulut mereka.

Anda mungkin juga menyukai