Anda di halaman 1dari 2

Sejarah pendidikan inklusif

Di Indonesia pendidikan Inklusi sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1986 namun, dalam
bentuk yang sedikit berbeda. Sistem pendidikan tersebut awalnya dinamakan pendidikan
terpadu dan disahkan dengan surat keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan No.
002/U/1986 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu di Indonesia.
Selama ini, layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia disediakan melalui
tiga macam lembaga pendidikan yaitu, Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), dan Pendidikan Terpadu.
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang
Disabilitas. PP No. 13 Tahun 2020 adalah salah satu peraturan turunan Undang-Undang No. 8 Tahun 2016
tentang Penyandang Disabilitas
Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
menyebutkan bahwa madrasah wajib menyediakan akses bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

MI
1. Inteligensi linguistik (linguistic intelligence)

Artinya kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis.
Lingustik tertulis dapat dicontohkan dalam kemahiran mengarang puisi, cerpan dan lain-lain. Sedangkan
lingustik lisan berupa kemahiran bercerita dan mendongeng.

2 Inteligensi matematis-logis (logical -mathematical intelligence)

Artinya kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Anak yang memiliki
kecerdasan matematis logis biasanya mampu mengenal dan mengamati konsep jumlah, waktu dan
prinsip sebab-akibat, mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut dan pandai
dalam memecahkan masalah yang menuntut pemikran logis.

3. Inteligensi ruang (spatial intelligence)

Yaitu kemampuan unutk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan juga mengenal bantuk dan
benda secara tepat. Anak yang mempunyai kecerdasan spatial ini biasanya senang mencoret-coret,
menggambar, melukis, dan lain-lain.

4. Inteligensi kinestetik-badani (bodily- kinesthetic intelligence)

Yaitu kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan
perasaan. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik ini biasanya memiliki control pada gerakan
keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak, dan menyukai pengalaman belajar nyata
yang menggunakan fisik, senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat, suka menyentuh,
memegang dan bermain dengan apa yang sedang dipelajari dan suka belajar yang suka terlibat secara
langsung.

5. Inteligensi musikal (musical intelligence)

Yaitu kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan
suara, peka terhadapa ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik. Anak yang
memiliki kecerdasan musical biasanya menyukai banyak alat music dan selalu tertarik untuk memainkan
alat music, senang bernyanyi dan lain-lain.

6. Inteligensi interpersonal(interpersonal intelligence)

Yaitu kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhada perasaan, intense, motivasi, watak,
temperamen orang lain. Anak yang memiliki kecerdasana interpersonal umumnya biasanya mengenal
emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan dan mampu bekerja
mandiri dan mengembangkan konsep diri secara baik.

7. Inteligensi intrapersonal(intrapersonal intelligence)

Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk
bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri,
kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan. Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal biasanya memiliki
hubungan baik dengan orang lain, pandai menjalikn hubungan sosial, memiliki kemampuan untuk
memahami orang lain dan berkomunikasi dengan baik dan juga mampu menyesuaikan diri dengan
kelompok yang berbeda.

8. Inteligensi lingkungan /naturalis (naturalist intelligence)

Yaitu kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik,menikmati alam, mengenal tanaman
danbinatang dengan baik. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis biasanya suka mengamati,
menegnali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan dan juga gemar
melakukan aktifitas outdoor seperti jalan-jalan.

9. Inteligensi eksistensial(existentialintelligence)

Yaitu kemampuanyang berkaitan dengankepekaan dan kemampuan seseorang untuk

Prinsip pendidikan inklusif


1) Pendidikan dan tenaga kependidikan perlu memastikan bahwa peserta didik berkebutuhan khusus
dapat hadir (presence) bersama peserta didik lainnya dalam satu lokasi yang sama;
2) Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik lainnya mengakui dan menerima peserta didik
berkebutuhan khusus (acknowledgment);
3) Peserta didik berkebutuhan khusus yang berada di sekolah tersebut dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran di kelas bersama dengan peserta didik lainnya (participation)
4) Peserta didik berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi mereka sehinga mereka dapat
mencapai hasil yang maksimal secara akademik maupun non-akademik (achievement)

Anda mungkin juga menyukai