Anda di halaman 1dari 11

Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations”

Elvinaro Ardianto

ABSTRAK

Artikel Public Relations (PR) yang banyak tersaji di media massa atau pun jurnal, lebih banyak
membahas tentang PR is Art atau PR is Practice. Paparan kali ini mencoba membahas tentang
PR is Science, sebagai kajian keilmuan, dengan mengemukakan tentang teori dan model Public
Relations, serta teori kontemporer yang diadopsi menjadi teori dan model PR, serta membahas
pula bentuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif PR. Tulisan ini diakhiri dengan
rekomendasi komisi pendidikan yang teregabung dalam satu konsorsium asosiasi organisasi
komunikasi/public relations seperti Public Relations Association of Amerika (PRSA), Interna-
tional Public Relations Assocation (IPRA), The International Communication Association, dan
lainnya. Komisi ini merekomendasikan kurkulum PR untuk program Sarjana (S1), program
Master (S2), dan program Doktor (S3).

Pendahuluan informasi awal yang diperlukan bagi perencanaan


program maupun evaluasi. Penelitian merupakan
Pembahasan tentang teori dan metodologi hal penting bagi pengambilan keputusan, secara
Public Relations (PR) tentunya lebih mengarah rasional dalam organisasi, sehingga organisasi
kepada kategori PR is sceince bukan PR is tool. (perusahaan, Pen.) dapat melakukan adaptasi, dan
Kategori pertama ini PR adalah sebagai kajian memberikan respons terhadap lingkungan yang
ilmu, yang melahirkan berbagai teori, paradigma berubah (Putra, 1999: 20).
dan konsepsi ilmu PR. Sedangkan kategori kedua Menurut Broom & Dozier, dalam Putra (1999),
lebih menekankan kepada PR sebagai alat atau tanpa didasari penelitian, PR tidak lebih daripada
fungsi untuk kegiatan yang bersifat praktis. kegiatan teknis bertingkat rendah dalam
PR sebagai ilmu tentunya banyak berbicara mendukung keputusan manajemen di mana PRO
tentang berbagai penelitian PR, yang dapat meng- (Public Relations Officer) tidak terlibat dalam
uji teori (verifikatif), menemukan teori, atau pun proses pengambilan keputusan tersebut. Riset juga
pemecahan masalah PR. Termasuk peran penelitian merupakan proses pengumpulan informasi secara
PR dalam membuat program-program yang tepat. sistematis untuk menggambarkan dan memahami
PR sebagai alat, tentunya menjadi seni situasi serta untuk mengkaji asumsi-asumsi publik
tersendiri yang dapat digunakan secara praktis. dan konsekuensi-konsekuensi PR (Cutlip, Center,
Ujung-ujungnya, PR praktis ini melahirkan perofesi dan Broom, dalam Putra, 1999).
PR seperti halnya profesi lainnya seperti pengacara, Penelitian mempunyai dua fungsi. Pada tingkat
kedokteran, akuntan publik, insinyur, dan lain makro, penelitian akan memberi masukan (input)
sebagainya. bagi manajemen dalam proses pengambilan
Pada dasarnya, penelitian PR dilakukan untuk keputusan; dalam hal ini penelitian berguna untuk
memahami masalah secara lebih akurat, sehingga bahan pertimbangan adaptasi organisasi terhadap
dapat diusulkan program dan pemecahan masalah lingkungan yang berubah. Pada tingkat mikro,
yang tepat. Penelitian juga dapat merupakan penelitian menjadi masukan dalam menyusun pro-

Elvinaro Ardianto. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” 231


gram PR perusahaan atau organisasi. Pada tingkat pada satu, atau sebagian kecil isu pokok, yang
ini juga, pelitian dilakukan untuk menyusun pro- hanya memperhatikan sebagian kecil dari
gram, memantau program maupun untuk populasi (sebagai contoh, kontroversi
mengevaluasi program PR (Putra. 1999: 21). pembunuhan besar-besaran ikan paus).
(4) Hot-Issue Publics: Publik hanya aktif pada isu
tunggal yang melibatkan orang-orang
Teori dan Model Public Relations terdekatnya dalam populasi, dan diterima
Penelaahan, secara hati-hati, buku-buku teks karena peliputan media secara luas (Contoh:
PR dan sejumlah jurnal ilmiah PR di perguruan gasolin, kekurangan bahan pangan,
tinggi, menunjukkan Ilmu PR masih terkait dengan mengendarai mobil dalam keadaan mabuk,
disiplin lain yang mendasari ilmu PR. Disiplin ilmu pembuangan limbah beracun).
yang mendasari ilmu PR ini termasuk ilmu Empat model PR ini dikembangkan Grunig
komunikasi, komunikasi massa, psikologi, bersama Todd Hunt dari Universitas Rutgers, dan
sosiologi, dan lebih jauh lagi terkait dengan disiplin menggambarkan peralihan PR bisnis dari strategi
ilmu bisnis, perdagangan, ekonomi, dan manajemen komunikasi perusahaan satu arah menjadi lebih
(Gold Paper No. 12, 1997, IPRA). terbuka dengan komunikasi dua arah.
Dalam Paper Emas IPRA No. 12 itu disebutkan Tentu saja, hasil kerja Grunig, yang menggam-
pula, dua dekade ini melahirkan pengembangan barkan PR sebagai sesuatu yang interaktif dan
sejumlah teori eksklusif dalam bidang PR. Sejumlah memakai komunikasi dua arah, memberikan gaung
besar teori ini dikembangkan James Grunig dari pada karya sebelumnya, yakni salah seorang Bapak
Universitas Maryland. Ia salah seorang dari tiga PR Modern, Edward Bernays, yang terkenal
akademisi PR yang sangat dikenal dalam dengan bukunya Crystallizing Public Opinion.
memberikan kontribusi pengembangan Ilmu PR, Bernays menyarankan PR efektif memerlukan dua
dengan lahirnya Situational Theory (terdiri dari sisi dengan sasaran dan tujuan suatu perusahaan
empat model). Kempat model yang dikemukakan yang selalu dapat memprediksi munculnya suatu
Grunig diakui sebagai PR praktis dan teori yang kepercayaan publik dan kepentingan pribadi.
istimewa (exellence). Empat Model PR dari Grunig-Hunt adalah: (1)
Teori situasional Grunig berupaya untuk Publicty or Press Agentry, (2) Public Informa-
mengidentifikasi permasalahan di sekitar publik. tion, (3) Two-Way Asymmetrical Communication,
Ia menyebutnya isu-isu situasional. Grunig (4) Two-Way Symmetrical Communication.
berargumen, penelitian komunikasi lebih Model Press Agentry dan Model Public In-
memperhatikan pemasaran pada produk formation adalah PR model satu arah dan meng-
dibandingkan publik-publik mereka (perusahaan). gambarkan program komunikasi yang tidak berda-
Teori situasional mendorong pembentukan publik- sarkan pada penelitian dan perencanaan strategik.
publik mereka, sewaktu orang-orang mengatur Model Two-way Asymmetrical Communica-
transaksi dengan suatu konsekuensi pada tion menggambarkan pendekatan lebih sopistiket
organisasinya mereka. Dan Grunig menekankan, (maju) karena menggunakan penelitian untuk
publik-publik ini menjadi target-target optimal mengembangkan pesan-pesan yang memungkin-
kampanye komunikasi. Dalam model Teori kan publik-publik strategik terdorong untuk
Situasional, Grunig mengidentikasi empat macam mengikuti keinginan-keinginan organisasi.
publik secara khusus: Penelitian Grunig mengemukan tindakan PR
(1) All-Issue Publics: Publik-publik yang aktif yang sangat efektif dilakukan melalui apa yang ia
pada semua isu. sebut the two-way symmetrical model. PR di sini
(2) Aphatetic Publics: Publik-publik yang tidak didasarkan pada strategi pengunaan penelitian; dan
memperhatikan pada semua isu. komunikasi digunakan untuk mengelola konflik dan
(3) Single-Issu Publics: Publik-publik yang aktif meningkatkan pemahamam publik-publik strategis.

232 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


Dalam bahasa sederhana, two-way symmetric organisasi-organisasi (perusahaan-perusahaan,
model menjelaskan bahwa lebih baik berbicara dan Pen.) dengan publik-publik mereka: merupakan
mendengar dibanding hanya berbicara saja. Dan catatan penting.
lebih bernegosiasi dengan publik-publik dibanding Kedua pakar ini meneliti bagaimana ide-ide
mencoba kekuatan untuk mengubah mereka kampanye PR disebarkan. Broom dan Dozier
(publik). membuat konsep sepuluh tingkat perbedaan di
Teori Excellence Grunig tumbuh pesat. mana dampak potensial komunikasi dapat diukur.
Kegiatan penelitian, yang diarahkan oleh Profesor Mereka menyusun perhitungan dan jumlah pesan
Grunig, banyak dilakukan dan didanai oleh Inter- yang telah dikirim, atau aktivitas, yang telah
national Association of Business Communica- dilaksanakan (kriteria penyebaran dimulai dari
tors. Kegiatan penelitiannya mengombinasikan tingkat terendah) terhadap dampak kompleksitas
temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi, perubahan sosial dan budaya (kriteria dampak
serta memberikan nilai tambah teoretis pada tingkatan lebih tinggi). Tingkatan kriteria lebih
kontribusi Grunig. Beberapa sarjana lain meyitir tinggi, lebih sulit.
teorinya, yang memberikan saran dan petunjuk Model Coorientation dari Broom dan Dozier
bagaimana PR dapat mendorong organisasi dapat mengemukakan, tipe-tipe perbedaan hubungan,
berpartisipasi secara exellent melalui pembinaan atau coorientation states, berada di antara
hubungan jangka panjang dengan publik-publik organisasi-organisasi dan publik publik mereka.
strategik. Tipe pertama, penggambaran perbedaan ini dalam
Grunig dan Todd Hunt juga memperkenalkan tingkat kesepakatan antara bagaimana suatu
the Domino Model of Public Relations Effects. organisasi (perusahaan, Pen.) dan publiknya, di
Model ini menyatakan secara tidak langsung mana keduanya memiliki pandangan yang sama
kekuatan hubungan sebab akibat antara pesan- tentang suatu isu. Tipe coorientation states
pesan PR dan pengetahuan, sikap, dan perilaku. lainnya adalah memperhatikan akurasi dan
Menurut model ini, pesan-pesan PR dapat penerimaan kesepakatan itu. Model ini
mengubah tingkat pengetahuan. Lebih jauh lagi, menggambarkan bahwa peningkatan dalam akurasi
untuk mengubah sikap dan perilaku atau dan kesepakatan sebagai tujuan yang bermanfaat
perubahan opini. Grunig dan Hunt, secara hati- bagi program-program PR.
hati, memilih metafora domino untuk Peranan penelitian Broom dan Dozier menjadi
menggambarkan model ini. Mereka mengemukakan penting dalam pengembangan dan pemahaman
pentingnya model ini terletak pada kesenjangan tentang bagaimana fungsi PR dalam organisasi
waktu di antara setiap komponen model—pesan, (perusahaan, Pen.). Peranan penelitian PR ini
pengetahuan, sikap dan perilaku—yang tidak dimulai dengan mengkonseptualisasikan empat
terlalu jauh satu sama lain. peran berikut:
Sementara itu, banyak sarjana PR kini (1) Expert prescribers (para pakar yang
mengakui Grunig sebagai seorang leader berpengaruh): Para praktisi diinformasikan
(“begawan”) dalam pengembangan teori-teori oleh para pakar PR dengan kualifikasi terbaik
eksklusif PR. untuk menjawab permasalahan. PR memainkan
Banyak pakar lain juga memberikan kontribusi peranan utama dalam membantu keputusan
pada pengembangan teori PR Glen Broom dan manajemen organisasi tentang apa yang harus
David Dozier patut menjadi perhatian. Catatan hasil dilakukan. Peranan ini untuk menggugah
berbagai penelitian Broom dan Dozier tentang kepasifan keterlibatan manajemen.
tingkat implementasi dan kriteria dampak program- (2) Fasilitator komunikasi: Tugasnya
program PR, dengan pengembangan Coorien- memfasilitasi komunikasi antara manajemen
tation Model yang menguji tujuan-tujuan dan dan publiknya. Praktisi PR adalah penerjemah
dampak program-program komunikasi antara dan mata rantai manajemen dengan publiknya.

Elvinaro Ardianto. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” 233


(3) Fasilitator memproses pemecahan masalah: (penting) untuk kesuskesan dalam PR. Penelitian
Para praktisi PR membantu pemikiran secara Wright pada subyek ini menyarankan perlunya
sistematik pada manajemen PR dan solusi perhatian pada bidang PR yang tampak, sedikitnya
untuk masalah-masalah komunikasi pada makalah, untuk ditempatkan yang tinggi pada
perusahaan. Fungsi PR bekerja secara cermat hirarki organisasional, hanya untuk menemukan
dengan manajemen untuk memecahkan fungsi secara nyata, apalagi tidak ditempatkan pada
masalah-masalah, dalam tindakan bertahap. tingkat manajemen yang membuat keputusan.
(4) Teknisi Komunikasi: Para praktisi ini Catatan eksekutif PR, John Hudd,
memberikan pelayanan secara teknis atau menggambarkan situasi dengan perkataan yang
sebagai “jurnalis di dalam rumah sendiri.” sangat menyenangkan: “kata Siapa’ Pelaporan PR
Manajemen memutuskan apa yang harus tidak penting “sebagaimana” pelaporan PR untuk
dilakukan dan mengontrol teknisi komunikasi seseorang. Budd membagi perhatiannya tentang
yang telah diberi kewenangan untuk pelayanan fungsi-fungsi komunikasi perusahaan yang tampak
komunikasi. untuk ditempatkan pada tinggi pada hierarki
Sebagaimana hasil dari berbagai kajian organisasional, tetapi kenyataannnya belum atau
penelitian oleh beberapa sarjana PR, secara umum, tidak. Budd juga memberikan contoh-contoh
kini banyak sekali teori peranan PR situasi sebaliknya dari sebenarnya.
menggambarkan keberadaan dua peran utama PR. Penelitian dan teori-teori berkaitan dengan
Satu, peranan teknisi komunikasi yang bagaimana saling berhadapan dengan lingkungan
digambarkan di atas. Peran lainnya, adalah peranan internal dan eksternal, beberapa di bawah
manajer komunikasi yang secara esensial pengaruh para sarjana. Dalam proses ini, kita
mengombinasikan fungsi yang ditampilkan para menemukan berbagai model dan teori semua
pakar berpengaruh, fasilitator komunikasi, dan dikaitkan bersama-sama oleh kesamaan dan
fasilitator proses pemecahan masalah. kepentingan komunikasi. Teori-teori dan model
Wright telah mengemukakan pula keberadaan ini tercakup di dalamnya, tetapi semua itu tidak
peranan eksekutif komunikasi yang memiliki dibatasi, teori sistem, batas penyekat, manajemen
spesialisasi khusus. Para praktisi, dalam peranan isu, penelitian jender, teori-teori sosio-politik,
ini, melaporkan secara langsung dan jelas kepada efektivitas organisasional, hubungan pemegang
pejabat pimpinan eksekutif organisasi, atau pejabat saham, teori keseimbangan, penilaian sosial dan
pimpinan operasional, akan fungsi PR. Mereka teori-teori tentang manajemen strategik.
secara empati dilibatkan dalam semua pengambilan Dengan apresiasi yang sangat besar dan
keputusan organisasi. Salah satu yang menjadi pengetahuan luas tentang fondasi intelektual PR,
perhatian Wright adalah badan hukum—biasanya, kita akan menggerakan bidang ini ke arah sesuatu
badan hukum papan atas—telah meyewa orang- yang strategik, dua cara, level senior, fungsi
orang dari bidang lain untuk mengoptimalkan komunikasi perusahaan yang secara absolut
fungsi PR. Dalam beberapa kasus, orang-orang penting bagi kelangsungan setiap organisasi.
sewaaan itu adalah lawyers (para pengacara). Meskipun perjuangan ini belum memperoleh
Dalam kasus tertentu, mereka berasal dari bidang tempat, PR tidak lebih daripada one-way publicity
personalia atau human relations (hubungan atau press agentry.
manusiawi). Dan, dalam semua kasus mereka Secara sederhana, mengetahui dan memahami
mencerminkan keprihatinan, tetapi pesan penting aspek-aspek intelektual teori PR tidak lagi cukup.
bahawa sejumlah perusahaan telah memutuskan Sangat efektif dan profesional PR strategik di masa
PR menjadi penting untuk meningkatkan para mendatang adalah kemampuan untuk menafsirkan
profesional PR. perspektif secara teoretis dalam berbagai kondisi
Signifikansi keterlibatan para pembuat dinamis di lapangan, dunia nyata, sejarah
keputusan secara organisasional adalah crucial keberhasilan praktis PR.

234 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


Teori-Teori Dasar Public Relations (8) Abraham Maslow dalam teori hierarchy of
needs, menegaskan, bahwa terdapat lima
Sejumlah kecenderungan teori kontemporer tingkatan kebutuhan manusia, yakni
yang membawa angin perubahan pada komunikasi kebutuhan biologis, keselamatan, sosial, ego,
secara umum, dan khususnya Public relations (PR), dan aktualisasi diri.
mencakup: (9) Leon Festinger dengan dissonance theory. Di
(1) Developing scientific ways to study human mana teori ini mengasumsikan akan kebutuhan
behaviror (pengembangan ilmu yang pengetahuan konsisten. Agaknya teori ini dite-
mengarah kepada perilaku manusiawi). rapkan untuk semua model-model konsistensi,
(2) Social psychological Theories (teori-teori yang didasarkan pada pemikiran bahwa feno-
psikologis sosial), secara khusus dirancang mena adalah ordered (konsisten) dan dapat
untuk studi proses perubahan sikap. diprediksi. Teori-teori ini penting untuk Public
(3) Carl Hovland dari Universitas Yale Amerika Relations karena memberikan cara untuk
Serikat yang mencoba memahami variabel- memprediksi efek atau akibat dikemudian hari.
variabel yang mempengaruhi proses persuasi. (10) Kegiatan Elihu Katz dan Paul Lazarsfeld
Ia mengemukakan tiga komponen sikap: (a) tentang teori pengaruh personal yang
komponen afektif, yakni evaluasi tentang mengemukakan konsep opinion leaders
sesuatu atau perasaan terhadap sesuatu; (b) (pemuka pendapat). Dan menggambarkan
komponen kognitif, yakni respon tentang penyampaian pesan lebih dari satu tahap
pemahaman atau pengetahuan atau dalam penyampaian pesan dari komunikator
pernyataan verbal pada suatu keyakinan; dan ke komunikan. Di tahun 1940-an, melalui
(c) komponen perilaku yakni tindakan nyata. penelitian yang dilakukan oleh Katz dan
(4) Development of Information Theory Lazarsfeld, teori ini menemukan pengaruh per-
(pengembangan teori Informasi) dari Claude sonal yang potensial dalam meningkatkan
Shanon. Teorinya mengemukakan proses frekuensi dan lebih efektifnya komunikasi,
komunikasi yang terdiri dari komunikator, mempunyai dampak sangat besar pada
pesan, saluran, komunikan, dan tujuan. penentuan pengembilan keputusan seorang
(5) Teori komunikasi kelompok, Kurt Lewin, yang individu dibanding pengaruh pesan roda me-
mengembangkannya pada dinamika kelom- dia massa. Teori ini mengemukakan bahwa
pok. Lewat teori ini, kita dapat memahami dan dalam proses pengambilan keputusan, media
mengidentifikasi sikap-sikap kelompok yang yang berbeda memainkan peran yang berbeda
sulit berubah. dan mengidentifikasi membantu pula. Sejauh media menginformasikan berita
kita memprediksi perilaku seseorang. tentang keberadaan sesuatu. Sementara hal
(6) Harold D. Laswell lewat teorinya mengidenti- logis lainnya atau membuat diterimanya
fikasi berbagai unsur komunikasi dan wacana itu dalam bentuk tindakan. Hal ini
pemikirannya tentang peranan komunikasi menjadikan para pemuka pendapat memainkan
dalam masyarakat. Teori ini banyak mengkaji peranan penting dalam penyebaran informasi.
sifat dasar khalayak, sifat dasar pengalaman- Salah satu personal influency theory adalah
pengalaman komunikasi, dan sifat dasar two step flow theory yang menggambarkan
komunikator. pergerakan ide dari ikomunikator lewat media
(7) Teori Charles Osgood adalah pengukuran massa kemudian diteruskan ke pemuka
makna yang menekankan pada psikolinguistik, pendapat, untuk kemudian diteruskan ke
dan sifat dasar sosial proses komunikasi khalayak ramai.
sebagai catatan komunikator dan komunikan, (11) Spiral of silence model dari Elizabeth Noell
di mana keduanya memegang peranan penting Neuman. Teori yang menjelaskan mata rantai
dalam komunikasi. komunikasi massa dan proses komunikasi

Elvinaro Ardianto. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” 235


antarpersona. Komunikasi massa dilihat Eliza- inovasi kemungkinan hanya mencobanya dan
beth sebagai tempaan iklim opini. Di mana, terbatas pada hal yang mendasar saja;
pada gilirannya membujuk human willingness (e) Observability, yakni tingkatan terhadap
untuk membahas sejumlah topik dalam inovasi, dengan melihat terlebih dahulu apa
komunikasi antarpersona. yang sudah dilakukan orang lain.
(12) Donald Shaw dan Max McComb yang terkenal Menurut Rogers, proses keputusan inovasi
dengan teori Agenda setting. Sebuah teori adalah proses mental yang terdiri dari lima
yang menggabarkan isi media berita memiliki tahap: (a) pengetahuan, (b) persuasi, (c)
pengaruh pada persepsi publik tentang isu- keputusan, (d) implementasi, dan (e)
isu penting. Teori ini menegaskan bahwa apa konfirmasi.
yang menjadi pemberitaan sebagai sampul (14) Teori-teori komunikasi lainnya. Sifat dasar
berita di media berita itu akan menjadi agenda interdisiplin Public Relations (PR), menstimuli
publik (khalayak permbaca), dan cara pentingnya PR mengacu pada teori-teori dan
perancangan atau rekabentuk pada sampul model-model yang berasal dari hasil peneltian
berita di media tersebut telah menanamkan para pakar berpengaruh. Sebelumnya, secara
peranan penting pembentukan opini publik khusus meneliti teori-teori dan model-model
berkenaan dengan apa yang penting atau yang secara eksklusif terkait dengan PR, yang
tidak penting untuk diberitaakan. kemudian dicocokkan untuk dikaji oleh
(13) Teori difusi inovasi. Dalam teori ini, Model two sejumlah teori umum yang signifikan pada
step flow berkembang menjadi model multi step pekerjaan dan kegiatan PR. Hal ini bukan
flow. Kajian proses sosial ini adalah bagaimana berarti mendaftar semua teori menjadi inklusif
inovasi, ide-ide baru, practice (pengalaman) (terbuka). Tetapi, hanya aksioma (yang sudah
dan lainnya-diketahui dan disebarkan secara jelas kebenarannya) dan teori-teori yang
menyeluruh dalam suatu sistem sosial. mengikuti setiap potensi yang dimiliki untuk
Sedangkan model two step flow hanya permainan peran signifikan dalam menjelaskan
menjelaskan mengenai bagaimana orang-orang fenomena penting. Dan layak untuk
menerima dan berbagi informasi dengan yang memahami efektivitas praktis dan strategi Pub-
lainnya. Konsentrasi proses difusi pada tahap lic Relations (PR). Berikut ini teori-teoi dan
akhir mengadopsi atau menolak suatu inovasi. model-model dalam penelitian PR:
Pakar teori difusi ini adalah Everett M. Rogers. (a) Stimulus Response Theory (SOR), yakni
Dalam teorinya ia pun mengkategorisasikan teori dasar yang menggambarkan bahwa
unsur-unsur individu yang mempengaruhi pembelajaran memperoleh tempat melalui
tingkat adopsi khalayak, yaitu: asosiasi dan repetisi. Model ini
(a) Relative Advantage, yakni tingkatan menggambarkan orang-orang dapat memantau
terhadap inovasi diterima sebagai sesuatu respon mereka serta mengantisipasi hasil
yang lebih baik dibanding ide yang respon yang dapat mereka percaya;
digantikannya; (b) Selective Attention Theory, yakni tuntutan
(b) Compability, yakni tingkatan terhadap orang-orang yang telah tertarik menjadi bagian
inovasi diterima secara konsisten lewat nilai- suatu pesan yang setuju dengan keberadaan
nilai yang ada dan pengalaman-pengalaman sikap, kepercayaan, opini, perilaku, dan tak
terdahulu, tentu saja hal ini memerlukan para tertarik pada bagian pesan yang kontra;
adopter yang potensial; (c) Social Learning Theory, yakni penegasan
(c) Complexity, yakni tingkatan terhadap orang-orang tidak didorong dan dipengaruhi
inovasi diterima sebagai sesuatu yang rumit, oleh kekuatan-kekuatan di dalam, dan stimu-
untuk dimegerti dan digunakan; lus lingkungan. Bahkan, fungsi secara
(d) Trialability, yakni tingkatan terhadap psikologi dijelaskan dalam interaksi hubungan

236 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


timbal balik secara kontinyu pada personal dan yang tegas dari mereka. Teori ini membuat
faktor lingkungan; prediksi tentang arah dan tingkat perubahan
(d) Yale Attitude Change Model, yakni pesan sikap;
persuasif digambarkan dapat membangkitkan (i) Inoculation Theory, yakni memberikan
respon-respon yang berbeda, setelah pesan suatu keseimbangan bagi kebanyakan teori-
disampaikan. Perubahan pengalaman teori transaksi lainnya dengan perubahan
komunikan kemungkinan terjadi dalam bentuk sikap. Transaksi dengan sumber-sumber
persepsi, emosi, perilaku, termasuk perubahan penentu terhadap pesan komunikasi persuasif.
opini dan sikap mereka;
(e) Cogninitive Consistency Theory, yakni Metodologi dan Bentuk Penelitian PR
perkataan orang-orang yang mencoba untuk
menampilkan sesuatu yang bermakna dan Penelitian dalam bidang Public Relations (PR)
berpikir sehat atau bijak. Teori ini pun banyak dilakukan para akademisi di Amerika
penegasan bagaimana individu bertransaksi Serikat. Termasuk para mahasiswa pascasarjana
dengan tidak kusut atau informasi tidak yang tengah mengambil program master dan
konsisten. Meski terkadang disampaikan doktor PR. Hal ini bisa dilihat dari 80% penulis
dengan tujuan terjadinya perubahan sikap; artikel penelitian bidang PR berasal dari sivitas
(f) Inference Theory, yakni penggunaan akademika. Sifat dasar penelitian akademisi itu
situasi di mana kita mengamati suatu pilihan. dirancang dan difokuskan untuk membangun teori
Saat kita melihat seseorang melakukan suatu tentang PR, memberi gambaran tentang PR,
pilihan, kita cenderung menggunakan menjelaskan tentang PR dan memprediksi proses
informasi tersebut untuk membuat atribut. dan efek PR dalam masyarakat.
Contoh, jika Anda tahu seseorang memberikan Mengapa kita perlu melakukan penelitian PR?
uang untuk berderma, dibanding Menurut John V Pavlik dalam Public Relations,
menghabiskan pada acara malam di pinggiran What Tell Us, Kita meneliti untuk menceritakan
kota, kita kemungkinan besar menilai orang kepada kita proses PR, untuk menceritakan kepada
itu didorong faktor internal atas keprihatinan kita apa yang akan dan tidak dikerjakan. Kita pun
pada orang lain; melakukan penelitian untuk menjelaskan
(g) Uses and Gratification Theory, yakni bagaimana mekanisme kerja PR-Kekuatan apa yang
meneliti bagaimana orang-orang dapat mempengaruhi opini publik atau perilaku
menggunakan media massa dan menerima publik.
keuntungan lewat serbuan media. Teori ini Berbagai kalangan, terutama ilmuwan sosial,
telah memberikan beberapa cara umumnya sepakat bahwa beberapa tujuan spesifik
penggolongan kebutuhan dan kepuasan dilakukannya penelitian, yakni: (1) untuk
khalayak. Contoh, sejumlah kepuasan menggambarkan (deskriptif), (2) untuk menjelaskan
“dengan segera” diterima, sementara yang (eksplanatori), dan (3) untuk memprediksi
lainnya “ditunda.” Jika melihat media massa (prediktif). Penelitian deskriptif dirancang untuk
memberikan kebutuhan dan kepuasaan pada melukiskan sebuah gambaran suatu proses,
khalayak—kebutuhan kognisi, kebutuhan siatuasi atau fenomena. Gambaran ini menceritakan
afeksi, kebutuhan personal, kebutuhan sosial kepada kita apa yang terjadi atau tentang sesuatu
terpadu, kebutuhan pelepasan ketegangan atau karakteristik seseorang. Penelitian
dan lainnya; eksplanatori menceritakan kepada kita mengapa hal
(h) Congruity Theory, yakni transaksi secara itu terjadi. Penelitian ini menceritakan kepada kita
khusus dengan sikap-sikap yang dimiliki or- perihal sebab akibat. Penelitian prediktif
ang-orang dalam menghadapi sumber-sumber menceritakan kemungkinan-kemungkinan yang
informasi dan obyek-obyek dan pernyataan akan terjadi, jika kita melakukan atau tidak

Elvinaro Ardianto. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” 237


melakukan sesuatu. Tipe-tipe penelitian ini Penelitian ini sering digunakan untuk menggali
membantu kita untuk memahami karakteristik persepsi yang tersembunyi dan pilihan khalayak.
masyarakat dan dunia. Setelah area ini digali oleh metode kualitatif
Penelitian adalah fondasi bagi kebanyakan seringkali lebih mempermudah untuk membuat
praktek PR yang baik, ungkap kebanyakan para perencanaan yang terstruktur, bagi penelitian
praktisi PR saat ini, dan mereka yang tergabung kuantitatif.
dalam organisasi profesi “Masyarakat PR Beberapa praktisi PR membandingkan
Amerika.” Mereka berbicara bahwa akal sehat perbedaan antara penelitian kuantitatif dan
menyatakan kepada kita, bagaimana sia-sianya kualitatif, terutama membedakan hasil penemuan
membuat suatu keputusan tanpa didukung fakta- kepribadian yang terstruktur dan wawancara
fakta (Dun, 1986). secara psikoanalitik. Penelitian kualitatif digunakan
Penelitian berguna untuk banyak hal, antara PR untuk memperoleh pemahaman mendalam
lain: mengurangi risiko, menambah kemampuan kita suatu khalayak-misalnya, yang berhubungan
memiliki pengetahuan yang luas, menghasilkan dengan bahasa rakyat, citra yang dimiliki anggota
keputusan-keputusan yang dapat yang memberikan makna tertentu, motivasi serta
dipertanggungjawabkan, dan memberikan metode kepentingan mereka.
untuk menguji kebenaran dari prasangka kita. Data dari penelitian kualitatif tidak diuji secara
Lazimnya kebanyakan fungsi penelitian, yakni statistik. Subjek yang ditentukan sebagai sampel
memberikan informasi akurat yang sangat kecil dan khas serta pertanyaan tidak memiliki
diperlukan untuk pengambilan keputusan dan standar. Seringkali informasi direkam secara harfiah
perencanaan program yang matang. (apa adanya), juga peneliti dapat mengujinya
sebagai petunjuk sesuatu yang baru dan cara-cara
komunikasi yang lebih inovatif.
Bentuk Penelitian Kualitatif Depth Interview (wawancara mendalam).
Penelitian kualitatif cenderung terbuka. Suatu teknik dalam penelitian kualitatif, di mana
Biasanya berkaitan dengan suatu penemuan, responden atau kelompok responden
penyelidikan (penggalian), tanggapan secara mengomunikasikan bahan-bahan dan
bebas dan tidak terstruktur. Penelitian jenis ini mendorongnya untuk didiskusikan secara bebas.
cenderung lebih subyektif dibanding penelitian Wawancara mendalam dapat dilakukan melalui
kuantitatif dan hasilnya kurang berlaku universal. telepon. Pewawancara kerap dilatih secara
Dengan kata lain, penelitian kuantitatif pertanyaan psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan
lebih terstruktur (ya-tidak atau pilihan berganda) sikap yang tersembunyi dari responden.
dan lebih ilmiah, lebih valid, lebih reliabel Focus Group (kelompok-kelompok fokus).
(terpercaya/handal) dan lebih obyektif dibanding Salah satu bentuk yang sangat terkenal dari
kualitatif. penelitian kualitatif adalah Focus Groups (FG), di
Kedua bentuk penelitian (kualitatif dan mana enam sampai dengan 12 orang dikumpulkan
kuantitatif) memainkan peranan penting dalam dalam bentuk lingkaran dalam suasana yang
penelitian PR. Penelitian kualitatif seringkali menyenangkan. Lalu, pertanyaan dilontarkan
digunakan dengan tujuan eksplorasi (penjajakan) secara informal atau santai. Moderator memulai
suatu area yang belum dipetakan atau melibatkan pertanyaan yang bersifat umum, seperti
subyek-subyek sensitif seperti masalah seks atau “bagaimana perasaan Anda tentang pemberian
perasaan seseorang terhadap agama. Penelitian uang Anda ke mesjid atau gereja?” Pertanyaan
kualitatif seringkali digunakan menstimuli kemudian bergerak kepada bagaimana anggota FG
responden untuk mengembangkan permasalahan merasakan pemberian uang itu, pemberian yang
yang masih dangkal (permukaan) lalu membuka lebih luas lagi kepada sejumlah kebutuhan-
perasaan dan sikap responden sebenarnya. kebutuhan spesifik/khusus, berikutnya

238 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


membicarakan persentase pemberian dari Bentuk Penelitian Kuantitatif
pendapatan yang diperoleh, dan sebagainya.
Moderator akan terus mendorong terjadinya Penelitian kuantitatif seringkali disebut
diskusi secara bebas di antara peserta FG. penelitian deskriptif, yang menggambarkan apa
Diharapkan, interaksi di antara mereka melahirkan yang khalayak baca tentang berita-berita utama
perasaan-perasaan dan sikap-sikap aktual yang surat kabar atau pembaca sukai dari langkah politis
muncul ke permukaan. Akhirnya, moderator calon legislatif dalam Pemilu. Biasanya, penelitian
memfokuskan pada diskusi yang berkaitan dengan ini diuji realibilitas dan validitas instrumen
pertanyaan-pertanyaan penelitian. penelitian. Dan penentuan sampel dalam survai
Suatu aspek penting dari penelitian FG adalah seringkali diproyeksikan untuk suatu populasi yang
para peneliti FG mengukur opini dan interaksi di dalamnya diketahui tingkat atau toleransi
kelompok dengan membandingkan pendapat- kesalahan pengambilan sampel. Dalam sejumlah
pendapat atau sudut pandang individu yang kasus terpaan, komunikasi dikontrol secara hati-
kontras muncul dalam teknik penelitian FG, hati, juga berbagai pengaruh akibat terpaan
terutama pada saat brainstorming (curah tersebut. Terdapat tiga pendekatan penelitian
pendapat) lahirnya ide-ide dan pengujian konsep- kuantitatif yang secara luas digunakan dalam Pub-
konsep. lic Relations, yakni: eksperimen, survai, dan studi
Dipandu seorang moderator yang ahli, FG analisis.
bisa menjadi produktif. Moderator harus mampu Eksperimen. Penelitian kuantitatif ini sering
berinteraksi dengan kelompok dan mengetahui digunakan untuk memperoleh data yang
bagaimana memelihara berlangsungnya dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara.
percakapan. Ia bertindak sebagai wasit dan kadang- Sangat banyak penelitian eksperimen
kadang diharapkan sebagai pihak penentang apa membandingkan kelompok-kelompok subyek
yang dianggap baik oleh forum, ini untuk penelitian yang dipilih. Setiap kelompok diberikan
mendorong terjadinya diskusi. Sesi-sesi yang perlakukan yang berbeda, dengan mengontrol
diamati melalui sudut pandang dua arah tersebut, variabel yang tidak berkaitan. Pengaruhnya
direkam video untuk kemudian dianalisis. Transkrip kemudian diuji untuk melihat apakah hasil uji
wawancara atau pertanyaan untuk pertanyaan statistik cukup signifikan. Faktor-faktor yang tidak
terbuka, dapat dinalisis secara sistematis melalui berkaitan dengan variabel penelitian dieliminir atau
Content Analysis (Analisis Isi). dikendalikan. Pengaruh-pengaruh itu dapat
Studi Kasus. Bentuk lain metode kualitatif menjadi penyebab untuk hubungan sebab akibat
adalah penelitian studi kasus, yang mana suatu yang telah diasumsikan. Peneliti Public Relations
lembaga atau sejumlah lembaga menjadi subyek dapat menggunakan penelitian eksperimen untuk
penelitian untuk dianalisis secara mendalam, menjawab pertanyaan ini: bentuk laporan tahunan
dengan melakukan studi pengamatan. Caranya, apa yang sangat informatif untuk pemegang
setiap kelompok diteliti dan dilaporkan, serta para saham? Jika ini telah dilakukan, format-format
responden diminta memainkan peran yang berbeda berbeda laporan tahunan itu diberikan kepada
satu sama lain. Pendekatan studi kasus digunakan pemegang saham yang terpilih sebagai subyek
secara luas dalam penelitian legal dan banyak penelitian dan kondisi-kondisi terpaan harus
dilakukan secara klinis. Dalam bidang bisnis, studi dikontrol.
kasus ini dipopulerkan oleh the Harvard Business Survai. Dalam kasus survai, suatu sampel
School. Banyak pula pendekatan-pendekatan diambil dari khalayak untuk diteliti. Kesimpulan
menggunakan penelitian kualitatif dilakukan atau dapat diambil dari hubungan sebab akibat. Sebagai
dimiliki sebagai root (akar) dalam penelitian ilmu contoh, jika kita menemukan bahwa News Release
sosial. yang dilengkapi foto menghasilkan daya baca lebih
tinggi dibanding tidak disertai foto. Kita

Elvinaro Ardianto. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” 239


mengasumsikan adanya perbedaan sebab akibat Accrediting Council on Education in Journal-
untuk melihat persentasi yang berkaitan dengan ism and Mass Communications (ACEJMC); the
foto. Sangat banyak pemirsa dan pembaca media Association for Women in Communication
yang menjadi sampel dalam survai, di mana orang- (Formely Women in Communication, Inc.), Inter-
orang diminta untuk menjawab tentang kebiasaan national Association of Business Communicators
membaca dan sikap mereka, perihal apa yang (IABC), the International Communication Asso-
mereka baca atau dengar. Ini menandakan adanya ciation; dan the International Public Relations
korelasi antara bentuk pesan dan sejumlah Assocation (IPRA). PRSA mengatur
pembaca atau pemirsa. Kendati korelasi tidak pengkoordinasian organisasi dan dewan anggota
selamanya mencerminkan sebab akibat. ex officio komisi ini
Analisis Isi. Studi isi atau analisis isi Rekomendasi yang diperlukan bagi under-
mencakup penentuan teknik sampling, koding, dan graduate student atau calon sarjana (S1) Public
analisis isi dalam media. Data yang dikumpulkan Relations dalam bentuk pengetahuan (kognisi)
diamati-Biasanya dilakukan secara hati-hati, adalah: (1) Communication and Persuasion Con-
kemudian dikode. Para peneliti menggunakan cepts and Strategies, (2) Communication and
analisis isi untuk melihat agenda yang dibuat me- Public Relations Theories, (3) Relationship and
dia dan kecenderungan sosial yang signifikan Relationship Building, (4) Societal Trends, (5)
(Contoh, peningkatan kekuatan ekonomi Ethical Issues, (6) Legal Requirement and Issues,
menumbuhkan banyaknya wanita pekerja) dalam (7) Marketing and Finance, (8) Public Relations
News Story, atau mengetahui seberapa banyak History, (9) Uses of Research and Forecasting,
Press Release yang dikirim organisasi ditampilkan (10) Multiculural and Global Issues, (11) Organi-
media dalam kurun waktu tertentu. zational Change and Development, (12) Manage-
Para profesional PR menyukai analisis isi ment Concepts and Theories. Dalam bentuk
karena dua alasan: (1) membantu track (jejak) keterampilan yang dibutuhkan terdiri dari (1) Re-
utama kecenderungan-kecenderungan politik, search Methods and Analisys, (2) Management
sosial, dan ekonomi, (2) membantu mengukur of Information, (3) Mastery of Language in Writ-
efektivitas publisitas. ten and Oral Communication, (4) Problem Solv-
ing and Negotiation, (5) Management of Commu-
Penutup nication, (6) Strategic Planning, (7) Issues Man-
agement, (8) Audience Segmentation.
Mengakhiri tulisan teori dan metodologi Kurikulum untuk S1 PR yang penekannya
penelitian Public Relations (PR) ini, tentu tidak pada seni dan ilmu sosial sebagai berikut: (1) In-
terlepas dari perkembangan pendidikan PR di formative and Persuasive Writing, (2) Community
perguruan tinggi. Kini pendidikan PR, terutama di Relations, Consumer Relations, Employee Rela-
negara maju tidak hanya sampai jenjang S1, tetapi tions, other Pracice Areas, (3) Technological and
sudah mencapai tingkat S2 (master) dan tingkat S3 Visual Literacy, (4) Managing People, Programs
(doktor). and Resources, (5) Sensitive Interpersonal Com-
Berikut ini penulis paparkan tentang munication, (6) Fluency in Foreign Language,
kurikulum PR dari hasil laporan Komisi yang (7) Ethical Decision-Making, (8) Participation in
membidangi pendidikan PR. Komisi ini terdiri dari the Professional Public Relations Community, (9)
akademisi dan praktisi yang mewakili sebuah Message Production, (10) Working with a Cur-
konsorsium dari delapan konfederasi asosiasi rent Issue, (11) Public Sepaking and Presenta-
organisasi komunikasi, yakni: Public Relations tion, (12) Applying Cross-Cultural and Cross
Society of America (PRSA) dan para akademisinya Gender Sensitivity.
di Amerika; the Institute for Public Relations; Kurikulum utama S1 PR adalah: Introduction
National Communication Association (NCA); to Public Relations, (2) Case Studies in Public

240 M EDIATOR, Vol. 5 No.2 2004


Relations, (3) Public Relations Research, Mea- Philosophy, (3) Reserch Methods, (4) Statistical
surement and Evaluation, (3) Public Relations and Qualitative Research Tools, (5) Specialized
Writing and Production, (4) Public Relations Seminars in Public Relations, (6) Sepecialized
Planning and Mangement, (5) Public Relations Seminars in Related Social, Behavioral and Busi-
Campaign, (6) Supervised Work Experince in ness Sciences, (7) Dissertation Research.
Public Relations (internship), (7) Sirected elec- Agaknya Program Doktor PR di atas
tives. penekanan kurikulumnya lebih banyak kepada
Bilamana tujuh poin kurikulum utama di atas teori dan penelitian. M
tidak semuanya diambil, maka fokus kurikulum
utama sebagai berikut: (1) Introduction to Public
Relations, (2) Public Relations Research, Mea- Bahan Rujukan
surement and Evaluation, (3) Public Relations Anonymous. 1997. “The Evolution of Public Rela-
Writing and Production, (4) Supervised Work Ex- tions Education and the Influence of
perience in Public Relations (internship). Globalisation, Survey of Eight Countries”,
Rekomendasi kurikulum untuk program mas- Gold Paper No. 12, International Public Rela-
ter (S2) Public Relations sebanyak 30-36 SKS itu, tions Association (IPRA).
mencakup (1) Public Relations Theory, (2) Public
Anonymous. 1999. “Public Relations Education for
Relations Law, (3) Public Relations Research
The 21st Century” (A Port of Entry). The re-
Methods, (4) Public Relations Management, (5)
port of the Commission on Public Relations
Public Relations Programming and Production,
Education.
(6) Communication Process, (7) Management Sci-
ences, (8) Behavioral Sciences, (9) Public Rela- Cutlip, Scott M.; Center, Allen H.; Broom, Glen M.
tions Ethics, (8) Public Relations Specialty, (9) 2000. Effective Public Relations. Upper
An Internship or Practicum Experience and/or Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inter-
Comprehensive Examinations, (10) A Thesis Com- national.
prehensive Examinations and/or a Capstone
Dun, S. Watson. 1986. Public Relations, A Con-
Project.
temporary Approach. Homewood, Illinois:
Komisi pendidikan menyarankan bilamana
Richard D. Irwin.
program master sebanyak 36 SKS, maka
kurikulumnya adalah: (1) Public Relations Theory, Hendrix, Jerry H. 1988. Public Relations Case.
(2) Public Relations Research, (3) Public Rela- Belmont, California: Wadsworth Publishing
tions Management, (4) Public Relations Law, (5) Company.
Integrated Communication, (6) Accounting, (7) Newsom, David; Vansyke Turk, Judy; Kruckeberg,
Finance, (8) Marketing, (9) Strategic Planning. Dean. 2000. This is PR: the Realities of Pub-
Bilamana hanya 30 SKS untuk program mas- lic Relations. Belmont, California: Wadsworth.
ter, maka kurikulumnya sebagai berikut: (1) Re-
search Methods in Communication, (2) Research Pavlik, John V. 1987. Public Relations, What Tell
Design in Public Relations, (3) Theories of Mass Us. Newbarry, California: Sage Publications.
Communication, (4) Seminar on Public Relations Seitel, Fraser P. 1992. The Practice of Public Rela-
Management, (5) Seminar on Public Relations tions. New York: Macmillan Publishing Com-
Publics, (6) Seminar on Ethics and Philosophy in pany.
Public Relations, (7) Two Elective, (8) A Thesis.
Komisi pendidikan merekomendasikan Wilcox, Dennis L.; Ault, Philip H.; Agee, Warren
kurikulum untuk program S3 (doktor) Public Rela- K. 1992. Public Relations: Strategies and Tac-
tions mencakup: (1) Communication Theory, (2) tics. New York: HarperCollins Publishers.

M M M

Elvinaro Ardianto. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” 241

Anda mungkin juga menyukai