Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasionalseperti dalam ikrar sumpah
pemuda sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda, dan bahasa negara
yang tercantum dalam UUD ’45 terutama sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan.
Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, begitupun bahasa yang
terus mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan variasi bahasa karena fungsi,
kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Mulanya bahasa Indonesia ditulis
dengan tulisan latin-romawi mengikuti ejaan Belanda. Hingga pada 1972 Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dicanangkan.
Bahasa Indonesia yang awalnya berakar dari bahasa Melayu sudah memiliki aksara sejak
beratus tahun yang lalu, yaitu aksara Arab Melayu. Di Nusantara ini, bukan saja aksara
Arab Melayu yang kita kenal. Kita juga mengenal aksara Jawa, aksara Sunda, aksara
Bugis, aksara Bali, aksara Lampung, aksara Kerinci, aksara Rejang, dan aksara Batak.
Aksara itu masing-masing memiliki nama, seperti aksara Kaganga dan aksara Rencong
(incung).
Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan penggunaannya dalam
menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan
kata, dan lain-lain, sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik
harus memenuhi syarat, seperti:
makna leksikal adalah kata yang mempunyai makna dasar atau makna asli. Selain itu,
makna ini juga disebut sebagai makna kamus, karena makna kata ini terletak atau
tercantum di dalam kamus, terutama Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Contohnya, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), R.A. (Raden Ajeng) .Akronim adalah
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata yang diperlukan sebagai kata. Contohnya, humas (hubungan masyarakat), ruko (rumah
toko).