Anda di halaman 1dari 13

SARANA BERPIKIR ILMIAH

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliyah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Dr. H. Fathul Mufid, M.S.I

Disusun Oleh:

1. Sami’un (206020047)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu filsafat diawali dari rasa ingin tahu, kemudian
meningkatkan rasa ingin tahu, lalu kebiasaan penalaran yang radikal dan
divergen yang kemudian terbagi dua yaitu berkembangnya logika Deduktif dan
Induktif, selanjutnya gabungan logika deduktif dan induktif yaitu proses
Logika, Hipothetico dan Verifikasi, terakhir adalah berkembengnya kreativias.
Berdasarkan perkembangan ilmu abad 20 menjadikan manusia sebagai
makhluk istimewa dilihat dari kemajuan berimajinasi. Konsep terbaru filsafat
abad 20 didasarkan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Untuk
melakukan kegiatan ilmiah secara teratur dan cermat. Sarana ilmiah pada
dasarnya merupakan alat membantu kegiaan ilmiah dalam berbagai langkah
yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan
tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang
memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari – hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola
berfikir dedutif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah
menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Penalaran
ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada
hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak
hipotsis yang di ajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung
oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan bik pula.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana yang berupa bahasa, matemaptika dan statistika. Bahasa
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir
ilmiah dimana bahasa merupakan alar komunikasi verbal yang dipakai dlam
seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jaan pikiran tersebut kepada orang lain.

2
Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara brpikir
deduktif dn berpikir induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan
diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai
peranan yang sangat penting dalam berpikir deduktif ini sedangkan statistika
mempunyai peranan penting dalan berpikir induktif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik?
2. Apa saja sarana yang diperlukan agar kegiatan ilmiah dapat berjalan dengan
baik?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sarana Berpikir Ilmiah


Berpikir menurut salam adalah suatu aktifitas untuk menemukan
pengetahuan yang benar atau kebenaran. Berpikir juga dapat diartikan sebagai
proses yang dilakukan untuk menentukan lagkah yang akan ditempuh. Ilmiah
adalah Ilmu, jadi berpikir ilmiah adalah proses atau aktifitas manusia untuk
menemukan atau mendapatkan ilmu yang bercirikan dengan adanya kausalitas,
analisis dan sintesis.
Dalam epistemology atau perkembangan untuk mendapatkan Ilmu,
diperlukan adanya sarana berfikir ilmiah. Sarana berpikir imiah ini adalah alat
bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jadi fungsi sarana
berpikir ilmiah adalah membanltu proses metode ilmiah dalam mendapat ilmu
atau teori yang lain. Hal – hal yang perlu diperhatikan dari sarapa berpikir
ilmiah adalah:
a. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan
yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiahsecara baik.1
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarna berupa bahasa, logika, matematika dan statistika. Salah
satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar
peranan masing – masing sarana berpikir ilmiah akan dikelompokkan
menjadi tiga yaitu bahasa, matematika dan statistika, sedangkan
pembahasan logika dimasukkan dalam ketiga sarana tersebut sebagaimana
telah di jelaskan diatas. Adapun sarana berpikir Ilmiah adalah bahasa,
matematika, statistika dan logika, ke empat sarana berpikir ilmiah ini sangat
berperan dalam pembentukkan ilu yang baru.

1
Muhammad Rijal, Idrus Sere, Sarana Berpikir Ilmiah, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan
IAIN Ambon, Juli-Des 2017, Hal. 3

4
1. Bahasa
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup
dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang
memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa,
seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh – pengaruh
yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya.
Hal ini senada dengan apa yang di utarakan oleh Ernest Cassirer, sebagaimana
yang telah dikutip oleh jujun, bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada
kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan bahasanya. 2
Bahasa diperlukan manusia atau sebagai fungsi: alat komunikasi atau fungsi
komunikatif dan alat budaya yang mempersatukan manusia menggunakan
bahasa tersebut atau fungsi kohesif.3
Banyak ahli bahasa yang telah memberikan uraiannya tentang pengertian
bahasa. Bloch and Trager mengatakan bahwa a language is a system of arbitrary
vocal symbols by means of wich a social group coorporates (bahasa adalah ustu
sistem simbol – simbol bunyi yang albitrer yang dipergunakan oleh suatu
kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi.4
Didalam fungsi komunikatif terdapat 3 unsur bahasa, yang digunakan untuk
menyampaikan hal – hal sebagai berikut: perasaan (unsur emotif), sikap (unsur
efekrif) dan buah pikiran (unsur penalaran). Perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh ketiga unsur bahasa ini. Komunikasi ilmiah bertujuan untuk
menyampaikan informasi yang brupa pengetahuan. Kekurangan bahasa terletak
pada :
a. Peranan bahasa yang multifungsi, artinya komunikasi ilmiah hanya
menginginkan penyampaian buah pikiran / penalaran saja, sedangkan
bahasa verbal harus mengandung unsur emotif, afktif dan simbolik.

2
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka sinar Harapan,
1995),Hal. 171
3
Muhammad Rijal, Idrus Sere, Sarana Berpikir Ilmiah, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Ambon, Juli-Desember 2017, hal. 4
4
Bernard Bloch and George L. Trager, Out Line Of Linguistic Analysis, (Baltomore: Linguistic Socicty
of America, 1942), Hal. 5

5
b. Arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata – kata yang
membangun bahasa.
c. Konotasi yang bersifat emosional.

Para ahli filsafat bahasa an psikolinguitik melihat fungsi bahasa sebagai sarana
untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi. Sedangkan aliran
sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahaa adalah sarana untuk perubahan
masyarakat, secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah :
koordinator kegiaan – kegiatan dalam masyarakat; penetapn pemikiran dan
pengungkapan; penyampaian pikiran dan perasaan; penyenang jiwa.5

2. Fungi Bahasa
Para ahli telah berseisih pendapat dalam hal fungsi bahasa. Aliran filsafat
bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk
menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik
berpendapat bahwa fungsi bahsa adalah sarana untuk perubahan masyarakat.
Walaupun tampak perbedaan, pendapat ini saling melengkapi. Secra umum
dapat dinyatakan bahwa fungsi bahsa adalah:
1. Koordinato kegiatan – kegitan msyarakat
2. Penetapan pemikiran dan pengungkapan
3. Penyampaian pikiran dan perasaan
4. Penyenang jiwa
5. Pengurangan kegoncngan jiwa. 6

Untuk menelaah bahasa ilmiah perlu dijelaskan tentang penggolongan bahasa.


Ada dua penggolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu:

a. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari – hari yang digunakan untuk


menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya .
Bahasa alamiah di bedakan menjadi dibedakan menjadi dua bagian yaitu;

5
Muhammad Rijal, Idrus Sere, Sarana Bepikir Ilmiah, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Ambon, Juli – Desember 2017,hal.5
6
Fati ali Yunus et al., Asasiyat Ta’lim al-Lugah al-Arabiyah wa al-Tarbiyah al-Diniyah, (Kairo: Dar
el-Tsaqafah, 1981), Hal. 14

6
Bahasa Isyarat, bahasa ini dapat berlaku umum dan dapat berlaku khusus
dan bahasa biasa, bahasa yang biasa digunakan dalam pergaulan sehari –
hari.
b. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan – pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu.

B. MATEMATIKA
Dalam abad ke 20 ini seluruh kehidupan manusia sudah mempergunakan
matematika, baik matematika ini sangat sederhana hanya untuk menghitung
satu, dua, tiga, maupun yang sampai sangat rumit, misalnya perhitungan
antariksa.
Demikian pula ilmu – ilmu pengetahuan, semuanya sudah mempergunakan
matematika, baik matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik,.
Philosophy modern juga tidak akan tepat bila pengetahuan tentang matematika
tidakmencukupi, Banyak sekali ilmu – ilmu sosial sudah menggunakan
matematika sebagai sosiometri, psychometri, econometri, dan seterusnya.
Hampir dapat dikatakan bahwa fungsi matematika sama luasnya dengan fungsi
bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan .7
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana
berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan
ilmiah secara teratur dan cermat. Oleh karena itu, maka sebelum kita
mempelajari sarana – sarana berpikir ilmiah sebaiknya kita menguasai langkah
– langkah dalam kegiatan ilmiah tersebut.8
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, maka
diperlukann sarana berupa bahasa, logika, matematika dan stastistik. Ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif
dan pola induktif. Dengan demikian penalaran lmiah menyadarkan kita kepada
proses logika deduktif dan logika induktif. Matematik mempunyai peranan

7
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, (Jakarta: Yayasan Obor,2001). Cet ke-15, Hal. 229
8
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002). Ct. Ke 15, hal. 165

7
penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peran penting
dalam berpikir induktif. 9
1. Matematika Sebagai Bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
serangkaian pernyataan yang ingin kita sapaikan . Lambang - lambang
matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna memberikan kepadanya. 10
2. Matematika Sebgai Sarana Berpikir Deduktif
Matematika merupakan ilmu deduktif. Nma ilmu deduktif diperoleh karena
penyelesaian masalah – masalah yang di hadapi tidak didasari atas
pengalaman seperti halnya yang terdapat di dallam ilmu – ilmu empirik,
melainkan didasarkan atas deduksi – deduksi (penjabaran – penjabaran).11
3. Matematika untuk Ilmu Alam dan Ilmu Sosial
Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Fungsi
matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan berbagai macam
ilmu pengetahuan. Perhitungan mamematis misalnya menjadi dasar desain
ilmu teknik.
C. STATISTIK
1. Pengertian Statistik
Pada mulanya, kata statistik di artikan sebagai keterangan – keterangan yang
dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi negara.12
Secara etimologi, kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa Latin) yang
mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris). Pada
mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan
(data), baik berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud

9
Ibid., hlm. 167. Lihat juga Burhanuddin Salam, Logika Materiil filsafat Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1997). Cet.pertama, hlm. 133-134
10
Ibid, hlm. 190
11
Beerling, Pengantar Filsafat Ilmi, (Ttp: Tiara Wacana, 1998), cet. Ke-2 hlm. 23
12
Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik, Jilidd I, (PutakaLP3ES Indnesia, 2000), Hlm. 2

8
angka (data kualitatis), arti kata statistik dibatasi pada kumpulan bahan
keterangan yag berwujud angka (data kuantitatif) saja.13
Ditinjau dari segi terminologi, dewasa ini istilah statistik terkandung
berbagai macam pengertian.14
Pertama, istilah statistik kadang diberi pengertian sebagai data
statistik, yaitu kumpulan bahan keterangan berupa angka atau bilangan.
Kedua, sebagai kegiatan statistik atau kegiatan perstatistikan atau
kegiatan penstatistikan.
Ketiga, kadang juga dimaksudkan sebagai metode statistik, yaitu
cara - cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan,
menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberikan
interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu
dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.
Keempat, itilah statistik dewasa ini dapat juga diberi pengertian
sebagai “ilmu statistik”. Ilmu tatistik tidak lain adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah tahap – tahap
yang ada dalam kegiatan sttistik.
2. Hubungan Antara Sarana Ilmiah Bahasa, Logika, Matematika dan Statistika
Terdapat bermacam – macam cara penarikan kesimpulan, di antaranya,
penrikan kesimpulan dengan cara logika induktif dan logika deduktif.
Logika deduktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan umum.
Sedangkan logika deduktif membantu kita dalam menarik kesimpulan dari
hall yang bersifat umum menjadi khusus yang bersifat individual.15
Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan –
pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuuk
menyusun argumentasi yang di akhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum.

13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Penddikan, (RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1996), hlm. 1.
14
Ibid.
15
Ibid, hlm. 46-48

9
Deduksi adalah Sebaliknya, cara berpikir dimana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, mempergunakan
pola pikir yang dinamakan silogismus. Pernyataan yang mendukung
silogimus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor dan premis minor. Contohnya, semua makhluk mempunyai
mata (premis mayor).
3. Tujuan Pengumpulan Data Statistik
Tujuan dari pengumpulkan data statistik dapat dibagi ke dalam dua
golongan besar, yang secara kasar dapat dirumuskan sebagai tujuan
kegiatan praktis dan kegiatan keilmuan. Kedua tujuan sebenrnya tidak
mempunyai perbedan yang hakiki karena kegiatn keilmuan merupakan
dasar dari kegiatan praktis, dalam bidang statistika, perbedaan yang penting
dari kedua keiatan ini dibentuk oleh kenyataan bhwa dalam kegiatan praktis
hakikat alternatifyang sedang dipertimbangkan telah diketahui, paling tidak
secara prinsip,dimana konsekuensi dalam memilih salah satu dari alternatif
tersebut dapat di evaluasi berdasarkan serangkaian perkembangan yang
akan terjadi.
D. LOGIKA
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan – aturan berpikir, seperti setengah boleh lebih besar daripada
satu.
Memang sebagai perlengkapan ontologisme, pikiran kita dapat bekerja
secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik, lebih –
lebih dalam hal yang biasa, sederhana , dan jelas. Dalam situasi seperti ini
dibutuhkan adanya yang formal, pengertian yang sadar akan hukum – hukum
pikiran beserta mekanismenya secara eksplisit. Maksudnya hukum – hukum
pikiran beserta mekanisme dapat digunakan secara sadar dalam mengontrol
perjalanan pikiran yang sulit dan panjang.

10
1. Aturan Cara Berpikir yang Benar
Kondisi adalah hal – hal yang harus ada supaya sesuatu dapat erwujud, dapat
teraksana. Untuk berpiki bik, yakni berpikir benar, logis – dialektis, juga
dibutuhkan kondisi kondisi tertentu.16
a. Mencintai Kebenaran
b. Ketahuilah (dengan sadar) apa yang sedang anda kerjakan
c. Ketahuilah (dengan sadar) apa yang dedang anda katakan
d. Buatlah istingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang
semestinya
e. Cintailah definisi yang tepat
f. Ketahuilah (dengan sadar) mengapa anda menyimpulkan begini atau
begitu
g. Hindarilah kesalahan – kesalahan dengan segala usaha dan tenaga, serta
sangguplah mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian
juga mengenali sebab – sebab kesalahan pemikiran (penalaran).

16
W. Poespropojo, Logika Scientika; Pengantar Dialektika dan Ilmu, (Bndung: Pustaka Grafika,
1999), hlm 61

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakaukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika,
statistika dan logika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan
baik, teratur dan cermat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rijal, Idrus Sere. (2017). Sarana Berpikir Ilmiah. Dosen Fakultas Ilmu
Tarbiah dan Keguruan IAIN Ambon

Jujun S. Suriasumantri. (1995). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Pustaka sinar Harapan

Muhammad Rijal, Idrus Sere. (2017). Sarana Berpikir Ilmiah. Dosen Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon

Bernard Bloch and George L. Trager. (1942). Out Line Of Linguistic Analysis,
Baltomore: Linguistic Socicty of America

Muhammad Rijal, Idrus Sere. (2017). Sarana Bepikir Ilmiah. Dosen Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon

Fati ali Yunus et al. (1981). Asasiyat Ta’lim al-Lugah al-Arabiyah wa al-Tarbiyah
al-Diniyah. Kairo: Dar el-Tsaqafah

Jujun S. Suriasumantri. (2001). Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor

Jujun S. Suriasumantri. (2002). Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ibid., hlm. 167. Lihat juga Burhanuddin Salam. (1997). Logika Materiil filsafat
Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Beerling. (1998). Pengantar Filsafat Ilmi. Ttp: Tiara Wacana.

Anto Dajan. (2000). Pengantar Metode Statistik. Jilidd I. PutakaLP3ES Indnesia.

Anas Sudijono. (1996). Pengantar Statistik Penddikan. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

W. Poespropojo. (1999). Logika Scientika; Pengantar Dialektika dan IlmuBndung:


Pustaka Grafika

13

Anda mungkin juga menyukai