KS - Stator Decrement Test - Rudiana N - 23212080
KS - Stator Decrement Test - Rudiana N - 23212080
KNOWLEDGE
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SHARING
PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMBAR
2013
PENENTUAN PARAMETER MESIN SINKRON
DENGAN
MOTEDA STATOR DECREMENT TEST
RUDIANA NURHADIAN / 8506683‐Z
Mahasiswa Magister ITB 2012
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
1. PENDAHULUAN
Secara tradisional, studi stabilitas sistem tenaga difokuskan pada kemampuan sistem
untuk mempertahankan sistem beroperasi secara sinkron bila ada gangguan yang
cukup parah. Namun, seiring dengan perkembangan sistem interkoneksi yang lebih
banyak menggunakan teknologi baru, dan kebutuhan yang meningkat untuk
mengoperasikan sistem tenaga dalam kondisi sangat tertekan sekalipun, bentuk
stabilitas di masa kini menjadi lebih penting daripada anggapan tentang itu di masa
lalu.
Jelas, ketidakstabilan dalam sistem daya dapat diwujudkan dalam berbagai cara
tergantung pada konfigurasisistem, modus operasi, dan bentuk gangguan. Analisis
masalah stabilitas, termasuk mengidentifikasi faktor penting yang berkontribusi
terhadap ketidakstabilan dan merancang metode untuk meningkatkan operasi yang
stabil, yang sangat difasilitasi oleh klasifikasi ke dalam kategori yang sesuai. Ini
didasarkan pada pertimbangan berikut:
‐ Sifat fisik ketidakstabilan yang dihasilkan, yaitu, parameter sistem utama di
mana ketidakstabilan dapat diamati.
‐ Ukuran gangguan dipertimbangkan, yang berdampak pada metode analisis yang
berlaku.
Berdasarkan pada sifat fisik dari fenomena, kestabilan sistem tenaga dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategoriutama: (a) stabilitas sudut rotor, (b) stabilitas
tegangan, dan (c) stabilitas frekuensi
Generator sinkron secara umum tersusun dari kumparan jangkar tiga fasa di
statordan kumparan eksitasi (kumparan medan)pada rotor. Pada rotor generator
sinkron dapat diinduksikan arus induksi selama kondisi transien , misalnya adalah
dengan memasang kumparan peredam diantara kutub‐kutubnya.
Pemodelan mesin sinkron digunakan untuk mempermudah analisa antara parameter‐
parameter pada mesin sinkron. Salah satunya adalah pemodelan di sumbu “d‐q”,pada
mesin sinkron terdapat sumbu direct (d‐axis) yang searah dengan fluksi magnetik rotor
dan sumbu quadrature (q‐axis) yang tegak lurus dengan sumbu direct.
1
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
(a)
(b)
Gambar 1.1 Pemodelan mesin sinkron secara umum(a) dan pemodelan stator dan rotor (b)
Dalam analisis konvensional (teori lama) asumsi parameter mesin sinkron berikut
dibuat untuk menyederhanakan masalah:
(a) Dalam perhitungan komponen alternating arus stator dan komponen undirectional
arus rotor (transien dan subtransient) tingkat perubahan flux linkage pada kumparan
jangkar dapat diabaikan, tahanan jangkar adalah nol dan kecepatan rotasi konstan.
(b) Dalam perhitungan komponen undirectional arus stator dan komponen alternating
arus rotor, flux linkage pada rotor nilainya konstan.
(c) Dalam perhitungan sumbu direct kondisi transien, tahanan belitan peredam
nilainya tak terbatas.
2
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
Metode short‐circuit test menghasilkan parameter‐parameter reaktansi dan konstanta
waktu transien dan subtransien, yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung
resistansi serta induktansi sendiri dan bersama yang lebih fundamental dari belitan‐
belitan stator dan rotor. Parameter‐parameter fundamental tersebut kemudian
digunakan untuk analisis kinerja generator. Beberapa persamaan transien yang banyak
digunakan antara lain adalah:
Akan tetapi ternyata parameter yang diperoleh dari persamaan di atas, juga
persamaan‐persamaan yang lain, cukup berbeda dengan yang didapatkan dari hasil
percobaan. Beberapa faktor utama yang menyebabkan keraguan akan validitas
metode ini antara lain adalah:
3
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
2. ASUMSI AWAL
Metode awal untuk mendeskripsikan parameter mesin sikron adalah dengan metode
short circuit pada keadaan tanpa beban. Dari tes ini ditetapkan parameter Xd, Xq,X’d,
X’’d, T’d0,T’d, T’’d, T’d, tetapi tidak didapatkan kostanta transien dan subtransiendi
sumbu q‐axis dan pengukuran pada sirkuit medannya selama short‐ circuit test. Oleh
karena itu digunakan metode alternatif antara lain:
- Enhanced sudden short circuit test.
- Stator decrement test.
- Frequency response test.
- Analisa desain data.
- Pengukuran kejenuhan sumbu quadrature.
Metode decrement test prinsipnya hampir sama dengan sudden short circuit test.
menggunakan prinsip perubahan catu daya secara mendadak pada belitan stator atau
belitan medan. Terdapat lima jenis pengujian, yaitu:
- Sudden stator short‐circuit test;
- Stator decrement test dengan belitan medan terhubung singkat;
- Stator decrement test dengan belitan medan rangkaian terbuka;
- Rotor decrement test dengan belitan stator terhubung singkat; dan
- Rotor decrement test dengan belitan stator rangkaian terbuka.
Pada stator decrement test pada prinsipnya adalah dengan memberikan catu daya
pada terminal stator, kemudian catu daya tersebut diubah secara tiba‐tiba dan
dilakukan pengukuran di terminal stator. Variabel yang dianalisis adalah arus medan,
tegangan medan, arus stator dan tegangan stator. Pada saat pengujian salah satu
variabel dibuat konstan, salah satu diinisiasi ganguan, dan sisanya digunakan untuk
menemukan parameter untuk menyelesaikan persamaan.
Decrement test dibuat berdasarkan model generator dengan dua belitan pada rotor,
yaitu belitan medan dan belitan peredam. Sebagaimana metode alternatif yang lain,
metode ini juga memperhitungkan reaktansi bersama antara belitan stator, medan
dan peredam yang tidak seimbang. Dengan pemilihan arus basis yang tepat pada sirkit
rotor, maka semua reaktansi bersama dapat dianggap seimbang tanpa harus
kehilangan akurasi perhitungannya.
Untuk menguji respon mesin terhadap berbagai jenis simulasi gangguan di atas, pada
tahap awal dinyatakan persamaan‐persamaan mesin dalam bentuk operasional. Untuk
generator dengan belitan peredam tunggal pada setiap sumbu,persamaan
operasionalnya adalah sebagai berikut:
4
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
dimana:
5
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
Dalam perhitungan komponen searah arus stator dan komponen bolak‐balik
arus rotor, fluks linkage rotor dapat dianggap konstan (Rfd = Rkd = Rkq = 0);
Dalam perhitungan efek transien sumbu direct (perubahan fluks lingkup
belitan medan), resistansi dari belitan peredam dianggap tak terhingga (Rkq =
);
Dalam perhitungan efek subtransient sumbu direct, resistansi dari belitan
medan dapat diasumsikan nol (Rfd = 0)
3. PENGUJIAN
Kelima pengujian di atas dilakukan dengan memberikan perubahan tiba‐tiba pada
belitan stator atau belitan medan. Pada keadaan transien dan subtransien ini,
beberapa variabel mesin seperti tegangan stator, arus stator, tegangan medan, dan
arus medan; dapat diukur dan yang lainnya dapat dikendalikan sehingga dapat
digunakan untuk perhitungan nilai parameter mesin pada keadaan transien dan
subtransien.Pada kelima jenis pengujiantersebut, salah satu variabel mesin akan dijaga
konstan selama pengujian, satu variabel lain akan dikendalikan untuk memberikan
6
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
perubahan tiba‐tiba pada kondisi mesin awal, dan dua variabel sisanya akan diamati
perubahannya terhadap waktu dengan cara pengukuran.
3.1 Sudden Stator Short‐Circuit Test
Kondisi awal yang dibutuhkan pada pengujian ini adalah:
- Mesin beroperasi pada kecepatan ratingnya;
- Stator berada pada keadaan rangkaian terbuka;
- Tegangan medan dijaga konstan selama pengujian.
Profil arus statordan arus medanyang dihasilkan akibat gangguan hubung singkat pada
terminal stator merupakan respons arus yang juga merupakan solusi persamaan
diferensial orde dua yang dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
dimana :
7
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
Profil arus stator dan arus medan yang dideskripsikan pada persamaandi atas dapat
digambarkan dengan menggunakan grafik sebagaimana terlihat pada gambar 2.1.
Gambar 3.1.Perubahan arus stator dan arus medan pada sudden stator short‐circuit test.
Perlu dicatat bahwa arus stator dan arus medan yang dideskripsikan di atas
merupakan profil komponen bolak‐balik arus stator pada frekuensi rating dan profil
komponen searah dari arus medan. Dengan menggunakan asumsi seperti yang telah
dijelaskan di atas, didapatkan bahwa magnitude dan konstanta waktu dari komponen
searah arus stator tetap sama seperti yang digunakan dalam teori sebelumnya.
Konstanta waktu dari komponen bolak balik arus medan didapatkan juga memiliki nilai
yang sama dengan konstanta waktu komponen searah arus stator. Satu variabel lain
yang memiliki nilai yang berbeda dengan teori yang digunakan sebelumnya adalah
komponen bolak balik arus medan. Dengan mengasumsikan nilai resistansi stator
adalah nol, maka nilai variabel ini dapat dihitung dengan persamaan
Dengan menggunakan perhitungan ini, didapatkan melalui perbandingan dengan teori
sebelumnya bahwa metode ini memberikan harga yang lebih kecil untuk reaktansi
8
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
transient X’d dan konstanta waktu subtransient T”d serta harga yang lebih besar untuk
konstanta waktu transient T’d. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa metode
yang baru memprediksi nilai awal arus hubung singkat yang lebih besar serta jangka
waktu transient yang lebih lama dibandingkan dengan teori yang dipakai sebelumnya.
Karena metode ini menggunakan asumsi yang lebih sedikit dengan teori yang
dikembangkan sebelumnya, maka nilai‐nilai parameter yang dihasilkan oleh teori
sebelumnya dapat diturunkan dari perhitungan nilai parameter dengan menggunakan
metode yang baru ini, yaitu dengan menggunakan asumsi resistansi belitan medan
dan peredam seperti yang dijelaskan sebelumnya.
3.2 Stator Decrement Test with Field on Short Circuit
Kondisi awal yang dibutuhkan pada pengujian ini adalah:
Mesin beroperasi pada kecepatan ratingnya;
Belitan medan berada pada keadaan terhubung singkat.
Perubahan tiba‐tiba pada keadaan awal sistem ini dilakukan dengan membuat arus
stator menjadi nol, yaitu dengan membuka rangkaian suplai pada terminal stator.
Kemudian tegangan stator dan arus medan yang dihasilkan akibat pembukaan
rangkaian stator diukur. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan parameter rotor
yang bergantung pada posisi fluksi rotor pada saat perubahan keadaan dilakukan.
Serupa dengan sebelumnya, profil tegangan stator (Vm) dan arus medan (ifd) yang
dihasilkan akibat pembukaan rangkaian stator merupakan solusi persamaan
diferensial orde dua yang dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut
Profil tegangan stator dan arus medan yang dideskripsikan melalui persamaan di atas
dapat digambarkan dengan menggunakan grafik sebagaimana terlihat gambar 2.2.
9
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
Gambar 3.2.Perubahan tegangan stator dan arus medan pada stator decrement test dengan
belitan medan dihubung singkat.
3.3 Stator Decrement Test with Field on Open Circuit
Kondisi awal yang dibutuhkan pada pengujian ini hampir sama dengan kondisi awal
pada pengujian sebelumnya, yaitu
- Mesin beroperasi pada kecepatan ratingnya;
- Belitan medan berada pada keadaan rangkaian terbuka.
Perubahan tiba‐tiba pada keadaan awal sistem ini dilakukan dengan membuat arus
stator menjadi nol. Kemudian tegangan stator dan tegangan medan diukur yang
hasilnya dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
10
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
Profil tegangan stator (Vm) dan tegangan medan (Vfd) yang dideskripsikan melalui
persamaan di atas dapat digambarkan dengan menggunakan grafik sebagaimana
terlihat pada gambar 2.3.
Gambar 3.3. Perubahan tegangan stator dan tegangan medan pada stator decrement test
dengan belitan medan terbuka.
11
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
3.4 Perbandingan Parameter Generator antara Decrement Test dan 3‐Phase Short‐
Circuit
Kondisi awal, persamaan operational mesin, serta perbedaan hasil perhitungan antara
decrement test(metode baru) dan3‐phase short‐circuit konvensional (metode lama)
diberikan pada tabel‐tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Perbandingan parameter yang diperoleh dengandecrement test
dan metode 3‐phase short‐circuit
12
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
Tabel 3.2. Perbandingan kondisi awal pada beberapa metode decrement test.
Tabel 3.3. Perbandingan persamaan operasi pada beberapa metode decrement test.
13
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
4. KESIMPULAN
1. Parameter mesin sinkron didapatkan melalui hasil pengukuran terhadap respon
mesin sinkron
2. Pada stator decrement test, diberikan catu daya pada terminal stator, kemudian catu
daya ini diubah secara tiba‐tiba dan dilakukan pengukuran terhadap terminal stator.
3. Stator decrement test memperbaiki ketidaktelitian perhitungan dari 3‐phase short
circuit test.
14
KNOWLEDGE SHARING
STATOR DECREMENT TEST
5. REFERENSI
1. IEEE Standard 1110‐2002, IEEE Guide for Synchronous Generator Modeling Practices and
Applications in Power System Stability Analyses.
2. Shackshaft, G., “Implementation of New Approach to Determination of Synchronous‐
Machine Parameters from Tests,” Proc. IEE, Vol. 124, No. 12, pp. 1170‐1178, December
1977.
3. Shackshaft, G., “New Approach to the Determination of Synchronous Machine Parameters
from Tests,” Proc. IEE, Vol. 121, No. 11, pp. 1385‐1392, November 1974.
4. Kundur, P., “Power System Stability and Control,” McGraw‐Hill, Inc., New York, 1994.
15