Nama Kelompok:
AKUNTANSI 4B
DOSEN PENGAMPU
PERMASALAHAN
Sales distributor Kopi Kapal Api PT.Fastrata Buana Indonesia, yang berlokasi di Desa
Ampeldento, Pakis, Kabupaten Malang, atas nama Andi Prastika diduga menggelapkan uang
perusahaan sekitar 600 juta. Tersangka ditahan setelah ada laporan dari pihak perusahaan.
Barang buktinya adalah beberapa faktur penjualan fiktif. Tersangka merupakan karyawan
PT.Fastrata Buana Indonesia yang bekerja sebagai sales yang menjual barang dan mengirim ke
toko. Penggelapan barang perusahaan, dilakukan sejak tahun 2017 lalu. Modus operadilnya,
dengan mengambil barang dari perusahaan untuk dikirim ke toko. Selama pengambilan barang,
tersangka diduga menggunakan faktur fiktif.
Hasil penjualan barang oleh tersangka tidak disetorkan ke perusahaan. Sebaliknya uang
tersebut malah digunakan untuk kepentingan pribadi. Kasus penggelapan dalam jabatan ini
terbongkar, setelah perusahaan melakukan audit. Hasil audit ada perbedaan selisih barang yang
keluar dengan hasil penjualan yang masuk. Setelah diselidiki ternyata digelapkan oleh tersangka
Andi. Kerugian yang dialami olreh perusahaan, nilainya sekitar Rp 610,9 juta. Akibat perbuatan
itu tersangka dijerat dengan Pasal 374 KUHP tentang penggelapan dalam jabatan .
Menurut pengakuan Andi Prastika Sales distributor kopi Kapal Api PT.Frastrata Buana
Indonesia dirinya melakukan penggelapan uang lantaran kepepet karena dirinya juga tertipu oleh
konsumen sebesar Rp 14 juta. Andi bercerita, sebelum menggelapkan barang perusahan mulai
2017 lalu, dia mengirim barang pada konsumen. Karena barang tidak laku, pemilik toko lantas
mengirim barang kepada Andi. Tetapi karena perusahaan tidak mau menerima barang retur, Andi
bersedia menjualkan barang dengan sistem jual rugi. Perjanjiannya, kekurangan pembayaran ke
perusahaan ditanggung oleh pemilik toko.
Namun barang belum terjual, pemilik toko malah kabur. Sehingga Andi harus mengalami
kerugian sebesar 14 juta . Dari situlah, akhirnya Andi berfikir untuk mencari gantinya. Salah
satunya dengan menggelapkan barang perusahaan secara bertahap. Akhirnya selama 2 tahun,
hutanggnya ke perusahaan malah semakin membengkak hingga Rp 600 juta lebih. Andi
mengakui bahwa sebelumnya dia sudah mengatakan pada perusahaan siap untuk mengganti.
Namun dari pihak perusahaan tetap saja melaporkan Andi.
PEMBAHASAN
1. Topik Permasalahan
2. Kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan
3. Tujuan Audit yang dilanggar
4. Solusi permasalahan
1. Topik Permasalahan
Sales distributor kopi kapal api PT.Frastrata Buana Indonesia, yang berlokasi di
desa Ampel dento, Pakis Malang melakukan penggelapan uang perusahaan sebesar Rp
600 juta dengan memberikan faktur fiktif kepada perusahaan . Hasil penjualan barang
oleh tersangka tidak disetorkan ke perusahaan. Sebaliknya uang tersebut malah
digunakan untuk kepentingan pribadi. Kecurangan yang dilakukan sales tersebut sudah
berlangsung selama 2 tahun sejak 2017 lalu.
Menurut pengakuan Andi Prastika Sales distributor kopi Kapal Api PT. Frastrata
Buana Indonesia dirinya melakukan penggelapan uang lantaran kepepet karena dirinya
juga tertipu oleh konsumen sebesar Rp 14 juta. Andi bercerita, sebelum menggelapkan
barang perusahan mulai 2017 lalu, dia mengirim barang pada konsumen. Karena barang
tidak laku, pemilik toko lantas mengirim barang kepada Andi. Tetapi karena perusahaan
tidak mau menerima barang retur, Andi bersedia menjualkan barang dengan sistem jual
rugi. Perjanjiannya, kekurangan pembayaran ke perusahaan ditanggung oleh pemilik
toko.
Namun barang belum terjual, pemilik toko malah kabur. Sehingga Andi harus
mengalami kerugian sebesar 14 juta . Dari situlah, akhirnya Andi berfikir untuk mencari
gantinya. Salah satunya dengan menggelapkan barang perusahaan secara bertahap.
Akhirnya selama 2 tahun, hutanggnya ke perusahaan malah semakin membengkak
hingga Rp 600 juta lebih.
2. Kesalahan Perusahaan
yang menjadi kesalahan perusahaan yaitu pihak perusahaan tidak mengecek kembali
faktur yang telah diterima perusahaan, catatan di faktur tidak dicek kembali dengan
barang yang ada di gudang, sehingga memudahkan pelaku dengan mengambil barang dan
memberikan faktur fiktif. Dan kebijakan yang diterapkan perusahan dengan tidak
menerima retur membuat beban kepada sales yang ada di perusahaan tersebut sehingga
menimbulkan terjadinya kecurangan.