Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PENYEBAB YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

KETERLAMBATAN PENGADAAN BARANG


PADA DEPARTEMEN PENGADAAN BARANG DAN BAHAN BAKU
DI PT. PUPUK KALTIM

Wiranto Dwi Prasetyo


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
kiwir_wanto27@yahoo.com

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Surachman, SE., MSIE

Abstrak

Pengadaan barang merupakan kegiatan yang penting dalam mempertahankan


kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam industri manufaktur. Keterlambatan
pengadaan barang dapat menyebabkan terganggunya kegiatan operasional pabrik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penyebab keterlambatan
pengadaan barang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan
subjek penelitian adalah orang-orang yang berhubungan langsung dengan proses
pengadaan barang di PT. Pupuk Kaltim, yaitu orang-orang atau karyawan dibagian
Departemen Pengadaan Barang dan Bahan Baku khususnya dibagian expediting. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama masalah keterlambatan pengadaan
barang dikarenakan proses klarifikasi yang lama dengan persentase penyebab
keterlambatan sebesar 20,75%, untuk itu manager atau kepala bagian expediting perlu
mengambil suatu kebijakan atau tindakan perbaikan seperti meningkatkan kerjasama
dengan user.

Kata Kunci : pengadaan barang, penyebab keterlambatan

Abstract

Procurement was an important activity to maintain company’s life cycle,


especially in manufacturing industry. The tardiness of procurement could disturb
factory’s operational activity. This research aimed to know and analyze the cause of
delay. In this study used descriptive qualitative method. The subject of this research was
the employee that has contribute directly with procurement in PT. Pupuk Kaltim which
is employee in Procurement Department and Raw Material, especially in Expediting
functional. The result of this research showed that the main reason of tardiness was
because the clarification process took a long time with percentage of cause delay
20,75%, for that the Manager or Head of Department Expediting needed to create
policy or improving activity like increasing the team work with the user.

Keywords : Procurement, Cause of delay


PENDAHULUAN pengadaan bisa memberikan kontribusi
yang cukup berarti bagi peningkatan
Pengadaan (procurement) keuntungan (profit) sebuah perusahaan.
merupakan kegiatan yang penting dalam Departemen Pengadaan Barang
mempertahankan kelangsungan hidup dan Bahan Baku memiliki beberapa
perusahaan, terutama dalam industri proses dalam melakukan pengadaan
manufaktur. Procurement adalah proses barang. Proses ini secara tidak langsung
untuk mendapatkan barang dan jasa merupakan suatu langkah awal dalam
dengan kemungkinan pengeluaran yang menjamin kelancaran kelangsungan
terbaik, dalam kualitas dan kuantitas operasional pabrik. Proses tersebut
yang tepat, waktu yang tepat dan pada diantaranya yaitu, Proses PO (Purchase
tempat yang tepat untuk menghasilkan Order), Proses Expediting dan Proses
keuntungan atau kegunaan secara Receiving. Dari tiga proses tersebut
langsung bagi pemerintah, perusahaan proses Expediting menjadi proses
atau bagi pribadi yang dilakukan lanjutan dari proses PO (Purchase
melalui sebuah kontrak. Order) untuk melakukan proses
Dalam mendapatkan barang dan pengadaan barang di Departemen
jasa, PT. Pupuk Kaltim (Persero) Pengadaan Barang & Bahan Baku.
khususnya Departemen Pengadaan Proses Expediting merupakan
Barang dan Bahan Baku membutuhkan proses monitoring perjalanan barang
supplier atau vendor sebagai penyedia mulai dari PO tersebut di approval
barang dan jasa, yang tidak hanya hingga barang yang diorderkan sampai
didatangkan dari dalam negeri pada tempat dan waktu yang dijanjikan
melainkan juga dari luar negeri. Salah yang kemudian dilanjutkan dengan
satu cara yang dilakukan untuk dalam proses penerimaan barang, sehingga
mendapatkan penyedia barang dan jasa proses monitoring dalam Expediting
adalah dengan memasang pengumuman diharapkan dapat dilakukan dengan baik
melalui papan pengumuman, media agar barang yang dipesan dapat sampai
massa, maupun melalui internet. Fungsi tepat waktu tanpa mengabaikan tepat
pengadaan barang dan jasa harus sejalan yang lainnya (tepat tempat, tepat mutu,
dan mendukung strategi perusahaan tepat harga dan tepat jumlah). Tepat
atau institusi. Misalkan ketika waktu tersebut berhubungan langsung
perusahaan sedang menjalankan cost dengan lead time atau rentang waktu
reduction strategy maka fungsi dalam proses pengadaan barang, dimana
pengadaan harus berinovasi sehingga lead time menjadi satu hal penting yang
diperoleh biaya barang dan jasa dari perlu perhatian khusus dalam
pihak ketiga yang paling rendah dan melakukan berbagai proses yang
ketika sebuah institusi pemerintah dijalankan di Departemen Pengadaan
sedang meningkakan citra dan kualitas Barang dan Bahan Baku. Keberhasilan
layanan masyarakat, maka fungsi suatu proses berjalan salah satunya
pengadaan juga harus mendukung dilihat dari lead time proses tersebut,
pencapaian strategi tersebut. Bagian khususnya di Departemen Pengadaan
pengadaan sangat relevan terutama di Barang dan Bahan Baku. Hal ini
berbagai perusahaan manufaktur dikarenakan seperti yang dijelaskan di
dimana persentasi biaya-biaya material atas, bahwa lead time dari supplier ke
bisa mencapai antara 40% - 70% dari Departemen Pengadaan Barang dan
ongkos sebuah produk akhir. Bahan Baku dapat mempengaruhi
Menunjukkan bahwa efisiensi di bagian
dalam menjamin kelancaran konvensional, mulai dari proses
kelangsungan operasional pabrik. pengadaannya hingga ke laporan.
Analisis perlu dilakukan untuk Procurement dibedakan menjadi
mengetahui penyebab yang 2 bagian, yaitu procurement yang
mempengaruhi keterlambatan tersebut sederhana dan procurement yang lebih
karena bagian pengadaan dituntut untuk kompleks. Procurement yang sederhana
bisa menciptakan keunggulan dari segi adalah tidak memiliki hal lain kecuali
waktu. Keunggulan dari segi waktu pembelian atau permintaan yang
tersebut bisa dilakukan bagian berulang-ulang, sedangkan procurement
pengadaan dengan memilih supplier lebih kompleks yaitu dapat meliputi
yang memiliki kemampuan untuk pencarian supplier dalam jangka waktu
mengirim barang dalam waktu yang yang panjang atau tetap secara
lebih pendek tanpa harus mengorbankan fundamental yang telah berkomitmen
kualitas dan meningkatkan harga. dengan satu organisasi.
Kecepatan dan ketepatan waktu Pengadaan adalah seluruh
pengiriman dari supplier bukan hanya kegiatan yang berhubungan dengan
memungkinkan perusahaan untuk transaksi pembelian barang yang
memproduksi dan mengirim produk ke dibiayai oleh anggaran suatu perusahaan
pelanggan secara tepat waktu, namun yang dilaksanakan baik secara sua
juga bisa mengurangi tingkat persediaan kelola maupun oleh penyedia barang.
bahan baku atau komponen yang harus Pengadaan barang pada dasarnya
disimpan sehingga juga akan berakibat memiliki prinsip-prinsip umum yang
pada penghematan biaya. harus dilakukan dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan latar belakang Sedangkan menurut Tjokroamidjojo
tersebut, maka dirumuskan (1990 : 175) mengatakan bahwa
permasalahan dari penelitian ini, antara pengadaan (procurement) tidak selalu
lain : harus dilaksanakan dengan pembelian
1. Apa yang menjadi penyebab tetapi atas pemilihan berbagai alternatif
keterlambatan pengadaan barang? dengan berpedoman pada prinsip-
2. Pengaruh apa yang dapat prinsip mana yang paling praktis,
ditimbulkan dari keterlambatan hemat, sesuai dengan pembelian,
pengadaan barang? pinjaman, penukaran, pembuatan dan
3. Bagaimana solusi untuk perbaikan.
mengatasi masalah keterlambatan
pengadaan barang? Lead Time
Istilah lead time biasa digunakan
Pengadaan Barang dalam sebuah industri manufaktur,
Pengadaan (procurement) artinya adalah waktu yang diperlukan
barang dan jasa pada suatu instansi atau oleh perusahaan untuk memenuhi
perusahaan merupakan kegiatan rutin pesanan atau jumlah waktu yang berlalu
yang selalu dilakukan. Pengadaan antara ketika sebuah proses dimulai dan
barang dan jasa dimaksudkan untuk kapan selesai. Lead time berhubungan
memenuhi kebutuhan barang dan serta dalam manajemen perusahaan, dimana
jasa yang diperlukan guna perusahaan ingin mengurangi jumlah
keberlangsungan operasional instansi waktu yang dibutuhkan untuk
atau perusahaan. Proses pengadaan memberikan hasil pekerjaan yang baik.
barang dan jasa yang banyak dilakukan Dalam bisnis, minimisasi lead time
pada instansi biasanya masih bersifat biasanya lebih difokuskan.
Memimpin manajemen waktu permasalahan digambarkan pada sirip
adalah proses untuk memastikan bahwa dan durinya”. Kategori penyebab
lead time yang sebenarnya sesuai permasalahan yang sering digunakan
dengan yang ditargetkan. Memimpin sebagai permulaan awal yang meliputi
manajemen waktu yang efektif memiliki materials (bahan baku), machines and
sejumlah manfaat. Hal ini equipment (mesin dan peralatan),
memungkinkan perusahaan manpower (sumber daya manusia),
menggunakan tenaga kerja dan mesin methods (metode), mother
dengan efisien dan membantu mengatur nature/environment (lingkungan) dan
harapan atau tujuan perusahaan. Di measurement (pengukuran).
dalam sebuah industri, waktu berarti
uang. Semakin panjang waktunya maka Kerangka Pemikiran
semakin besar uang yang harus Penelitian dalam Departemen
dikeluarkan oleh karena itu dunia Pengadaan Barang dan Bahan Baku,
industri selalu berlomba-lomba untuk PT. Pupuk Kaltim bertujuan untuk
menekan lead time dengan mengetahui tentang proses pengadaan
menggunakan berbagai metode. barang yang mereka miliki. Pada proses
pengadaan barang ini terdapat lead time
Metode Diagram Ishikawa (waktu tunggu) dari tiap-tiap barang
Diagram ini akan menunjukkan yang dipesan, dengan dibantu teori
sebuah dampak atau akibat dari sebuah pengadaan, teori lead time, penelitian
permasalahan, dengan berbagai terdahulu dan laporan OJT (laporan on
penyebabnya. Efek atau akibat the job training karyawan magang
dituliskan sebagai moncong kepala Departemen Pengadaan Barang dan
sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab- Bahan Baku) sehingga diperoleh
sebab sesuai dengan pendekatan pemahaman mengenai procurement
permasalahannya. Dikatakan Cause and lead time (waktu tunggu pemesanan
Effect Diagram (sebab dan akibat) barang) dan permasalahan yang biasa
karena diagram tersebut menunjukkan terjadi dalam proses pengadaan barang
hubungan antara sebab dan akibat. tersebut. Masalah yang biasa terjadi
Berkaitan dengan pengendalian proses dalam departemen ini ialah
statistikal, diagram sebab akibat keterlambatan pengadaan barang yang
dipergunakan untuk menunjukan faktor- telah dipesan, keterlambatan ini bisa
faktor penyebab (sebab) dan disebabkan oleh banyak faktor.
karakteristik kualitas (akibat) yang Penentuan faktor-faktor tersebut
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab berasal dari analisis kualitatif dimana
itu. peneliti melakukan wawancara kepada
Diagram tulang ikan merupakan Manager Departemen Pengadaan
suatu alat visual untuk mengidentifikasi, Barang dan Bahan Baku, Kepala Bagian
mengeksplorasi dan secara grafik Expediting dan staf-staf bagian
menggambarkan secara detail semua Expediting serta para karyawan yang
penyebab yang berhubungan dengan ada pada departemen tersebut untuk
suatu permasalahan. Menurut Scavarda mendapatkan informasi tambahan
(2004), “Konsep dasar dari fishbone mengenai faktor yang paling sering
diagram adalah permasalahan mendasar menjadi penyebab keterlambatan
diletakkan pada bagian kanan dari pengadaan barang. Setelah melakukan
diagram atau ada bagian kepala dari wawancara maka dilakukan pengolahan
kerangka tulang ikannya dan penyebab data untuk bisa mendeskripsikan secara
jelas hasil temuan dalam wawancara METODE PENELITIAN
tersebut dengan cara merangkum data Penelitian ini dilakukan dengan
(reduction data), menyajikan data menggunakan metode deskriptif
(display data) dan memberikan kualitatif, karena menggambarkan dan
kesimpulan (conclusion). mendeskripsikan secara terperinci
Peneliti dalam penelitian ini juga bagaimanakah proses pengadaan barang
melakukan analisis kuantitatif untuk yang terjadi di PT. Pupuk Kaltim
mengetahui jumlah keterlambatan sehingga dapat diketahui faktor-faktor
pengadaan barang yang terjadi dan yang mempengaruhi keterlambatan
untuk membantu dari analisis kualititatif pengadaan barang tersebut. Data atau
dalam membuktikan bahwa informasinya berbentuk gejala yang
keterlambatan pengadaan barang sedang berlangsung, serta mempunyai
memang benar-benar terjadi pada standar (tolak ukur) dalam
departemen ini. Analisis kuantitatif ini menggunakan kebenaran data pada
diperoleh berdasarkan data Lead Time kondisi ideal atau biasanya. Penelitian
BAPB Triwulan 1 Tahun 2013 bulan ini menemukan kebenaran berupa
Januari – Juli 2012 yang dikeluarkan generalisasi yang dapat di terima
Departemen Pengadaan Barang dan dengan akal sehat manusia, terutama
Bahan Baku PT. Pupuk Kalimantan peneliti sendiri. Sedangkan untuk
Timur, setelah mengetahui penyebab pengolahan dan penyajian data, peneliti
keterlambatan dari hasil analisis menggunakan penelitian kualitatif
kualitatif dan kuantitatif maka (Lexy J. Moleong, 2007 : 4).
diharapkan Departemen Pengadaan Peneliti berusaha untuk
Barang dan Bahan Baku dapat menjelaskan, menggambarkan dan
melakukan suatu perubahan atau menafsirkan tentang bagaimanakah
melakukan tindakan dengan adanya proses pengadaan barang yang
hasil dari penelitian yang peneliti dilakukan oleh PT. Pupuk Kaltim
lakukan tersebut. sehingga dapat diketahui faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi
Gambar 1 proses pengadaan barang tersebut.
Kerangka Pemikiran Penelitian ini secara praktis berusaha
untuk mengkaji peristiwa kehidupan
nyata yang dialami oleh subjek
penelitian (perusahaan). Dalam uraian
yang lebih jelas, penelitian ini berusaha
untuk memberikan deskripsi dan
eksplanasi terhadap proses pengadaan
barang yang diterapkan oleh perusahaan
dalam kegiatan operasional mereka
sehingga peneliti dapat menjelaskan
mengenai apa yang menjadi salah satu
penyebab permasalahan dari prosedur
pengadaan barang yang perusahaan
miliki.
Informan (Subjek Penelitian) atau gabungan dari metode yang ada
Menurut Kriyantono (2006 : tergantung masalah yang dihadapi”.
165), “Disebut subjek riset, bukan Teknik pengumpulan data yang
objek, karena informan dianggap aktif digunakan dalam penelitian ini, antara
mengkonstruksi realitas, bukan sekedar lain :
objek yang hanya mengisi kuesioner”. a. Penelitian Kepustakaan (Library
Jumlah informan dalam riset kualitatif Research)
bersifat bisa mudah berubah (bertambah Yaitu dengan cara
atau berkurang), tergantung mengumpulkan data yang ada
ketersediaan data di lapangan dan jika mengenai permasalahan dalam
tidak ditemukan informasi baru (data penelitian dengan membaca
jemu). literatur yang relevan untuk
Jumlah informan dan individu mendukung, seperti buku-buku,
yang menjadi informan dipilih sesuai jurnal dan internet mengenai hal-
dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. hal apa saja yang dapat
Orang-orang yang dapat dijadikan mempengaruhi dalam proses
informan adalah orang yang memiliki pengadaan barang.
pengalaman sesuai dengan penelitian, b. Penelitian Lapangan (Field
orang-orang dengan peran tertentu Research)
dalam suatu divisi dan tentu saja yang 1. Wawancara Mendalam (Depth
mudah diakses. Maka, subjek dalam Interview)
penelitian ini adalah orang-orang yang Menurut Burhan Bungin
berhubungan langsung dengan proses (2007 : 111) mengenai
pengadaan barang di PT. Pupuk Kaltim wawancara mendalam, yaitu :
yaitu orang-orang atau karyawan di “Wawancara mendalam
bagian Departemen Pengadaan Barang secara umum adalah proses
dan Bahan Baku khususnya dibagian memperoleh keterangan untuk
expediting. Sesuai dengan pembatasan tujuan penelitian dengan cara
masalah dalam penelitian ini bahwa tanya jawab sambil bertatap
yang menjadi subjek penelitian adalah muka antara pewawancara dan
karyawan dibagian expediting pada informan atau orang yang
Departemen Pengadaan Barang dan diwawancarai, dengan atau
Bahan Baku di PT. Pupuk Kaltim yang tanpa menggunakan pedoman
bertujuan untuk mengetahui faktor- (guide) wawancara, di mana
faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pewawancara dan informan
keterlambatan pengadaan barang terlibat dalam kehidupan sosial
dengan di bantu diagram Ishikawa atau yang relatif lama. Dengan
diagram Tulang Ikan. demikian, kekhasan wawancara
mendalam adalah
Metode Pengambilan Data keterlibatannya dalam
Menurut Kriyantono (2006 : 95), kehidupan informan”.
pengertian dari metode pengumpulan Wawancara dalam
data adalah “Teknik atau cara-cara yang penelitian ini dilakukan kepada
dapat digunakan peneliti untuk orang-orang atau karyawan
mengumpulkan data. Ada beberapa yang bekerja pada proses
teknik atau metode pengumpulan data expediting, mulai dari manajer
yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Departemen Pengadaan Barang
Peneliti dapat menggunakan salah satu dan Bahan Baku, kepala bagian
expediting hingga staf-staf laporan on the job training
divisi expediting. Proses karyawan, lembar material
expediting merupakan proses requisition, permintaan
monitoring perjalanan barang pembelian, order pembelian
mulai dari perencanaan dan surat klarifikasi.
pembelian di setujui hingga
barang yang diorderkan sampai Metode Analisis Data
pada tempat dan waktu yang Menurut Lexy J. Moleong dalam
dijanjikan yang kemudian Kriyantono (2006 : 167),
dilanjutkan dengan proses “Mendefinisikan analisis data sebagai
penerimaan barang. proses pengorganisasian dan
2. Observasi mengurutkan data ke dalam pola,
Pada penelitian ini, peneliti kategori dan satuan uraian dasar
terlibat dengan kegiatan sehari- sehingga dapat ditemukan tema dan
hari orang yang sedang diamati dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
atau yang digunakan sebagai yang disarankan oleh data”. Aktivitas
sumber data penelitian atau dalam analisis data, yaitu :
yang biasa disebut dengan a. Data Reduction (Reduksi Data)
observasi partisipatif.Menurut Mereduksi data berarti
Sugiyono dalam Susan merangkum, memilih hal-hal yang
Stainback (1988), observasi pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang dilakukan peneliti pada yang penting, dicari tema dan
Departemen Pengadaan Barang polanya. Dengan demikian data
dan Bahan Baku di PT. Pupuk yang telah direduksi akan
Kaltim ini merupakan obervasi memberikan gambaran yang lebih
partisipasi moderat. Partisipasi jelas dan mempermudah peneliti
moderat (moderate untuk melakukan pengumpulan
participation) : data selanjutnya dan mencarinya
“means that the researcher bila diperlukan.
maintains a balance between Dalam mereduksi data, setiap
being insider and being peneliti akan dipandu oleh tujuan
outsider”. yang akan dicapai. Tujuan utama
Dalam observasi ini terdapat dari penelitian kualitatif adalah
keseimbangan antara peneliti pada temuan. Oleh karena itu,
menjadi orang dalam dengan kalau peneliti dalam melakukan
orang luar. Peneliti dalam penelitian, menemukan segala
mengumpulkan data ini ikut sesuatu yang dipandang asing,
terlibat observasi partisipatif tidak dikenal, belum memiliki
dalam beberapa kegiatan, tetapi pola, justru itulah yang harus
tidak semuanya. dijadikan perhatian peneliti dalam
3. Dokumen melakukan reduksi data.
Dalam penelitian di b. Data Display (Display Data)
Departemen Pengadaan Barang Dalam penelitian kualitatif,
dan Bahan Baku ini peneliti penyajian data bisa dilakukan
lebih banyak menggunakan dalam bentuk uraian singkat,
dokumen yang berbentuk bagan, hubungan antar kategori,
tulisan seperti buku panduan flowchart dan sejenisnya.
prosedur pengadaan barang, Menurut Sugiyono dalam Miles
and Huberman (1984) mungkin juga tidak, karena seperti
menyatakan telah dikemukakan bahwa
“the most frequent form of masalah dan rumusan masalah
display data for qualitative dalam penelitian kualitatif masih
research data in the past has been bersifat sementara dan akan
narative text”. berkembang setelah penelitian
Yang paling sering digunakan berada di lapangan.
untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan HASIL ANALISIS DAN
teks yang bersifat naratif. PEMBAHASAN
“looking at the displays help us Sebelum mengetahui faktor-
to understand what is happening faktor apa saja yang menyebabkan
and to do some thing-further keterlambatan, peneliti ingin
analysis or caution on that mengetahui ada jenis barang-barang apa
understanding”. saja yang dibutuhkan perusahaan ini,
Dengan mendsiplaykan data, berapa banyak barang yang datang tepat
maka akan memudahkan untuk waktu dan berapa banyak yang dipesan
memahami apa yang terjadi, dalam satu periode. Hal ini didasarkan
merencanakan kerja selanjutnya dari data Lead Time BAPB, Departemen
berdasarkan apa yang telah Pengadaan Barang dan Bahan Baku
dipahami tersebut. Selanjutnya pada triwulan I tahun 2013 bulan
disarankan dalam melakukan Januari – Juli 2012.
display data, selain dengan teks
yang naratif juga dapat berupa Tabel 1
grafik, matrik, jejaring kerja Jumlah Pesanan Barang dan Bahan
(network) dan chart. Baku
c. Conclusion Drawing / di Departemen Pengadaan Barang
Verification dan Bahan Baku
Kesimpulan awal yang pada bulan Januari – Juli 2012
dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti valid
dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Dengan demikian kesimpulan
dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang telah Sumber : Data Sekunder (2013)
dirumuskan sejak awal, tetapi
Keterangan kode barang 274 PO yang merupakan setengah dari
beradasar klasifikasi Departemen total jumlah pesanan barang tersebut.
Perencanaan Material Bahan Baku dan Barang kode 0 (barang stock) adalah
Pergudangan : barang atau material yang dikontrol
0xxx = No PP material stock. inventory-nya oleh warehouse dan
memiliki material number. Barang ini
15xx = No PP permintaan merupakan alat utama perusahaan untuk
material baru untuk di melakukan proses produksi, jika barang
stock. ini tidak ada di gudang maka kegiatan
17xx = No PP bahan baku operasional perusahaan dapat terganggu
NPK. dan menimbulkan kerugian bagi
18xx = No PP bahan kimia, perusahaan tersebut.
karung, batu bara dan Data jumlah pesanan barang 0
investasi. yang terjadi setiap bulannya dibedakan
19xx = No PP lube oil atau menjadi dua jenis pesanan yaitu, barang
pelumas. yang datang sebelum batas waktu
2xxx = No PP permintaan penyerahan dan barang yang datang
langsung / non stock. setelah batas waktu penyerahan.
5xxx = No PP permintaan
pabrikasi khusus ke JPP. Tabel 2
7xxx = No PP spare part batu Jumlah Pesanan Barang Stock (0)
bara. Bulan Januari – Juli 2012
Berdasarkan data di atas dapat
dijelaskan bahwa terdapat peningkatan
pesanan barang dan bahan baku pada
bulan Januari – Juli tahun 2012. Data
jumlah pesanan yang terjadi setiap
bulannya terbagi menjadi beberapa
kategori barang berdasar No.
Permintaan Pembelian (PP) yaitu,
barang dengan kode 0, 15, 17, 18, 19, 2,
5 dan 7. Seiring dengan terjadinya
peningkatan jumlah pesanan tersebut,
maka akan meningkatkan resiko bahwa
barang yang telah dipesan tidak sampai
pada batas waktu yang telah ditentukan.
Peneliti tertarik untuk meneliti salah
satu kategori permasalahan yang telah
dikemukakan diawal, yaitu tidak
dikirim tepat waktu. Barang yang
dipilih ialah barang dengan kode 0, Sumber : Data Sekunder (2013)
barang dengan kode 0 dipilih untuk
diteliti karena merupakan jenis barang
yang paling banyak dipesan selama
bulan Januari – Juli 2012 dengan total
jumlah sebanyak 548 PO, untuk
memudahkan dalam penghitungan,
peneliti mengambil sampel sebanyak
Gambar 2 yang dipesan datang terlambat.
Grafik Jumlah Pesanan Barang Stock Meskipun jumlah barang yang datang
(0) Bulan Januari – Juli 2012 setelah batas waktu penyerahan berada
dibawah jumlah barang yang datang
sebelum batas waktu penyerahan,
Departemen Pengadaan Barang dan
Bahan Baku perlu menaruh perhatian
pada hal ini karena selisih dari dua
indikiator tersebut tidak jauh berbeda
dan merupakan jumlah yang cukup
besar.
Pembahasan sebelumnya telah
mendseskripsikan mengenai jenis
barang-barang apa saja yang dipesan
perusahaan, berapa banyak barang yang
Sumber :Data Sekunder (2013) datang tepat waktu dan berapa banyak
yang dipesan dalam satu periode maka
Berdasarkan data di atas dapat penulis selanjutnya ingin mengetahui
dijelaskan bahwa terdapat perbedaan apa saja yang menyebabkan
mengenai jumlah barang yang datang keterlambatan tersebut. Penyebab
sebelum batas waktu penyerahan dan tersebut diketahui dengan cara
barang yang datang setelah batas waktu melakukan wawancara dengan beberapa
penyerahan pada rentang waktu Januari orang yang terkait dengan proses
– Maret dengan April – Juli. Pada bulan pengadaan di PT. Pupuk Kaltim, yaitu
Januari - Maret, barang yang datang mulai dari Manager Departemen
sebelum batas waktu penyerahan Pengadaan Barang dan Bahan Baku,
terdapat 92 pesanan sedangkan barang Kepala Bagian Expediting dan beberapa
yang datang setelah batas waktu staf ahli divisi expediting dalam hal ini.
penyerahan terdapat 46 pesanan. Pada Analisis penyebab keterlambatan
bulan April – Juli, barang yang datang dibantu dengan menggunakan metode
sebelum batas waktu penyerahan diagram Ishikawa, dimana metode ini
terdapat 63 pesanan sedangkan barang akan menunjukkan sebuah dampak atau
yang datang setelah batas waktu akibat dari sebuah permasalahan dengan
penyerahan terdapat 66 pesanan. berbagai penyebabnya. Efek atau akibat
Pembagian rentang waktu antara Januari dituliskan sebagai moncong kepala
- Maret dengan April – Juli bertujuan sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-
untuk mengetahui apakah terdapat sebab sesuai dengan pendekatan
perbedaan mengenai barang yang permasalahannya. Dalam penggolongan
dikirim pada saat bulan tersebut penyebab keterlambatan yang telah
terpengaruh oleh musim liburan atau diketahui, peneliti menggunakan salah
tidak. satu kategori yang ada dalam metode
Terdapat banyak pesanan barang diagram Ishikawa yaitu kategori 6M.
stock yang dikirim pada bulan Januari - Kategori 6M merupkan kategori yang
Juli, namun ada 112 pesanan barang biasa digunakan dalam industri
yang datang setelah batas waktu manufaktur yang terdiri dari machine
penyerahan barang, jika hal ini terus (alat atau mesin), method (metode),
dilakukan maka dapat mempengaruhi material (material), man power
kinerja perusahaan jika banyak barang
(manusia), measurement (pengukuran) supplier, sehingga bisa dikatakan dalam
dan mother nature (lingkungan). kategori method (metode) ini terdiri dari
Diagram Ishikawa mengenai 3 faktor. Kategori material (material),
penyebab keterlambatan pengadaan man power (manusia) dan mother
barang yang terdeteksi dari hasil nature (lingkungan) memiliki jumlah
wawancara ini merupakan diagram faktor yang sama yaitu ada 2 faktor.
Ishikawa yang terdiri dari 4 kategori Kategori material (material) terdiri dari
yaitu method (metode), material faktor bahan baku susah dicari dan
(material), man power (manusia) dan barang kategori berbahaya sehingga
mother nature (lingkungan). Penyebab butuh izin instansi terkait, sedangkan
yang terdapat pada diagram Ishikawa kategori man power (manusia) terdiri
ini merupakan faktor-faktor yang dari faktor proses klarifikasi lama dan
banyak dikatakan atau faktor-faktor supplier membatalkan pesanan secara
yang paling sering menjadi penyebab sepihak dan untuk kategori mother
keterlambatan pengadaan barang di nature (lingkungan) terdiri dari faktor
Departemen Pengadaan Barang dan musim liburan dan terjadi force
Bahan Baku yang data-datanya majeure.
diperoleh dari beberapa informan yang Tiap-tiap faktor penyebab
telah diwawancara. Dalam wawancara keterlambatan pengadaan barang yang
ini penulis menemukan dari masing- ada di empat kategori tersebut memiliki
masing informan bahwa mereka rata- bobot yang hampir sama. Bobot yang
rata menyebutkan lebih dari satu faktor hampir sama ini memiliki arti bahwa
yang menjadi penyebab keterlambatan semua faktor dapat menimbulkan
tersebut. Maka dari itu terlihat dalam dampak yang sama dan tidak menutup
diagram Ishikawa tersebut terdapat 10 kemungkinan terdapat lebih dari satu
faktor yang menjadi penyebab faktor yang menyebabkan
keterlambatan pengadaan barang, tetapi keterlambatan pengadaan barang dalam
tidak menutup kemungkinan terdapat satu kali proses pengiriman dari
beberapa faktor yang tidak tercantum supplier ke Departemen Pengadaan
dalam diagram Ishikawa ini karena Barang dan Bahan Baku, dari hasil
informasi faktor tersebut bukan faktor analisa data sampel barang stock,
keterlambatan yang sering terjadi di menunjukkan bahwa memang banyak
departemen tersebut. terjadi pesanan barang yang datang
Berdasarkan gambar diatas terlambat dari rentang waktu bulan
diketahui bahwa faktor-faktor penyebab Januari – Juli 2012. Meskipun barang
keterlambatan yang paling banyak yang diteliti merupakan satu jenis
berada pada kategori method (metode) barang saja, hal ini dapat mewakili dari
yaitu dengan 4 faktor, antara lain keseluruhan pesanan barang yang ada
mencari pihak jasa pengiriman, jasa karena barang stock merupakan barang
pengiriman menolak mengirim satu yang paling banyak dipesan oleh
jenis barang, sarana pelabuhan belum Departemen Pengadaan Barang dan
siap dan barang dikirim dengan 3 kali Bahan Baku, banyaknya pemesanan
transit dan pergantian kapal. Faktor barang stock dapat terlihat berdasarkan
mencari pihak jasa pengiriman dengan data Lead Time BAPB, Departemen
jasa pengiriman menolak mengirim satu Pengadaan Barang dan Bahan Baku
jenis barang digabung dalam satu panah pada triwulan I tahun 2013 bulan
karena merupakan satu proses rangkaian Januari – Juli 2012 dan informasi dari
pengiriman barang yang dilakukan oleh informan. Banyaknya jumlah barang
yang datang terlambat menunjukkan akan terjadi dengan memperbaiki proses
bahwa keterlambatan dalam pengadaan klarifikasi ke user untuk mendapatkan
barang merupakan salah satu masalah spesifikasi tehnik yang jelas.
serius yang ada di perusahaan tersebut. Informan kedua mengatakan
Keterlambatan dalam pengadaan bahwa faktor penyebab terjadinya
barang dapat disebabkan oleh banyak keterlambatan yaitu barang termasuk
faktor, seperti yang telah dijelaskan oleh dalam kategori barang berbahaya (toxic,
para informan di Departemen dll), sehingga memerlukan perjanjian
Pengadaan Barang dan Bahan Baku dan mengenai surat izin dari instansi terkait
juga dalam wawancara ini, para dimana dalam proses pengeluaran izin
informan juga menjelaskan mengenai tersebut mengalami proses birokrasi
akibat yang ditimbulkan dan cara yang rumit karena membutuhkan
mengatasi masalah tersebut. Menurut persetujuan dari banyak pihak sehingga
hasil wawancara dengan informan surat izin tersebut tidak diketahui kapan
pertama mengatakan bahwa faktor selesai disetujui kemudian informan
penyebab terjadinya keterlambatan mengatakan bahwa penyebab
karena musim lebaran dan tahun baru keterlambatan ini dikarenakan bahan
(liburan), jika pengiriman dilakukan baku yang digunakan susah didapatkan
pada saat musim liburan maka dapat oleh supplier sehingga proses produksi
terhambat oleh arus lalu lintas yang barang yang dipesan jadi terlambat.
padat karena banyaknya kendaraan yang Penyebab berikutnya, membutuhkan
ada dijalan kemudian penyebab waktu untuk mencari pihak jasa
berikutnya yaitu belum siapnya sarana pengiriman yang bersedia mengirim ke
pelabuhan yang dimiliki untuk kota Bontang, jika sudah didapatkan
menerima kiriman dari alat transportasi jasa pengiriman yang bersedia belum
laut dalam jumlah besar, menyebabkan tentu jasa pengiriman tersebut bersedia
barang harus bongkar muat di tempat mengirim satu jenis barang saja
lain kemudian baru dikirim ke Bontang sehingga harus menunggu
melalui jalur darat dan ini merupakan terkumpulnya barang lain baru
kerugian bagi perusahaan besar seperti kemudian dikirim. Faktor penyebab lain
PT. Pupuk Kaltim karena proses yang mungkin terjadi ialah kurangnya
pengiriman harus terganggu karena proses monitoring yang dilakukan oleh
tidak memiliki sarana yang memadai. staf expediting sehingga tidak
Penyebab keterlambatan dapat juga mengetahui jika terjadi suatu kendala
berasal dari departemen sendiri karena dalam prosess pengadaan barang
melihat dari proses pengajuan barang tersebut.
dari user kepada Departemen Menurut informan akibat-akibat
Pengadaan Barang dan Bahan Baku yang dapat ditimbulkan dari
hingga bertemu dengan supplier dapat keterlambatan pengadaan barang yaitu
memakan waktu yang lama. Akibat- merubah perencanaan yang ada
akibat yang ditimbulkan dari adanya digudang karena sebelumnya telah
keterlambatan pengadaan barang dilakukan penghitungan mengenai
menurut informan pertama ialah jumlah barang yang keluar masuk
merubah perencanaan kebutuhan yang gudang dan menunggu lagi untuk
ada digudang dan membutuhkan waktu mencari supplier baru karena supplier
yang lama untuk mencari supplier baru sebelumnya tidak menyanggupi pesanan
sedangkan untuk mengatasi masalah barang yang telah dipesan. Cara untuk
keterlambatan yang sudah atau mungkin mengatasi keterlambatan yang terjadi
ialah melakukan monitoring secara dari satu bulan sebelum tanggal jatuh
periodik dari satu bulan sebelum tempo, cara mengatasi masalah
tanggal jatuh tempo, memberi teguran keterlambatan ini sama seperti yang
kepada supplier jika terjadi diucapkan oleh informan kedua.
keterlambatan sebanyak 3 kali berupa Informan keempat mengatakan
Surat Ketegasan Sanggup Supply dan bahwa faktor penyebab terjadinya
memberikan hukuman berupa keterlambatan yaitu terdapat pengiriman
pembayaran ganti rugi yang dikeluarkan barang yang dilakukan dengan 3 kali
oleh bagian keuangan maksimal 5% transit dan pergantian kapal, dimana 1
dari total nilai PO. kali transit dilakukan bongkar muat
Sedangkan menurut informan kapal yang jangka waktunya tidak bisa
ketiga mengatakan bahwa faktor diprediksi, hal ini berlaku bagi barang
penyebab terjadinya keterlambatan yang dibeli dari luar negeri dan
karena terjadi force majeure atau kahar penerbitan L/C (letter of credit) yang
seperti banjir, gunung meletus, mogok cukup lama karena berurusan dengan
kerja, kecelakaan, dll dimana menurut banyak pihak. Faktor penyebab lain
informan tersebut faktor itu merupakan yang mungkin terjadi ialah karena data-
faktor yang tidak bisa dicegah dari data mengenai barang yang dibutuhkan
departemen atau perusahaan dan di input oleh karyawan dari Departemen
supplier karena hal-hal tersebut bisa Pengadaan Barang dan Bahan Baku dan
terjadi kapan saja kemudian penyebab bisa saja terdapat kesalahan sehingga
berikutnya adanya supplier yang muncullah perbedaan maksud antara
membatalkan pesanan secara sepihak barang yang diinginkan user (pengguna)
dan tidak patuh pada peraturan yang dengan yang ditawarkan supplier karena
telah diberitahukan oleh Departemen jika salah satu kode, huruf atau angka
Pengadaan Barang dan Bahan Baku saja maka sudah memiliki arti yang
mengenai batas tanggal penyerahan berbeda. Menurut informan akibat yang
barang karena biasanya para suplier ini dapat ditimbulkan dari keterlambatan
meminta keringanan dari batas tanggal pengadaan barang yaitu biaya
penyerahan tersebut. Informan ketiga pengiriman yang dikeluarkan akan
ini mengatakan ada satu faktor yang bertambah bila biaya pengiriman
berasal dari departemen atau perusahaan ditanggung oleh PT. Pupuk Kaltim,
itu sendiri yaitu proses klarifikasi sedangkan cara untuk mengatasi
mengenai spesifikasi barang yang keterlambatan yang terjadi ialah
diinginkan memakan waktu lama karena mengajukan proses perjanjian yang
pihak user (pengguna) menolak untuk lebih cepat kepada dinas instansi terkait,
ditawarkan barang pengganti. apabila barang tersebut adalah kategori
Kemudian informan barang berbahaya (toxic, dll).
menjelaskan terdapat akibat yang Sedangkan menurut informan
ditimbulkan dari adanya keterlambatan kelima mengatakan bahwa faktor
pengadaan barang yaitu semangat kerja penyebab terjadinya keterlambatan
dan produktivitas karyawan akan karena kesalahan dalam memilih faktor
berkurang karena barang yang angkutan (alat transportasi) bisa terjadi
dibutuhkan terlambat datang sehingga karena tidak mengetahui medan yang
karyawan tidak dapat bekerja seara akan dilalui atau mementingkan biaya
maksimal, untuk mengatasi masalah murah daripada keselamatan barang
keterlambatan yang terjadi maka tersebut dalam proses pengirimannya,
perlunya memonitor secara periodik terjadinya cuaca buruk yang
mengganggu proses pengiriman baik Berikut merupakan diagram
yang terjadi di darat, laut dan udara Ishikawa atau diagram tulang ikan yang
karena cuaca buruk bisa terjadi kapan telah dibuat dari faktor-faktor penyebab
saja dan dimana saja, Departemen keterlambatan pengadaan barang
Pengadaan Barang dan Bahan Baku tersebut :
membatalkan pesanan namun menurut
informan hal ini jarang sekali dilakukan, Gambar 3
supplier tidak menyanggupi pesanan Diagram Ishikawa Penyebab
yang diberikan kepada perusahaannya, Keterlambatan Pengadaan Barang
standar prosedur pengadaan yang tidak
dilakukan dengan baik oleh para
karyawan karena menurut informan
prosedur pengadaan yang dimiliki PT.
Pupuk Kaltim sudah memiliki standar
yang bagus dan faktor penyebab
keterlambatan yang terakhir adalah
proses klarifikasi yang memakan waktu
lama karena pihak user (pengguna)
menolak ditawari barang pengganti.
Kemudian informan
menjelaskan terdapat akibat yang
ditimbulkan dari adanya keterlambatan
pengadaan barang yaitu pabrik akan
berhenti beroperasi jika terjadi
keterlambatan pengiriman barang
kategori urgent, jika pabrik sampai
berhenti beroperasi maka diperlukan
waktu yang cukup lama untuk Sumber : Data Diolah (2014)
menyalakan kembali alat-alat atau
mesin yang akan digunakan dalam Setelah penyebab tersebut
kegiatan operasionalnya sehingga bisa ditemukan maka selanjutnya peneliti
menimbulkan masalah-masalah lain bertanya kepada seluruh karyawan
yang mungkin muncul. Untuk Departemen Pengadaan Barang dan
mengatasi masalah keterlambatan yang Bahan Baku yang berjumlah 25 orang,
terjadi hal-hal yang bisa dilakukan oleh untuk memilih penyebab mana saja
departemen ini atau perusahaan ialah yang menurut mereka paling dominan
dengan mencari supplier pengganti atau sering terjadi dan berikut ini
yang dapat menyanggupi pesanan user, merupakan pendapat-pendapat mereka
memodifikasi alat-alat yang ada oleh yaitu :
bagian mekanik sehingga pabrik tidak
terlalu bergantung atau menunggu pada
barang yang datang terlambat tersebut
dan memonitor buyer (karyawan yang
berhubungan dengan supplier) agar
tidak terjadi kesalahan yang mungkin
bisa menghambat proses pengadaan
barang.
Tabel 3 sehingga bila terjadi kesalahan dalam
Penyebab Keterlambatan hal memasukkan data pesanan, barang
yang dipesan user tidak ada atau barang
yang dipesan tidak sesuai dengan yang
diinginkan maka user tersebut tidak bisa
langsung memberikan jawaban
mengenai masalah barang yang mereka
pesan tersebut. Pihak Departemen
Pengadaan Barang dan Bahan Baku
harus menunggu user untuk
memberikan konfirmasi mengenai
spesifikasi barang yang dibutuhkan.
Setelah mengetahui penyebab
mana saja yang dominan menurut para
karyawan, maka peneliti dapat membuat
diagram pareto untuk mengetahui
penyebab keterlambatan mana yang
perlu diperbaiki terlebih dahulu. Berikut
adalah diagram pareto tersebut :

Gambar 4
Diagram Pareto Penyebab
Keterlambatan

Sumber : Data Diolah (2014)

Dari 25 karyawan Departemen


Pengadaan Barang dan Bahan Baku
yang dimintai pendapatnya mengenai
faktor-faktor yang paling sering
menyebabkan keterlambatan pengadaan
barang, menyebutkan rata-rata lebih
dari satu faktor. Tabel diatas
menunjukkan bahwa terdapat 3 faktor
yang dominan terjadi menurut para
karyawan yaitu faktor proses klarifikasi
lama dengan jumlah 11 pendapat,
kemudian faktor bahan baku susah
dicari dengan jumlah 8 pendapat dan
faktor yang terkahir faktor mencari Sumber : Data Diolah (2014)
pihak jasa pengiriman dengan jumlah 7
pendapat. Berdasarkan data diatas dapat
Dengan demikian faktor proses dijelaskan bahwa masalah
klarifikasi lama banyak dipilih karena keterlambatan pengadaan barang
proses klarifikasi tersebut memang tertinggi sebesar 20,75% dari seluruh
sering dialami oleh para karyawan dan masalah dikarenakan oleh proses
juga karena proses tersebut klarifikasi lama. Prinsip dari diagram
berhubungan dengan departemen lain
pareto adalah 80% masalah berasal dari stock minimal dan maksimal yang
20% penyebab, sehingga jika dapat aman. Sehingga bila terjadi
menyelesaikan 20% penyebab masalah keterlambatan maka user tidak perlu
maka dapat menyelesaikan 80% khawatir tidak dapat berproduksi karena
masalah. Dalam diagram pareto ini telah memperkirakan waktu dan jumlah
masalah keterlambatan pengadaan yang dapat ditolerir.
barang dapat terlihat secara urut dari
yang paling tinggi disebelah kiri ke KESIMPULAN DAN SARAN
yang paling rendah disebelah kanan
frekuensinya, tujuan dari peletakan Kesimpulan
masalah keterlambatan pengadaan Dari hasil penelitian dan
barang ini untuk memudahkan dalam pembahasan yang telah dilakukan oleh
pengambilan keputusan. peneliti, dapat disimpulkan sebagai
Pada masalah keterlambatan berikut :
pengadaan barang ini penyebab masalah 1. Keterlambatan pengiriman
yang paling banyak frekuensinya adalah barang dari supplier ke
proses klarifikasi lama, untuk itu Departemen Pengadaan
manager atau kepala bagian expediting Barang dan Bahan Baku
perlu mengambil suatu kebijakan atau bukan hanya kesalahan dari
tindakan perbaikan seperti pihak supplier saja, ada hal-
meningkatkan kerjasama dengan user hal lain yang ikut
untuk memperhatikan kejelasan mempengaruhi, seperti
spesifikasi barang yang diminta, cuaca, jasa pengiriman yang
kerjasama dalam hal ini seperti pihak dipilih (forwarder), manusia
user diharapkan untuk dapat merinci (kesalahan dalam input
dengan baik setiap spesifikasi, harga data), bahan baku atau
dan jumlah barang yang dibutuhkan barang yang susah dicari,
agar proses klarifikasi yang biasa terjadi alat angkut yang digunakan,
dapat berkurang. namun yang menjadi
Walaupun menurut asas pareto masalah utama dalam
hanya 20% penyebab masalah yang bisa keterlambatan pengadaan
menyebabkan 80% masalah, namun barang pada Departemen
tidak menutup kemungkinan bagi Pengadaan Barang dan
manager atau kepala bagian expediting Bahan Baku adalah proses
untuk bijaksana melihat faktor klarifikasi yang dilakukan
penyebab lainnya, seperti faktor dengan kepada user dapat memakan
frekuensi terbanyak kedua yaitu bahan waktu yang cukup lama.
baku susah dicari. Mengenai faktor 2. Pengaruh yang ditimbulkan
bahan baku susah dicari seharusnya dengan adanya
manager atau kepala bagian expediting keterlambatan tersebut bagi
diharapkan dapat bekerjasama dengan perusahaan yaitu dapat
pihak user dalam proses pengajuan memakan waktu lama untuk
pengadaan barang yang dibutuhkan, mencari supplier baru
dengan memodifikasi alat yang ada karena supplier sebelumnya
sehingga bisa mencukupi kebutuhan tidak menyanggupi pesanan
produksi yang diperlukan walaupun yang telah dipesan atau
dengan sumber daya yang sedikit terjadi kesalahan dalam
berkurang atau dengan memperhatikan pemesanan dan perusahaan
atau pabrik akan berhenti bagian mekanik sehingga
beroperasi jika terjadi pabrik tidak terlalu
keterlambatan pengiriman bergantung atau menunggu
barang kategori urgent. pada barang yang datang
3. Masalah keterlambatan bisa terlambat.
diatasi dengan 3. Memastikan jasa
meningkatkan kerjasama pengiriman yang baik dan
dengan user untuk capable dalam pengiriman
memperhatikan kejelasan barang, bisa dilakukan
spesifikasi barang yang dengan melihat VPR
diminta dan (vendor performance rating)
mengintensifkan pendataan serta membuat kontrak kerja
ulang kemampuan vendor yang jelas dan meminta
dalam mensuplai. jaminan dari pihak jasa
pengiriman untuk mengirim
Saran barang on schedule.
Adapun beberapa saran yang
dapat disampaikan dalam penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
yaitu, sebagai berikut :
1. Memperhatikan dengan baik Andi Carissa, 2011, Pengendalian
mengenai batas aman Bahan Baku, (online),
persediaan yang (http://andicarissa.wordpress.com/
diperbolehkan yang berada 2011/12/21/pengendalian-bahan-
digudang penyimpanan baku/, diakses 1 Agustus 2013)
sebelum mengajukan
permintaan pengadaan Andy Nur Rohim, 2012, Keunggulan
barang atau bahan baku dan Bersaing dalam Penerapan
pengguna (user) diharapkan Strategi Pemasaran pada UKM
dapat merinci dengan baik Usaha Raja Martabak Lawang,
setiap barang yang Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
diperlukan mulai dari Bisnis, Universitas Brawijaya,
spesifikasi, harga dan Malang.
jumlah barang tersebut
untuk mengurangi Bogdan, Robert C. & Sari Knopp
terjadinya proses klarifikasi. Biklen, 1982, Qualitative
2. Menjelaskan kepada Research for Education : An
supplier mengenai hukuman Introduction to Theory and
jika mereka melakukan Methods, Penerbit Allyn and
pembatalan secara sepihak Bacon, Inc., Boston.
serta memonitor buyer pada
saat input data pesanan Creswell, John W., 1994, Research
user, agar tidak terjadi Design : Qualitative and
kesalahan yang mungkin Quantitative Approach, Penerbit
bisa menghambat proses Sage Publication, California.
pengadaan barang dan hal
lain yang dapat dilakukan
yaitu dengan memodifikasi
alat-alat yang ada oleh
Fathurrahman, 2011, Evaluasi Vendor Kaoru Ishikawa, 1992, Pengendalian
Berdasarkan Kelas Material, Mutu Terpadu, Terjemahan oleh
Laporan OJT PT. Pupuk H. W. Budi Santoso, 1992,
Kalimantan Timur, Bontang. Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Fernandez, Ricardo R., 1995, Total
Quality In Purchasing & Supplier Lexy J. Moleong, 2007, Metode
Management, Terjemahan oleh Penelitian Kualitatif, Penerbit
Edi Nugroho, 1996, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta. M. Burhan Bungin, 2007, Penelitian
Kualitatif Edisi Kedua, Penerbit
Hardjowiyono, Budihardjo dan Kencana Prenada Media Group,
Muhammad, Hayie, 2008, Jakarta.
Prinsip-Prinsip Dasar
Pengadaan Barang dan Jasa M. Nazir, 2003, Metode Penelitian,
Pemerintah, Kementerian Negara Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Pendayagunaan Aparatur Negara,
Jakarta. Mochamad Mizanul Achlaq, 2011,
Manajemen Pengadaan, (online),
Heizer, Jay and Render Barry, 2006, (http://zakki.dosen.narotama.ac.id
Operations Management, /files/2011/12/7-Manajemen
Terjemahan oleh Pengadaan.pdf, diakses 9 April
Dwianoegrahwati Setyoningsih 2014).
dan Indra Almahdy, 2006,
Penerbit PT. Salemba Empat, Moch. Susuyanto, 2007, Antisipasi PT.
Jakarta. Pupuk Kaltim Menghadapi
Bahaya Kebocoran System Tangki
Hiralalitya, 2010, Faktor-Faktor Penyimpan Amoniak, Tesis,
Dominan Penghambat Program Studi Ilmu Lingkungan,
Pelaksanaan Sistem E- Pascasarjana Universitas
Procurement dalam Pengadaan Diponegoro, Semarang.
Barang dan Jasa Keputusan
Presiden No. 80 Tahun 2003 Naga.net, 2011, Manajemen Pembelian
(Studi di PT. Waskita Karya - / Purchasing Management,
Jakarta), Skripsi, Fakultas (online), (http://database-
Hukum, Universitas Brawijaya, artikel.blogspot.com/2011/05/man
Malang. agemen.html, diakses 27 Juli
2013).
Jaka Satria Apriansyah, 2012, Analisa
Lead Time Po Pada Proses PT. Pupuk Kalimantan Timur, 2013,
Pengadaan Barang Di Profil Perusahaan, Proses
Departemen Pengadaan Barang Produksi, dan Area Distribusi,
Dan Bahan Baku, Laporan OJT (online),
PT. Pupuk Kalimantan Timur, (http://www.pupukkaltim.com/,
Bontang. diakses 6 Agustus 2013).
PT. Pupuk Kalimantan Timur, 2011, Taufik Afandi, 2013, Diagram
Prosedur Pengadaan Barang Fishbone (Tulang Ikan) / Cause
SMT-DAN-01, Departemen and Effect (Sebab dan Akibat) /
Pengadaan Barang dan Bahan Ishikawa, (online),
Baku, Bontang. (taufikafandii.blogspot.com/2013
_09_01_archive.html, diakses 9
Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik April 2014).
Praktis Riset Komunikasi,
Penerbit Kencana Prenada Media Tjokroamidjojo, Bintoro, 1990,
Group, Jakarta. Pengantar Administrasi
Pembangunan, Penerbit LP3ES,
Ria, 2010, Purchasing Management, Jakarta.
(online),
(http://myorisakura.blogspot.com Uma Sekaran, 2009, Research Methods
/2010/03/management- for Business, Penerbit Salemba
pembelian.html, diakses 27 Juli Empat, Jakarta.
2013).
Vincent Gaspersz, 2004, Production
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Planning and Inventory Control,
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Gramedia Pustaka
Penerbit Alfabeta, Bandung. Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai