Fortifikasi Red Palm Oil Pada Selai
Fortifikasi Red Palm Oil Pada Selai
SKRIPSI
Oleh:
DEWAN SAPUTRA
15 22 060 460
Nim : 1522060460
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis dengan judul
Karakterisasi Antioksidan Selai Cokelat dengan Fortifikasi Red Palm Olein
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
dituliskan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Penulis
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara produsen kakao di dunia yang berada
di urutan ketiga terbesar setelah Pantai Gading dan Ghana dengan produksi sebesar
13% dari produksi kakao dunia. Sehingga kakao merupakan salah satu hasil pertanian
yang sangat penting dalam ekonomi suatu wilayah khususnya di Sulawesi yang
dimana merupakan produksi terbesar kakao di Indonesia. Salah satu hasil olahan
biji kakao yang memiliki prospek untuk dikembangkan adalah selai cokelat.
Pencampuran biji kakao fermentasi dan tanpa fermentasi dapat memberikan cita rasa
yang baik dengan kandungan kaya nutrisi. Selain itu, fortifikasi lemak kakao dan
red palm olein kaya karoten dapat menambah kandungan selai cokelat. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan formulasi selai cokelat pasta kakao (cocoa liquor)
terbaik dan menentukan kandungan sifat kimia dan uji hedonik selai cokelat. Manfaat
penelitian adalah mendapatkan formulasi terbaik pasta kakao dan sebagai sumber
informasi ilmiah bagi masyarakat luas terutama bagi pengusaha di bidang industri
pengolahan kakao. Hasil penelitian menunjukkan formulasi terbaik yaitu Pasta kakao
sebanyak 22% dengan penambahan gula merah 45%. Formulasi Cokelat oles yang
paling baik berdasarkan sifat kimia adalah sampel A3B3 dengan kadar total polifenol
2.58%, kadar total karotenoid 122.07 mg/kg, aktifitas antioksidan dengan nilai
52.58%, untuk kadar asam lemak bebas terbaik adalah sampel A1B1 0.88%. serta uji
hedonic diperoleh formulasi selai cokelat terbaik yang terpilih adalah cokelat oles
dengan perbandingan komposisi pasta coklat 22% dan gula merah 35% yaitu sampel
AIB3. Sedangkan pada analisa kelayakan usaha diperoleh nilai Benefit Cost Ratio
1.28, sehingga dapat dinyatakan bahwa usaha ini layak untuk dikembangkan.
Indonesia is one of the world's third largest cocoa producing countries after
Ivory Coast and Ghana with production of 13% of world cocoa production. So that
cocoa is one of the most important agricultural products in the economy of a region,
especially in Sulawesi which is the largest cocoa production in Indonesia. One of the
processed cocoa beans that has the prospect to be developed is chocolate jam. Mixing
fermented and unfermented cocoa beans can provide a good taste with a rich nutrient
content. In addition, fortification of cocoa butter and red palm olein rich in carotene
can increase the content of chocolate jam. This study aims to obtain the best cocoa
butter cocoa butter formulation and determine the chemical properties and hedonic
test of chocolate jam. The benefits of the research are getting the best formulation of
cocoa paste and as a source of scientific information for the wider community,
especially for entrepreneurs in the cocoa processing industry. The results showed the
best formulation of 22% cocoa paste with the addition of 45% brown sugar. The best
topical chocolate formulation based on chemical properties is A3B3 sample with total
polyphenol content of 2.58%, total carotenoid level of 122.07 mg / kg, antioxidant
activity with a value of 52.58%, for the best free fatty acid level is 0.88% A1B1
sample. and the hedonic test obtained the best selected chocolate jam formulation is a
topical chocolate with a ratio of 22% chocolate paste composition and 35% brown
sugar, AIB3 sample. Whereas in the business feasibility analysis, the value of Benefit
Cost Ratio is 1.28, so that it can be stated that the business is feasible to be
developed.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan nikmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul
“ Karakterisasi Antioksidan Selai Cokelat dengan Fortifikasi Red Palm Olein”
Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak hambatan yang penulis hadapi, penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini tidak lain berkat bantuan,
kerjasama dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Darmawan, MP. selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
2. Bapak Dr. Andi Ridwan Makkulawu, ST. M.Si. selaku ketua jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan.
3. Ibu Zulfitriany D.M., SP. MP. selaku ketua program studi Agroindustri.
4. Ibu Nur Fitriani Usdyana Attahmid, S.Pt., M.Si. selaku dosen pembimbing I
dan Bapak Ir. Imran Muhtar, M.Si. Pembimbing II yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang
telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman berharga selama mengikuti
pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep .
6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa restu,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Teman – teman angkatan 2015 Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan,
program studi Agroindustri -D4 yang senantiasa memberikan semangat dan
bantuan yang sangat berarti bagi penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala
kekurangan dari skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kakao ( Theobroma Cacao ) .................................................... 3
2.2 Kakao Fermentasi dan non Fermentasi ..................................... 6
2.3 Polifenol Kakao ......................................................................... 7
2.4 Pasta Cokelat (Cocoa Liqour) .……….………………………. 8
2.5 Red Palm Olein ......................................................................... 9
2.5 Karotenoid ................................................................................ 10
2.6 Gula Aren .................................................................................. 10
2.7 Susu Skim ................................................................................. 11
2.8 Vanili ......................................................................................... 12
2.9 Garam ........................................................................................ 12
2.10 Lesitin ...................................................................................... 13
2.12 Selai ......................................................................................... 13
2.13 Aspek Finansial ....................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................... 17
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ 17
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................... 17
3.4 Pengelolaan Data ...................................................................... 18
3.5 Persiapan Sampel ...................................................................... 18
3.6 Pengujian Sifat Kimia Cokelat Oles ......................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Asam Lemak Bebas dalam Cokelat Oles....................... 22
4.2 Penentuan Kadar Total Polifenol ............................................... 23
4.3 Penentuan Total Karotenoid........................................................ 24
4.4 Penentuan Aktifitas Antioksidan ................................................ 25
4.5 Uji Hedonik .............................................................................. 26
4.6 Aspek Finansial ........................................................................... 28
I. PENDAHULUAN
Salah satu hasil olahan biji kakao yang memiliki prospek untuk
dikembangkan adalah selai cokelat. Upaya pengembangan hasil olahan kakao
menjadi penting untuk peningkatan nilai tambah dan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen baik aspek fungsional maupun aspek nutrisinya. Dengan demikian,
pencampuran biji kakao fermentasi dan tanpa fermentasi diperkirakan dapat
memenuhi kedua aspek tersebut.
Buah kakao yang masak berisi sekitar 30-40 biji yang terbungkus oleh
lapisan lendir (pulp). Berat biji kakao yang diperoleh dipengaruhi oleh curah
hujan selama periode pemasakan buah. Biji kakao sangat diperlukan dalam
berbagai macam industri karena sifatnya yang khas yaitu biji kakao mengandung
lemak yang cukup tinggi (55 %), dimana lemaknya mempunyai sifat yang unik
yaitu membeku pada suhu kamar, akan tetapi mencair pada suhu tubuh, bagian
padatan biji kakao mengandung komponen flavour dan pewarna yang sangat
dibutuhkan dalam industri makanan (Paembongan , 2012).
Varietas jenis kakao secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu :
a. Criollo
Criollo termasuk kakao yang bermutu tinggi atau kakao mulia atau odel
cacao atau fine flavour cacao (Susanto, 1994). Negara-negara penghasil kakao ini
adalah Venezuela, Ekuador, Trinidad, Grenada, Srilangka, Indonesia, Samoa,
Jamaica, Suriname, dan sebagian kecil India Barat (Sunanto, 1992).
b. Forastero
pada produksi biji kakaonya. Cita rasa biji kakao dan produk olahannya
ditentukan oleh fermentasi yang sempurna, buah yang masak dan sehat serta
pengeringan yang baik. Penyangraian menyebabkan pengembangan aroma
spesifik cokelat dengan adanya reaksi maillard, karamelisasi gula, degradasi
protein dan pembentukan komponen volatil seperti pyrazin yang merupakan salah
satu komponen flavor yang diinginkan. Proses roasting dilakukan 40 menit
dengan suhu 100-105oC.
Tabel 2.6 Karakteristik Citarasa dan Konsentrasi Pirazin dalam Hasil Sangrai Biji
Kakao Terfermentasi
Senyawa Karakter Citarasa Konsentrasi (µg kg-1)
Pirazin Tajam (punget), manis -
2-Metiipirazin Seperti kacang, khas kakao, 4
khas cokelat
2,5-Dimetilpirazin Khas kakao, seperti kacang 60
sangria
2,6-Dimetilpirazin Seperti kacang, khas kopi, bau 88
rumput (green)
2-Etilpirazin Bau lemak kacang, aspek, -
seperti kacang
2,3-Dimetilpirazin Khas caramel, khas kakao 19
2,3,5-Trimetilpirazin Khas kakao, seperti kacang 1,200
sangria
2,3,5,6-tetrametil-pirazin Khas cokelat, khas kakao, khas 2,900
kopi
Sumber : Nurhafsah, 2016.
Red palm olein (RPO) atau minyak sawit merah merupakan salah satu
jenis minyak goreng sawit yang mengandung zat warna karotenoid dan
β- karotene alami yang cukup tinggi. Kandungan senyawa β- karoten merupakan
antioksidan alami yang berperan penting dalam mempertahankan mutu produk
pangan. (Syafnil,2006).
2.6 Karotenoid
Menurut wina (2008) Karotenoid adalah sebuah golongan senyawa dengan
rantai karbon panjang (C40) dan terdiri dari bermacam-macam jenis (> 600
molekul) yang disintesis oleh tanaman. Senyawa karotenoid biasanya memberikan
warna kuning, jingga dan merah tetapi banyak juga tanaman yang mengandung
senyawa karotenoid tetapi tidak terlihat warna kuning/ jingganya karena tertutup
oleh klorofil yang berwarna hijau. Karotenoid alami (juga dikenal sebagai ekstrak
karoten) secara alami memberikan pigmen warna pada berbagai tumbuhan
termasuk buah-buahan dan sayuran. Karotenoid berperan penting bagi kesehatan
dan kelangsungan hidup manusia. Karotenoid dapat meningkatkan sistem imun,
perlindungan terhadap kanker dan juga berfungsi sebagai antioksidan.
Syhaputra et al (2008) Menyatakan Karotenoid mempunyai sifat-sifat
tertentu, diantaranya tidak larut dalam air, larut sedikit dalam minyak, larut
dalam hidrokarbon alifatik dan aromatik seperti heksana dan benzene serta larut
dalam kloroform dan metilen klorida. Salah satu fungsi penting karotenoid
adalah sebagai prekursor vitamin A yang akan diubah oleh tubuh menjadi
vitamin A, Karotenoid provitamin A yang potensial dan banyak terdapat di alam
adalah β-karoten. vitamin A sangat berguna dalam membantu proses penglihatan,
pertumbuhan tulang dan gigi, reproduksi, pertahanan keutuhan jaringan epitel,
kekebalan tubuh, pembentukan dan pemeliharaan sel-sel kulit, saluran
pencernaan dan selaput kulit, serta dapat mencegah timbulnya penyakit kanker.
substitusi gula pasir (gula tebu). Gula aren diperoleh dari proses penyadapan nira
aren yang kemudian dikurangi kadar airnya hingga menjadi padat.
mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak, dan vitamin yang larut
dalam lemak. Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai
kalori rendah didalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55%
dari seluruh energi susu yang terdiri kurang dari 1% lemak dan kadar air tidak
lebih dari 5%. Susu bubuk skim mengandung energi lebih rendah, karena
pengurangan kadar lemak. Jenis susu ini masih baik dikonsumsi sebagai suplemen
protein, yang masih tetap berkualitas baik dan bahkan konsentrasinya meningkat
dengan pengurangan lemak tersebut.
2.9 Vanili
Vanili merupakan tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan
pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong.
Flavor dan aroma unik vanili berasal dari senyawa fenolik vanilin serta dari
senyawa lainnya. Vanili merupakan komponen utama senyawa aromatik volatil
dari buah vanili mempunyai rumus molekul C8H8O3. Vanili merupakan salah satu
flavoring agent yang penggunaannya cukup luas. Penggunaan vanili saat ini
sebesar 60% sebagai bahan aditif industri makanan dan minuman, sebesar 20-25%
dalam industri parfum dan kosmetik, serta sebesar 5-10% dalam industri
obat-obatan dan farmasi (Towaha, 2012).
2.10 Garam
Hasan (2011) Menyatakan Garam merupakan salah satu dari sembilan
kebutuhan pokok sehari-hari dan tidak dapat disubstitusikan, karena garam
memiliki cita rasa yang berbeda dan mempunyai fungsi yang penting
dibandingkan dengan penyedap rasa yang lainnya. Garam juga menduduki fungsi
penting sebagai bahan baku dan bahan penolong bagi sektor industri seperti
industri kertas, industri kecap dan sebagainya. Dengan demikian garam
merupakan salah satu komoditi yang tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Garam dapur merupakan salah satu bahan makanan yang sudah memasyarakat.
Selama ini pemanfaatan garam dapur di masyarakat sebagai bahan penyedap dan
pengawet makanan. Fungsi garam dalam pengolahan produk pangan adalah untuk
memberikan cita rasa dapat digunakan sebagai bahan pengawet menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, mempertahankan warna, meningkatkan tekstur,
dan stabilitas bahan pangan.
13
2.11 Lesitin
Menurut Smetalova (2009) Lesitin memiliki peranan yang cukup
signifikan sebagai agen aktif permukaan dalam proses emulsi. Dalam kacang
kedelai, kacang tanah, jagung dan bunga matahari terdapat senyawa kimia yang
dinamakan lesitin. Lesitin adalah campuran fosfatida dan senyawa-senyawa
lemak yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fofatidil inositol
(penentu mutu dan khasiatnya) dan lain sebagainya. Lesitin adalah istilah yang
biasanya digunakan untuk fosfatidil kolina, suatu fosfolipid yang menjadi
komponen utama fraksi fosfatida pada ekstrak kuning telur atau kacang kedelai
yang diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi dengan menggunakan heksana.
Aplikasinya lesitin berada dalam kuning telur dan paling sering digunakan sebagai
agen emulsifier yang dapat mencampur minyak dan air, seperti pada mayonnaise.
Hal tersebut terjadi karena pada lesitin mempunyai kepala yang bersifat hidrofilik
dan ekor yang bersifat hidrofobik. Lesitin pada telur didominasi oleh kandungan
fosfatidil kolina yang tinggi, gliserolfosfolopid, rantai panjang asam lemak tak
jenuh, asam arakidonat, dan kandungan DHA yang tidak terdapat pada sumber
lesitin lainnya (seperti kacang-kacangan). Lesitin dianggap sebagai surfaktan yang
sangat mudah ditolelir dan non toksik.
Badan Pengawasan Pangan dan Obat AS (FDA), lesitin diberi status aman.
Lesitin merupakan bagian integral membran sel, dan bisa sepenuhnya dicerna,
sehingga dapat dipastikan aman bagi manusia. Lesitin digunakan secara komersil
untuk keperluan pengemulsi atau pelumas, dari farmasi hingga bahan pengemas.
Sebagai contoh, lesitin merupakan pengemulsi yang menjaga cokelat dan
margarin pada permen tetap menyatu.
2.12 Selai
Dian Sumari dan Komari (2010) Menyatakan Pada dasarnya semua jenis
buah-buahan yang matang dapat diolah menjadi selai. Namun secara komersial
perlu diperhatikan selera konsumen sebelum mengolah buah menjadi selai untuk
tujuan komersial, karena tidak semua buah, setelah diolah, mempunyai rasa yang
disukai. Selai atau jam adalah makanan dibuat dari buah-buahan dengan
penambahan gula atau dektrosa sehingga menghasilkan makanan awet dengan
kandungan total padatan terlarut minimal 65%. Beberapa faktor yang perlu
14
diperhatikan dalam pembuatan selai antara lain pengaruh panas dan konsentrasi
gula pada prosespemasakan serta keseimbangan proporsi gula, pektin dan asam.
Selai adalah makanan semi basah yang dapat dioleskan yang dibuat dari
pengolahan buah-buahan, gula atau penambahan bahan tambahan pangan lain dan
bahan tambahan pangan yang diijinkan. Selai biasanya digunakan sebagai bahan
olesan roti dan juga sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kue maupun
makanan lainnya. Berikut syarat mutu selai buah sesuai standar nasional
Indonesia (SNI) 2008.
(roasting) pada suhu 100-105oC selama 40 menit setelah itu, biji kakao
dikeluarkan dari alat roasting. Pada biji kakao tanpa fermentasi tidak dilakukan
penyangraiaan. Biji kakao didinginkan kemudian dilepaskan kulit bijinya (shell).
19
Penghalusan/Ball mill
12 jam, 500C, 50 rpm
Analisa :
1. Uji asam lemak bebas
2. Polifenol
Produk Selai 3. Aktivitas antioksidan
Cokelat 4. Karotenoid
5. Uji Hedonik
5) Uji Hedonik
Uji kesukaan atau hedonik dilakukan pada produk selai cokelat variasi
pasta kakao (cocoa liquor) dengan 3 formulasi berbeda. Uji kesukaan yang
dilakukan menggunkan skala penilaian 1-5, yaitu 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak
suka), 3 (agak suka), 4 (suka), dan 5 (sangat suka), metode ini membutuhkan
panelis sebanyak 15 orang. Adapun atribut yang di ujikan yaitu rasa, aroma,
tekstur dan warna.