Anda di halaman 1dari 4

a.

Definisi kesehatan kerja


1. Menurut National safety Council-USA (1982) dalam Rachman,dkk (1990)(1),
kesehatan kerja sangat berkaitan dengan satu atau lebih kondisi kerja yang dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja dan dapat menurunakan produktivitas kerja yang
pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan.
2. Suma’mur (1984) dalam bukunya “Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja”
mengemukakan bahwa Kesehatan kerja adalah (3):
‘Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta
perakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun social, dengan usaha-
usaha prepentif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan
factor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum
lainnya. Sasaranya adalah manusia dan bersifat medis’.
b. Ruang Lingkup
Adapun Ruang Lingkup Kesehatan kerja mencakup kegiatan yang bersifat komprehensif
berupa upaya promotif yang berupa penyuluahan , preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Upaya promotif berupa penyuluahan, pelatihan dan peningkatan pengetahuan tentang
upaya hidup sehat dalam bekerja. Upaya prepentif yakni kegiatan pencagahan terhadap
resiko kesehatan. Upaya kuratif lebih menekankan pada angka absensi karena sakit dan
angka kesakitan. Upaya rehabilitatif lebih menekankan upaya penyembihan dan
pemeliharaan kesehatan setelah sakit. Dalam disiplin kesehatan kerja upaya promotif dan
prepentif lebih mengemuka dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
c. Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seorang pekerja sangat di pengaruhi oleh :
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan social, sehingga upaya penempatan kerja
yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. Derajat tepat suatu penempatan
meliputi kecocokan pengalaman, ketermapilan, motivasi dan lainnya.
2. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keteramapilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagianya.
3. Lingkungan kerja sebagai bebna tambahan, baik berupa factor fisik, kimia, biologic,
ergonomic, maupun aspek psikososial.
Berbagai potensial bahaya kesehatan dan kemungkinan dampaknya antara lain ;
- Faktor mesin / perlatan: Cidera, kecelakaan kerja
- Faktor Psikologik dan beban kerja: gangguan musculo skeletal, low back pain,
kelelahan.
- Faktor fisik : nois induced hearing loss, gangguan neuro vascular, efek radiasi
- Faktor kimia : intoksikasi, alergi, kangker.
- Faktor biologic: infeksi, alergi.
- Faktor psikologik : strees psikis, depresi, ketidakpuasan.
- Faktor psikososial: konflik, monotoni, kualitas kerja.
d. Fungsi dan peran perawat dalam kesehatan kerja (K3) di industri adalah sebagai berikut
(Nasrul Effendy,1998).
1.      Mengkaji masalah kesehatan
2.      Menyusun rencana asuhan keperawatan kerja
3.      Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja.
4.      Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
e. Definisi potensial HAZARD
Hazard adalah sesuatu yang mempunyai potensi membahayakan keselamatan,
keamanan, kesehatan, dan kenyamanan orang di tempat kerja. Hazard (bahaya) adalah
sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau kerusakan pada alat
atau lingkungan.

Contoh hazard:
1)      Batuan rapuh di tambang bawah tanah
Batuan rapuh di bawah tanah mempunyai potensi bahaya yang besar bagi keselamatan
para pekerja karena banyak kemungkinan yang dapat terjadi dari batuan rapuh tersebut
2)      Bahan kimia
Bahan kimia termasuk hazard karena potensi untuk menyebabkan gangguan kesehatan
dan keselamatan bagi para pekerja dan orang yang ada di sekitar bahan kimia tersebut’
kebanyakan bahan kima bersifat toxic
3)      Listrik
Listrik termasuk hazard krena potensi bahayanya yang bisa kapanpun mengancam
keselamatan orang yang ada di sekitarnya.
4)      Beban berat
Beban berat termasuk hazard karena banyak potensi bahaya dari beban tersebut bagi
keselamatan manusia
5)      Api
Api mempunyai potensi bahaya yg cukup tinggi bagi keselamatan dan kesehatan
manusia.
f. Teori kesehatan kerja
1. SEBELUM ADANYA TEORI HEINRICH
Menurut Dan Petersen (1971) bahwa sebelum tahun 1991 tentang keselamatan kerja dalam
industri hamper tidak diperhatikan.
Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan kecelakaan bagi pekerja. Bila
terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa kecelakaan itu:

disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja itu sendiri.


Baru pada tahun 1908 di New York, merupakan konpensasi pertama bagi pekerja yang
mengalami kecelakaan. Kemudian setelah tahun 1911, menurut Dan Petersen (1971) bahwa
pekerja mendapat konpensasi Penyakit Akibat Kerja (PAK) bila disebabkan tekanan panas
(atmosfer) dan harusnya panas dalam industri diberi pelindung (safety). Dengan demikian
tenaga kerja mulai mendapatkan perlindungan secara hokum.

2. TEORI HEINRICH
Pada tahun 1931, edisi pertama dalam buku industrial Accident Prevention, oleh H.W
Henrich (dan Peterson, 1971) ia menulis bahwa metode yang paling bernilai dalam
pencegahan kecelakaan adalah analog dengan metode yang dibutuhkan untuk pengendalian
mutu, biaya dan kualitas produksi. Pemikirannya pada saat itu tidak menitik beratkan berapa
santunan yang layak diberikan kepada pekerja agar kecelakaan dapat dikurangi.
3. TEORI FRANK E. BIRD PETERSEN
Beliau merupakan salah seorang Amerika yang mengatakan bahwa dalam penerapan teori
Henrich terdapat kesalahan prinsipil. Orang terpaku padapengambilan salah satu domino
yang seolah-olah menanggulangi penyebab utama kecelakaan, yakni kondisi atas perbuatan
tak aman. Tetapi mereka lupa untuk menelusuri sumber yang mengakibatkan kecelakaan.
Frank E. Bird Peterson mengadakan modifikasi dari teori Domino Heinrich
denganmenggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut ( M. Sulaksmono, 1997):

Heinrich ( 1931 )
Pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera, terdapat lima faktor
secara berurutan yang digambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar :
kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan konisi taka aman ( hazart ),
kecelakaan, cedera.
Birds ( 1967 )
Memodifikasikan teori Domono Heinrich dengan mengemukakan teori
manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan sutau kecelakaan, antara
lain : Manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak dan kerugian.

Anda mungkin juga menyukai