(29!10!2020) Bab 1 - Reza Aji Prasetia - 1440448047 - Askep Komunitas
(29!10!2020) Bab 1 - Reza Aji Prasetia - 1440448047 - Askep Komunitas
OLEH :
Reza aji prasetia
1440118047
Dengan mempelajari materi mata kuliah ini secara seksama, maka diakhir proses
pembelajaran mandiri, Mahasiswa diharapkan mampu mempraktikan dan melaksanakan Asuhan
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus sesuai kelompok masing-masing.
Untuk mencapai kompetensi di atas, materi dikemas dalam 10 (Sepuluh) Topik dengan
susunan sebagai berikut.
2
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1. Visi :
Menjadi program study keperawatan yang menghasilkan perawat muslim propesional
yang unggul di bidang keperawatan medikal bedah pada tahun 2024.
2. Misi :
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan agama islam secara berkeseimbangan.
2. Memberikan sistem pendidikan dan pengajaran yang unggul di bidang keperawatan
medical bedah terutama perawtan luka modern.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyrakat untuk meningkatkan status
kesehatan masyrakat.
4. Melaksanakan penelitian di bidang ilmu keperawatan untuk meningkatakan
pengetahuan dan pengembangan ilmu keperawatan.
5. Menjalin kerja sama dengan instansi yang terkait baik di tingkat lokal,regional dan
nasional.
6. Meningkatkan mutu sumber daya manusia secara bertahap dan berkeseimbangan.
7. Menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan yang menunjung kopetensi perawat muslim.
3. Tujuan :
a. Menghasilkan perawat yang beriman,bertaqwa kepada Allah SWT, berkesetaraan
sesama manusia.
b. Menghasilkan perawat muslim yang unggul di bidang Keperawatan Medikal
bedah.
c. Menghasilkan kegiatan pengabdian masyarakat.
3
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
4
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
TOPIK I
A. DASAR SURAT
Islam merupakan ajaran yang paling komprohensif, Islam sangat rinci mengatur kehidupan
umatnya, melalui kitab suci Al-Qur’an. Allah SWT memberikan petunjuk kepada umat
manusia bagaimana menjadi insan kamil atau pemeluk agama Islam yang kafah atau
sempurna.
Artinya :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. ( Qs. Ali-Imran :110 )
Qs. Arrodu : 11
5
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan
dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah, sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Allah.
Ayat ini menerangkan tentang kedhaliman manusia. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa
kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tingkah laku mereka
sendiri. Kedzaliman dalam ayat ini sebagai tanda rusaknya kemakmuran suatu bangsa.
6
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
7
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
a) Penghuni panti
b) Petugas panti
c) Lingkungan panti
8
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
9
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
10
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, perawat menggenggam penuh prinsip kejujuran, dan
keadilan dalam memberikan sebuah tindakan keperawatan kepada kelompok
khusus. Perawat berkomitmen bahwa tindakannya adalah penuh demi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tapi terkadang, beberapa produk
kesehatan yang dipromosikan perawat atau petugas kesehatan ada yang
bertentangan dengan norma dan budaya masyarakat tertentu. Seperti
permasalahan KB.
Tahap pelaksanaan itu diantaranya:
a) Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
b) Pelayanan kesehatan dan keperawatan
c) Penyuluhan kesehatan
d) Imunisasi
11
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
4. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini perawat melakukan evaluasi sebagai prinsip akuntabilitas yang
dimilikinya. Perawat bertanggung jawab atas setiap yang dilakukannya, agar tidak
terjadinya kesalahan atau malefisiensi terhadap kelompok tertentu. Penilaian
terhadap hasil asuhan keperawatan dan kesehatan dilakukan berdasarkan criteria
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan melalui:
a) Membandingkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
b) Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan
Referensi
12
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
A. Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah : dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai
pihak, baik secara individual maupun kelompok.
13
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemitraan adalah perihal hubungan
(jalinan kerja sama dan sebagainya) sebagai mitra. Kemitraan berasal dari kata dasar
mitra.
B. Unsur-unsur Kemitraan
Adapun unsur-unsur kemitraan adalah :
A. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih
B. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
C. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara
pihak-pihak tersebut
D. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau
memberi manfaat
Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan, harus
didasar kan pada hal-hal berikut :
a. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan
b. Saling mempercayai dan saling menghormati
c. Tujuan yang jelas dan terukur
d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yanng lain.
14
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
C. Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh
masing-masing anggota kemitraan yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan (Equity) Jelaskan :
Suatu individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan
harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai
tujuan yang disepakati, sehingga adanya kesetaraan “duduk sama rendah dan
berdiri sama tinggi”. Oleh sebab itu dalam menjalin kemitraan asas demokrasi
harus di junjung tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendaknya
kepada anggota yang lainnya.
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan dimaksudkan adanya saling mengetahui terhadap kekurangan atau
kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki.
Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan
Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling
membantu diantara golongan (mitra).
15
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi
pada tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan
berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit.
3. Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiapanggota mitra harus diketahhui
oleh anggota yang lain Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang
4. Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain.
dan komitmen yang dimiliki satu sama lain. Sikap saling menghormati tidak
menghalangi masing-masing organisasi untuk terlibat dalam pertukaran pendapat
yang konstruktif.
5. Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain
16
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
6. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas
Kelebihan apasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan
menjadi dasar pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi
kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral
dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus diatasi.
17
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
b. Model II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena
setiap mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program
bersama. Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe kemitraan
yaitu:
a. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi
belum bekerja bersama secara lebih dekat.
b. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak
maksimal
18
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
c. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan
pengaruh melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan
relative
terbatas seperti program delivery dan resource mobilization.
d. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti
advokasi dan penelitian.
E. Dasar Kemitraan
1. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harusmerasa mempunyai
perhatian dan kepentingan bersama. Tanpaadanya perhatian dan kepentingan
yang sama terhadap suatumasalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor
kesehatan harus mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi
sektor-sektor lain non kesehatan, dengan upaya-upaya informasi dan advokasi
secara intensif.
19
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
4. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakatibersama, dan akan
sangat memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi
masalah kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi
sampai petugas lapangan
20
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
H. Tujuan Kemitraan
Tujuan umum :
Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan
upaya pembangunan pada umumnya.
Tujuan khusus :
Meningkatkan saling pengertian
Meningkatkan saling percaya
Meningkatkan saling memerlukan
Meningkatkan rasa kedekatan
Membuka peluang untuk saling membantu
Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan
Meningkatkan rasa saling menghargai
21
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
I. Perilaku Kemitraan
Adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah, Lembaga
Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang dana, dan lain-lain,
khususnya swasta
Indikator keberhasilan dalam kemitraan
a. Indikator input : Jumlah mitra yang menjadi anggota.
b. ndikator proses : Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah
pertemuan yang diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang
dilakukan, keberlangsungan kemitraan yang dijalankan.
22
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
J. Promosi Kesehatan
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
STRATEGI BARU PROMOSI KESEHATAN (Ottawa Charter, 1986)
23
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
24
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
nput
Meliputi Jenis dan jumlah instansi/sektor yang akan diajak bermitra,mengkaji
potensi masing-masing sektor, yang meliputi :
a. Sumberdaya manusia
b. Keuangan
c. Tugas pokok dan fungsi masing-masing
d. Lainnya
Prediksi peran masing-masing.
2. Proses
Diadakan pertemuan dengan tahapan :
a. Penjajakan
b. Sosialisasi / advokasi
c. Dibangun kesepakatan
Pertemuan pendalaman dan penyusunan rencana kegiatan
3. Output
Tersusunnya rencana kerja yang berisi :
a. Program
b. Kegiatan
c. Penanggung jawab
d. Peran masing-masing
e. Lokasi
f. Waktu
g. Biaya
25
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat.
26
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
TOPIK III
1
27
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
1
28
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
29
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1
30
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
1
31
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
32
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1
33
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
1
34
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
35
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1
36
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
1
37
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
0!'
38
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular (tuberculosis paru, kusta, malaria, demam
berdarah, diare, dan ISPA atau pneumonia), dan penderita penyakit degeneratif.
2. Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group)
3. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun yang tidak terikat dalam
suatu institusi.
4. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut
B. Pengorganisasian Komunitas
39
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Cara dan langkah meningkatkan peran serta masyarakat antara lain sebagai berikut :
Peningkatan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan proses yang berorientasi
pada manusia dan hubungannya dengan manusia lainnya.
Penting ditekankan bahwa para Pembina peran serta masyarakat harus bersifat sebagai
fasilitator, pemberi bantuan teknis, bukan sebagai instruktor terhadap masyarakat, agar
mampu mengembangkan kemandirian masyarakat dan bukan menimbulkan
ketergantungan masyarakat.
Secara garis besar, langkah pengembangan peran serta masayarakat umum adalah sebagai
berikut :
40
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
41
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Program proyek. Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dna
program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan
Pengembangan masayarakat adalah suatu proses memampukan nasyarakat ‘dari, oleh dan
untuk’ masyarakat itu sendiri berdasarkan kemampuan sedniri. Secara terperinci prinsip-prinsip
pemberadayaan masayarakat, khususnya bidang kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menumbuhkembangkan potensi masayarakat.
b. Mengembangkan gotong royong masyarakat.
c. Menggali konstribusi masyaraakat.
d. Menjalin kemitraan.
D. Pengorganisasian Masyarakat
Organisasi masyarakat merupakan konsep penting untuk dipertimbangkan ketika
merencanakan untuk kesehatan masyarakat telah didefinisikan sebagai "proses dimana
muatan komunitas agen individu empover dan agregat masalah masyarakat salep dan
42
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
tujuan masyar-akat mencapai hal (sawson Dan Albrecht, 1993, hal.131) itu didefinisikan
oleh bract
(1990). kedua definisi yang pada dasarnya sama dalam satu yang mengidentifikasi
pemberdayaan masyarakat dan lainnya "mengaktifkan sebuah komunitas"
43
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
44
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
45
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka
langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan terebut sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulan masalah
kesehatan masyarakat :
a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
b. Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.
c. Kegitaan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang
tersedia dimasyarakat.
d. Tumbuhksn mereka mempunyai rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masyarakat.
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :
a. Penilaian selama kegiatan berlangsung
Disebut juga penilaian formatif = monitoring.
Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaannya kegiatan yang telah
dijalankan apakah telah sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah
yang disusun.
b. Penilaian setelah program sesuai dilaksanakan.
Disebut juga penilaian sumatif = penilaian akhir program.
Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang
dilakukan.
Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah
tercapai atau belum.
46
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Perluasan.
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan dan dapat dilaksanakan
dalam 2 cara :
a. Perluasan kuantitatif
Perluasan dengan manambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wialayah
setempat maupun pada wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
b. Perluasan kualitatif
Perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegitaan yang telah dilaksanakan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat.
Dalam suatu masyarakat , bagaimana sederhananya selalu ada suatu mekanisme
untuk bereaksi langsung terhadap stimulus. Mekanisme ini pemecahan masalah atau
proses pemecahan masalah. Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat
bukanlah hal pekerjaan mudah serta memerlukan strategi pendekatan tertentu. Kenyataan
dimasyarakat menunjukkan bahwa partisipasi masyrakat terjadi karena berbagai alasan
diantaranya sebagai berikut :
Tingkat partisiasi masyarakat karena pekerjaan
Tingkat partisiasi masyarakat karena imbalan
Tingkat partisiasi masyarakat karena identifikasi atau ingin meniru
Tingkat partisiasi masyarakat karena kesadaran
Tingkat partisiasi masyarakat karena tuntutan akan hak asasi atau tanggung
jawab.
Peran perawat komunitas paling utama adalah mengkondisikan partisipasi masyarakat karena
kesadaran itu sendiri sehingga diharapkan tercapai tingkat kemandirian yang lebih bertahan
lama.
47
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Dilihat dari perencanaan, terdapat dua bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu sebagai berikut
:
Bentuk langsung (direct)
Identifikasi masalah
Perumusan masalah
Menggunakan nilai-nilai social yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut.
Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi , yaitu :
Untuk memampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas
Mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivaso dalam kegiatan ini.
48
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
49
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Helvie, Carl O. 1998. Advanced practice nursing in the community. New Delhi: Sage
Public.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyeng
Publishing.
Andersone dan McFarlane. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Teori dan
Praktik. Jakarta : EGC
50
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami tentang Keperawatan Komunitas
kelompok Khusus pada Bayi di dalam lingkupan masyarakat.
51
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
KABUPATEN MUARA
I. Pengkajian :
E. Data Demografi
Desa lubuk termasuk dalam wilayah Kecamatan rambang kab. Muara , yang
terdiri dari RT 01, RT 02, dan RT 03, dimana RT 03 (Komplek Perumahan Etnis
Tionghoa) tidak dijadikan sebagai target sasaran dalam pengkajian Asuhan Keperawatan
Komunitas dengan alasan masyarakatnya tergolong Homogen.
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, ialah sebelah Utara dibatasi oleh
Sungai X, sebelah selatan dibatasi oleh Persawahan, sebelah barat dibatasi oleh desa
lubuk ramaan, dan sebelah timur dibatasi oleh Kompleks Etnis Tionghoa. Desa lubuk ini
memiliki berbagai fasilitas umum, yang terdiri dari sebuah Mesjid, sebuah gereja HKBP,
Sebuah Balai Lingkungan, sebuah lapangan sepakbola, dan dua lokasi pemakaman
umum.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga meliputi pengajian Rutin ibu-ibu yang
dilaksanakan pada hari kamis, pengajian rutin Bapak-bapak tiap hari minggu, olah raga
sepak bola pemuda remaja tiap hari minggu, posyandu balita tiap hari Rabu minggu ke
III.
Desa lubuk kec. Rambang terdiri dari 250 KK dengan 800 jiwa, yang terdiri dari
250 bayi (0-6) bulan , 70 anak usia pra sekolah , 80 anak remaja , 270 orang usia
produktif, dan 130 orang lanjut usia.
52
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 12 dan 13 Februari 2019 dengan
tekhnik wawancara dan observasi, didapatkan data sebagai berikut:
2) Kondisi Kesehatan
53
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
4. Lain-lain 50 20
Total 250 100
b. Jumlah Bayi
c. Kebiasaan ke Posyandu
No Kebiasaan Frekuensi %
.
1. Ke Posyandu 120 48
2. Tidak keposyandu 130 52
Total 250 100
d. Imunisasi Balita
54
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1. Lengkap 70 28
2. Belum lengkap 60 24
3. Tidak lengkap 120 48
Total 250 100
No KMS Frekuensi %
.
1. Ya 120 48
2. Tidak 130 52
Total 250 100
Dari table diatas : Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 150 (60%) bayi dari hasil
penimbangan mempunyai gizi yang buruk atau dibawah garis merah.
55
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
2
Kondisi Kurangnya gizi dan asi ekslusif
Kesehatan : bayi Penghasilan penduduk desa pada bayi di desa lubuk
di desa lubuk lubuk raman rata-rata sehubungan dengan banyak kepala
mengalami <Rp.1.000.000 keluarga kehilangan pekerjaan,
kekurangan gizi 80% bayi di desa lubuk kurangnya jumlah Kader, dan
raman tidak diberi asi kurangnya pengetahuan masyrakat
ekslusif. tentang gizi.
60% ibu bayi desa lubuk
raman tidak mengetahui
pentingnya pemberian gizi
seimbang dan ASI
eksklusif
56
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1. Kurangnya gizi dan asi ekslusif pada bayi di desa lubuk raan sehubungan
Poin
Diagnosa Perhatian Tingkat Kemungkinan Nilai
Keperawatan/Kriteria masyarakat bahaya untuk dikelola Total
prevalensi
Kurangnya gizi dan asi
ekslusif pada bayi ++(2) ++(2) +++(3) ++++(4) 48
57
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Keterangan :
1. Rentang skor : 1 - 4
2. Skor yang diperoleh dikalikan ke kanan : skor perhatian masyarakat x skor poin
prevalensi x skor
tingkat bahaya x skore kemungkinan untuk di kelola = Nilai total
3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor
Setelah masalah ditemukan maka perlu untuk menentukan sasaran, tujuan, penanggung
jawab dari masyarakat, dana, rencana tindakan serta rencana evaluasi yang perlu dipecahkan
bersama dengan masyarakat di desa lubuk serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
58
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
59
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Asuhan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI. Jakarta. 192 : 6-18
Sunaryo, Nano.2005. Panduan Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan
Cerdas. Jogjakarta:Diva Press (Anggota IKAPI)
Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Suandi, I.K.G.1999. Seri Klinik Diit Pada Anak Sakit. Jakarta: EGC
60
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami tentang Keperawatan Komunitas
kelompok Khusus pada Anak Usia sekolah.
61
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
A. PENGKAJIAN
1. Keadaan SDN NB.02 Kecamatan Kidul Kota Blitar
1.1 Sejarah
Sebagai Lembaga pendidikan pada jenjang sekolah dasar, SD ini berdiri pada tahun 1932
pada zaman penjajahan Belanda. Semula bernama: ‘’ INLANDER SCHOOL’’, kemudian
pada zaman kemerdekaan berubah menjadi ‘’Sekolah Rakyat’’. Pada tanggal 1 Juli 1953
menjadi “ Sekolah Rakyat VI” dengan No. 16 A. Kemudian tanggal 1 September 1956
mengalami perubahan nama menjadi “ SD Among Siswa”. Selanjutnya pada tanggal 1
Agustus 1962 mengalami perubahan nama lagi menjadi “ SDN Sentul I” dengan No. 40.
Pada sekitar tahun 1975 di halaman SD Sentul 1 dibangun lembaga SD baru berdasarkan
proyek SD Impres yang diberi nama “ SD Sentul II” dengan demikian pada lokasi seluas
1.102 m2 ini yang semula hanya ditempati SD Sentul I, mulai saat itu menjadi SD komplek
terdiri dari SD Sentul I dan SD Sentul II.
Pada tanggal 27 Juli 2004 berdasarkan SK Walikota No. 188/288/422.010.2/2004, SDN
Sentul I dan SDN Sentul II diregrup dengan nama lembaga baru yaitu “ SDN Sentul II” dan
pada tahun 2003 SDN Sentul II dijadikan SD rujukan Nasional yang ditempatkan di propinsi
Jawa Timur
62
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
63
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
a. Diagram lingkaran kebiasaan mencuci tangan sebelum makan siswa kelas 1,2
dan 3.
b. Diagram lingkaran kebiasaan mencuci tangan setelah makan siswa kelas 1,2
dan 3.
c. Diagram lingkaran kebiasaan menggunakan jamban yang bersih ketika
BAB/BAK.
d. Diagram lingkaran gosok gigi siswa kelas 1,2 dan 3 .
e. Diagram lingkaran pengetahuan tentang cara menggosok gigi kelas 1, 2 dan 3
f. Diagram lingkaran keadaan kuku siswa kelas 1,2 dan 3.
g. Diagram lingkaran kebiasaan menimbang BB setiap bulan siswa kelas 1, 2
dan 3.
h. Diagram lingkaran kebiasaan membuang sampah pada tempatnya siswa kelas
1, 2 dan 3.
i. Diagram lingkaran mengikuti kegiatan olahraga di sekolah siswa kelas 1, 2
dan 3.
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
64
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
65
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
No DiagnosaKeperawatanKomunitas
.
1. Kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas I, II, III di
sdn Sentul 2 Kota Blitar berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perilaku
hidup bersih dan sehat yang ditandai dengan 22% siswa mencuci tangan sebelum
makan, 78% siswa tidak mencuci tangan, 98% siswa suka mengkonsumsi jajan, 2%
siswa tidak biasa mengkonsumsi jajan, Kebiasaan 89% siswa menggunakan jamban yang
bersih ketika BAK dan BAB, 11% tidak menggunakan jamban bersih ketika BAK dan
BAB, 32% siswa yang menimbang BB setiap bulan, 68% siswa tidak menimbang BB
setiap bulan, 55% siswa membuang sampah pada tempatnya, 45% siswa tidak
membuang sampah pada tempatnya, 100% siswa tidak merokok di sekolah, 95% siswa
mengikuti kegiatan olah raga di sekolah secara teratur, 5% siswa tidak mengikuti
kegiatan olah raga disekolah secara teratur,
2. Kurang optimalnya perawatan gigi ( kerusakan gigi) pada siswa kelas I, II dan III di SDN
Sentul 2 Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang cara menggosok gigi yang benar ditandai dengan, Lebih dari ¾ siswa sudah
menggosok gigi secara teratur, namun lebih dari separo siswa tidak mengetahui cara
menggosok gigi yang benar. Serta mengalami karies gigi 70% siswa mengalami karies gigi.
66
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Keterangan :
67
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
1. Rentang skor : 1 - 4
2. Skor yang diperoleh dikalikan ke kanan : skor perhatian masyarakat x skor poin prevalensi
x skor
tingkat bahaya x skore kemungkinan untuk di kelola = Nilai total
3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor
68
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
TOPIK VI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami tentang Keperawatan Komunitas
kelompok Khusus pada Anak Remaja.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa/I mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Komunitas
Kelompok Khusus Pada anak remaja di Komunitas.
Mahasiswa/I mampu melakukan pengkajian Keperawatan Komunitas
Kelompok Khusus anak remaja di Komunitas.
Mahasiswa/I mampu menganalisa data Keperawatan Komunitas
Kelompok Khusus anak remaja di Komunitas.
Mahasiswa/I mampu membuat diagnose Keperawatan Komunitas
Kelompok Khusus anak remaja di Komunitas.
Mahasiswa/I mampu menerapkan implementasi Keperawatan Komunitas
Kelompok Khusus anak remaja di Komunitas.
69
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
A. DATA DEMOGRAFI
1. Jenis kelamin
Laki-laki :9
Perempuan :6
2. Usia
12-15 tahun :3
15-18 tahun :8
18-21 tahun :4
3. Kelas
SMP :3
SMA :8
Mahasiswa :4
70
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
F. ANALISA DATA
menyimp
ang pada
remaja
71
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
No DiagnosaKeperawatanKomunitas
.
1. . Perilaku menyimpang pada remaja berhubungan dengan koping individu
yang tidak adekuat ditandai dengan 67% remaja tidak mentaati peraturan
(misal orang tua melarang pacaran tetapi tetap pacaran, terlambat datang
sekolah, dll)60% jarang mengerjakan tugas (malas, tidak tahu cara
mengerjakan)60% kesulitan belajar (sulit konsentrasi, cara mengajar guru
sulit dipahami, pelajaran sulit,sehingga waktu ujian tidak bisa dan bertanya
ke teman sampingnya/mencontek)
72
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
73
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
cara
mengerjakan)60%
kesulitan belajar
(sulit konsentrasi,
cara mengajar guru
sulit dipahami,
pelajaran
sulit,sehingga waktu
ujian tidak bisa dan
bertanya ke teman
sampingnya/mencon
tek)
Resiko 1 2 4 3 24
penyimpangan
perilaku seksual
berhubungan
dengan kurangnya
informasi mengenai
bahaya seks bebas
dan kesehatan
reproduksi ditandai
dengan 67% remaja
tidak pernah
mendapat
penyuluhan tentang
kesehatan
reproduksi baik dari
sekolah maupun di
masyarakat,
sedangkan 33%
remaja pernah
mendapat
penyuluhan
berhubungan
dengan narkoba, dan
macam-macam
pengobatan dengan
74
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
Keterangan :
1. Rentang skor : 1 - 4
2. Skor yang diperoleh dikalikan ke kanan : skor perhatian masyarakat x skor poin
prevalensi x skor
tingkat bahaya x skore kemungkinan untuk di kelola = Nilai total
3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor
Keterangan : 1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
75
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
76
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
peraturan2 bantuan
disekolah teknis
mereka misal
penyediaa
n tempat
penyuluha
n.
-Siapkan
materi
penyuluha
n dan
media
penyuluha
n (leaflet,
poster,
LCD dll).
· Pasan
g poster
atau
memberi
pengumu
man
melalui
masjid
ataupun
pimpinan
kelompok
remaja,
kepala
desa,
kepala
sekolah
(jika
penyuluha
n
dilakukan
di
sekolah)
dll untuk
kegiatan
77
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
penyuluha
n
menanggu
langi
kenakalan
remaja.
E. IMPLEMENTASI
Jumlah
No Diagnosa Waktu Sasaran Tempat Kegiatan PJ Metode
peserta
Perilaku 30 Mahasisw Di balai 15 orang Penyuluh Maha Penyul
1. menyimpan Oktober a dan Desa responden an siswa uhan
g pada 2020 kepala tentang dan (leflead
remaja desa perilaku kepal dan lcd)
penyimpa a
ngan Desa
pada
remaja
78
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
No. Selasa, 28 April Rabu, 29 April 2019 Kamis, 30 April 2019 Sabtu, 02 Mei
2019 2019
S: remaja S: remaja2 S: remaja2 S: remaja2
mengatakan mengatakan sudah mengatakan sudah mengatakan
sedikit paham mengerti dan paham bisa menerapkan sudah bisa
dengan tentang materi yang perilaku2 yang positif menerapkan
penyuluhan yang disampaikan sesuai yang perilaku2 yang
telah diberikan diharapkan positif sesuai
yang diharapkan
A: masalah sudah
A: masalah A: masalah belum A: masalah belum teratasi
belum teratasi teratasi teratasi
P: penyuluhan
P: akan P: akan diberi P: akan mencari tau bisa dihentikan
dilakukan penyuluhan penyebab remaja2 di atau selesai
penyuluhan tentang sebab desa sumber
ulang kepada dan akibat nya kecamatan lawang
siswa2 yang jika tidak yang susah untuk
masih belum menerapkan menerapkan perilaku2
paham akan materi yang yang diharap kan dan
pentingnya disampaikan mencari solusi atau
perilaku contohnya jalan keluarnya
penyimpangan mereka jika
remaja. tetap tidak taat
pada peraturan
79
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus
80