Anda di halaman 1dari 8

EXECUTIVE SUMMARY

Pembenahan Kelurahan Muara Angke, Penjaringan, RT 11/RW 11 dengan


Penempatan Pengolahan Sampah Terpadu dan Workshop bagi Limbah Plastik dan
Kayu
[Bryan K (21180035), Cathrine A (21180010), Della C (21180016), Melly H
(21180001), Vinshen V (21180014)}

A. Project Overview
Muara Angke, terletak di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan,
Kotamadya Jakarta Utara, dikenal juga sebagai Kampung Nelayan. Muara Angke
berstatus sebagai pelabuhan kapal ikan dan juga penunjang kebutuhan nelayan
dimana tersedia struktur dan fasilitas bagi para nelayan seperti pelabuhan (dock)
dan juga tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh syahbandar.

Muara Angke, selain menjadi sebuah pusat nelayan di Jakarta Utara,


merupakan bagian daripada hutan bakau terakhir yang tersisa di provinsi DKI
Jakarta yang juga disebut dengan Kawasan Hutan Angke-Kapuk yang terdiri dari
Suaka Margasatwa Muara angke, Hutan Lindung dan Taman Wisata Alam Angke
Kapuk. Dari semua ini, terhubung secara langsung dengan perairan yang bermuara
ke Teluk Jakarta (Jakarta Bay). Maka dari itu, penting sekali untuk menjaga bagian
daripada suatu fasilitas dari kesatuan Muara Angke ini agar tidak membawa dampak
buruk bagi fasilitas lainnya.

B. Permasalahan
Permasalahan yang terdapat di kelurahan Muara Angke, Penjaringan RT
11/RW 11 ini memiliki masalah seperti limbah-limbah yang terletak di beberapa titik
di daerah sekitar Rt11 ini. Limbah sampah yang paling utama berasal dari limbah dari
sampah kayu, dikarenakan limbah sampah ini sisa-sisa dari pembuatan kapal
sehingga paling banyak dibandingkan dengan sampah lainnya. Limbah sampah kedua
adalah limbah sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar, yang dibuang
oleh masyarakat sekitar dan menumpuk sehingga mengganggu saluran air yang
berada di kelurahan Muara Angke ini. Permasalahan limbah plastik ini sangat krusial
dikarenakan penumpukan sampah di pesisir dapat terbawa arus sampai dengan
fasilitas-fasilita lainnya di Muara-Kapuk dimana terdapat ekosistem seperti hutan
konservasi dan lainnya.

C. Solusi Penanganan
1. Planning
Solusi secara makro dari pendekatan urban atau penataan kota tersebut
dengan menggunakan metode urban infill. Urban infill adalah
Membangun/mendirikan fungsi mengisi gap atau celah yang tidak terpakai/terpakai
tidak efektif dengan tetap mempertahankan kondisi eksisting berupa bangunan dan
tetap mengutamakan keselarasan (kontekstual) antara rancangan dan lingkungan
sekitarnya. Metode urban infill yang dipakai adalah Urban infill dengan meniru
karakteristik visual dan lainnya dari objek tetangga. Pendekatan Mimetik paling
sering digunakan ketika aplikasi building infill tujuannya tetap untuk menjaga
keaslian dari suasana historis yang berharga pada sebuah kompleks spasial atau
daerah cagar budaya.

2. Integrated solution
Solusi yang dikeluarkan yaitu dengan membuat sebuah tempat pengolahan
yang merupakan tempat pemilahan dan tempat mendaur ulang kembali
limbah-limbah yang telah dikumpulkan dari masyarakat sekitar. Kemudian,
limbah-limbah tersebut dikelola oleh pengelola dan juga melibatkan warga sekitar
dalam pemilahan limbah tersebut.

Gambar 1. Titik lokasi workshop kayu dan plastik

Setelah dilakukan pemilahan pada limbah-limbah yang telah dikumpulkan


akan didaur ulang menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual, sehingga akan
menguntungkan masyarakat dan juga pihak pengelola.

.a.. Limbah Kayu


Gambar 2. Potensi limbah kayu (Peti kayu, serutan kayu, benda dekoratif)

Mengolah limbah menjadi 3 yaitu; Peti kayu, serutan kayu, dan benda
dekoratif.pengelolaan limbah ini dibagi menjadi 3 sesuai dengan besar ukuran kayu
hingga kayu yang kecil dan tidak tersisa sehingga limbah dapat didaur ulang semua.

Gambar 3. Dimensi dan workflow workshop limbah kayu

b.. Sampah plastik


Gambar 4. Potensi dari limbah plastik

Dalam mengolah limbah plastik ini hanya dengan cara limbah ini dikumpulkan
di suatu tempat dan dibersihkan dari kotoran-kotoran yang ada, agar dapat
dihancurkan menjadi bentukan-bentukan yang lebih kecil sehingga limbah dapat
didaur ulang kembali.

Gambar 5. Dimensi dan workflow workshop limbah plastik

D. Potensi
Dengan mengeluarkan solusi diatas sekaligus dalam pemanfaatan SDM
(Sumber Daya Manusia) yang berada di cakupan kawasan yang di analisa. Tidak
hanya menggerakan masyarakat tanpa memberikan mereka keuntungan. Ketika
terjadi proses pemilahan yang dilakukan oleh masyarakat, jumlah yang mereka
kerjakan akan dihitung oleh pihak pengelola yang kemudian akan dibayarkan sesuai
dengan jumlah yang telah mereka kerjakan.
Solusi ini tidak hanya membawa perubahan pada kondisi lingkungan Muara
Angke. Namun juga memberikan edukasi dan juga pendapatan bagi masyarakat yang
terlibat dengan proses tersebut.

Gambar 6. Workflow mobilisasi

E. Proporsi dan Fisibilitas


Melalui tabel yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
kebutuhan yang dibutuhkan adalah Rp. 11.191.400,- dan Kebutuhan daripada
workshop perbulan adalah Rp. 1.871.200,- serta kapital (mesin dan sarana) utama
sebesar Rp. 96.745.000,-. Pendapatan pada bulanan diperkirakan adalah
Rp.157.745.095,- maka disimpulkan pada bulan pertama profit diraih adalah Rp.
48.288.095,- (sudah BEP) dan dapat meraih profit sekitar Rp. 145.033.095,- per bulan
selanjutnya.

Sarana Prasarana (Bulanan)


Kapasitas/
Harga Per Unit Unit Harga Total
Dimensi
Lahan ws Kayu 99 Rp69,500.00 m2 Rp6,880,500.00
Lahan ws
20 Rp69,500.00 m2 Rp1,390,000.00
Plastik
Listrik 2000 Rp1,444.70 Kwh Rp2,889,400.00
Air 20 Rp1,575.00 m2 Rp31,500.00
Total Rp11,191,400.00
Tabel 1. Tabel sarana prasarana perbulan
Kebutuhan Perbulan
Barang Quantity Harga Per Unit Unit Harga Total
Workshop Kayu
Lem/Perekat 2 Rp9,800.00 botol Rp19,600.00
Kertas Amplas 25 Rp5,000.00 lembar Rp125,000.00
Paku 5 Rp25,000.00 box Rp125,000.00
Polish/ Cat 1 Rp81,000.00 box Rp81,000.00
Total Rp350,600.00
Workshop Plastik
Karung/Bal 180 Rp6,500 lembar Rp1,170,000
Total Rp1,170,000
Total Keseluruhan Rp1,520,600.00
Tabel 2. Tabel kebutuhan perbulan

Barang dan Kebutuhan


Barang Quantity Harga Per Unit Unit Harga Total
Workshop Kayu
Gergaji 1 Rp75,000.00 unit Rp75,000.00
Gerinda (670W) 1 Rp345,000.00 unit Rp345,000.00
Alat Serut 2 Rp85,000.00 unit Rp170,000.00
Palu 2 Rp16,500.00 unit Rp33,000.00
Kuas 2 Rp8,000.00 unit Rp16,000.00
Bor 1 Rp350,000.00 unit Rp350,000.00
Meja Kerja 6 Rp90,000.00 unit Rp540,000.00
Meja Admin 1 Rp895,000.00 unit Rp895,000.00
Rp2,500,000.0
Rak 5 Rp500,000.00 unit
0
Rp79,200,000.0
Biaya Konstruksi 99 Rp800,000.00 m2 0
Rp84,124,000.0
Total
0
Workshop Plastik
Alat Cacah Plastik 2 Rp5,750,000.00 unit Rp11,500,000.00
Gunting 6 Rp5,500.00 unit Rp33,000.00
Sarana/Area Cuci 1 Rp198,000.00 unit Rp198,000.00
Magnet 6 Rp15,000.00 unit Rp90,000.00
Biaya Konstruksi 20 Rp800,000.00 m2 Rp800,000.00

Total Rp12,621,000.00
Total Keseluruhan Rp96,745,000.00
Tabel 3. Tabel barang dan kebutuhan

Pendapatan
Workshop Kayu
Bobot Produksi Harga per
Jenis unit Total Harga
Produksi /hari unit
Dekoratif 30% 15 Rp33,000 unit Rp495,000.00
Peti Kayu 60% 30 Rp22,500 unit Rp675,000.00
Serpihan 10% 5 Rp5,000 500gr Rp25,000.00
Oran
Pekerja - 7 Rp113,636.00 Rp795,452.00
g
Total Rp399,548.00
Yield 70% Rp279,683.60
Workshop Plastik
Plastik
30kg/jam 180 Rp61,000.00 kg Rp10,980,000.00
Cacah
Oran
Pekerja - 5 Rp113,636.00 Rp568,180.00
g
Komisi - 180 Rp20,000.00 kg Rp3,600,000.00
Total Rp9,843,640.00
Yield 70% Rp6,890,548.00
Total Keseluruhan Rp7,170,231.60
Pendapatan Per Bulan (22 hari) Rp157,745,095.20
Modal Rp96,745,000.00
Pengeluaran per bulan Rp12,712,000.00
Profit/bulan Rp145,033,095.20
Tabel 4. Tabel pendapatan

Anda mungkin juga menyukai