Di era modern yang serba memanfaatkan teknologi ini mampu mengubah perilaku masyarakat. Teknologi bukan lagi sebuah hal yang sulit digapai oleh golongan tertentu. Kini teknologi telah menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap orang dari semua golongan, tidak terkecuali bagi petani. Adanya teknologi seolah menjadi solusi dengan memberikan kemudahan dari berbagai masalah yang dihadapi. Salah satu kemudahan yang paling dirasakan oleh masyarakat luas adalah kemudahan dalam mengakses informasi melalui internet. Dalam bidang pertanian khususnya, petani dapat dengan mudah memperoleh informasi terkait persiapan budidaya hingga dengan pemasaran. Semua informasi terkait pertanian hampir tersedia lengkap di internet. Namun taukah anda? dibalik peran teknologi informasi yang memberikan kemudahan tersebut terdapat bahaya yang mengancam hasil produksi pertanian. Dimana, petani dapat dengan mudah mengakses toko-toko online atau website penjualan sarana pertanian. Seperti yang baru-baru ini terjadi di wilayah Ponorogo adalah petani melakukan pembelian benih padi dari media online. Mungkin hal tersebut bukan sebuah masalah, karena petani memanfaatkan platform yang telah tersedia. Yang jadi permasalahannya adalah, dengan pembelian melalui media internet, petani belum tahu pasti bagaimana spesifikasi benih tersebut. Kebanyakan benih berasal dari daerah luar Ponorogo, bahkan ada yang berasal dari luar jawa. Petani belum mengetahui apakah benih tersebut telah teruji atau bahkan apakah benih tersebut sudah bersertifikasi atau belum. Sering kali petani tergiur dengan deskripsi yang memberikan klaim produksi yang sangat tinggi. Apa yang terjadi kemudian? Setelah petani menanam benih tersebut, ternyata banyak sekali masalah yang dihadapi. Mulai dari pertumbuhan bibit yang tidak seragam, tanaman mudah rubuh dan yang banyak terjadi di wilayah Ponorogo adalah tanaman padi rentan terserang OPT seperti wereng dan juga jamur. Hal tersebut dapat terjadi karena umumnya, suatu benih dimuliakan pada suatu tempat dengan karakteristik atau kondisi ekologi tertentu. Namun karena belum adanya pengujian benih di wilayah ponorogo dan sertifikasi terhadap benih tersebut belum diketahui keabsahannya. Benih yang berasal dari luar wilayah dan belum jelas sertifikasinya juga memungkinkan terjadinya transfer opt melalui benih. Perbedaan ekologi seperti kelembaban udara, ketinggian tempat dan kondisi tanah di Ponorogo yang berbeda dengan tempat asal benih juga memungkinkan terjadinya ketidakmampuan benih tumbuh dengan baik di wilayah Ponorogo. Kondisi tersebut menyebabkan hasil produksi padi petani mengalami penurunan yang sangat signifikan. Padahal kebanyakan petani kita masih menjadikan profesi petani sebagai profesi utama. Jadi jika produksi panen menurun, otomatis kesejahteraan mereka juga terancam. Masalah ini merupakan satu masalah yang tergolong mudah namun juga rumit. Kita tidak dapat memungkiri kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi informasi. Yang dapat kita lakukan untuk merubah perilaku petani terkait hal ini adalah memberikan arahan untuk lebih memilih varietas-varietas benih yang jelas telah resmi dilepas oleh produsen-produsen terpercaya. Seperti yang tertuang dalam Permentan No.39 Tahun 2006 sertifikasi benih adalah untuk melindungi keaslian (keotentikan) dan kemurnian varietas selama proses produksi dan pemasaran sehingga potensi genetik suatu varietas dapat dirasakan oleh penggunanya atau memberi jaminan kebenaran jenis, varietas, dan mutu benih yang beredar di pasaran. Beberapa keutamaan dalam penggunan benih bersertifikat atau benih berlabel adalah mempunyai jaminan mutu, baik mutu fisik (kadar air, kemurnian fisik benih, bersih) maupun mutu fisiologis (daya berkecambah) yang tinggi dan kemurnian genetik (karakter tanaman sesuai dengan jenis varietas yang tertulis). Selain itu, petani juga perlu diberikan penyuluhan terkait pemanfaatan teknologi informasi. Pengarahan diperlukan agar petani mengerti bahwa tidak semua informasi yang didapat di internet dapat begitu saja langsung diterapkan. Namun perlu penyaringan terlebih dahulu terhadap setiap informasi apapun yang diserap dari internet. Itulah yang menjadi tugas kita sebagai penyuluh pertanian.