Anda di halaman 1dari 24

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM PEMETAAN DAN SIG

3.1 Persiapan Praktikum Pemetaan dan SIG


3.1.1 Tempat dan Waktu Praktikum Pemetaan dan SIG
Lokasi pengukuran bertempat di universitas muhammadiyah banda aceh
yang beralamat di jalan universitas muhammadiyah nomor 19, batoh, lueng bata,
kota banda aceh.
Waktu pengenalan alat pada hari selasa tanggal 09 april 2019, pukul
14.30-18.00 wib. kemudian dilanjutkan pengunaan alat pada hari minggu tanggal
14 april 2019, pukul 09.00 -18.00 wib .

3.1.2 Peralatan
 Theodolite
Theodolit adalah alat ukur tanah yang berfungsi untuk mengukur tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak hal ini berbeda dengan waterpass
yang hanya bisa digunakan untuk mengukur sudut mendatar saja.Perlu diketahui,
tingkat akurasi yang dapat diukur oleh theodolit mampu mencapai satuan detik.
Pada penerapannya, pengukuran tanah menggunakan theodolit biasanya
dipakai pada saat penentuan situasi, pengamatan, matahari, dan pengukuran
polygon.Selain itu, theodolit juga bisa dimanfaatkan sebagaimana pesawat
penyipat datar apabila sudut vertikalnya diatur menjadi 90 derajat.Hal ini berkat
adanya teropong yang memungkinkan theodolit bisa diarahkan ke semua
sudut.Oleh karena itu, theodolit pun dapat diandalkan untuk menentukan sudut
siku-siku dan ketinggian gedung bertingkat.
Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,
theodolite sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,
maupun pengamatan matahari.Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi
seperti Pesawat penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya
teropong pada Theodolite, maka theodolite dapat dibidikkan kesegala arah.Di
dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolite sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolite
juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Gambar 3.1 Theodolite Yang Digunakan Saat Praktikum

 Waterpass
Waterpass mempunyai prinsip yang hampir sama dengan theodolite, hanya
saja alat ini terdiri dari dua bagian,yaitu: bagianatas dan bagian bawah..
Waterpass ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggidimana
selisih tinggi diantara titik-titik yang berdekatan ditentukan dengan horizontal
kearah bak meter.Titik-titik tersebut ditentukan dengan pembacaan benang atas,
benang tengah, dan benang bawah.
Pengukuran beda tinggi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1. Waterpassing
2. Secara trigonometris
3. Secara barometris.
Bila kita menggunakan cara yang kedua 2 & 3, hasil yang diperoleh tidak
seteliti dengan menggunakan waterpass. Meskipun dengan menggunakan
waterpass memerlukan lebih banyak waktu dan pekerja.
Gambar 3.2 Waterpass Yang Digunakan Saat Praktikum

 GPS (Global Positioning System)


GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat dengan pantuan penyelarasan sinyal satelit.Sistem
ini didesan untuk memberikan posisi dan kecepatan serta informasi mengenai
waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan dengan ketelitian bervariasi
dari beberapa milimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
Sedangkan alat untuk menerima sinyal satelit yang dapat digunakan oleh
pengguna secara umum dinamakan GPS Tracker atau GPS Tracking, dengan
menggunakan alat ini maka dimungkinkan user dapat melacak posisi kendaraan,
armada ataupun mobil dama keadaan Real-Time.

Gambar 3.3 GPS Yang Digunakan Saat Praktikum


 Statif (kaki tiga)
Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga theodolit atau waterpass
dengan ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-
masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah.Ketiga kaki statif ini dapat
diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri.

Gambar 3.4 Statif (kaki Tiga) Yang Digunakan Saat Praktikum

 Bak Ukur
Bentuk rambu mirip dengan mistar kayu yang besar, dilengkapi dengan
skala pembacaan tiap satu sentimeter dan skala besarnya merupakan huruf E.
Panjang rambu adalah tiga meter.Bahan rambu ada yang dari kayu maupun
alumunium.
Rambu berguna untuk membantu theodolit dalam menentukan jarak secara
optis.Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam memegang rambu harus tegak
lurus terhadap titik yang ditinjau.
Gambar 3.5 Bak Ukur Yang Digunakan Saat Praktikum

 Patok kayu
Patok kayu dibuat dari reng ¾ atau bujur sangkar dan panjangnya ± 90
centimeter yang salah satu ujungnya diruncingkan dan di ujung lainnya diberi
paku payung agar pembacaan nonius lebih akurat.

Gambar 3.6 Patok Yang Digunakan Saat Praktikum

 Payung
Payung digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung
maupun hujan karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar
matahari.
 Alat-alat tulis beserta alasnya
Di gunakan untuk mencatat semua jumlah hasil dari pengukuran waterpass
maupun theodolite.
 Meteran
Rol meter digunakan untuk mengukur jarak antara satu patok dengan
patok yang lain.

3.2 Pelaksanaan Praktikum


3.2.1 Pemasanagan Titik Pengukuran (Patok)
Sebelum melakukan pengukuran dengan instrumen terlebih heodolit dan
waterpass, terlebih dahulu harus diadakan persiapan-persiapan yang merupakan
pekerjaan pendahuluan, antara lain :
(a) Menempatkan patok-patok membentuk poligon tertutup.
(b) Menentukan arah utara sebagai titik ikat.
(c) Penempatan paku di atas setiap patok sebagi sasaran bidikan.
(d) Mengukur jarak setiap titik sisi poligon dengan menggunakan meteran.
(e) Mengukur tinggi patok dengan menggunakan meteran.
(f) Membuat sketsa poligon yang akan di buat.

a) Pengukuran Meat Band (Meteran)


1) Setelah pemasangan patok pada tiap titik, kemudian tiap patok diberi
nama sesuai patoknya. (patok DB1 sampai patok DB5).
2) Kemudian ukur jarak patok DB1 ke patok DB2 dengan menggunakan
Meteran atau Meat Band.
3) Baca dan catat jarak antara patok DB1 ke patok DB2.
4) Kemudian ukur jarak antar tiap patok. Hingga didapatkan jarak total.

b) Pengukuran Meteran
Pengukuran dengan meteran 50 m dimaksud untuk mengetahui jarak
antara satu patok dengan patok yang lain. Langkah-langkah yang harus ditempuh
antara lain :
a. Letakkan meteran di patok pertama (DB-1)
b. Kemudian, meteran ditarik ke patok kedua (DB-2)
c. Pastikan pada saat pengukuran, meterannya ditarik ketat agar tidak salah
pada saat diukur jauhnya.
d. Kemudian catat jaraknya di form.
e. Kemudian ulangi step a-d pada patok DB-3 sampai DB-5.

3.2.2 Pengukuran Kerangka Utama/polygon (Theodolite)


Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang di digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite, sudut
yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).

1. Pengukuran Theodolite Di Lapangan


Tujuan : Untuk menentukan beda tinggi antara titik satu dengan titik
yang lainnya, kemiringan lahan serta menentukan tinggi titik pada suatu titik yang
telah di tentukan.
Cara kerja:
Pengukuran dengan menggunakan instrumen theodolite dimaksudkan
untuk mengetahui besarnya sudut. Langkah-langkah yang harus di tempuh adalah
sebagai berikut :
a. Didirikan statif pada patok pertama ( Patok DB 1 ) pada polygon yang
telah di tentukan.
b. Letakkan instrument diatas statif dan sesuai dengan urutan kerja yang telah
di uraikan
c. Ukur tinggi instrument dari atas paku
d. Putar busur dan atur skala hingga tepat pada posisi nol pada arah utara
( gunakan kompas ) , lalu kunci klem busur
e. Buka klem horizontal, arah ke patok B tepat pada ujung paku dan kunci
klem sumbu I agar tidak menyimpang dari sasaran
f. Untuk memperjelas penghlihatan pada paku tersebut gunakan pemutar
focus
g. Untuk memperjelas benang diafragma aturlah penyetel lensa okulernya
h. Setelah bayangan paku didapatkan, kunci klem pada sumbu II
i. Gunakan penggerak halus sumbu I dan II untuk menempatkan kepala paku
tepat di atas perpotongan diafragma
j. Baca benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut horizontal dan
vertical.
k. Buka kembali kedua klem dan arahkan instrument ke titik yang akhir
( patok DB-5 )
l. Bila sudut di patok DB5 sudah di baca maka kurangkan besar sudut
tersebut dengan besar sudut patok DB2 untuk mendapatkan besar sudut
patok DB1
m. Pindahkan instrument tersebut ke patok DB2 dan ulangi instruksi di atas
lakukan hingga patok DB5.
n. Pada pembacaan sudut vertikal dan ketinggian digunakan baak meter yang
di tempatkan tegak lurus dengan bidang horizontal tepat di atas paku
o. Untuk mendapatkan situasi, letakkan baak meter dititik di sekitar patok,
situasi ini merupakan kelengkapan pemetaan dalam gambar
p. Catat pada tabel untuk benang atas, benang tengah, benah bawah, sudut
horizontal dan sudut vertikal untuk setiap detik.

Penyetelan instrument dapat di bagi atas dua bagian, yaitu penyetelan


instrument sebelum di gunakan di lapangan dan penyetelan di lapangan. Yang
harus diperhatikan dalam penyetalan instrument sebelum di gunakan di lapangan :
1. Sumbu 1 harus tegak lurus garis nivo
2. Sumbu II harus dalam posisi mendatar yaitu sejajar arah nivo
3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu II
4. Kesalahan indek pada sekala lingkaran vertikal harus sama dengan nol
5. Cara penyetelan sumbu I supaya tegak lurus garis nivo seperti berikut :
a. Statif didirikan dan instrument ditempatkan di atasnya.
b. Nivo tabung ditempatkan kira-kira sejajar dengan sekup penyetel D1,
yang disebut kedudukan I. dengan sekrup penyetel tersebut di atas
seimbangkan gelembung pada nivo.
c. Putar theodolit sumbu I dengan putaran kira-kira 90° dari kedudukan I,
disebut kedudukan II dengan sekrup penyetel C, seimbangkan
gelembung kembali gelebung pada nivo.
d. Putar kembali theodolit 180° dari kedudukan I atau 90° dari kedudukan
II, apabila terjadi penyimpangan, setengah penyimpangan di stel dengan
pengoreksi nivo dan setengah penyimpangan lagi diseimbangkan
sekrup penyetel DA.
e. Ulangi perkerjaan di atas sebagai mana ketentuan dari kedudukan I
sampai kedudukan II sehingga gelembung nivo pada setiap posisi sudah
seimbang, jika sedah keadaan demikian berarti sumbu I sudah vertikal.
6. Penyetelan sumbu II tegak lurus sumbu I, serta garis bidik tegak lurus sumbu II
sebagai berikut :
a. Usahakan sumbu I tegak lurus pada satu jurusan yang mendatar.
b. Theodolite dipasang sekitar 3-5 meter di depan sebuah dinding yang
terang, gantung unting-unting pada garis tersebut setinggi 2X
instrument.
c. Ukuran titik T yang berimpit pada titik potongan dua garais diafragma.
d. Beri tanda pada ujung tali unting-unting dengan titik P yang tingginya
2h dari lantai dan titik Q tegak lurus dari titik T.
e. Teropong diarahkan ke titik T dan atur penegak halus sumbu I agar titik
T terletak pada benang diafragma.
f. Klem sumbu I dikunci, klem sumbu II dibuka sambil melihat ke dalam
teropong. Angkat teropong perlahan-lahan sampai ke titik P, kemudian
diturunkan teropong perlahan-lahan sampai ke titik Q yang ada di
bawah unting-unting. Dilihat kemungkinan yang akan terjadi sebagai
berikut:

3.2.3 Pengukuran Beda Tinggi (Waterpass)


Pengukuran dengan instrumen Waterpas dimaksud untuk mengetahui
ketinggian suatu daerah. Langkah-langkah yang harus di tempuh antara lain :
a. Letakkan statif di antara dua patok
b. Letakkan Waterpass di atas statif
c. Atur ketiga skrup penyetelan dengan mengamati nivo kotak, untuk
mendapatkan letak Waterpass yang datar
d. Kemudian di dirikan baak meter pada patok yang akan dibidik
e. Arahkan teropong dengan bidikan kasar ke arah baak meter (rambu ukur)
f. Atur penyetelan fokus dan okuler untuk memperjelas bayangan dan garis
diafragma
g. Sebelum melakukan pembacaan, perhatikan sekali lagi keadaan nivo
kotaknya dan pastikan dalam keadaan seimbang
h. Baca kedudukan benang atas dan benang bawah, catat dalam tabel
i. Putar teropong dan arah kan ke baak meter (rambu ukur) di titik lain
j. Ulangi instruksi F s/d I untuk patok selanjutnya
k. Jika pekerjaan selesai ,ubahlah posisi instrumen pada kedudukan lain dan
masih di antara kedua patok tersebut
l. Kerjakan pembidikan seperti pada kedudukan pertama
m. Pengukuran dilakukan dengan perinsip saling mengikat dimana titik
pertama dianggap belakang
n. Kerjakan pengukuran hingga nanti merupakan suatu patokan yang
memanjang

Pada saat melalukan pembacaan kadaan atau situsi sangat di tuntut


ketelitian .Pembacaan dilakukan sebaiknya di lakukan sekali , jangan berulang –
ulang. Untuk menghindari besarnya kesalahan, setiap data yang di baca baiknya
agar dapat di cacat dengan rapi untuk mempermudah pada peroses perhitungan .
Pada saat pengukuran hendaklah instrumen dihindari dari goncangan,panas
dan air. Karena instrumen ini sangat ini sangat sensitive terhadap hal-hal tersebut
yang bila terjadi akan mengakibatkan kesalahan pembacaan dan memungkinkan
terjadi kerusakan pada instrumen, sehingga peroses pengukuran dapat terganggu .
Untuk melaksanakan pengukuran crossing, kita perlu menentukan daerah
yang akan di cross. Kemudian baru pilih yang dekat dengan daerh crossing dan
teropong kesalahan satu titik. Lalu baca benang atas ,benang tengah, benang
bawah dengan persamaan:
BA+ BB
BT=
2
Setelah pembacaan benang,sudut horizontal yang di bentuk harus nol.
Waterpass di putar ke arah daerah crossing dan di baca sudut yang berbentuk.
Usahakan agar pantulannya berkisar pada pada derajat yang genap, dengan menit
serta detik detiknya pada nol.
Kemudian letakan baak meter (rambu ukur) pada satu titik yang akan di
cross, dimana waterpass tidak boleh berubah kedudukannya sudutnya .
Lalu dibaca dengan benang atas, dan benang tengah dan benang bawah.
Dengan hanya memindahkan baak pada titik cross yang lain, ulangi seperti tadi
untuk beberapa titik yang lain .

3.2.4 Pengukuran Potongan Melintang (Cross Section)


Dalam mencari benang tengah dan jarak dalam theodolite melintang, cara
yang dilakukan sama dengan theodolite memanjang, yaitu :
Benang tengah = Benang atas + Benang bawah
2
Jarak = ( Benang atas – Benang Bawah ) x 100
Jika mencari beda tinggi, hal pertama yang perlu diketahui adalah tinggi
pesawat, yaitu jarak dari waterpass sampai ke patok. Sehingga dapat diperoleh
rumus:
Beda tinggi = Tinggi pesawat – Benang tengah

Untuk masing – masing titik. Dan untuk mencari elevasi, dapat dicari dari
elevasi masin – masing titik pada tabel data waterpass memanjang. Lalu
ditambahkan atau dikurangi dengan beda tingginya sesuai dengan tanda pada beda
tingginya. Jika beda tinggi ( + ) , maka ditambahkan, dan jika beda tinggi ( - ) ,
maka dikurangkan.
3.2.5 Pengukuran GPS (Waypoint Marking dan Searching)
 Diberikan 3 lokasi yang akan dicari titik koordinatnya.
 Kemdian dengan menggunakan GPS, pergi kelokasi yang telah diberikan
untuk mencari koordinatnya.
 Setelah dilokasi catat koordinat yang tertera di GPS, koordinat sumbu X
dan Y.
 Selanjutnya di beri 3 koordinat yang akan di carilokasinya.
 Caranya perhatikan koordinat GPS kemudian Jalan hingga mendapatkan
koordinat yang sesuai dengan yang diberikan.
 Setelah mendapatkan koordinat yang sesuai catat lokasinya.
 Selanjutnya dengan GPS catat koordinat pada patok DB1 dan DB2.
 Caranya tempatkan GPS diatas paku pada patok DB1,catat koordinatnya.
Ulangi pada patok lainnya.

3.3 Pengolahan Data Pengukuran (Analisis Data)


3.3.1 Pengukuran Kerangka Utama (Polygon)
 Perhitungan sudut B (biasa) atau sudut LB (luar biasa) = pembacaan
kedepan – pembacaan kebelakang. Contoh :
B ( 19°01’47”-227°16’02”) = 151°45’45”

LB (199° 02’ 05’’ - 47°14’158 ’’) = 151° 45’ 27’’

 ∑n = jumlah sudut biasa (B) atau sudut luar biasa (LB)


∑n = (2.n + 4).90 untuk poligon luar.
∑n = (2.n – 4).90 untuk poligon dalam.
Jika ∑n ≠ (2.n ± 4).90, bearti pada penyimpangan (SP = salah penutup).
SP yang diizinkan ≤ 10 √n (rumus umum toleransi).
Hitungan Poligon
 Menghitung jumlah seluruh sudut yang di dapat dari pembacaan di
lapangan demgan rumus:

Σn=DA1+DA 2+DA 3+DA 4 +DA5

Σn=295°29'00, 0 +199°07' 10,0+255°47'30,0+276°56' 20,0+232°39'10,0} {} # size 12{Σn=1259°59' 10


 Menghtung selisih sudut dengan rumus:
Σn=(n±4) x90
Σn=7 x180°
1259°59'10=1259 rightarrow ital selisih0°1'' 14
 Menghitung koreksi drajat rumus:
sudut
koreksi= xΣ koreksi
Σn

DA1=
295°' 29' .0 } over {1259°59'10 x0°1' 14} {¿
= 00°0'17,35} {¿

DA2=
199°7'10} over {1259°59'10 x0°1' 14} {¿
= 00°00'11,69} {¿

DA3=
25 °47' 30} over {1259°59'10 x0°1' 14 } {¿
= 00°00'15,02} {¿

DA4=
276°56' 20} over {1259°59'10 x0°1' 14} {¿
= 00°00'16,26} {¿

DA5=
232°46' 10} over {1259°59'10 x0°1' 14} {¿
00°00' 13,67
=
 Menghitung sudut azimut rumus:
Sudut diambil dari pembacaan koordinat GPS:
KOORDINAT Nomor
X Y Titik
0758523,000 0612320,000 DB1
0758500,113 0612336,994 DB2
0758488,596 0612304,929 DB3
0758509,783 0612283,167 DB4
0758538,730 0612287,214 DB5
Tabel 3. Pembacaan koordinat GPS

DB5=X1=0758538,730
DB1=X2=0758523,000
DB5=Y1=0612287,214
DB1=Y2=0612320,000
Δx=( X 2− X 1 )
=−15,73
Δy=(Y 2−Y 1)
=32,786
ΔΧ −15,73
tan−1= = =−2°38' 2,85} {¿
ΔΥ 32,786
Untuk mencari masing-masing azimut rumus:
Rumus azimut awal + sudut ±koreksi - 180° (bila nilai
minimum+360°)
1. 84°25’40,09”+327°43’21,00”-00°00’3,77”-180°=232°05’23,43”
2. 232°05’23,43”+151°45’36,00”+00°00’3,77”-180°=203°49’18,60”
3. 203°49’18,60”+287°39’19,00”+00°00’3,77”-180°=311°25’26,50”
4. 311°25’26,50”+250 °52’24,00”+00°00’3,77”-180= 22°12’19,33”
5. 22°12’19,33”+242° 13’17,00”+00°00’3,77”-180=84°25’40,09”
 Menghitung total jarak rumus:
Σn=DB 1+DB 2+DB 3+DB 4 +DB 5
= 162,989
 Menghitung D sin α

1. 26,999sin 295°29'00= - 24 ,372} {¿


2. 29,599sin 199°7'10= - 9,694} {¿
3. 32,397sin 255°47'30= - 31,405} { ¿
4. 35,998sin276°56'20= - 35,734} {¿
5. 37,996sin232°46'10= - 30,252} {¿
 Menghitung koreksi sudut:
D
koreksi= xΔX
ΣD

26 , 999
x−4 , 629=−0, 766
DB1= 162 ,989
29,599
x−5 ,075=−0, 921
DB2= 162 ,989
32 ,397
x−5 ,554=−1,103
DB3= 162 ,989
35,998
x−6 ,172=−1 ,363
DB4= 162 ,989
37 ,996
x−6 ,514=−1, 518
DB5= 162 ,989

 Menghitung D cos α

1. 26,999cos295°29'00=11 ,616} {¿
2. 29,599cos199°7'10= - 27,966} {¿
3. 32,397cos255°47'30= - 7,951} {¿
4. 35,998cos276°56'20=4,348} {¿
5. 37,996sin 232°46'10= - 22,988} {¿

2) Menghitung koreksi sudut rumus:


D
koreksi= xΔY
ΣD
26 , 999
x−2, 896=−0 ,479
DB1= 162 ,989
29 ,599
x−3 ,175=−0, 576
DB2= 162 ,989
32 ,397
x−3 , 475=−0 ,690
DB3= 162 ,989
35 ,998
x−3 ,861=−0, 852
DB4= 162 ,989
37 ,996
x−4 ,076=−0 ,950
DB5= 162 ,989

3) Menghitung koordinat seluruh titik (X):


Rumus = Koordinat awal + Dsinα± ∆ X
DB1=758523,000-18,258-4,629=758500,113
DB2=758500,113-6,443-5,075=758488,596
DB3=758488,596+26,742-5,554=758509,783
DB4=758509,783+35,118-6,172=758538,730
DB5=758538,730-9,215-6,514=758523,000

4) Menghitung koordinat seluruh titik (Y)


Rumus = Koordinat awal + D cos α± ∆ Y
DB1=612320,000+19,890-2,896=612336,994
DB2=612336,994-28,889-3,175=612304,929
DB3=612304,929-18,288-3,475=612283,167
DB4=612283,167+7,909-3,861=612287,214
DB5=612287,214+36,862-4,076= 612320,000

3.3.2 Pengukuran Beda tinggi (Waterpass)


3.3.2.1 Menghitung jarak, rumusnya benang atas di kurang benang bawah di kali
seratus ( BA-BB) X 100

o Titik DB1
DB1 (STAND-1) = (1,112-0,952)x100 =16,00
DB2 (STAND-1) = (1,148-1,094)x100 = 5.40
o Titik DB2
DB2 (STAND-1) = (1,112-0,958)x100 =16,20
DB3 (STAND-1) = (1,038-0,898)x100 = 14,00
o Titik DB3
DB3 (STAND-1) = (1,162-1,014)x100=14,80
DB4 (STAND-1) = (1,002-1,182)x100=-18,00
o Titik DB4
DB4 (STAND-1) = (1,097-0,953)x100=14,40
DB5 (STAND-1) = (1,033-0,813)x100=22,00
o Titik DB5
DB5 (STAND-1) = (1,315-1,140)x100=17,50
DB1 (STAND-1) = (1,423-1,230)x100=19,30

3.3.2.2 Menghitung beda tinggi atand-I dan stand-II


Rumusnya (BT.Bel-BT.mk)
Titik 1
DB1-DB2 (STAND-I) = (1,032-1,092)= -0,060
DB1-DB2 (STAND-II) = (0,987-1,048)= -0,061
Titik 2
DB2-DB3 (STAND-I) = (1,031-0,968)= +0,063
DB2-DB3 (STAND-II) = (1,102-1,032)= +0,070
Titik 3
DB3-DB4 (STAND-I) = (1,088-1,092)= -0,004
DB3-DB4 (STAND-II) = (1,188-1,184)= -0,004
Titik 4
DB4-DB5 (STAND-I) = (1,025-0,923)= +0,102
DB4-DB5 (STAND-II) = (1,045-0,945)= +0,100
Titik 5
DB5-DB1 (STAND-I) = (1,228-1,333)= -0,105
DB5-DB1 (STAND-II) = (1,237-1,340)= -0,103

1. Menghitung Beda tinggi rata-rata (ST.I+ST.II):2


Titik 1
Beda tinggi (STAND-I+STAND-II):2 = (-0,060+-0,061):2= -0,0605
Titik 2
Beda tinggi (STAND -I+STAND-II):2 (0,063+0,070):2= 0,0665
Titik 3
Beda tinggi (STAND -I+STAND-II):2 =(-0,004+-0,004):2= -0,004
Titik 4
Beda tinggi (STAND +STAND-II):2 =(0,102+0,100):2= 0,101
Titik 5
Beda tinggi (STAND +STAND-II):2 =(-0,105+-0,103):2= -0,104

3.3.2.3 Menghitung koreksi dengan rumus (±) ∑∆H


0:5 =0 berarti, koreksi perpatok adalah 0

3.3.2.4 Menghitung elevasi Titik pengukuran atas patok dengan rumus : EL (±)
∆H rata-rata (±)Kor
DB1
5,000+-0,061+0,001 = 5,001
DB2
5,001-0,118-0,118 = 4,765
DB3
4,765+0,297+0.298= 5,360

DB4
5,360+0,006+0.005 = 5,371
DB5
5,371-0,112-0,111 = 5,000
2. Mengukur elevasi atas tanah
DB1 = +5,000
DB2 = +4,931
DB3 = +4,812
DB4 = +5,109
DB5 = +5,113
3.3.3 Pengukuran Potongan melintang (Cross Section)
Data yang diambil :
1. Bacaan benang (Ba, Bt, dan Bb) kekiri dan kekanan.
2. Tinggi alat.
3. Tinggi titik tempat dari profil memanjang.
4. Sket gambar penampang.
Pengolahan data :
- Cek Bt = ½ (Ba + Bb).
- Jarak optis = (Ba – Bb) 100
Kesetiap titik-titik pengukuran dari setiap titik profil memanjang.
Tinggi titik = Tinggi titik profil memanjang Beda tinggi.

3.3.4 Penggambaran Pratikum Pemetaan dan SIG


3.3.4.1 Penggambaran Peta Layout (ArcGIS)
1. Tampilan ArcMap sebelum kita me layout peta ..... kita tentukan dulu data
apa yang mau kita layout..
2. setelah data kita masukan atau tampilkan selanjutnya kita pindah ke menu
layout.
3. selanjutnya kita dapat memilih tipe kertas dan tampilan layoutnya. berikut
langkahnya , langkah yang pertama kita pergi ke menu file selanjutnya
pilih page and print setup
4. seletah kita klik page and print setup akan tampil sebagai berikut,
selanjutnya kita bisa mengatur tipe kertasnya disini saya memakai A3, dan
Orientation nya dengan landscape, lalu ok.
5. selanjutnya tampilan pada ArcMap akan tampil seperti berikut, skalanya
bisa kita sesuaikan dengan luas daerah kita disini saya memakai skala 1 :
120.000. untuk menggeser peta nya kita bisa klik peta setelah aktif kita
bisa sesuaikan tampilannya sesuai besarnya kertas
6. Untuk menampilkan grid pada peta, kita klik view data frame Properties
7. setelah kita klik akan keluar tampilan seperti berikut, lalu kita pilih grid
lalu pilih new grid
8. lalu klik next
9. Selanjutnya kita sesuaikan intervals lalu next
10. Selanjutnya next
11. lalu finish
12. setelah selesai kita pilih view lagi selanjutnya pilih grid , langkah ini untuk
mengatur besar tulisannya dan supanya koordinatnya mengekuti garis
langkahnya pertama kita klik menu view selanjutnya data frame propeties
lalu grid, sejanjutnya pilih properties
13. Ukurann size nya ganti 12 atau sesuai keinginan, selanjutnya centang label
orientation nya lieft dan rigth lalu oke.
14. langkah selanjut nya kita akan membuat kotak-kota untuk tempat judul,
legenda, inset, sumber dan nama pembuat. langkanya sebagai berikut, kita
pilih rectangle pada menu drawing
15. Misalnya tampilan drawing nya belum tampil pada Acrmap kita bisa
keluarkan dengan cara, kita klik kanan pada pojok kanan atas pada bagian
yang kosong , lalu akan keluar pilihan , kita centang Draw
16. Berikut gambar peta yang sudah kita beri kotak, yang paling atas untuk
temapt judul, bawahnya legenda, lalu insets lalu sumber
17. untuk memasukan judul, legenda, mata angin dan inset kita bisa klik menu
insert lalu pilih text untuk judul, legent untuk legenda, north arrow untu
mata angin, test lagi untuk sumber dan nama sipembuat, lalu untuk inset
kita pilih data frame lalu kita add lagi data shp misalnya sumatera barat
sesuai peta kita. 
18. Berikut contoh peta yang sudah siap di layout:
19. Selanjut nya kita bisa menyimpan peta pada format jpg atau PDF
langkahnya pergi ke menu file lalu pilih Export Map. 
20. Setelah kita klik akan muncul seperti gambar di bawah ini, lalu kita
tentukan lokasi penyimpanannya lalu save tipe nya selanjutnya save.

3.3.4.2 Pengambaran peta situasi (polygon)


1. Menentukan titik-titik koordinat polygon masing-masing patok didapat
berdasarkan hasil perhitungan polygon.
2. Pastikan besar sudut polygon sesuai dengan pengolahan data.
3. Setelah titik koordinat didapat, hubungkan ke semua titik tersebut dan beri
nama sesuai data yang telah diolah.
4. Tentukan letak titik situasi masing-masing patok berdasarkan sudt dan
jarak. Untuk penentuan jarak titik dari patok, jarak yang terdapat pada data
disesuaikan dengan skala penggambaran.
5. Hubungkan titik-titik tersebut sesuai dengan dimana letaknya pada sketsa
lapangan. Sehingga didapat kesamaan antara penggambaran dengan
keadaan sebenarnya.

3.3.4.3 Penggambaran titik ukur (Waypoint Marking)


1) Sebelum memulai perjalanan (tracking) sangat disarankan alat GPS sudah
di kalibrasi. Proses kalibrasi dilakukan saat berada di titik awal (P0) sesaat
sebelum memulai track, Kalibrasi ini dimaksudkan untuk penyesuaian
GPS dengan lokasi setempat. Yang perlu dikalibrasi adalah Kompas GPS
dan Altimeter GPS dengan cara :
2) Hidupkan alat GPS (tunggu sampai signalnya penuh)
3. Pilih menu pengaturan lalu plih haluan- kalibrasi
4. Selanjutnya ikuti tampilan yang ada dalam GPS hingga tampilan “GPS is
Ready”
5. Catatan Cara diatas berlaku untuk GPS Garmin Oregon, GPS Model
lainnya bisa menyesuaikan
6. Proses Kalibrasi hendaknya dilakukan pada saat anda berada di titik awal
7. Setelah proses kalibrasi, langkah selanjutnya adalah memastikan titik awal
lokasi dan titik koordinat GPS (Lokasi Peta dan lokasi anda) adalah sama.
dengan cara :
8. Titik Koordinat dalam peta dapat dilihat pada garis yang berbentuk kotak-
kota dalam peta yg bertuliskan angka-angka
9. Pada alat GPS dapat dipilih melalui Menu lalu pilih averange waypoint,
klik dan sesuaikan titik koordinatnya
10. Memulai Tracking atau perjalanan, dengan cara :
11. Pilih Menu lalu pilih Tracking Manager pilih jejak lalu sorot ke bawah lalu
pilih hapus jejak sekarang. kemudian pilih jejak sekarang lalu pilih peta
12. sampai disini akan terlihat lokasi awal dan siap melakukan tracking.
13. kemudian catat titik koordinatnya dalam format yg sudah disiapkan. Perlu
diingat bahwa dalam hal melakukan delineasi ulang terhadap kawasan
yang telah di delineasi adalah proses tracking wajib mengikuti peta awal
atau menyusuri setiap patahan yang ada dalam peta yg sudah diolah
14. Catatlah setiap titik koordinat yang ada dalam patahan P1,P2 dst hingga
titik terakhir dan jika dibutuhkan sesekali diambil dokumentasinya
15. Menggabungkan Proses Tracking dan Waypoint dengan cara :
16. Teknik penggabungan ini dilakukan untuk mempermudah proses tracking
dimana saat menyusuri jalur dalam peta menemui jalan buntu, terhalang
tembok, atau ketemu medan yang sulit dilalui sehingga jalur tracking haru
memutar atau kembali ke jalur awal dengan caranya seperti dibawah ini :
17. Catatlah  titik koordinat lokasi terakhir atau ujung jalan, tembok atau
medan yang tidak bisa dilalui dengan menggunakan waypoint sebelum
anda berbalik arah atau membuat jalur tracking yang baru
18. pastikan posisi lokasi tersebut dalam peta dan tandai
19. Carilah titik koordinat lokasi berikutnya dengan cara waypoint dan
catatlah
20. Ingat !! Pastikan alat GPS tetap dalam keadaan ON
21. Mencari titik akhir dengan GPS dapat dilakukan dengan cara :
22. Sebelumnya perlu diingat bahwa dalam melakukan proses delineasi
dengan teknik tracking GPS adalah TITIK AWAL = TITIK AKHIR
artinya harus terbentuk garis polygon yang saling berhubungan dan tidak
terputus, untuk itu tipsnya seperti dibawah ini :
23. Titik akhir akan muncul dan menutup dengan sendirinya jika proses
kalibrasi dan tracking dilakukan dengan benar
24. Titik akhir akan muncul dilayar GPS dengan tanda Bulatan besar diikuti
dengan tulisan titik akhir. akan tetapi jika tidak maka dapat ditutup secara
manual
25. Cara menutup secara manual adalah dengan melihat titik koordinat awal
dalam catatan anda, kemudian gunakan menu averange waypoint untuk
menyamakan titik koordinatnya dengan titik awal
26. dalam proses ini anda harus bergerak ke segala arah untuk mendapatkan
titik koordinat awal
27. Langkah terakhir adalah menyimpan data hasil tracking dengan cara
kembali ke menu lalu pilih simpan jejak lalu beri nama lalu pilih ok.
kemudian akan muncul pilihan dalam layar untuk menghapus tracking,
pilih yes dan ok
28. selesai

3.3.4.4 Pengambaran garis ketinggian (contur)


a) Misal kita melakukan sebuah pengukuran suatu bidang tanah sehingga
mendapat data ukuran tanah dan hasil perhitungan pengukuran tanah untuk
peta kontour.
b) Setelah melihat dan mempelajari data pengukuran tersebut kemudian kita
lanjutkan kelangkah selanjutnya.
c) Data yang akan digunakan untuk membuat peta kontour adalah tinggi tiap
titik.
d) Pertama kali kita tentukan skala jarak untuk menggambar denah dan skala
tinggi untuk menggaambar potongan kontour.
e) Selanjutnya menentukan koefisien garis tinggi yang akan digambar.

3.3.4.5 Pengambaran potongan melintang (cross section)


Penggambaran potongan melintang dilakukan berdasarkan data
pengukuran Waterpass, dimana gambar ini juga dapat diskalakan bergantung pada
ukuran kertas.

Anda mungkin juga menyukai