BAB I
PENDAHULUAN
pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro Asia dibagian utara, lempeng
Indo Australia dibagian selatan, dan lempeng Samudra pasifik, di bagian timur,
daerah ini memiliki potensi becana yang sangat tinggi seperti letusan gunung api,
gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor, khusunya pada beberapa bagian
wilayah yang berada pada jalur lempeng tektonik atau patahan lempeng (tectonic)
Eurasian (Asia, Pacifik dan Australia) dan garis circumstance, Pacific-rims; ring of
fire yaitu potensi bencana gunung api (volcanic) yang membentang luas di sepanjang
Asia, Pasifik dan Amerika yang melewati wilayah Indonesia (Benson dan Charlote,
2007).
mengalami risiko bencana. Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, atau
(Rijanta, Hizbaron dan Baiquni, 2014). Kesiapsiagaan lebih ditekankan pada usaha
1
2
sebagai ruang publik memiliki peran nyata dalam membangun ketahanan masyarakat.
Kesiapsiagaan sekolah dimaksudkan agar komunitas sekolah tahu, paham, dan peduli
bulan Oktober 2017 pada waktu itu terus menunjukkan peningkatan, bahkan sejak
Rabu (27/9/2017) hingga Jumat (29/9/2017) pukul 02.00 WIT, tercatat sudah 766
sekitarnya. Data dari BMKG, dari 766 gempa bumi, 41 kali di antaranya dirasakan
masyarakat antara lain di Kota Ternate, Tidore, dan Sofifi. gempa tersebut dengan
magnitudo 4,9 Skala Richter (SR) dengan pusat gempa di lokasi 0.96 LU, 127.55 BT,
dirasakan hingga di Ternate, gempa bumi yang terjadi di Halmahera Barat disebabkan
Barat, menurut Kepala Stasiun Geofisika Ternate Kustoro Hariyatmoko, (2017), yang
di hubungi kompas (29/9/2017) Dan bisa saja Terjadi Di waktu Yang Tidak Dapat
dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dan United Nations Educational Scientific and Cultural (UNESCO)
tahun 2006; Hasil Kajian LIPI 2011; BPBD DIY tahun 2015; dan Dwisiwi tahun
2012. Beberapa penelitian tersebut dapat dianalisis bahwa sekolah merupakan ruang
2
3
Berdasarkan latar belakang yang telah dapat dirumuskan dalam penelitian ini
Halmahera Barat ?
3
4
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
membutuhkan.
4
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Gempa bumi merupakan bencana alam yang datang secara tiba-tiba dalam
waktu yang relatif singkat menghancurkan semua yang ada di muka bumi baik harta
benda dan manusia. sedangkan yang dijelaskan Lutgens (1982) dalam Daliyo (2008)
gempa bumi adalam getaran bumi yang di hasilkan oleh percepatan energi yang
Eurasia yang memanjang dari pantai barat Sumatera hingga pantai selatan Jawa terus
ke timur sampai Nusa Tenggara. Adanya proses penunjaman ini Kepulauan Indonesia
terdapat deretan gunung api terutama dari Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara.
disekitarnya akan menjadi subur dan produktif. Namun juga adanya gunung api yang
masih aktif sangat bahaya letusan gunung api juga harus diwaspadai. Selain itu
bahaya banjir lahar dingin terutama pada musim hujan juga tidak boleh dilupakan.
penyebab gempa tektonik yang mana bersifat regional dan umumnya kerusakan yang
ditimbulkan sangat parah. Jalur gempa tersebut secara geologis berdampingan dengan
jalur gempa bumi. Sebagian jalur gempa bumi tersebut berada di laut sehingga sangat
5
6
diwaspadai manusia. Terkadang manusia terlena oleh semua fasilitas dan kebutuhan
yang disediakan oleh bumi. Manusia sering lupa atau melupakan bahwa bumi juga
menyimpan potensi bencana. Kejadian tersebut pada dasarnya merupakan hal yang
baik yang menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur atau hasil
budaya manusia (rumah, bangunan, jalan, jembatan, bendungan, dan lain-lain) (Arief
Menurut Joko Christanto (2011: 41), faktor penyebab gempa bumi dapat
dibedakan menjadi :
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan
6
7
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan
bumi. Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempa bumi dapat dibedakan
atas :
1) Gempa bumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR. b.
7
8
Gempa bumi terjadi karena adanya pelepasan energi yang disebabkan oleh
tekanan lempeng yang bergerak. Tekanan tersebut semakin lama akan semakin
membesar dan akan mencapai tekanan yang tidak dapat ditahan lagi oleh lempeng
aktivitas gunung berapi yaitu pada saat pergerakan magma di dalam gunung berapi
d. Kebakaaran
g. Tsunami.
yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan komunitas dalam mengelola bahaya
sebagai upaya untuk menghindari atau mengurangi dampak akibat bencana (PMB-
ITB, 2008). Siklus pengelolaan bencana terdiri dari empat tahapan yaitu: 1.
8
9
individu, kelompok, dan komunitas dalam mengelola bahaya sebagai upaya untuk
a. Bahaya (hazards)
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai potensi
Bencana alam geologi merupakan kejadian alam ekstrim yang diakibatkan oleh
dapat menjadi salah satu penyebabnya, demikian halnya dengan aktivitas vulkanik di
mengenai mitigasi bencana alam geologi dan mitigasi hazard menjadi menarik dan
dewasa ini. Kerugian jiwa, material, dan budaya merupakan aspek utama yang
9
10
bencana yang menimpa negara ini menjadi alasan utama perlunya dilakukan usaha-
usaha ilmiah untuk mengatasinya. Peran aktif semua pihak yang terkait merupakan
sikap terbaik yang diperlukan untuk menanggulangi masalah bencana. Gempa bumi
adalah salah satu dari banyak bahaya alam yang paling merusak, gempa-gempa
tersebut bisa terjadi setiap saat di sepanjang tahun, dengan dampak yang tiba-tiba dan
bangunan-bangunan dalam waktu yang sebentar saja. Gempa tidak hanya merusak
b. Kerentanan (vulnerability)
ancaman bahaya. Tingkat kerentanan adalah suatu hal penting untuk diketahui
sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terh adap terjadinya bencana, karena
bencana baru akan terjadi bila ‘bahaya’ terjadi pada ‘kondisi yang rentan’. Tingkat
c. Kemampuan (capacity)
10
11
serta dengan cepat memulihkan diri dari akibat bencana (Bakornas PB, 2007).
d. Resiko bencana
ancaman bahaya (hazards) yang ada. Ancaman bahaya, khususnya bahaya alam
bersifat tetap karena bagian dari dinamika proses alami pembangunan atau
pembentukan roman muka bumi baik dari tenaga internal maupun eksternal,
Menjelang Bencana Pra Bencana Jauh Sebelum Bencana Pasca Bencana Saat
Untuk melakukan upaya mitigasi bencana, langkah awal yang harus dilakukan
2007, risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
11
12
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
Bahaya x kerentanan
Risiko=
Kapasitas
Bahaya ialah suatu fenomena kejadian fisik yang potensial merusak atau
Kerentanan (vulnerability) adalah kondisi atau proses yang ditentukan oleh faktor –
faktor fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang menambah kerentanan suatu
kekuatan dan sumberdaya yang tersedia di dalam suatu komunitas, masyarakat atau
organisasi yang dapat mengurangi tingkat risiko maupun akibat suatu bencana
2.8 Kesiapsiagaan
a. Pengertian Kesiapsiagaan
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Menurut Nick Carter (dalam Deny Hidayati dkk, 2009: 5), kesiapsiagaan dari
komunitas dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat
12
13
b. Sifat Kesiapsiagaan
bencana diperlukan langkah yang tepat dalam pra-bencana dan keefektifan dari
diperhatikan karena tingkat kesiapsiagaan suatu komunitas dapat menurun setiap saat
politik dan ekonomi dari suatu masyarakat. Karena itu sangat diperlukan untuk selalu
c. Indikator Kesiapsiagaan
dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap dan siaga
13
14
tinggal di daerah yang rentan terhadap bencana alam (Deny Hidayati dkk,
2006: 14). Sikap adalah suatu bentuk respon dari masyarakat berdasarkan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
sarana.
3) Peringatan dini
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. Sistim ini meliputi tanda
Untuk itu diperlukan latihan dan simulasi, apa yang harus dilakukan
14
15
14).
daya menjadi faktor yang krusial (Deny Hidayati dkk, 2006: 14).
15
16
16
17
penelitian yaitu: Dari kajian di
perdesaan Aceh Besar, Kota
Bengkulu dan Padang
mengindikasikan bahwa semua
lokasi belum optimal dalam
menyiapkan dan mengantisipasi
terjadinya bencana. Keadaan ini
perlu mendapat perhatian yang
serius, mengingat ketiga lokasi
tersebut rentan terhadap bencana
alam. Peningktan kepedulian akan
pentingnya kesiapsiagaan dan
kemampuan untuk mengantisipasi
bencana bagi rumah tangga,
pemerintah dan komunitas sekolah
masih sangat diperlukan, utamanya
untuk mengurangi korban dan resiko
bencana.
3. Beatrix PENTINGNYA Tujuan melakukan penelitian berikut
Hayudityas, PENERAPAN adalah untuk menganalisis perlunya
Universitas PENDIDIKAN penerapan pendidikan tentang upaya
Kristen Satya MITIGASI pencegahan sebelum bencana
Wacana, 2014. BENCANA DI disekolah guna mengetahui
SEKOLAH kesiapsiagaan peserta didik. Metode
UNTUK penelitan yang digunakan adalah
MENGETAHUI metaanalisis. Metode yang
KESIAPSIAGAAN digunakan adalah deskriptif dan
PESERTA DIDIK kuantitatif dari pengumpulan
beberapa jurnal yang relevan dan
17
18
BAB III
METODE PENELITIAN
18
19
penelitian survei. jenis penelitian survei merupakan suatu metode yang bertujuan
untuk mengumpulkan sejumlah data berupa variabel, unit individu dalam waktu
bersamaan. Survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif maupun untuk menguji
a. Populasi
keseluruhan individu dalam wilayah atau lokasi yang menjadi tujuan penelitian,
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
19
20
Dari perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan untuk obyek
Rencana Kesiapsiagaan dan tanggap darurat, peringatan dini, dan Mobilitas Sumber
Daya di SMK Negeri 1 Harmahera Barat, Empat variabel diatas kemudian dibuat
indikator dan nomor soal yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
a. Observasi
20
21
b. Kuisioner
peneliti untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan saat gempa
bumi.
c. Dokumentas
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa gambar dan video saat penelitian
berlangsung di gunakan untuk memperkuat dan menunjukan data yang diperoleh dari
lapangan.
a. Pengetahuan Siswa
siswa. Pengukuran pada variabel diungkap dengan memberikan skor 0 untuk sangat
tidak setuju, 1 untuk tidak setuju, 2 untuk ragu-ragu, 3 untuk setuju, dan 4 untuk
21
22
b. Kesiapsiagaan Siswa
siswa. Pengukuran pada variabel diungkap dengan memberikan skor 0 untuk sangat
tidak setuju, 1 untuk tidak setuju, 2 untuk ragu-ragu, 3 untuk setuju, dan 4 untuk
dalam menghadapi bencana gempa bumi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
22
23
23