Bab 1 & Bab 3
Bab 1 & Bab 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sediaan farmasi steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang
banyak digunakan terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Sediaan
ini sangat membantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai
luka terbuka yang harus diobati dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut sangat
sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh dan dimasukan langsung ke dalam cairan
atau rongga tubuh, hai ini sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi dan
dalam hal ini dibutuhkan bentuk sediaan obat yang steril. Bentuk sediaan steril
isotonis, isohidris dan beberapa diantaranya harus bebas pirogen (Latifa, 2009).
non steril, tetapi pada pembuatan sediaan steril dibutuhkan pemahaman tentang
proses sterilisasi terutama yang berkaitan dengan stabilitas bahan aktif maupun
steril, bukan hanya pengetahuan tentang formulasi, bentuk sediaan, tetapi juga
digunakan per injectionem dan per infus (Lukas, 2006; Rahman & Djide, 2009).
Pada umumnya pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja
obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat bekerja
sama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan
melalui mulut (oral) atau bila obat itu sendiri tidak efektif dengan cara pemberian
B. Rumusan Masalah
PENUTUP
A. Kesimpulan
sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam pemberian obat ada
hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian
obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan
B. Saran
Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat diperlukan demi
Latifah R., Djide M.N., Sediaan Farmasi Steril, Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin (Lephas), Makassar, 2009.
Ansel H.C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta. 1989. Hal. 399-436