K.W.
NPM : 18.2.01.30.0475 Program Studi : MSA
NO. URUT : 01 Tanggal : 11-11-2019
o Pada artikel “A Fraud Audit: DoYou Need One?” auditor eksternal tidak dapat
menemukan fraud, dikarenakan memang tugas auditor eksternal bukanlah untuk
menemukan fraud, tetapi untuk memastikan apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar dalam hal yang material, sesuai dengan Peraturan yang diterima untuk
umum
o Jadi selama Fraud yang dilakukan, tidaklah masive / bersifat material, seperti fraud yang
masuk ke dalam Asset Misappropriation, maka auditor eksternal tidak dapat
menemukan serta mengidentifikasi fraud yang terjadi.
o External Auditor tidak dapat menemukan Asset misappropriation yang terjadi dengan
audit laporan keuangan dikarenakan Fraud tersebut tidak merusak kewajaran dari
laporan keuangan secara material
2. Should the auditors have discover the frauds?
o Audit laporan keuangan yang dilakukan oleh External auditor seharusnya tidak akan
menemukan Asset misappropriation, dikarenakan jumlah aset dalam fraud ini seringkali
tidak material, karena itulah diluar area pengecekan dari audit laporan keuangan yang
berusaha menemukan fraud laporan keuangan yang sifatnya material
o External auditor bertanggung jawab secara profesional untuk mendeteksi fraud laporan
keuangan yang material dan bukan fraud Asset misappropriation
Periodesasi Auditor Audit dilakukan diakhir tahun buku Audit dilakukan sesuai
atau audit interim yang dilakukan permintaan klien
ditengah tahun berjalan
8. Apabila terjadi suatu fraud seringkali auditor publik yang melakukan general audit
menjadi tumpuan kekecewaan dengan berbagai tuduhan yang mengarah bahwa
auditor kurang due audit care atau bahkan tuduhan kearah tidak skeptik,
Bagaimana anda mengomentari frasa tersebut.
Menurut Saya, memang audit laporan keuangan tidak dapat menemukan fraud berupa
asset misappropriation, karena besarannya yang tidak material, dan karena tujuan utama
dari audit laporan keuangan adalah untuk menentukan kewajaran laporan keuangan
dalam segala sesuatu yang bersifat material, sesuai dengan PSAK. Hal ini juga telah
disesuai dengan SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik), sebagai berikut :
o Menurut SPAP, Profesi akuntan publik (auditor independen) memiliki tangggung jawab
yang sangat besar dalam mengemban kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat (publik). Tanggung jawab akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya
secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1). Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang
diaudit kepada pihak yng berwenang atas informasi tersebut, walaupun
tidak ada sanksi terhadap tindakannya.
o Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dalam Standar Auditing Seksi 110, mengatur tentang “Tanggung Jawab
dan Fungsi Auditor Independen”. Pada paragraf 2, standar tersebut antara lain dinyatakan
bahwa auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti
audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai,
namun bukan mutlak. Bahwa salah saji material terdeteksi. Auditor tidak bertanggung
jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan
bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan,
yang tidak material terhadap laporan keuangan.
9. Tiangle of Fraud meliputi antara lain, Pressure, Opportunity, serta
Rationalization, Deskripsikan Triangle of Fraud tersebut dengan disertai contoh
sehingga menjadi jelas maknanya
Fraud Triangle pertama kali diperkenalkan oleh Cressey pada tahun 1953, Fraud Triangle
menggambarkan penyebab fraud dalam bentuk segitiga fraud (the fraud triangle), sebagai
berikut :