Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PEMBERIAN Daphnia sp.

YANG DIKULTUR
MASSAL PADA MEDIA PUPUK FERMENTASI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN
GURAME (Osphronemus gouramy)

Herawati Vivi Endar*, Johannes Hutabarat , Fritta Wijayanti,


Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl Prof Soedharto, Semarang 50275
Email : anshinvie@yahoo.com

ABSTRAK
Daphnia sp. merupakan salah satu pakan alami yang sering digunakan sebagai pakan.
Pada saat ini Daphnia sp. mulai sulit didapatkan di alam, oleh karena itu perlu dilakukan kultur
massal terhadap Daphnia sp. Sehingga baik secara kuantitas maupun kualitas dapat dimanfaatkan
sebagai pakan oleh larva ikan gurame. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis pengaruh hasil
kultur terbaik terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan gurame. Hewan uji yang
digunakan adalah larva ikan gurame (O. gouramy) dengan berat 0,06±0,00 g/individu. Penelitian
ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan
3 kali ulangan yaitu perlakuan A (1,2 g/l kotoran ayam dan 1,2 g/l bekatul), B (1,2 g/l kotoran
ayam; 0,9 g/l bekatul dan 0,3 g/l bungkil kelapa), C (1,2 g/l kotoran ayam; 0,6 g/l bekatul dan 0,6
g/l bungkil kelapa), D (1,2 g/l kotoran ayam; 0,3 g/l bekatul dan 0,9 g/l bungkil kelapa), E (1,2 g/l
kotoran ayam dan 1,2 g/l bungkil kelapa) dan F(2,4 g/l kotroran ayam). Pemberian Daphnia sp.
sebagai pakan alami adalah sebanyak ±2975 ind/wadah/sekali pemeberian pada minggu pertama
dan ±3967 ind/wadah/sekali pemberian pada minggu kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan sangat nyata (P<0,01) pada laju pertumbuhan larva ikan gurame (O. gouramy),
namun tidak berbeda (P>0,05) untuk tingkat kelulushidupan. Laju pertumbuhan relatif larva ikan
gurame (O. gouramy) memiliki nilai rerata berkisar antara 9,13% - 11,55% dengan tingkat
kelulushidupan berkisar antara 98,67% - 99,67%. Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa perlakuan D dengan nilai 11,55% merupakan perlakuan terbaik dan dianjurkan
untuk meningkatkan laju pertumbuhan larva ikan gurame (O. gouramy).
Kata kunci: Daphnia, fermentasi, gurame, kelulushidupan, larva, Osphronemus, pertumbuhan,
pupuk.

PENDAHULUAN menyatakan bahwa produksi ikan

Latar Belakang gurame di Indonesia terus mengalami

Salah satu usaha perikanan peningkatan dari tahun (2010)

yang terus berkembang adalah sebanyak 56.889 ton; (2011)

budidaya ikan gurame (Osphronemus sebanyak 64.252 ton; (2012)

goramy). Soetrisno (2014) sebanyak 84.681 ton; dan tahun

1
(2013) sebanyak 86.773 ton. sebagai pakan awal sangat

Peningkatan produksi tersebut dapat mendukung kualitas yang baik dari

tercapai dengan adanya pasokan larva ikan. Salah satu contoh pakan

benih ikan gurame yang memiliki alami untuk larva ikan gurame

kualitas baik. Kualitas yang baik adalah kutu air (Daphnia sp.).

tersebut salah satunya ditunjukkan Daphnia sp. pada saat ini mulai sulit

dengan laju pertumbuhan dan tingkat didapatkan di alam, oleh karena itu

kelulushidupan. Setyowati et al. perlu dilakukan kultur untuk

(2007) menyatakan bahwa laju meningkatkan baik kuantitas maupun

pertumbuhan larva ikan gurame saat kualitas dari Daphnia sp. Gunawanti

ini masih tergolong rendah, yaitu (2000) menyatakan bahwa metode

7,356% dengan tingkat kultur Daphnia sp. salah satunya

kelulushidupan 85,6%. Herawati dapat berupa pemupukan.

(2013) menambahkan bahwa kualitas Pemupukan berguna untuk

larva ikan gurame yang baik, salah menghasilkan bahan organik yang

satunya sangat ditentukan oleh pakan digunakan sebagai makanan Daphnia

alami yang dikonsumsi. Pakan alami sp.

yang dikonsumsi tersebut harus Daphnia sp. memerlukan

memiliki kandungan nutrisi cukup asupan nutrisi bagi pertumbuhannya.

dan sesuai dengan bukaan mulut Nutrisi tersebut dapat berasal dari

larva ikan. banyak sumber, antara lain yaitu

Herawati et al. (2012) bahan organik tersuspensi dan

menyatakan bahwa pakan alami bakteri yang diperoleh dari pupuk

2
yang ditambahkan ke dalam media MATERI DAN METODE

kultur. Zahidah (2012) menyatakan Metode

bahwa pupuk yang sering digunakan Metode yang digunakan

adalah pupuk organik yang berasal dalam penelitian ini merupakan

dari kotoran ternak. Jenis yang sering metode eksperimental yang

digunakan adalah kotoran ayam. dilakukan dengan rancangan acak

Proses penguraian (dekomposisi) lengkap (RAL). Berdasarkan

pupuk organik ini pada akhirnya penelitian sebelumnya oleh Herawati

akan menumbuhkan bakteri. Bakteri dan Agus (2014), pupuk organik

tersebut dimanfaatkan sebagai pakan dengan kombinasi kotoran ayam,

oleh Daphnia sp. Putra (2010) bekatul dan bungkil kelapa yang

menambahkan bahwa penambahan digunakan dalam kultur masal

bakteri khususnya probiotik dapat Daphnia sp. adalah sebanyak 2,4

menguntungkan bagi inang melalui g/liter. Penelitian tersebut menjadi

peningkatan nutrisi pakan. Penelitian acuan dalam menetapkan 6 perlakuan

ini bertujuan untuk menganalisis pada penelitian ini, yaitu: perlakuan

pengaruh pemberian Daphnia sp. A : Daphnia sp. hasil kultur pada

terhadap laju pertumbuhan dan media pupuk fermentasi dengan

tingkat kelulushidupan larva ikan kombinasi 1,2 g/l kotoran ayam dan

gurame (O. gouramy), serta 1,2 g/l bekatul; perlakuan B:

perlakuan terbaik dari pemberian Daphnia sp. hasil kultur pada media

Daphnia sp. tersebut. pupuk fermentasi dengan kombinasi

1,2 g/l kotoran ayam dan kombinasi

3
dari 0,9 g/l bekatul dan 0,3 g/l 1,2 g/l bungkil; dan perlakuan F:

bungkil; perlakua C: Daphnia sp. Daphnia sp. hasil kultur pada

hasil kultur pada media pupuk media pupuk 2,4 g/l kotoran ayam

fermentasi dengan kombinasi 1,2 g/l tanpa difermentasi. Herawati dan

kotoran ayam dan kombinasi dari 0,6 Agus (2014) menyatakan bahwa

g/l bekatul dan 0,6 g/l bungkil kandungan nutrisi Daphnia sp. baik

kelapa; perlakuan D: Daphnia sp. sebelum dikultur maupun setelah

hasil kultur pada media pupuk dikultur pada media pupuk

fermentasi dengan kombinasi 1,2 g/l fermentasi tersaji dalam Tabel 1.

kotoran ayam dan kombinasi dari 0,3

g/l bekatul dan 0,9 g/l bungkil;

perlakuan E: Daphnia sp. hasil kultur

pada media pupuk fermentasi dengan

kombinasi 1,2 g/l kotoran ayam dan

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Daphnia sp. Sebelum maupun Setelah Dikultur pada Media Pupuk
Fermentasi
Kandungan Sebelum Dikultur pada Media Pupuk Organik Fermentasi
Nutrisi Dikultur A B C D E F
Protein (%) 62,23 65,45 73,90 69,45 71,07 71,26 68,23
Lemak (%) 6,23 7,57 4,24 7,89 6,40 6,04 7,22
KH (%) 14,69 5,30 12,77 9,68 3,66 7,78 10,02
Abu (%) 9,80 9,90 8,64 8,79 9,27 9,29 9,83
Serat kasar (%) 7,05 11,78 0,45 4,19 9,60 5,63 4,73
dikeringkan sebelum dilakukan
Fermentasi Pupuk
fermentasi. Fermentasi dilakukan
Pupuk yang digunakan terdiri
dengan menggunakan bakteri probiotik.
kotoran ayam, bekatul dan bungkil
Berdasarkan uji pendahuluan oleh
kelapa. Kotoran ayam dan bungkil
Herawati dan Agus (2014), perhitungan
kelapa yang digunakan terlebih dahulu

4
perbandingan probiotik : molase adalah Pemeliharaan Larva Gurame (O.

1:1. Yuniwati et al. (2012) gouramy)

manambahkan bahwa probiotik yang Berdasarkan penelitian

digunakan untuk ferrmentasi, sebelumnya oleh Yuniarsih (2003),

sebelumnya telah diaktivasi selama 3 larva ikan gurame (O. gouramy) yang

jam dalam larutan molase. Fermentasi digunakan dalam penelitian berumur 3

pupuk ini berlangsung selama 1 hari dengan kepadatan 100 ekor/ember.

minggu. Pupuk yang telah difermentasi Pemberian pakan pada minggu pertama

dapat langsung diaplikasikan ke dalam sebanyak ± 2975 individu/ember/satu

kolam atau bak kultur Daphnia sp. kali pemberian dan sebanyak ± 3967

Kultur Daphnia sp. individu/ember/satu kali pemberian

Kultur Daphnia sp. dilakukan pada minggu kedua. Frekuensi

dalam bak beton dengan volume 1000 pemberian pakan

liter dan padat tebar 100 ekor/liter. Daphnia sp. sebanyak 5 kali dalam

Penambahan media pupuk dilakukan sehari selama 14 hari masa

pada hari ke 8 dengan dosis setengah pemeliharaan larva ikan gurame (O.

dari pemupukan diawal kultur (Casmuji, gouramy).

2002). Pemupukan ini dilakukan untuk

mengganti media pupuk yang hilang HASIL DAN PEMBAHASAN

akibat penguapan. menambahkan bahwa Nilai laju pertumbuhan relatif

pergantian air kultur Daphnia sp. larva ikan gurame (O. gouramy)

dilakukan setiap pagi sebanyak 20 – berdasarkan dari hasil pemberian

25%. Daphnia sp. dapat dilihat pada Gambar

1.

5
(P<0,01) terhadap laju pertumbuhan

larva ikan gurame (O. gouramy).

Perbedaan laju pertumbuhan

relatif tersebut salah satunya

dipengaruhi oleh pakan yang diberikan

Gambar 1. Nilai Laju Pertumbuhan Relatif yaitu Daphnia sp. yang dikultur pada
Larva Ikan Gurame (O. gouramy)
media pupuk fermentasi. Perlakuan
Berdasarkan Gambar 1 rerata nilai
yang berbeda pada media kultur
laju pertumbuhan relatif pada masing-
Daphnia sp. diduga mampu
masing perlakuan dari yang terendah
memberikan nutrien yang berbeda pula
adalah perlakuan E sebesar 9,13%,
pada Daphnia sp., sehingga Daphnia sp.
perlakuan B 9,44%, perlakuan C 9,47%,
yang dihasilkan memiliki kandungan
perlakuan F 10,11%, perlakuan A
nutrisi yang berbeda pula dalam
10,27%, dan perlakuan D 11,55%. Hasil
meningkatkan laju pertumbuhan larva
analisis ragam nilai laju pertumbuhan
ikan gurame (O. gouramy). Mufidah et
relatif pada larva ikan gurame selama
al. (2009) menyatakan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa
ketersediaan makanan yang bernutrisi
pemberian Daphnia sp. hasil kultur
tinggi sangat dibutuhkan larva untuk
pada media pupuk fermentasi
perkembangan organ tubuh yang masih
memberikan pengaruh sangat nyata
sederhana menuju kesempurnaan.

6
Kultur Daphnia sp. yang Anggraeni dan Nurlita (2013)

dilakukan pada media pupuk fermentasi menambahkan bahwa ikan

diduga secara tidak langsung memanfaatka energi pakan untuk

mempengaruhi laju pertumbuhan larva metabolism dasar, pergerakan, produksi

ikan gurame. Fermentasi yang organ seksual serta pergantian sel-sel

dilakukan terhadap pupuk organik pada yang rusak. Kelebihan dari energi

penelitian ini menggunakan bakteri tersebut digunakan untuk pertumbuhan.

probiotik, dimana diketahui pula bahwa Tingkat kelulushidupan larva ikan

bakteri probiotik merupakan gurame (O. gouramy) yang diberi

mikroorganisme yang sangat Daphnia sp. hasil kultur pada media

bermanfaat bagi makhluk hidup. Ulum pupuk fermentasi dapat dilihat pada

(2010) menyatakan bahwa Gambar 2.

mikroorganisme yang terkandung dalam

probiotik mampu membantu pencernaan

dalam tubuh larva ikan gurame,

sehingga pakan yang mengandung

bakteri probiotik akan mampu dicerna


Gambar 2. Nilai Tingkat Kelulushidupan Larva
dan diserap oleh tubuh dengan baik. Ikan Gurame (O. gouramy)

Kandungan nutrisi pada Daphnia Berdasarkan Gambar 2 rerata nilai

sp. (dapat dilihat pada Tabel 1) akan tingkat kelulushidupan pada masing-

dimanfaatkan sebagai sumber energi masing perlakuan dari yang terendah

oleh larva ikan gurame (O. gouramy). adalah perlakuan E sebesar 98,67%;

Energi tersebut pada akhirnya akan perlakuan D sebesar 99,33%; perlakuan

digunakan untuk pertumbuhan. B, C dan F sebear 99%, serta perlakuan

7
A sebesar 99,67%. Hasil analisa dipengaruhi oleh kualitas air, kebutuhan

menunjukkan bahwa pemberian pakan, umur ikan, dan lingkungan.

Daphnia sp. tidak berpengaruh (P>0,05) Kualitas air yang diukur diusahakan

terhadap tingkat kelulushiduan larva berada pada kisaran optimal yang sesuai

ikan gurame (O. gouramy). dengan habitat larva ikan.

Tingkat kelulushidupan yang Kualitas air yang optimal tersebut

tinggi tersebut diduga dipengaruhi oleh diduga dapat terjadi karena

kualitas air selama pemeliharaan larva. dilakukannya penyiponan dan

Kualitas air yang diukur meliputi suhu, pergantian air yang rutin. Penyiponan

pH, oksigen terlarut (DO), dan dan pergantian air dalam penelitian ini

amoniak. Kualitas air tersebut diukur rutin dilakukan sehari sekali.

pada awal dan akhir pemeliharaan. Pergantian air tersebut dilakukan

Berdasarkan hasil pengukuran, kualitas sebanyak 20% - 50% setiap wadah.

air menunjukkan kisaran optimal bagi Oksigen terlarut dalam wadah

pertumbuhan larva gurame (O. pemeliharaan disuplai dengan

gouramy) (dapat dilihat pada Tabel 3). menggunakan bantuan aerasi. Nirmala

Kualitas air pada media pemeliharaan dan Rasmawan (2010) menyatakan

sangat penting terutama dalam bahwa pergantian media pemeliharaan

menunjang keluluhisupan larva ikan. dilakukan rutin sehari sekali dengan

Mufidah et al. (2009) menyatakan perganitian air sebanyak 20%.

bahwa kelangsungan hidup larva ikan

Tabel 2. Nilai RGR, SR dan Tingkat Konsumsi Pakan Alami Larva Ikan Gurame (O. gouramy) Selama
Penelitian
Pakan W0 Wt RGR SR TKP 1 TKP 2
Pemberian Daphnia sp. hasil 0,06± 0,36± 10,27± 99,67± 148,64± 198,24±
pupuk A 0,01 0,03 0,70 0,58 0,01 0,06
Pemberian Daphnia sp. hasil 0,06± 0,33± 9,44± 99± 148,62± 198,22±
pupuk B 0,06 0,02 0,75 0,73 0,50 0,08

8
Pemberian Daphnia sp. hasil 0,06± 0,29± 9,47± 99± 148,57± 198,18±
pupuk C 0,08 0,02 0,68 1,00 0,01 0,10
Pemberian Daphnia sp. hasil 0,06± 0,38± 11,55± 99,33± 148,67± 198,29±
pupuk D 0,01 0,01 0,74 0,58 0,10 0,01
Pemberian Daphnia sp. hasil 0,06± 0,32± 9,13± 98,67± 148,57± 198,15±
pupuk E 0,01 0,01 0,85 0,58 0,60 0,00
Pemberian Daphnia sp. hasil 0,06± 0,32± 10,11± 99± 148,63± 198,230±
pupuk F 0,01 0,02 0,70 1,00 0,01 0,01
W0 (Bobot awal ikan uji), Wt ( Bobot akhir ikan uji), RGR (Pertumbuhan relatif), SR (Tingkat
kelulushidupan), TKP 1 (Tingkat konsumsi pakan alami minggu pertama), TKP 2 (Tingkat konsumsi
pakan alami minggu kedua).
Kualitas Air
Daphnia sp. yang diberikan
Nilai kualitas air selama masa
sebagai pakan alami, secara efektif
pemeliharaan larva ikan gurame (O.
dapat dimanfaatkan oleh larva ikan
gouramy) dapat dilihat pada Tabel 3.
gurame (O. gouramy). Nutrisi yang

terkandung pada Daphnia sp. tersebut Tabel 3. Pengukuran kualitas air selama masa
pemeliharaan
Variabel Kisaran Kelayakan
(Tabel 1) akan terserap ke dalam tubuh Menurut Pustaka
Suhu (oC) 27 – 28 25 – 28 *
larva ikan gurame (O. gouramy). pH 8,40 – 8,50 6,5 – 8,5 **
DO (mg/L) 3,01 – 3,07 4 – 6*
Nutrisi yang terserap tersebut, pada Amoniak 0 – 0,1 ≤ 2 **
(mg/L)
Keterangan: * : Fitriadi et al. (2014)
akhirnya akan dijadikan sebagai sumber ** : Tatangindatu (2013)

energi untuk meningkatkan laju Berdasarkan nilai kualitas air

pertumbuhan dari larva itu sendiri. tersebut, maka kualitas air sebagai

Subandiyono dan Hastuti (2010) media pemeliharaan larva ikan gurame

menambahkan bahwa pertumbuhan (O. gouramy) selama penelitian berada

akan terjadi apabila didukung dengan pada kisaran optimal dalam menunjang

pemberian pakan yang disesuaikan pertumbuhan maupun kelulushidupan

dengan kebutuhan nutrisi ikan. larva ikan gurame (O. gouramy).

Kualitas air dalam penelitian ini

dikontrol dengan baik melalui

penyiponan dan pergantian media

9
pemeliharaan. Aquarista (2012) Daphnia sp. hasil kultur pada media

menambahkan bahwa secara teknis pupuk fermentasi memberikan pengaruh

upaya untuk memperbaiki kualitas air sangat nyata (P>0,01) terhadap nilai laju

dilakukan dengan cara penyiponan atau pertumbuhan, namun tidak berpengaruh

pergantian air secara berkala. nyata (P<0,05) terhadap

Nilai oksigen terlarut selama kelulushidupan. Perlakuan terbaik

penelitian berada di bawah kisaran pemberian pakan Daphnia sp. adalah

optimal, namun larva ikan gurame (O. perlakuan D dengan nilai 11,55±0,74%

gouramy) tidak menunjukkan adanya dan disarankan untuk menigkatkan

kekurangan oksigen. Hal tersebut pertumbuhan dan kelulushidupan larva

diduga karena ikan gurame memiliki ikan gurame (O/ gouramy).

labirin yang membantu pernapasan.


DAFTAR PUSTAKA
Nirmala dan Rasmawan (2010) Anggraeni, A. M. dan N. Abdulgani.
2013. Pengaruh Pemberian Pakan
menyatakan bahwa ikan gurame Alami dan Pakan Buatan terhadap
Pertumbuhan Ikan Betutu
memiliki alat pernapasan tambahan (Oxyeleotris marmorata) pada
Skala Laboratorium, Jurnal Sains
berupa labirin yang mulai terbentuk dan Seni Pomits, 2(1): 197-201.
pada umur 18 – 24 hari, sehingga dapat Aquarista, F., Iskandar dan U. Subhan.
2012. Pemberian Probiotik dengan
bertahan hidup pada perairan yang Carrier Seolit pada Pembesaran
Ikan Lele Dumbo (Clarias
kurang oksigen. gariepinus), Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 3(4): 133-140.

Casmuji. 2002. Penggunaan


KESIMPULAN DAN SARAN Supernatan Kotoran Ayam dan
Tepung Terigu dalam Budidaya
Kesimpulan Daphnia sp. [Skripsi]. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Kesimpulan yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor: Bogor, 52
hlm.
penelitian ini adalah pemberian

10
Fitriadi, M. W., F. Basuki dan R. A. Mufidah, N. Budiatin, B. S. Rahardja
Nugroho. 2014. Pengaruh dan W. H. Satyatini. 2009.
Pemberian Recombinant Growth Pengkayaan Daphnia sp. dengan
Hormone (rGH) Melalui Metode Viterna terhadap Kelangsungan
Oral dengan Interval Waktu yang Hidup dan Pertumbuhan Larva
Berbeda terhadap Kelulushidupan Ikan Lele Dumbo (Clarias
dan Pertumbuhan Larva Ikan gariepinus). Jurnal Ilmiah
Gurame var Bastard (Osphronemus Perikanan dan Kelautan, 1(1):59 –
gouramy Lac, 1801), Jurnal of 65.
Aquaculture Management and
Technology, 3(2): 77-85. Nirmala, K. dan Rasmawan. 2010.
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame
Gunawanti, Rr. C. 2000. Pengaruh (Osphronemus gouramy Lac.) yang
Konsentrasi Kotoran Puyuh yang Dipelihara pada Media Bersalinitas
Berbeda Terhadap Pertumbuhan dengan Paparan Medan Listrik,
Populasi dan Biomassa Daphnia Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(1):
sp. [Skripsi]. Institut Pertanian 46-55.
Bogor: Bogor, 52 hlm.
Putra, D.N. 2010. Kajian Probiotik,
Herawati, V.E dan M. Agus. 2014. Prebiotik dan Sinbiotik Untuk
Analisis Pertumbuhan dan Meningkatkan Kinerja
Kelulushidupan Larva Lele Pertumbbuhan Ikan Nila
(Clarias gariepenus) yang Diberi (Oreochromis niloticus). [Thesis].
Pakan Daphnia sp. Hasil Kultur Sekolah Pasca Sarjana, Institut
Massal Menggunakan Pupuk Pertanian Bogor, Bogor, 109 hlm.
Organik Difermentasi. Jurnal Pena
Unikal.,26(1): 1-11. Setyowati, D. N., Ign. Hardaningsih dan
S. B. Priyono. 2007. Sintasan
Herawati, V.E. 2013. Analisa Dua Pertumbuhan Benih Pasca Larva
Media Kultur Teknis untuk Beberapa Subspesies Gurami
Chaetoceros sp. dan Skeletonema (Osphronemus gouramy), Jurnal
sp. Menngkatkan Kualitas Nutrisi Perikanan, 9(1):149-153.
Artemia sp. Produk Lokal Sebagai
Pakan Larva Udang Vanname Soetrisno, C.K. 2014. Laporan Tahunan
(Litopenaeus vannamei) Stadia Direktorat Produksi Tahun 2013,
PL1-PL10. Disertasi. Universitas Januari 2014, Direktorat Jendral
Diponegoro. Perikanan Budidaya, Jakarta, P. 1-
42.
Herawati, V.E., Sarjito, J. Hutabarat, Subandiyono dan S. Hastuti. 2010.
S.B. Prayitno. 2012. Effect of Buku Ajar Nutrisi Ikan. Lembaga
Using Guillard and Walne Pengembangan dan Penjaminan
Technical Culture Media on Mutu Pendidikan Universitas
Growth an Fatty Acid Profiles of Diponegoro, Semarang, 233 hlm.
Microalgae Skeletonema sp. in
Mass Culture. J. Coast. Dev., Tatangindatu, F., O. Kelesaran, dan R.
16(1): 48-54. Rompas. 2013. Studi Parameter
Fisika Kimia Air pada Areal
Budidaya Ikan di Danau Tondano,
11
Desa Paleloan, Kabupaten
Minahasa. Budidaya Perairan,
2(1):8 – 19.

Ulum, M. 2010. Efisiensi Penambahan


Bakteri (Lactobacillus sp.) pada
Pakan Buatan sebagai Feed
Suplement terhadap Pertumbuhan
Ikan Nila Merah (Oreochromis
niloticus). [Skripsi]. Universitas
Airlangga, Surabaya, 74 hlm.

Yuniarsih, E.. 2003. Pengaruh


Pemberian Daphnia sp. yang
Diperkaya L-Ascorbyl-2-Phosphate
Magnesium terhadap Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Larva
Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy). [Skripsi]. Institut
Pertanian Bogor: Bogor, 82 hlm.

Yuniwati, M., F. Iskarima dan A.


Padulemba. 2012. Optimasi
Kondisi Proses Pembuatan Kompos
dari Sampah Organik dengan cara
Fermentasi Menggunakan EM4.
Jurnal Teknologi., 5(2): 172-181.

Zahidah, W. Gunawan dan U. Subhan.


2012. Pertumbuhan Populasi
Daphnia sp. yang Diberi Pupuk
Limbah Budidaya Karamba Jaring
Apung (KJA) di Waduk Cirata
yang Telah Difermentasi EM.
Jurnal Akuatika, 3(1):84 – 94.

12

Anda mungkin juga menyukai