Anda di halaman 1dari 9

213

ASURANSI KESEHATAN BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992
Oleh:
Arief Suryono
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Abstract

Health insurance according to the Law No. 3/1992 obout the social employment guarantee which
consist of responsiver and the addressee and health service provider is the health social insurance
which is aimed to give the health care guarantee toward the addressee that is enterprenaur and
worker. The law relationship which is consisted between: Responssiver-Addressee is the insurance
relationship; Responssiver-Health services provider is the user of health service belong to the health
service provider toward to the addressee; Health services provider-Addressee is gives the health
service to the addresse is patient. The responsibility of the responssiver toward the addressee is to
give the health care insurance to the addressee gives the health service provider for the importance
of the addressee.

Kata Kunci: Asuransi Kesehatan

A. Pendahuluan pelayanan (biaya) perawatan kesehatan dalam


Pada dasarnya setiap manusia dalam ke- upaya menyembuhkan sakitnya tertanggung.
hidupannya akan menghadapi risiko. Risiko yang Asuransi kesehatan merupakan bagian
dihadapi bagi setiap manusia tidak sama, dari asuransi jiwa yang obyeknya jiwa. Tujuan
namun pada dasarnya risiko tersebut dapat asuransi kesehatan adalah memperalihkan ri-
mengancam jiwa atau harta benda. Salah satu siko sakit dari tertanggung kepada penanggung.
risiko jiwa yang dihadapi setiap manusia adalah Sehingga kewajiban penanggung adalah mem-
adanya kemungkinan sakit. Dimana risiko berikan pelayanan (biaya) perawatan kesehatan
adalah ketidakpastian yang dapat menimbulkan kepada tertanggung apabila sakit. Di mana
keuntungan atau kerugian. Dalam hubungannya sistem asuransi kesehatan bertujuan untuk
dengan asuransi, yang dimaksud risiko adalah melindungi masyarakat dari kesulitan (ekonomi)
risiko yang dapat menimbulkan kerugian. dalam pembiayaan pelayanan kesehatan 1.
Manusia yang diberi akal pikiran diharap- Secara umum asuransi diatur dalam Kitab
kan dapat mampu mengelola risiko sakit Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dan
sehingga apabila risiko tersebut benar-benar Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
terjadi tidak akan mengalami kerugian yang Usaha Perasuransian (UU No. 2/1992). Menurut
sangat besar. Salah satu cara untuk mengatasi Pasal 246 KUHD: Asuransi atau Pertanggungan
risiko sakit adalah dengan asuransi kesehatan, adalah suatu perjanjian, di mana penanggung
karena tujuan asuransi kesehatan adalah untuk dengan menikmati suatu premi mengikat diri-
memperalihkan risiko sakit dari tertanggung nya terhadap tertanggung untuk membebas-
kepada penanggung. Dimana tertanggung ada- kannya dari kerugian karena kehilangan,
lah pihak yang memperalihkan risiko, kerugian, atau ketiadaan keuntungan yang
sedangkan penanggung adalah pihak yang diharapkan, yang akan dapat diderita olehnya
menerima peralihan risiko yaitu Perusahaan karena suatu kejadian yang tidak pasti.
Asuransi. Risiko sakit yang diperalihkan dengan Sedangkan menurut Pasal 1 (1) UU No. 2/1992:
cara asuransi kesehatan maksudnya adalah
apabila tertanggung suatu saat mengalami 1
Sulastomo, 2000, Manajemen Kesehatan, Jakarta: PT
sakit, maka penanggung akan memberikan Gramedia Pustaka Utama, hlm. 35
214 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian tem asuransi kesehatan sosial. Keempat, sistem
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pembiayaan kesehatan sosialis 2
pihak penanggung mengikatkan diri kepada Berdasarkan hat tersebut di atas, penulis
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, tertarik untuk membahas mengenai Bagaimana-
untuk memberikan penggantian kepada ter- kah konstruksi hubungan hukum asuransi
tanggung karena kerugian, kerusakan atau kesehatan menurut UU No. 3/1992 ?dan
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau Bagaimanakah tanggung jawab penanggung me-
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga nurut UU No. 3/1992? Dalam tulisan ini, penulis
yang mungkin akan diderita tertanggung yang akan membahas tentang asuransi kesehatan,
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti oleh karena itu, tulisan hanya akan membahas
atau untuk memberikan pembayaran yang mengenai masalah jaminan pemeliharaan
didasarkan atas meninggal atau hidupnya. kesehatan dalam hal ini adalah asuransi
Pengertian asuransi tersebut di atas disebut kesehatan berdasarkan UU No. 3/1992.
asuransi sukarela. Selain asuransi sukarela juga
dikenal asuransi wajib atau sosial, dimana B. PEMBAHASAN
keberadaannya bersifat wajib berdasarkan 1. Penggolongan Asuransi
peraturan perundang-undangan a. Asuransi Kerugian dan Asuransi Jiwa
Pengertian asuransi menurut Pasal 246 Menurut Pasal 246 yuncto Pasal 247
KUHD dan Pasal 1 (1) UU No. 2/1992 merupakan KUHD dikenal adanya asuransi kerugian
perjanjian antara tertanggung dengan penang- dan asuransi jiwa dan menurut ketentuan
gung, sehingga berlaku syarat-syarat syahnya Pasal 3 (a) dan Pasal 4 UU No. 2/1992,
perjanjian dan asas-asas hukum perjanjian yang mengenal adanya asuransi kerugian dan
melahirkan asuransi sukarela. Namun selain asuransi jiwa. Adapun perbedaan asuransi
asuransi berdasarkan perjanjian juga dikenal kerugian dengan asuransi jiwa adalah:
adanya asuransi berdasarkan peraturan per- 1) Mengenai Para Pihak
undang-undangan yaitu asuransi sosial/wajib. Pertanggungan kerugian hanya dua
Lain halnya tentang jaminan pemelihara- pihak, yaitu pihak penanggung dan
an asuransi kesehatan yang diatur menurut tertanggung, sedangkan dalam per-
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang tanggungan jumlah (jiwa), selain pihak
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No. 3/1992). penanggung, pihak tertanggung dapat
Adapun yang dimaksud tenaga kerja adalah memecah diri menjadi 3, yaitu:
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan a) Penutup (pengambil) asuransi, yak-
baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, ni orang yang menutup (mengambil
guna menghasilkan jasa atau barang untuk asuransi), berkewajiban membayar
memenuhi kebutuhan masyarakat (Pasal 1 (2) premi dan berhak menerima polis.
UU No. 3/1992). UU No. 3/1992 selain mem- b) Penikmat, yaitu orang yang ditun-
berikan jaminan pemeliharaan asuransi ke- juk oleh penutup asuransi untuk
sehatan, juga memberikan: Jaminan Kecelaka- menerima prestasi dari penang-
an Kerja; Jaminan Kematian; dan Jaminan Hari gung.
Tua (Pasal 6 (1) UU No. 3/1992) c) Badan tertanggung yaitu orang yang
Secara garis besar sistem pembiayaan jiwanya dipertanggungkan (pen.)
kesehatan dapat dibedakan menjadi 4 kelom- 2) Mengenai Yang Dipertanggungkan
pok, yaitu: Pertama, berupa sistem pelayanan
kesehatan nasional. Kedua, sistem pembiayaan
kesehatan yang diserahkan pada mekanisme 2
Ali Ghufron Mukti dan Moertjahjo, 2007, SISTEM
JAMINAN KESEHATAN: Konsep Desentralisasi
pasar dengan dengan asuransi kesehatan profit-
Terintegrasi, Yogyakarta: Magister Kebijakan
komersial sebagai pilar utamanya. Ketiga, sis- Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/Jaminan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada dan Asosiasi Jaminan Sosial Daerah, hlm. 9
Asuransi Kesehatan Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 215

Pertanggungan kerugian yang diper- asuransi berupa ben-da/barang, termasuk


tanggungkan adalah barang. Sedang- asuransi kerugian; namun apabila obyek
kan dalam pertanggungan jiwa (jum- asuransi berupa jiwa/manusia, termasuk
lah) yang dipertanggungkan adalah asuransi jiwa.
jiwa. b. Asuransi Sukarela dan Asuransi Wajib
3) Mengenai Prestasi Penanggung Berdasarkan prosesnya asuransi, di-
Pertanggungan kerugian, prestasi kenal adanya asuransi sukarela dan
penang-gung adalah mengganti asuransi wajib. Asuransi sukarela terjadi
kerugian yang benar-benar diderita apabila dikehendaki para pihak antara
oleh tertanggung. Sedangkan dalam tertanggung dan penanggung. Asuransi
pertanggungan jiwa, prestasi sukarela lahir berdasarkan perjanjian
penanggung adalah membayar yang dibuat antara tertanggung dengan
sejumlah uang tertentu yang telah di- penanggung, sehingga berlaku syarat-
tetapkan pada saat penutupan syarat dan asas-asas hukum perjanjian.
pertang-gungan. Asuransi wajib terjadi karena ber-
4) Mengenai Kepentingan dasarkan peraturan perundang-undangan.
Kepentingan pada pertanggungan ke- Sehingga tidak ada kebebasan antara
rugian adalah hak subyektif atau tertanggung dan penanggung dalam me-
kewajiban yang bernilai uang, dapat nentukan pilihannya sesuai yang dikehen-
diancam bahaya dan tidak dilarang daki. Semua hak dan kewajiban sudah
oleh undang-undang (Pasal 268 KUHD). ditentukan berdasarkan peraturan
Sedangkan kepentingan pada pertang- perundang-undangan.
gungan jiwa bersifat immaterial. c. Asuransi Komersial dan Asuransi Sosial
5) Mengenai Evenemen Asuransi komersial/sukarela yaitu
Evenemen pada pertanggungan ke- perjanjian asuransi yang bersifat sukarela
rugian berupa terjadinya peristiwa tak diselenggarakan atas kehendak pribadi
tentu yang menimbulkan kerugian dengan maksud untuk melindungi dirinya
pada tertanggung. Sedangkan yang di- dari kemungkinan terjadi kerugian karena
maksud evenemen pada pertanggung- suatu peristiwa yang tidak tertentu 4.
an jiwa ialah meninggalnya jiwa sese- Asuransi komersial lebih ditujukan untuk
orang atau lampaunya tenggang waktu kepentingan risiko pribadi tertanggung
pertanggungan tanpa meninggal. terhadap risiko kerugian yang dihadapi.
6) Mengenai Asas Indemnitas Hal ini diharapkan agar apabila terjadi
Asas indemnitas artinya asas ganti ke- kerugian tertanggung secara ekonomis
rugian, yakni hanya kerugian yang akan memperoleh ganti rugi dari pe-
benar-benar diderita oleh tertanggung nanggung. Jadi lebih tertuju kepada
yang diganti. Asas indemnitas berlaku kepentingan ekonomi 5.
bagi pertanggungan kerugian, namun Asuransi sosial pada dasarnya mem-
tidak berlaku bagi pertanggungan berikan perlindungan kepada masyarakat
jiwa3. luas, terhadap semua kemungkinan ke-
Untuk memahami asuransi kerugian rugian yang diderita di luar kemampuan
dan asuransi jiwa, menurut penulis
seharusnya perbedaan antara asuransi
kerugian dengan asuransi jiwa adalah
berdasarkan obyek asuransi. Kalau obyek 4
Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, 1993,
Kedudukan Hukum Asuransi Sosial Dalam Pengaturan
Undang-Undang Hukum Asuransi Nasional Serta
3
HMN Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Kemungkinan Pengembangan Ruang Lingkupnya,
Indonesia, Hukum Pertanggungan, Cet. Keempat, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, hlm. 124
5
Jakarta: Djambatan, hlm. 17-18. Arief Suryono, 2003, op.cit. hlm. 86
216 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

orang-orang pribadi.6 Social insurance is 9) Tidak ada pilihan mengenai masalah


any government insurance intended to kepentingan dan peristiwa (evene-
protect people in low income groups ment) 8.
again economic and industrial hazard: in Berdasarkan unsur-unsur asuransi
includes accident insurance, unemploy- sosial seperti tersebut di atas, maka
ment insurance, health insurance, old dengan menggunakan teori contrario,
age pensions, and maternity insurance.7 berarti unsur-unsur asuransi komersial
Asuransi sosial berdasarkan peraturan adalah:
perundang-undangan, bukan berdasarkan 1) Diselenggarakan bukan karena ditetap-
perjanjian antara tertanggung dengan kan oleh peraturan perundang-un-
penanggung. dangan;
Adapun unsur-unsur asuransi sosial 2) Perikatan yang terjadi antara tertang-
adalah: gung dengan penanggung berdasarkan
1) Diselenggarakan karena ditetapkan perjanjian;
oleh peraturan perundang-undangan; 3) Bersifat sukarela bagi mereka yang
2) Perikatan yang terjadi antara para pi- bersangkutan;
hak lahir karena undang-undang meng- 4) Penanggung bias swasta atau pe-
haruskan; merintah;
3) Mempunyai sifat wajib bagi mereka 5) Diutamakan untuk perlindungan ter-
yang memenuhi persyaratan per- hadap risiko individual;
undang-undangan yang bersangkutan; 6) Ditujukan untuk kepentingan indivi-
4) Pada umumnya yang bertindak se- dual (pada umumnya) dan dimaksud-
bagai penyeleggara atau penanggung kan untuk mencari keuntungan;
adalah pemerintah; 7) Perbandingan antara premi dan san-
5) Lebih diutamakan perlindungan ke- tunan proporsional;
pada hal-hal yang berhubungan de- 8) Besarnya premi ditetapkan berdasar-
ngan risiko sosial dari pada risiko kan perjanjian;
individual; 9) Besarnya santunan ditetapkan ber-
6) Ditujukan untuk memberikan suatu dasarkan perjanjian; dan
jaminan sosial kepada masyarakat 10) Adanya pilihan bagi tertanggung me-
atau kelompok masyarakat, dan bukan ngenai kepentingan dan peristiwa
dimaksudkan untuk mencari keuntung- (evenement) yang akan diasuransikan9.
an; Berdasarkan uraian tersebut di atas,
7) Perbandingan antara premi dan san- penggolongan asuransi komersial dan
tunan (benefit) diatur secara pro- asuransi sosial lebih mengarah kepada tuju-
gresif; annya. Asuransi komersial diadakan oleh
8) Besarnya premi ditetapkan oleh pe- penanggung sebagai bisnis dengan tujuan
merintah dengan peraturan perun- utamanya mencari untung. Asuransi komer-
dang-undangan, dan lebih ditetapkan sial juga dikenal sebagai asuransi sukarela,
kepada kepantasan masyarakat (social karena lahirnya asuransi komersial berdasar-
adequacy) dari pada keadilan pribadi kan perjanjian antara tertanggung dengan
(private equaty); dan penanggung, sehingga berlaku syarat-syarat
dan asas-asas hukum perjanjian. Sedangkan
asuransi sosial bersifat wajib, diseleng-
6
Sri Redjeki Hartono, 1985, Hukum Dagang, AsuransiDan garakan oleh Pemerintah berdasarkan per-
Hukum Auransi Di Indonesia, Cet. Pertama, Semarang:
IKIP Semarang Press, hlm. 185
7 8
Hasbullah Thabrani, Asuransi Kesehatan, Pilihan Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, op.cit,
Kebijakan Nasional, Jakarta: Fakultas Kesehatan hlm.130-131
9
Masyarakat Univrsitas Indonesia, hlm. 11 Arief Suryono, 2003, op.cit, hlm. 89-90
Asuransi Kesehatan Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 217

aturan perundang-undangan dengan tujuan Fungsi dasar asuransi ialah merupakan


memberikan jaminan sosial untuk memenuhi suatu upaya untuk menanggulangi ketidak-
kebutuhan hidup pokok masyarakat atau pastian terhadap kerugian khusus untuk
sebagian anggota masyarakat tertentu dan kerugian-kerugian murni dan bukan kerugian
tidak mencari keuntungan dalam upaya yang bersifat spekulatif.14
meningkatkan kesejahteraan masyarakat 10. Adapun unsur-unsur risiko adalah:
Berdasarkan uraian tersebut di atas, a. Ketidakpastian antara harapan dan ke-
maka asuransi kesehatan Jaminan Sosial nyataan;
Tenaga Kerja termasuk asuransi sosial b. Identik (pada umumnya) dengan kerugi-
(wajib). an; dimana kerugian ini kemungkinan
dapat terjadi pada masa yang akan
2. Risiko Kesehatan
datang, dan kerugian ini terjadinya tidak
Kesehatan merupakan hak asasi ma-
bisa dipastikan sebelumnya;
nusia. Setiap orang berhak atas taraf hidup
c. Erat hubungannya dengan asuransi (risiko
yang memadai untuk kesehatan dan ke-
merupakan bagian pokok dalam asuran-
sejahteraan diri dan keluarganya sebagai-
si).15
mana Pasal 25 Deklarasi Umum Hak Asasi
Risiko sakit pada dasarnya akan selalu
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.11
dihadapi oleh setiap manusia, hanya saat
Upaya peningkatan kualitas hidup ma-
kapan risiko tersebut akan terjadi yang tidak
nusia di bidang kesehatan, merupakan suatu
bisa dipastikan. Apabila risiko sakit benar-
usaha yang sangat luas dan menyeluruh,
benar terjadi maka diperlukan usaha bagai-
usaha tersebut meliputi peningkatan
mana untuk mengatasi risiko dengan upaya
kesehatan masyarakat baik fisik maupun non
menyembuhkan sakitnya agar tidak ber-
fisik.12
kelanjutan dan tidak mengganggu aktivitas
Risiko dalam asuransi merupakan
yang dapat menimbulkan kerugian. Kesehat-
ketidakpastian mengenai kerugian. Sehingga
an merupakan dambaan setiap manusia,
risiko dalam asuransi mengandung dua
oleh sebab itu hanya dengan sehatlah
konsep, yaitu ketidakpastian dan kerugian.
aktivitas dapat dilaksanakan secara
Titik berat pengertian risiko pada asuransi
maksimal.
ialah pada ketidakpastian dan bukan pada
Adapun risiko kesehatan terhadap se-
kerugian.13 Lebih lanjut dikatakan bahwa
tiap orang pada dasarnya dapat dipengaruhi
Ketidakpastian di sini yang dimaksudkan
oleh beberapa faktor, yaitu:
adalah ketidakpastian akan terjadi atau
a. Faktor Usia
tidak terjadinya suatu peristiwa yang
Faktopr usia berpengaruh terhadap risiko
menciptakan kerugian. Hal ini adalah sesuai
kesehatan. Semakin bertambahnya usia
dengan fungsi dasar asuransi.
seseorang akan semakin mudah terserang
penyakit tertentu.
b. Faktor Pekerjaan
10
Arief Suryono, 2008, Asuransi Kesehatan Sosial: Sebagai Jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang
Upaya Negara Dalam Mewujudkan Masyarakat
akan dapat berpengaruh terhadap tingkat
Sejahtera, YUSTISIA, Jurnal Hukum, Terakreditasi, Edisi
74, Mei-Agustus 2008, Tahun XVIII, Surakarta: Fakultas risiko tertentu yang dapat menyebabkan
Hukum Universitas Sebelas Maret, hlm. 107
11 seseorang mengalami gangguan ke-
Muhammad Mulyadi Ali dkk, Editor, 2007, Kemitraan
Dalam Hubungan Dokter-Pasien, Jakarta: Konsil sehatannya.16
Kedokteran Indonesia, hlm. 6
12
Bahder Johan Nasution, 2005, Hukum Kesehatan,
14
Pertanggungjawaban Dokter, Jakarta: PT Rineka Cipta, Sri Redjeki Hartono, Ibid, hlm. 7
15
hlm. 1 Arief Suryono, 2003, 0p.cit, hlm. 39
13 16
Sri Redjeki Hartono, 1990, Reasuransi, Kebutuhan Yang Ascobat Gani dan Yaslis Ilyas, 2000, Dasar-Dasar
Tidak Dapat Dikesampingkan Oleh Penanggung Guna Asuransi Kesehatan, Bagian A, Jakarta: Pusat Kajian
Memenuhi Kewajiban Terhadap Tertanggung, Tinjauan Ekonomi Kesehatan KM UI dan PT (Persero) Asuransi
Yuridis, Semarang: Universitas Diponegoro, hlm. 7 Kesehatan Indonesia, hlm. 119-121
218 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

c. Faktor Manusia b. Orang, perskutuan atau badan hukum


Faktor manusia dapat terjadi karena ke- yang secara berdiri sendiri menjalankan
salahan, ketidaktauhan atau kekurang ha- perusahaan bukan miliknya; dan
ti-hatian sendiri atau kesalahan orang c. Orang, persekutuan atau badan hokum
lain; dan yang berada di Indonesia, mewakili
d. Faktor Alam perusahaan sebagaiman dimaksud dalam
Dapat mempengaruhi terjadinya gang- huruf a dan huruf b yang berkedudukan di
guan kesehatan.17 luar wilayah Indonesia.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang
3. Asuransi Kesehatan Menurut UU No.
mampu melakukabn pekerjaan baik di dalam
3/1992
maupun di luar hubungan kerja, guna meng-
Asuransi kesehatan (askes) merupakan
hasilkan jasa atau barang untuk memenuhi
asuransi yang obyeknya jiwa. Tujuan asuran-
kebutuhan masyarakat [Pasal 1 (2) UU No.
si kesehatan adalah memperalihkan risiko
3/1992].
biaya sakit dari tertanggung kepada penang-
Program jaminan sosial tenaga kerja
gung. Sehingga kewajiban penanggung ada-
bersifat wajib bagi: Pengusaha yang mem-
lah memberikan biaya atau pelayanan
pekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (se-
perawatan kesehatan kepada tertanggung
puluh) orang atau lebih, atau membayar
apabila sakit.18 Menurut Sulastomo, Sistem
upah paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta
asuransi kesehatan bertujuan untuk melin-
rupiah) sebulan, wajib mengikut sertakan
dungi masyarakat dari kesulitan (ekonomi)
tenaga kerjanya dalam program jaminan
dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.19
sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud
Ini yang dimaksud asuransi kesehatan sosial.
dalam ayat (1) [Pasal 2 (3)] Peraturan
PT (Persero) Jaminan Sosial Tenaga
Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Keja memberikan jaminan sosial bagi tenaga
“Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
kerja. Menurut Pasal 1 (1) UU No. 3/1992:
Tenaga Kerja” (PP No. 14/1993).
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu
Unsur-unsur asuransi kesehatan adalah:
perlindungan bagi tenaga kerja dalam
a. Penanggung
bentuk santunan berupa uang sebagai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
pengganti sebagian dari penghasilan yang
36 Tahun 1995 tentang “Penetapan Badan
hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai
Penyelenggara Program Jamsostek”, bah-
akibat peristiwa atau keadaan yang dialami
wa Perusahaan Perseroan (Persero) PT
oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,
Astek yang didirikan berdasarkan Per-
sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan me-
aturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1990
ninggal dunia.
ditetapkan sebagai badan penyelenggara
Jaminan sosial tenaga kerja bersifat
program Jamsostek sebagaimana di-
wajib ditujukan kepada: Pengusaha dan
maksud UU No. 3/1992 dan merubah
tenaga kerja (Pasal 17 UU No. 3/1992). Yang
nama perusahaan perseroan (Persero) PT
dimaksud pengusaha menurut Pasal 1 (3) UU
Astek menjadi perusahaan perseroan
No. 3/1992 adalah:
(Persero) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja
a. Orang, persekutuan atau badan hukum
(Jamsostek).
yang menjalankan suatu perusahaan milik
b. Tertanggung
sendiri;
Berdasarkan Pasal 17 UU No. 3/1992:
17 Tertanggung adalah pengusaha dan te-
Arief Suryono, 2003, op.cit, hlm. 68-69
18
Arief Suryono, 2008, “Asuransi Kesehatan Menurut naga kerja. Pengusaha yang mempeker-
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991”,
jakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh)
HUMANIS, Jurnal Sosial Ekonomi Humaniora, Volume 2
Nomor 2, Nopember 2008, Purwokerto: Lembaga orang atau lebih, atau membayar upah
Penelitian Universitas Jenderal Soedirman, hlm. 102
19 paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta
Sulastomo, op.cit. hlm. 35
Asuransi Kesehatan Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 219

rupiah) sebulan, wajib mengikut sertakan sudah berkeluarga, dan 3 % dari upah
tenaga kerjanya dalam program jaminan sebulan bagi tenaga kerja yang belum
sosial tenaga kerja sebagaimana berkeluarga [Pasal 9 (1d) PP No. 14/1993]
dimaksud dalam ayat (1) [Pasal 2 (3)] PP yang ditanggung sepenuhnya oleh
No. 14/1993. pengusaha [Pasal 9 (2) PP No. 14/1993].
c. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK). b. Hubungan Penanggung Dengan PPK
PPK PT (Persero) Jamsostek disebut Pe- 1) Perjanjian Kerjasama Antara PT (Per-
laksana Pelayanan Kesehatan (PPK). PPK sero) Jamsostek Dengan Rumah Sakit
adalah fasilitas (sarana) pelayanan ke- (RS) tentang “Pemberian Pelayanan
sehatan yang ditunjuk oleh PT (Persero) Kesehatan Bagi Peserta Program Ja-
Jamsostek untuk melaksanakan pemeliha- minan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)”
raan kesehatan bagi peserta, yang terdiri (Perjanjian antara PT (Persero) Jam-
dari PPK Tk. I (Puskesmas, Balai Peng- sostek dengan RS). Hubungan antara
obatan, Klinik 24 Jam), PPK Tk. II (Rumah PT (Persero) Jamsostek dengan RS
Sakit Pemerintah Umum atau Daerah/ sebagai PPK adalah berupa hubungan
Swasta/BUMN), Apotek BUMN/Swasta, pemberian pekerjaan antara Penang-
Optikal BUMN/ Swasta, Laboratorium gung dengan PPK untuk memberikan
Swasta dan Koordinator PPK. pelayanan kesehatan kepada tertang-
gung [Pasal 2 (1) Perjanjian antara PT
4. Hubungan Hukum Asuransi Kesehatan
(Persero) Jamsostek dengan RS).
Menurut UU No. 3/1992
Kewajiban penanggung kepada ter-
a. Hubungan Penanggung Dengan Tertang-
tanggung adalah memberikan ganti
gung
rugi biaya yang sudah dilakukan RS
Hubungan hukum antara penanggung
kepada tertanggung berdasarkan rin-
dengan tertanggung adalah berdasarkan
cian tariff yang sudah disetujui [Pasal
konsep asuransi. Dimana penanggung
6 (1) Perjanjian antara PT (Persero)
adalah PT (Persero) Jamsostek, sedang-
Jamsostek dengan RS]
kan tertanggung adalah pengusaha dan
2) Perjanjian Kerjasama Antara PT (Per-
tenaga kerja (Pasal 17 UU No. 3/1992).
sero) Jamsostek Dengan Koordinator
Hubungan hukum terjadi sejak pendaf-
PPK tentang “Pelaksanaan Pelayanan
taran dan pembayaran iuran (premi=
Kesehatan Mlalui Koordinator PPK Bagi
penulis) pertama dilakukan oleh peng-
Peserta Program Jaminan Pemelihara-
usaha (Pasal 7 PP No. 14/1993).
an Kesehatan” (Perjanjian antara PT
Hak penanggung adalah menerima
(Persero) Jamsostek dengan Koor-
pembayaran iuran, sedangkan kewajiban-
dinator PPK). Hubungan antara PT
nya adalah memberikan pemeliharaan
(Persero) Jamsostek dengan Koor-
kesehatan kepada tertanggung. Peme-
dinator PPK adalah hubungan pekerja-
liharaan kesehatan adalah upaya penang-
an berupa menyerahkan seluruh
gulangan dan pencegahan gangguan ke-
pelayanan kesehatan, pengendalian
sehatan yang memerlukan pemeriksaan,
biaya pelayanan kesehatan dan ad-
pengobatan, dan/atau perawatan ter-
ministrasi pelayanan kesehatan [Pasal
masuk kehamilan dan persalinan [Pasal 1
2 (1) Perjanjian antara PT (Persero)
(9) UU No. 3/1992]. Hak tertanggung
Jamsostek dengan Koordinator PPK],
adalah mendapatkan pemeliharaan ke-
berdasarkan sistem kapitasi [Pasal 4
sehatan, sedangkan kewajiban tertang-
(2g) Perjanjian antara PT (Persero)
gung adalah membayar iuran jaminan
Jamsostek dengan Koordinator PPK].
pemeliharaan kesehatan sebesar 6 % dari
3) Perjanjian Kerjasama Antara PT (Per-
upah sebulan bagi tenaga kerja yang
sero) Jamsostek Dengan Dokter Umum
220 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 9 No. 3 September 2009

Tentang “Pemberian Pelayanan Ke- sehatan, administrasi pelayanan sesuai


sehatan Melalui Dokter Umum/Keluar- prosedur dan Juklak Pelayanan
ga Bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan bagi tertanggung [Pasal 2
Pemeliharaan Kesehatan (JPK)” (Per- (1) Perjanjian PT (Persero) Jamsostek
janjian antara PT (Persero) Jamsostek Dengan Koordinator PPK]. Kewajiban
dengan Dokter). Hubungan antara PT Koordinator PPK memberikan pelayan-
(Persero) Jamsostek dengan Dokter an kesehatan kepada tertanggung.
sebagai PPK adalah hubungan pekerja- 3) Hubungan Dokter Umum Dengan
an sebagai Pelaksana Pelayanan Ke- Tertanggung
sehatan dengan tertanggung [Pasal 2 Dokter Umum yang dimaksud adalah
(1) Perjanjian antara PT (Persero) dokter umum yang telah ditunjuk PT
Jamsostek dengan Dokter], atas tang- (Persero) Jamsostek berdasarkan per-
gung jawab biaya dari penanggung. janjian PT (Persero) Jamsostek Dengan
4) Perjanjian Kerjasama Antara PT (Per- Dokter Umum, berupa penunjukan dari
sero) Jamsostek Dengan Apotek PT (Persero) Jamsostek kepada Dokter
Tentang “Pemberian Pelayanan Obat- sebagai PPK bagi tertanggung [Pasal 2
obatan Melalui Apotek Bagi Peserta (1) Perjanjian PT (Persero) Jamsostek
Program Jaminan Pemeliharaan Dengan Dokter Umum]. Kewajiban
Kesehatan (JPK)” (Perjanjian antara Dokter adalah memberikan pelayanan
PT (Persero) Jamsostek dengan Apo- kesehatan kepada tertanggung.
tek). Hubungan antara PT (Persero) 4) Hubungan Apotek dengan Tertanggung
Jamsostek dengan Apotek adalah hu- Apotek yang dimaksud adalah apotek
bungan pemberian pekerjaan berupa yang telah ditunjuk PT (Persero)
pelayanan dalam pemberian obat- Jamsostek berdasarkan perjanjian PT
obatan [Pasal 2 (1) Perjanjian antara (Persero) Jamsostek Dengan Apotek,
PT (Persero) Jamsostek dengan Apo- berupa penunjukan PT (Persero) Jam-
tek], atas tanggung jawab biaya dari sostek kepada Apotek dalam pem-
penanggung. berian obat-obatan atas pengajuan
c. Hubungan PPK Dengan Tertanggung resep-resep obat yang dikeluarkan
1) Hubungan Antara RS Dengan Ter- oleh Dokter yang ditunjuk PT (Persero)
tanggung Jamsostek [Pasal 2 (1) Perjanjian PT
RS yang dimaksud adalah RS yang te- (Persero) Jamsostek Dengan Apotek].
lah ditunjuk PT (Persero) Jamsostek Kewajiban Apotek adalah memberikan
berdasarkan perjanjian antara PT pelayanan obat-obatan untuk kepen-
(Persero) Jamsostek dengan RS, be- tingan tertanggung.
rupa pemberian pelayanan kesehatan
[Pasal 2 (1) Perjanjian PT (Persero) C. Penutup
Jamsostk Dengan RS] dari RS kepada Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat
tertanggung. disimpulkan sebagai berikut:
2) Hubungan Koordinator PPK Dengan 1. Konstruksi hubungan hukum asuransi ke-
Tertanggung sehatan menurut UU No. 3/1992, adalah:
Koordinator PPK yang dimaksud adalah a. Penanggung Dengan Tertanggung
Koordinator PPK yang telah ditunjuk Hubungan hukum antara penanggung
PT (Persero) Jamsostek berdasarkan dengan tertanggung adalah berdasarkan
perjanjian PT (Persero) Jamsostek de- konsep asuransi, dimana penanggung
ngan Koordinator PPK, berupa penye- adalah PT (Persero) Jamsostek, sedang-
rahan seluruh pelayanan kesehatan, kan tertanggung adalah pengusaha dan
pengendalian biaya pelayanan ke- tenaga kerja.
Asuransi Kesehatan Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 221

b. Hubungan Penanggung Dengan PPK Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah


Hubungan hukum antara penanggung Mada dan Asosiasi Jaminan Sosial Daerah;
dengan PPK adalah merupakan hubung- Nasution, Bahder Johan. 2005. Hukum
an hukum berupa penggunaan jasa Kesehatan, Pertanggungjawaban Dokter.
pelayanan kesehatan milik PPK untuk Jakarta: PT Rineka Cipta;
kepentingan tertanggung. Purwosutjipto, HMN. Pengertian Pokok Hukum
c. PPK Dengan Tertanggung Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan.
Hubungan hukum antara PPK dengan Cet. Keempat, Jakarta: Djambatan;
tertanggung adalah memberikan pe- Sastrawidjaja, Man Suparman dan Endang.
layanan kesehatan kepada tertanggung 1993. Kedudukan Hukum Asuransi Sosial
Dalam Pengaturan Undang-Undang Hu-
sebagai pasien.
kum Asuransi Nasional Serta Kemungkin-
2. Tanggung jawab penanggung kepada ter- an Pengembangan Ruang Lingkupnya.
tanggung menurut UU No. 3/1992, adalah: Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;
a. Memberikan jaminan pelayanan pemeli-
Sulastomo. 2000. Manajemen Kesehatan,
haraan kesehatan kepada tertanggung. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
b. Menyediakan PPK untuk kepentingan
Suryono, Arief. 2003. Tanggung Jawab
tertanggung. Penanggung Dalam Asuransi Kesehatan Di
Indonesia. Surabaya: Universitas
Daftar Pustaka Airlangga;
Ali, Muhammad Mulyadi dkk (Ed). 2007. Kemit- ---------. 2008. Asuransi Kesehatan Menurut
raan Dalam Hubungan Dokter-Pasien. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 1991. HUMANIS, Jurnal Sosial Ekonomi
Humaniora, Volume 2 Nomor 2,
Gani, Ascobat dan Yaslis Ilyas. 2000. Dasar-
Nopember 2008. Purwokerto: Lembaga
Dasar Asuransi Kesehatan, Bagian A.
Penelitian Universitas Jenderal
Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
Soedirman;
KM UI dan PT (Persero) Asuransi
Kesehatan Indonesia; ----------. 2008. Asuransi Kesehatan Sosial:
Sebagai Upaya Negara Dalam Mewujudkan
Guwandi, J. 2007. Hukum Medik (Medical Law).
Masyarakat Sejahtera. YUSTISIA, Jurnal
Cet. Ke-3, Jakarta: Fakultas Kdokteran
Hukum, Terakreditasi, Edisi 74, Mei-
Universitas Indonesia;
Agustus 2008, Tahun XVIII, Surakarta: FH
Hartono, Siti Soemarti. 1983. K.U.H.D. (Kitab Universitas Sebelas Maret;
Undang-Undang Hukum Dagang) & P.K.
Thabrani, Hasbullah. 1998. Asuransi Kesehatan,
(Peraturan Kepailitan). Cetakan Ke
Pilihan Kebijakan Nasional. Jakarta:
Enam, Yogyakarta: Seksi Hukum Dagang
Fakultas Kesehatan Masyarakat Univrsitas
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada;
Indonesia;
Hartono, Sri Redjeki. 1985. Hukum Dagang,
Peraturan Perundang-undangan
AsuransiDan Hukum Auransi Di Indonesia.
Cet. Pertama, Semarang: IKIP Semarang Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Press; Usaha Perasuransian
----------. 1990. Reasuransi, Kebutuhan Yang Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Tidak Dapat Dikesampingkan Oleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Penanggung Guna Memenuhi Kewajiban
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993
Terhadap Tertanggung, Tinjauan Yuridis.
tentang Penyelenggaraan Program
Semarang: Universitas Diponegoro;
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Mukti, Ali Ghufron dan Moertjahjo. 2007.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995
SISTEM JAMINAN KESEHATAN: Konsep
tentang Penetapan Badan Penyelenggara
Desentralisasi Terintegrasi, Yogyakarta:
Program Jamsostek
Magister Kebijakan Pembiayaan dan
Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai