655 1333 1 SM
655 1333 1 SM
Abstract
In generally, insurance is an agreement, which insurer makes a bond with insured by
accepting a lot of premium to provide reimbursement to insured for any risk of lack,
broke, or losing something which may be experienced as a result of an unexpected
event. Implementation of the revenue sharing system of sharia insurance assigned
based on agreement both of sharia insurance with their costumer depend of
insurance kinds, product and premium classification followed by costumer, while
conventional insurance rate system have an interest to be insured, good-faith,
balance principle, subrogation principle, and causality.
muamalah adalah mubah hukumnya.Karena
melakukan kegiatan ekonomi adalah fitrah
manusia. Akan tetapi tidak semua kegiatan
ekonomi dibenarkan oleh hukum Islam, yakni
apabila kegiatan tersebut menimbulkan
Artinya “ Hai orang-orang yang ketidaka dilan (unjustice), kezaliman, dan
beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu merugikan orang lain. Salah satu kegiatan
dengan jalan yang batil, kecuali ekonomi yang dilarang keras Islam adalah
dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka 2
Ibid., hal. 84.
66
Analisis Hukum Asuransi|Putra Halomoan Hasibuan
menerima keuntungan atau laba dalam suatu tertimpa musibah tersebut. Penggantian
transaksi bisnis atau lainnya tanpa memberikan tersebut dari premi mereka.
imbalan yang seimbang. Dalam Islam kegiatan
Indonesia sendiri, asuransi Islam sering
semacam ini dinamakan riba. Menurut
dikenal dengan istilah takaful. Kata takaful
Abdurrahman al-Jaziriy, para ulama sependapat
berasal dari takafala-yatakafalu, yang berarti
bahwa tambahan atas pinjaman ketika
menjamin atau saling menanggung.
pinjaman itu dibayar dalam tanggungan waktu
Muhammad Syakir Sula mengartikan takaful
tanpa „iwad (imbalan) adalah riba.
dalam pengertian muamalah adalah saling
Salah satu kegiatan ekonomi yang memikul risiko di antara sesama orang,
berkembang dengan pesat dewasa ini adalah sehingga antara satu dengan yang lainnya
asuransi. Namun sistem bunga yang dipakai menjadi penanggung atas risiko yang lainnya.
asuransi konvensional menjadi masalah Dalam Ensiklopedi Hukum Islam digunakan
tersendiri bagi umat Islam, disamping itu istilah at-takaful al-ijtima‟i atau solidaritas
dalam asuransi konvensional juga dianggap yang diartikan sebagai sikap anggota
mengandung riba, gharar dan maisir. Oleh masyarakat Islam yang saling memikirkan,
karena itulah, konsep asuransi syariah perlu memperhatikan, dan membantu mengatasi
untuk segera dikembangkan dan sebagaimana kesulitan, anggota masyarakat Islam yang satu
diketahui bersama bahwa kebangkitan kedua merasakan penderitaan yang lain sebagai
sektor keuangan syariah setelah perbankan, penderitaannya sendiri dan keberuntungannya
dialami oleh asuransi. adalah juga keberuntungan yang lain.
4
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
3
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pasal 246 Perasuransian.
68
Analisis Hukum Asuransi|Putra Halomoan Hasibuan
69
Yurisprudentia Volume 2 Nomor 1 Juni 2016
perbedaan antara konsep asuransi syariah Islam adalah al-Qur‟an, Sunnah atau
dengan konsep asuransi konvensional yang kebiasaan Rasul, Ijma‟, Fatwa Sahabat,
dikemukakan oleh Muhammad Syakir Sula. Qiyas, Istihsan, „Urf „tradisi‟ dan Mashalih
Mursalah.
Perbedaan antara asuransi konvensional
4. “Maghrib” (maisir, garar, dan riba) tidak
dan asuransi syariah dapat diperhatikan pada
selaras dengan syariah Islam karena
penjelasan berikut:
adanya maisir, garar, dan riba; hal yang
1. Konsep perjanjian antara dua pihak atau diharamkan dalam muamalah. Bersih dari
lebih, dengan mana pihak penanggung adanya praktik maisir, garar, dan riba.
mengikatkan diri dengan tertanggung, 5. DPS (Dewan Pengawas Syariah) tidak ada,
dengan menerima premi asuransi, untuk sehingga dalam banyak praktiknya
memberikan pergantian kepada bertentangan dengan kaidah-kaidah syara‟.
tertanggung. Sekumpulan orang yang Ada yang berfungsi untuk mengawasi
saling membantu, saling menjamin, dan pelaksanaan operasional perusahaan agar
bekerja sama, dengan cara masing-masing terbebas dari praktik-praktik muamalah
mengeluarkan dana tabarru’. yang bertentangan prinsip-prinsip syariah.
2. Asal usul dari masyarakat Babilonia 4000- 6. Akad. Akad jual beli terbagi kepada akad
3000 SM yang dikenal dengan Perjanjian tabarru’ dan mu’awadah.
Hamumurabi. Dan tahun 1667 M di Coffee 7. Jaminan/risk (risiko) transfer of risk,
House of London berdirilah Lloyd of dimana terjadi transfer risiko dari
London sebagai cikal bakal asuransi tertanggung kepada penanggung. Sharing
konvensional Dari al-‘aqilah kebiasaan of risk, di mana terjadi proses saling
suku Arab jauh sebelum Islam datang. menanggung antara satu peserta dengan
Kemudian disahkan oleh Rasulullah peserta lainnya (ta’awun).
menjadi hukum Islam, bahkan telah 8. Pengelolaan dana tidak ada pemisahan
tertuang dalam konstitusi pertama di dunia dana, yang berakibat pada terjadinya dana
(Konstitusi Madinah) yang dibuat hangus (untuk produk saving life). Pada
langsung oleh Rasulullah. produk-produk saving life terjadi
3. Sumber hukum bersumber dari pikiran pemisahan dana, yaitu dana tabarru’
manusia dan kebudayaan. Berdasarkan „derma‟ dan dana peserta, sehingga tidak
hukum positif, hukun alami, dan contoh mengenal dana hangus. Sedangkan untuk
sebelumnya. Sumber hukum dalam syariah
70
Analisis Hukum Asuransi|Putra Halomoan Hasibuan
term insurance (life) dan general belum ada (masih hangus). Pada sebagian
insurance semuanya bersifat tabarru’. asuransi syariah, loading (komisi agen)
9. Bebas melakukan investasi dalam batas- tidak dibebankan kepada peserta, tetapi
batas ketentuan perundang-undangan, dan dana pemegang saham. Namun, sebagian
tidak terbatasi pada halal dan haramnya yang lainnya mengambil dari sekitar 20-30
objek atau sistem investasi yang persen saja dari premi tahun pertama.
digunakan. Dapat melakukan investasi Dengan demikian, nilai tunai tahun
sesuai ketentuan perundang-undangan, pertama sudah terbentuk.
sepanjang tidak bertentangan dengan 13. Sumber pemberdayaan klaim. Sumber
prinsip-prinsip syariah Islam. Bebas dari biaya klaim adalah dari rekening
riba dan tempat-tempat investasi terlarang. perusahaan, sebagai konsekuensi
10. Kepemilikan dana. Dana yang terkumpul penanggungan terhadap tertanggung.
dari premi peserta seluruhnya menjadi Murni bisnis dan tidak ada nuansa
milik perusahaan bebas menggunakan dan spiritual. Sumber pembayaran klaim
menginvestasikan kemana saja. Dana yang diperoleh dari rekening tabarru’, yaitu
terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran peserta saling menanggung. Jika salah satu
atau kontribusi, merupakan milik peserta peserta mendapat musibah, maka peserta
(shahibul mal), asuransi syariah hanya lainnya ikut menanggung bersama risiko.
sebagai pemegang amanah (mudarib) 14. Sistem akuntansi menganut konsep
dalam mengelola dana tersebut. akuntansi accrual basis yaitu proses
11. Unsur premi. Unsur premi terdiri dari tabel akuntansi yang mengikuti terjadinya
moralitas, bunga, dan biaya asuransi. Iuran peristiwa atau keadaan non kas. Dan
atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru’ mengakui pendapatan, peningkatan, aset,
dan tabungan (yang tidak mengandung expences dalam jumlah tertentu yang baru
unsur riba). Tabarru’ juga terhitung dari akan diterima dalam waktu yang akan
tabel moralitas, tapi tanpa perhitungan datang. Menurut konsep akuntansi cash
teknik. basis, mengakui apa yang benar-benar
12. Loading asuransi konvensional cukup telah ada, sedangkan actual basis dianggap
besar terutama diperuntukkan untuk bertentangan dengan syariah karena
komisi agen, bisa menyerap premi tahun mengakui adanya pendapatan, harta,
pertama dan kedua. Karena itu, nilai tunai beban, atau, utang yang akan terjadi di
pada tahun pertama dan kedua biasanya masa yang akan datang. Sementara apakah
71
Yurisprudentia Volume 2 Nomor 1 Juni 2016
itu benar-benar dapat terjadi hanya Allah 2. Perintah Allah untuk saling tolong-
yang tahu. menolong dan bekerjasama terdapat
15. Keuntungan (profit). Keuntungan yang dalam QS. al-Maidah (5): 2 dan QS. al-
diperoleh dari surplus, komisi, dan hasil Baqarah (2): 185.
investasi seluruhnya adalah keuntungan 3. Perintah Allah untuk saling melindungi
perusahaan. Profit yang diperoleh dari dalam keadaan susah terdapat dalam QS.
surplus, komisi, dan hasil investasi al-Quraisy (106): 4 dan QS. al-Baqarah
seluruhnya menjadi milik perusahaan, tapi (2): 126.
dilakukan bagi hasil (mudarabah) dengan 4. Perintah Allah untuk bertawakal dan
peserta. optimis berusaha terdapat dalam QS. at-
16. Misi dan Visi. Secara garis besar misi Taghbun (64): 11 dan QS. Luqman (31):
utama dari asuransi konvensional adalah 34.
misi ekonomi dan misi sosial. Misi yang 5. Penghargaan Allah terhadap perbuatan
diemban dalam asuransi syariah adalah mulia yang dilakukan manusia terdapat
misi akidah, misi ibadah, misi ekonomi, dalam QS. al-Baqarah (2): 261.
dan misi pemberdayaan umat.
Apabila dilihat sepintas keseluruhan oleh Abu Hanifah r.a., dia berkata:
ayat al-Quran, tidak terdapat suatu ayat pun “Berselisih dua orang wanita dari suku
yang menyebutkan istilah asuransi seperti Huzail, kemudian salah satu wanita tersebut
yang kita kenal sekarang ini, baik istilah at- melempar batu ke wanita yang lain sehingga
walaupun tidak menyebutkan secara tegas, beserta janin yang dikandungnya. Maka ahli
terdapat ayat yang menjelaskan tentang waris dari wanita yang meninggal tersebut
konsep asuransi dan yang memiliki muatan mengadukan peristiwa tersebut kepada
nilai-nilai yang ada dalam praktik asuransi, Rasulullah SAW., maka Rasulullah SAW
tersebut dengan uang darah (diyat) yang dengan tidak adanya sahabat yang lain yang
dibayarkan oleh aqilahnya (kerabat dari menentang pelaksanaan „aqilah ini.
orangtua laki-laki).” (HR. Bukhari).
e. Qiyas
Hadis tentang anjuran Sebagaimana kita tahu bahwa
menghilangkan kesulitan seseorang. konsep asuransi yang dilakukan dewasa ini
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Nabi sama dengan „aqilah pra Islam yang
Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa kemudian diterima oleh Rasulullah SAW
yang menghilangkan kesulitan duniawinya menjadi bagian dari hukum Islam. Maka
seorang mukmin, maka Allah SWT akan hukum asuransi ini diqiyaskan dengan
menghilangkan kesulitannya pada hari hukum ‘aqilah.
kiamat. Barangsiapa yang mempermudah
f. Istihsan
kesulitan seseorang, maka Allah SWT akan
Kebaikan dari kebiasaan „aqilah di
mempermudah urusannya di dunia dan
kalangan suku Arab kuno terletak pada
akhirat”
kenyataan bahwa sistem „aqilah dapat
c. Ijtihad menggantikan atau menghindari balas
Fatwa Sahabat. Praktik sahabat dendam berdarah yang berkelanjutan.
berkenaan dengan pembayaran hukuman
E. Pengertian Asuransi Konvensional
(ganti rugi) pernah dilaksanakan oleh Umar
bin Khattab. Beliau berkata “Orang-orang Pada prinsipnya, asuransi kerugian
yang namanya tercantum dalam diwam adalah mekanisme proteksi atau perlindungan
tersebut berhak menerima bantuan dari satu dari resiko kerugian keuangan dengan cara
sama lain dan harus menyumbang untuk mengalihkan resiko kepada pihak lain. Berikut
pembayaran hukuman (ganti rugi) atas adalah beberapa defenisi asuransi menurut
pembunuhan (tidak disengaja) yang beberapa sumber:
dilakukan oleh salah satu seorang anggota Menurut kitab Undang-undang Hukum
masyarakat mereka.” Dagang pasal 246 Asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang
d. Ijma
penanggung mengikatkan diri kepada
Para sahabat telah melakukan ittifaq
seseorang tertanggung, dengan menerima suatu
(kesepakatan dalam hal ‘aqilah yang
premi untuk memberikan penggantian
dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab.
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan,
Adanya Ijma‟ atau kesepakatan ini tampak
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
73
Yurisprudentia Volume 2 Nomor 1 Juni 2016
yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa istilah assurantie (asuransi) dan verzekering
tak tentu. (pertanggungan).6
6
Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam:
5
. Hasibuan, H. Malayu SP, Aspek-Aspek Hukum dalam Suatu Tinjauan Analisa Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta:
Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Kencana, 2004), hal. 57.
7
Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Ibid., hal. 59.
74
Analisis Hukum Asuransi|Putra Halomoan Hasibuan
Pada prinsipnya merupakan hak diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu
berdasarkan hukum untuk sumber baru dan independent.
mempertanggungkan suatu risiko yang
5. Subrogation
berkaitan dengan keuangan, yang diakui
Pada prinsipnya merupakan hak
sah secara hukum antara tertanggung
penanggung yang telah memberikan ganti
dengan sesuatu yang dipertanggungkan.
rugi kepada tertanggung untuk menuntut
2. Utmost Good Faith (itikad baik) pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
Dalam melakukan kontrak asuransi, asuransinya mengalami suatu peristiwa
kedua belah pihak dilandasi oleh itikad kerugian.
baik. Antar pihak tertanggung dan
6. Contribution
penanggung harus saling mengungkapkan
Bahwa penanggung berhak
keterbukaan. Kewajiban dari kedua belah
mengajak penanggung-penanggung yang
pihak untuk mengungkapkan fakta disebut
lain yang memiliki kepentingan yang sama
duty of disclosure.
untuk ikut bersama membayar ganti rugi
3. Indemnity kepada seorang tertanggung meskipun
Konsep indemnity adalah jumlah tanggungan masing-masing belum
mekanisme penanggung untuk tentu sama besar.
mengompensasi risiko yang menimpa
I. Analisa Pembahasan
tertanggung dengan ganti rugi
finansial.Konsep ini tidak dapat mengganti 1. Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil
Asuransi Syariah
nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang
Asuransi syariah merupakan salah
rusak atau cacat karena indemnity berkaitan
satu jenis lembaga keuangan syariah non
dengan ganti rugi finansial.
bank. Asuransi syariah juga memiliki
kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan
syariah non bank lainnya yakni untuk
4. Proximate Cause memperoleh keuntungan dari hasil investasi
Adalah suatu sebab aktif, efisien dana yang dikumpulkan dari peserta
yang mengakibatkan terjadinya suatu asuransi. Ketentuan teknis bagi hasil
persitiwa secara berantai atau berurutan ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua
tanpa intervensi suatu ketentuan lain, belah pihak antara kantor asuransi dengan
kantor peserta. Kesepakatan bagi hasil
76
Analisis Hukum Asuransi|Putra Halomoan Hasibuan
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii Pada akad asuransi konvensional dana
adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi peserta menjadi milik perusahaan asuransi
dalam pandangan kita dan akibat yang paling (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi
kita takuti.Garar/ketidakjelasan itu terjadi pada syariah, dana yang terkumpul adalah milik
asuransi konvensional, dikarenakan tidak peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi
adanya batas waktu pembayaran premi yang syariah (mudarib) tidak bisa mengklaim
didasarkan atas usia tertanggung, sementara menjadi milik perusahaan.
kita sepakat bahwa usia seseorang berada di
3. Tabarru dan Tabungan
tangan Yang Mahakuasa. Jika baru sekali
Tabarru berasal dari kata tabarraa-
seorang tertanggung membayar premi
yatabarra-tabarrawan, yang artinya
ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi
sumbangan atau derma. Orang yang
sementara pihak tertanggung merasa untung
menyumbang disebut mutabarri (dermawan).
secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan
Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana
usianya, perusahaan akan untung dan
kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling
tertanggung merasa rugi secara financial.
membantu satu sama lain sesama peserta
Dengan kata lain kedua belah pihak tidak
asuransi syariah, ketika di antaranya ada yang
mengetahui seberapa lama masing-masing
mendapat musibah. Oleh karena itu dana
pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidak
tabarru disimpan dalam rekening khusus.
jelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah
Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim
pembayaran mengakibatkan ketidak lengkapan
yang diberikan adalah dari rekening tabarru
suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai
yang sudah diniatkan oleh sesama peserta
garar. Para ulama berpendapat bahwa
untuk saling menolong.
perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat
secara hukum. 4. Maisir (Judi)
Pada asuransi syariah akad tadabuli Allah SWT berfirman dalam surat al-
diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat Maidah ayat 90 "Hai orang-orang yang
tolong-menolong sesama peserta apabila ada beriman sesungguhnya khamar, maisir, berhala,
yang ditakdirkan mendapat musibah. mengundi nasib dengan panah adalah
Mekanisme ini oleh para ulama dianggap perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan.
paling selamat, karena kita menghindari Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
larangan Allah dalam praktik muamalah yang kamu mendapatkan keberuntungan."
garar.
79
Yurisprudentia Volume 2 Nomor 1 Juni 2016
Hal ini dipandang karena keuntungan Ketidak adilan yang terjadi pada asuransi
yang diperoleh berasal dari keberanian konvensional ketika seorang peserta karena
mengambil risiko oleh perusahaan yang suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan
bersangkutan.Muhammad Fadli Yusuf diri sebelum masa reversing period. Sementara
mengatakan, tetapi apabila pemegang polis ia telah beberapa kali membayar premi atau
mengambil asuransi itu tidak dapat disebut telah membayar sejumlah uang premi.
judi.Yang boleh disebut judi jika perusahaan
7. Konsep Ta’awun Dalam Asuransi
asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya
Syariah
klaim yang dibayar.Sebab keuntungan
Sebagian para ahli syariah meyamakan
perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh
sistem asuransi syariah dengan sistem aqilah
banyak /sedikitnya klaim yang dibayarkannya.
pada zaman Rasulullah SAW. Dr. Satria
5. Riba Effendi M. Zein dalam makalahnya
Dalam hal riba, semua asuransi mendefinisikan takaful dengan at-takmin, at-
konvensional menginvestasikan dananya taawun atau at-takaful (asuransi bersifat tolong
dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan menolong), yang dikelola oleh suatu badan,
diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan dan terjadi kesepakatan dari anggota untuk
saat perhitungan kepada peserta, dilakukan bersama-sama memikul suatu kerugian atau
dengan menghitung keuntungan di depan. penderitaan yang mungkin terjadi pada
Investasi asuransi konvensional mengacu pada anggotanya.
peraturan pemerintah yaitu investasi wajib
8. Dewan Pengawas Syariah
dilakukan pada jenis investasi yang aman dan
Pada asuransi syariah seluruh aktivitas
menguntungkan serta memiliki likuiditas yang
kegiatannya diawasi oleh Dewan Pengawas
sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi.
Syariah (DPS) yang merupakan bagian dari
Begitu pula dengan keputusan menteri
Dewan Syariah Nasional (DSN), baik dari segi
keuangan No. 424/KMK.6/2003 tentang
operasional perusahaan, investasi maupun
kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
SDM.Kedudukan DPS dalam struktur
perusahaan reasuransi. Semua jenis investasi
organisasi perusahaan setara dengan dewan
yang diatur dalam peraturan pemerintah dan
komisaris.
KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.
memperluas jaringan bisnis asuransi syariah di 12. Globalisasi (teknologi Internet sebagai
Indonesia. penunjang bisnis).
13. Adanya undang-undang dana pensiun
a. Peluang (prospek)
Beberapa faktor yang merupakan
b. Acaman (tantangan)
peluang dan mendukung prospek asuransi
Faktor yang masih merupakan ancaman
syariah adalah:
merupakan ancaman atau tantangan bagi
1. Keunggulan konsep asuransi syariah dapat perkembangan asuransi syariah di Indonesia
memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” adalah
atau rasa keadilan dai masyarakat.
1. Globalisasi, masuk asuransi lua negeri yang
2. Jumlah penduduk yang beragama Islam di
memiliki: kapital besar dan teknologi yang
Indonesia lebih dari 180 juta orang.
tinggi sehingga membuat preni asuransi
3. Meningkatnya kesadaran untuk
yang lebih murah.
bermuamalah sesuai syariah, tumbuh subur
2. Asuransi konvensional dan lembaga
khususnya pada masyarakat golongan
keuangan lainnya yang lebih efisien.
menengah.
3. Langkanya ketersediaan SDM yang
4. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi
”qualified” dan memiliki semangat syariah.
karena perkembangan ekonomi umat.
4. Citra lembaga keuangan syariah belum
5. Tumbuhnya lembaga keuangan syariah
mapan dimata masyarakat, padahal
lainnya seperti bank dan reksadana.
ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat
6. Kompetitor dalam bisnis asuransi syariah ini
tinggi.
masih sedikit.
5. Sarana investasi syariah yang ada sekarang
7. Berlakunya undang-undang otonomi daerah
belum mendukung secara optimal untuk
yang akan memacu perkembangan ekonomi
peerkembangan asuransi syaria‟ah.
daerah.
6. Belum ada UU dan PP yang secara khusus
8. Kebutuhan meningkatkan pendidikan
mengatur asuransi syariah.
(anak).
7. Budaya suap dan kolusi dalam asuransi
9. Meningkatnya risiko kehidupan.
kumpulan masih kental.
10. Meningkatnya bea-bea kesehatan (harga
8. Alokasi pengeluaran masyarakat untuk
obat dan lain-lain).
asuransi masih sangat terbatas, hal ini
11. Menurunya rasa tolong-menolong di
tampaknya berkaitan dengan masalah
masyarakat.
81
Yurisprudentia Volume 2 Nomor 1 Juni 2016
dalam hukum Islam (syariah) sekaligus ahli menghindari risiko (ancaman) bahaya yang
dalm bidang asuransi syariah. Ini dapat akan terjadi dalam hidupnya, dalam
dilakukan leh Dewan Pengawas Syariah yang perjalanan hidupnya atau dalam aktivitas
ada dalam lingkungan perusahaan asuransi ekonominya. Prinsip-prinsipnya adalah: (1)
syariah untuk lebih meningkatkan kualitas saling bertanggung jawab; (2) saling
pemahaman terhadap operasional bisnis bekerja sama untuk bantu-membantu; (3)
asuransi di samping ‟modal‟ yang telah ada, saling melindungi diri dari segala
yaitu dalam bentuk pemahaman terhadap kesusahan; (4) menghindari unsur gharar,
hukum Islam (syariah). maisir dan riba; (5) Prinsip pengorbanan
dan jaminan; dan (6) Prinsip keselamatan,
Perlu adanya transparasi antara peserta
kesejahteraan dan perlindungan. Dasar
asuransi (nasabah) dan perusahaan asuransi
hukum asuransi syariah berdasarkan pada
sebagai lembaga pengelola dana. Transparansi
al-Quran, sunnah Nabi SAW, dan ijtihad.
tersebut dapat berwujud dengan penjelasan dari
2. Pelaksanaan sistem bagi hasil asuransi
perusahaan kepada peserta asuransi tentang
syariah ditetapkan berdasarkan kesepakatan
akad, produk, dan pola pengelolaan dana.
kedua belah pihak antara kantor asuransi
Dalam bahasa Arab, asuransi dikenal syariah dengan peserta yang didasarkan
dengan istilah at-ta’min, penanggung disebut kepada jenis asuransi, produk dan
mu’ammin, tertanggung disebut mu’amman klasifikasi premi yang diikuti peserta
lahu atau musta’min. At-ta’min diambil dari sedangkan pelaksanaan sistem bunga
amana yang artinya memberi perlindungan, asuransi konvensional memiliki
ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa kepentingan yang dapat diasuransikan,
11
takut. iktikad baik, prinsip keseimbangan, prinsip
subrogasi serta prinsip sebab akibat.
J. Penutup
3. Terdapat perbedaan mendasar antara
Berdasarkan beberapa hasil tulisan diatas asuransi syariah dan asuransi konvensional,
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: baik dalam aspek konsep, bentuk akad,
model operasi, hubungan antara perusahaan
1. Konsep dasar asuransi syariah dan
asuransi dengan peserta dan lain-lain.
konvensional adalah suatu cara atau metode
untuk memelihara manusia dalam
11
Wirdyaningsih, Karnaen Purwataatmadja, Gemala
Dewi, Yeni Salma Barlinti. Bank Dan Asuransi Islam DI
Indonesia. (Jakarta: Kencana Prenada Setia. 2005). hal. 177.
83
Yurisprudentia Volume 2 Nomor 1 Juni 2016
Daftar Kepustakaan
Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-
MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi
84