DENGAN THYPOID
SAVITRI WULANDARI
2008077
HUSADA SEMARANG
terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella.
(Nursalam, 2013).
thypi.
B. Etiologi
aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 oc (optimum 37oc) dan
sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan atau minuman yang
thypi
C. Patofisiologi
usus, tepatnya di ileum dan jejunum. sel-sel M, sel epitel khusus yang
imun pejamu maka salmonella thypi akan keluar dari habitnya dan
cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tempat
yang disukai oleh salmonella thypi adalah hati, limpa, sumsum tulang
Kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah dan
dapat menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan oleh tinja. Peran
IDAI).
D. Pathway Keperawatan
E. Manifestasi klinis
lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang
1. Demam
remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
4. Relaps
1. Minggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat
F. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan leukosit
jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal
- Biakan darah
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media
berlangsung.
- Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau
titer widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali pemeriksaan) Gall
tifoid bila hasilnya positif, namun demikian, bila hasil kultur negatif
belum menyingkirkan kemungkinan tifoid, karena beberapa alasan,
atas:
dasar.
demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160 satu kali
pemeriksaan).
hari) atau titer widal O> 1/320, H > 1/640 (pada pemeriksaan sekali)
G. Penatalaksanaan
A. Medis
1) Klorampenicol
2) Amoxicilin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxon
5) Cefixim
1) Paracetamol
B. Keperawatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau
kurang lebih dari selam 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk
pasien.
dan dekubitus.
terjadi konstipasi
f. Diet
o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi
tim
H. Pengkajian Fokus
Identitas pasien
a. Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak
dalam tubuh.
DM,hipertensi, dll.
f. pola-pola fungsi kesehatan
saat makan sehingga makanan hanya sedikit bahkan tidak makan sama
sekali.
2 Pola eliminasi
aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar
suhu tubuh.
pada anaknya.
g. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum
muka kemerahan.
2. Tingkat kesadaran
3. Sistem respirasi
4. Sistem kardiovaskuler
rendah.
5. Sistem intugumen
agak kusam.
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem muskuluskeletal
8. Sistem abdomen
meningkat.
I. Diagnosa Keperawatan
mutlak ( D. 0036 )
I. INTERVENSI
Diagnosa
Tg Tujuan &
keperawat Intervensi Rasional TTD
l/ Kriteria Hasil
an
ja
m
Senin Hiperterm Setelah Manajemen
membaik (5)
pendinginan suhu
eksternal dengan
tubuh klien
kompres hangat
Edukasi
7. Ajarkan
relaksasi
nafas dalam
8. Anjurkan
istirahatyg
cukup
Senin Defisit Setelah Manajemen a. Untuk
( SLKI, badan
perlu
L.03030 ) Terapeutik
dipantau
1. Porsi makan d. Lakukan
c. Untuk
yg dihabiskan oral hygiene
meningkat(5) sebelum makan,
mengetahui
2. Nafsu makan jikaperlu
peningkata
membaik(5) e. Sajikan makanan
n berat
3. Frekuensi secara menarik
badan.
makan dan suhuyang
d. Untuk
membaik (5) sesuai
meningkatka
4. Bebatbadan
n
nafsu
makan
pada
pasien.
membaik (5) e. Membantu
proses
peningkatan
intake nutrisi
yang
adekuat.
1. Asites Teraupetik
output
- Berikan - Untuk
sesuai i pasien
kebutuhan dehidrasi
intravena jika
perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
- Memberi
diuretic jika perlu
kan
kolaboras
i untuk
membant
penyemb
uhan
klien
DAFTAR PUSTAKA
M,Nurs, Nursalam. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak: Edisi 1. Jakarta
Smeltzer & Bare. (2012). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC.
Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. (2012). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.
Jakarta: IDAI).
Keperawatan Indonesia.
Nasional Indonesia.
Keperawatan Indonesia.
Nasional Indonesia.