Anda di halaman 1dari 6

Nadya Putri Amalia

H2A017010

SKENARIO 1. Epidemiologi Penyakit Menular

Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014,
dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang
distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7%
menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko
terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi
diabetes meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di
negara berpenghasilan tinggi.
Pada beberapa penelitian, menyebutkan bahwa factor sosiokultural berpengaruh terhadap
tingginya kejadian DM. Di suatu daerah cenderung kebiasaan masyarakatnya makan makanan
manis, tercermin pada setiap jamuan makan dan hampir seluruh masyarakat di daerah tersebut
menyukai cita rasa makanan manis. Dalam aspek pengelolaan DM tidak hanya melihat dari segi
pengobatan medis saja, namun juga harus memperhatikan factor lainnya seperti sosiokultural,
pengetahuan, kebiasaan/pola hidup, dan factor lainnya. Saat ini banyak penderita Diabetes
Melitus berobat gratis berkat Jaminan BPJS.

STEP 1

1. Penyakit Tidak Menular (PTM): penyakit atau kondisi medis yang tidak dapay ditularkan
dari satu individu ke individu lainnya. (Prevalensi PTM pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama diKota Bandung, FK UNPAD)
2. Diabetes Melitus: penyakit gangguan metabolic menahun akibat pancreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif (InfoDATIN Waspada Diabetes)
3. Prevalensi: bagian dari studo epidemiologi yang membawa pengertian jumlah orang
dalam populasi yang mengalami penyakit, gannguan atau kondisi tertentu pada suatu
tempo waktu yang dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal
(KBBI)
4. Obesitas: penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energy
(energy intake) dengan energy yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama
(Panduan Pelaksanaan GENTAS)
5. Sosiokultural: suatu wilayah atau suatu negara berdasarkan keadaan social dan budaya
daerah bersangkutan terhadap daerah sekelilingnya. (KBBI)
6. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial): badan hokum public yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia (Panduan
Praktis Sistem Rujukan Berjenjang)

STEP 2

1. Apakah keterkaitan antara pola hidup dan obesitas pada kejadian Diabetes?
2. Apa hubungan pengetahuan dan sosiokultural dengan kejadian Diabetes?
3. Apa saja program BPJS untuk memberikan pelayanan pada pasien Diabetes?
4. Bagaimana pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)?

STEP 3

1. Apakah keterkaitan antara pola hidup dan obesitas pada kejadian Diabetes?
Jawab :
a. Pola Hidup
Konsumsi makanan manis dan berlemak berhubungan secara signifikan dengan
kejadian diabetes melitus. Namun peluang terkena diabetes melitus lebih kecil,
makanan manis berisiko 0,38 dan makanan berlemak berisiko 0,37. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono dan Witasari yang
melaporkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan manis memiliki risiko terkena
diabetes melitus dua kali lipat
b. Obesitas
Pada penderita Diabetes Melitus, pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang
cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal, namun
insulin tersebut tidak dapat bekerja maksimal membantu sel-sel tubuh menyerap
glukosa karena terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas, salah satunya
adalah kadar lemak darah yang tinggi terutama kolesterol dan trigliserida.
Pertambahan massa lemak selalu disertai perubahan fisiologis tubuh yang sebagian
besar bergantung pada distribusi regional massa lemak itu. Timbunan lemak pada
jaringan visceral (intra abdomen) yang tergambar penambahan lingkar perut akan
mendorong perkembangan peningkatan kadar insulin plasma, sindrom resistensi
insulin, hipertrigliseridemia dan hiperlipidemia2
Obesitas merupakan faktor risiko yang berperan penting terhadap penyakit
Diabetes Melitus. Apabila anda gemuk tubuh anda lebih sulit dalam menggunakan
insulin yang dihasilkan hal ini dinamakan keadaan resistensi insulin. Obesitas juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang dapat mengontrol kadar gula darah, glukosa
akan diubah menjadi energi pada saat beraktivitas fisik sehingga mengakibatkan
insulin semakin meningkat sehingga kadar gula darah akan berkurang. Pola makan
yang salah kurang mengkonsumsi buah dan sayur dan cenderung berlebih
menyebabkan timbulnya obesitas.3
2. Apa hubungan pengetahuan dan sosiokultural dengan kejadian Diabetes?
Jawab :
a. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang merupakan hal yang penting, karena dengan pemahaman
mengenai pengetahuan tersebut, seseorang dapat menentukan langkah untuk
mencegah terjadinya diabetes. Seseorang yang mengenyam bangku pendidikan yang
lebih tinggi, memiliki pengetahun yang lebih luas juga, termasuk pengetahuan dalam
aspek kesehatan. Pengetahuan yang dimiliki cenderung menimbulkan kesadaran
untuk berperilaku sehat. Pengetahuan manusia sebagain besar diperoleh dari
pengalaman. Pengalaman tersebut dapat berasal dari orang lain maupun dari diri
sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh, maka akan semakin
cepat individu tersebut menerima dan memahami informasi yang didapatkan.
Pengetahuan disini berupa pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko, dan cara untuk
mencegah terjadinya diabetes mellitus itu sendiri.4
b. Sosiokultural
Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makanan tradisional yang banyak
mengandung karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan yang modren yang
begitu instan, dengan komposisi makana yang terlau banyak mengandung protein,
lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat. Komposisi makana seperti ini
terutama pada makanan siap santap akhir- akhir ini yang sangat digemari.
Disamping itu cara hidup yang semakin sibuk dari pagi sampai sore bahkan kadang-
kadang sampai malam hari duduk di belakang meja menyebankan tidak ada
kesempatan untuk bereaksi berolah raga. Pola hidup beresiko seperti inilah yang
menyebabkan prevalensi Diabetes mellitus semakin meningkat.5
3. Apa program BPJS untuk memberikan pelayanan pada pasien Diabetes?
Jawab : program yang dilaksanan adalah Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
dimana sasaran dari program ini adalah Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang
penyakit kronis (Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi). Aktifitas Prolanis
dilaksanakaan dengan mencakup 5 metode, yaitu :

a. Konsultasi Medis
Dilakukan dengan cara konsultasi medis antara peserta Prolanis dengan tim
medis, jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan Faskes
Pengelola.
b. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Edukasi klub Resiko Tinggi (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah
timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta
prolanis. Sasaran dari metodi ini yaitu, terbentuknya kelompok peserta (Klub)
Prolanis minimal 1 Faskes Pengelola 1 Klub. Pengelompokan diutamakan
berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.
c. Reminder melalui SMS Gateway
Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan
rutin kepada Faskes Pengelola melalui peringatan jadwal konsultasi ke Faskes
Pengelola tersebut. Sasaran dari hal ini adalah tersampaikannya reminder jadwal
konsultasi peserta ke masing – masing Faskes Pengelola.
d. Home Visit
Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan kerumah peserta Prolanis untuk
pemberian informasi / edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta Prolanis
dan keluarga. Sasaran :
Peserta Prolanis dengan kriteria :
1. Peserta baru terdaftar,
2. Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktek perorangan / Klinik / Puskesmas
selama 3 bulan berturut – turut,
3. Peserta dengan GDP/GDPP dibawah standar 3 bulan berturut – turut,
4. Peserta dengan tekanan darah tidak terkontrol 3 bulan berturut – turut,
5. Peserta pasca opname.
e. Pemantauan status kesehatan (Skrinning kesehatan)
Mengontrol riwayar pemeriksaan kesehatan untuk mencegah agar tidak terjadi
komplikasi atau penyakit berlanjut (BPJS Kesehatan, 2014).6
4. Bagaimana pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)?
Jawab :
Pencegahan dan pengendalian faktor resiko TPM ada 4 cara yaitu :
a. Advokasi, Kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM
b. Promosi, pencegahan dan pengurangan faktor resiko PTM melalui pemberdayaan
masyarakat
c. Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan Kesehatan serta kolaborasi sector
swasta dan professional
d. Pengawasan survailans, pengawasan dan riset TPM

Langkah - Langkah kebijakan dan strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak


Menular dalam mencapai target indikator adalah :

 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat sehingga dapat


terhindar dari faktor risiko.
 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
melalui penguatan sumber daya , dan standardisasi pelayanan
 Meningkatkan kemitraan dengan lintas program, lintas sektor, dan pemangku
kepentingan terkait
 Menyelenggarakan Surveilans dengan mengintegrasikan dalam sistem surveilans
penyakit tidak menular diFasilitas Pelayanan Kesehatan dan masyarakat.
 Meningkatkan advokasi kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan
pemangku kepentingan terkait.7
STEP 4

Diabetes
Melitus

Etiologi dan
Epidemiologi PROLANIS
Faktor Resiko

STEP 5

1. Etiologi dan Faktor resiko Diabetes


2. Epidemiologi Diabetes
3. Pengendalian diabetes di Indonesia
4. PROLANIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Nur A, Fitria E, Zulhaida A, dkk. Hubungan Pola Konsumsi Dengan Diabetes Melitus
Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Dr. Fauziah Bireuen Provinsi Aceh. Vol. 26
No. 3. Aceh : Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh; 2016.
2. Masi G, Oroh W. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes Melitus Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. Vol. 6, No. 1. Manado : Universitas Sam
Ratulangi; 2018.
3. Nasution N, Siagian A, Lubis R. Hubungan Obesitas Terhadap Kejadian Diabetes
Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pintupadang. Vol
2, No. 1. Medan : Universitas Sumatera Utara; 2018.
4. Silalahi L. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2.
Vol. 7, No.2. Surabaya : Universitas Airlangga; 2019.
5. Manurung F, Keloko A, Lubis N. Gambaran Sosial Budaya Terhadap Diabetes Melitus
Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungtua Kecamatan Padang Bolak
Kabupaten Padang Lawas Utara. Medan : Universitas Sumatera Utara; 2014.
6. BPJS Kesehatan. Panduan PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Jakarta :
BPJS Kesehatan
7. KEMENKES RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Anda mungkin juga menyukai