2, Juli 2014
*) Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Univ. Tridinanti Palembang
119
Sofwan Hariady, M. Amien Fauzie, Sukarmansyah
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang diragukan keamanannya. Karena mengandung
Bahan pengemas styrofoam at au bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan,
polystyrene telah menjadi salah satu pilihan terutama bila digunakan sebagai kemasan atau
yang paling populer dalam bisnis pangan. wadah makanan.
Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren Setiap tahunnya penggunaan Styrofoam
ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu meningkat di tiap negara. Padahal, Styrofoam
mencegah kebocoran dan tet ap terbukti tidak ramah lingkungan, karena tidak
mempertahankan bentuknya saat dipegang. dapat diuraikan sama sekali. Bahkan pada
Selain itu, bahan t ersebut juga mampu proses produksinya sendiri, menghasilkan
mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap limbah yang tidak sedikit , sehingga
nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dikategorikan sebagai penghasil limbah
dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya berbahaya ke-5 terbesar di dunia oleh EPA
murah, lebih aman, serta ringan. Tetapi, riset (Enviromental Protection Agency).
terkini membuktikan bahwa styrofoam
120
Kajian Eksperimental Kemampuan Daya Hantar Kalor Campuran Styrofoam, Kulit
Jengkol dan Semen Putih Sebagai Alternatif Bahan Isolator
121
Sofwan Hariady, M. Amien Fauzie, Sukarmansyah
122
Kajian Eksperimental Kemampuan Daya Hantar Kalor Campuran Styrofoam, Kulit
Jengkol dan Semen Putih Sebagai Alternatif Bahan Isolator
123
Sofwan Hariady, M. Amien Fauzie, Sukarmansyah
124
Kajian Eksperimental Kemampuan Daya Hantar Kalor Campuran Styrofoam, Kulit
Jengkol dan Semen Putih Sebagai Alternatif Bahan Isolator
- Box heater terbuat dari keramik dengan dimasukan kedalam tempat adonan,
tebal 5 mm, lebar 150 mm dan panjang kemudian dicampur air secukupnya,
150 mm dan tinggi 50 mm. dilanjutkan dengan pembentukkan benda
- Isolator dari bahan Styrofoam, yang uji. jika sudah kering berarti campuran
dipasang diantara box dari triplek dan box bahan tadi sudah siap untuk dilakukan
yang terbuat dari keramik. pengujian.
- Thermocouple Digital dipasang untuk
mengukur suhu yang dibangkitkan oleh 3.3. Prosedur Pengujian
heater, dan diatas benda uji dipasang juga Setelah campuran styrofoam yang
thermocouple digital untuk mengukur suhu akan diuji sudah siap digunakan,
pada bagian atas bahan isolator. dilanjutkan dengan menyiapkan peralatan
uji yang telah dilengkapi wire
Untuk lebih jelasnya peralatan uji yang thermocouple yang dipasang pada bagian
dipergunakan untuk penelitian konduktivitas bawah campuran bahan isolator dan juga
termal dapat di lihat pada gambar 3.1. di bawah diatas campuran bahan isolator,
ini. dilanjutkan dengan mengisi kot ak
pengujian dengan campuran Styrofoam
6 4 5 dengan ketebalan 10 mm, heater
dihidupkan sampai suhu bagian atas plat
7 2
dan dibawah campuran styrofoam lebih
st abil, maka dilanjut kan dengan
pengambilan data.
3
3.4. Diagram Alir Penelitian
Mulai
1
Persiapan alat uji
Gambar 3.1. Peralatan Uji
Pencampuran bahan isolator
Keterangan :
1. Triplek. Pengujian
2. Isolator (Styrofoarm)
3. Isolator (Keramik) Data Catat suhu di atas benda uji, dibawah dan
4. Benda Uji suhu di isolator keramik, Styrofoarm dan triplek
6. Volt Meter
7. Ampere Meter Pengolahan data
125
Sofwan Hariady, M. Amien Fauzie, Sukarmansyah
Keterangan :
PCSKJ = Perbedaan Campuran Styrofoam
dan Kulit Jengkol
T atm = Temperature atmosfer.
T1 = Temperature permukaan atas
benda uji (oC).
T2 = Temperature antara permukaan
bawah benda uji dan heater (oC).
T3 = Temperature antara heater dan
isolator kramik (oC).
Gambar 4.1. Bagian Titik Pengujian T4 = Temperature diluar permukaan
triplek (oC).
Keterangan T5 = Temperature antara permukaan
T1 = Temperatur permukaan atas benda luar isolator kramik dan styrofoam
uji (oC). (oC).
T2 = Temperatur antara permukaan bawah T6 = Temperatur antara permukaan luar
benda uji dan heater (oC). Styrofoam dan triplek
T3 = Temperatur antara heater dan
isolator kramik (oC). 4.2 Pengolahan Data
T4 = Temperatur diluar permukaan Dari penelitian dan data dapat dihitung
triplek (oC). nilai konduktifitas termal dari perbandingan
T5 = Temperatur antara permukaan luar styrofoam dan kulit jengkol adalah sebagai
isolator kramik dan styrofoam (oC). berikut :
T6 = Temperatur antara permukaan luar a. Pengujian 1. Dengan campuran styrofoam
Styrofoam dan triplek (oC). 20 g, kulit jengkol 30 g dan semen putih
100 g. Kalor yang dibangkitkan oleh heater
Pengujian 5 benda uji dengan campuran pemanas adalah :
styrofoam, kulit jengkol dan semen putih q = AL V cos Ø Watts
dengan perbedaan campuran styrofoam dan Dimana :
kulit jengkol dengan tebal 10 mm. q : Kalor yang dibangkitkan oleh heater
(watts)
126
Kajian Eksperimental Kemampuan Daya Hantar Kalor Campuran Styrofoam, Kulit
Jengkol dan Semen Putih Sebagai Alternatif Bahan Isolator
127
Sofwan Hariady, M. Amien Fauzie, Sukarmansyah
128
Kajian Eksperimental Kemampuan Daya Hantar Kalor Campuran Styrofoam, Kulit
Jengkol dan Semen Putih Sebagai Alternatif Bahan Isolator
129
Sofwan Hariady, M. Amien Fauzie, Sukarmansyah
DAFTAR PUSTAKA
130