No Aspek Hasil
1. Nama Wortel
Indonesia
2. Nama latin Daucus Carrota L
3. Nama daerah Jawa menyebutnya dengan “wertol atau wortol”
Sunda disebut “bortol” sedangkan
Masyarakat Madura menyebutnya “ortel”
4. Bagian Umbi
tumbuhan
yang
digunakan
5. Nama Daucus Carrota L
simplisia
6. Morfologi a. Daun
tumbuhan Daun tanaman wortel merupakan daun
majemuk, menyirip ganda dua atau tiga, dan
bertangkai. Anak-anak daun berbentuk lanset
dengan tepi daun bercangap. Setiap tanaman
memiliki 5 – 7 tangkai daun yang berukuran agak
panjang, kaku dan tebal dengan permukaan yang
halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis.
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis untuk menghasilkan zat-zat yang
diperlukan dalam pembentukan organ vegetatif dan
generatif.
b. Batang
Batang tanaman wortel sangat pendek
sehingga hampir tidak tampak, berbentuk bulat,
tidak berkayu, agak keras, dan berdiameter (1 –
1,5) cm. Umumnya warnanya berwarna hijau tua.
Batang tidak bercabang tetapi ditumbuhi oleh
tangkai-tangkai daun yang berukuran panjang
sehingga terlihat seperti bercabang-cabang. Batang
memiliki permukaan 8 yang halus dan mengalami
penebalan pada tempat tumbuh tangkai daun.
Fungsinya sebagai jalan untuk mengangkut air dan
zat makanan dari tanah ke daun dan zat hasil
asimilasi dari daun ke seluruh bagian tubuh
tanaman.
c. Akar
Akar tanaman wortel termasuk sistem
perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang
akan mengalami perubaan bentuk dan fungsi
menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan,
bentuknya akan berubah menjadi besar dan bulat
memanjang hingga mencapai diameter 6 cm dan
memanjang sampai 30 cm tergantung varietasnya.
Akar tunggang yang telah berubah bentuk dan
fungsi inilah yang dikenal sebagai “umbi wortel”.
Akar serabut menempel pada akar tunggang yang
telah membesar (umbi), tumbuh menyamping dan
berwarna kekuning-kuningan (putih gading).
Fungsinya mneyerap zat-zat hara dan air yang
diperlukan tanaman untuk melangsungkan proses
fotosintesis serta memperkokoh berdirinya
tanaman.
d. Bunga
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung
tanaman, berbentuk payung berganda, dan
berwarna putih atau merah jambu agak pucat.
Bunga memiliki tangkai yang pendek dan tebal.
Kuntum-kuntumnya terletak pada bidang lengkung
yang sama. Bunga yang telah mengalami
penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji
yang berukuran kecil dan berbulu. (Dewi, 2014)
7. Ekologi dan - Produksi wortel (Daucus carota L.) di Indonesia
persebaran pada tahun 2009 hingga tahun 2013 memiliki
ratarata sebesar 446,734 ton, dengan luas panen
28.978 ha, dan memiliki produkivitas 15,38 t/ha
(BPS, 2014).
- Beberapa provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa
Barat, dan Jawa Timur merupakan produsen wortel
terbesar di Indonesia.
8. Budidaya Budidaya wortel yang paling cocok dilakukan di
dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1000 meter
di atas permukaan laut. Tanaman wortel menyukai
tanah yang mengandung bunyak humus dan gembur
dengan tingkat keasaman antara pH 5,5–6,5.
1. Persiapan lahan
- Persiapan lahan sebaiknya dilakukan beberapa
minggu sebelum tanam untuk memberikan
kesempatan bagi bahan organik dapat
terdekomposisi dengan baik.
- Persiapan tanah diperlukan untuk mendapatkan
tanah yang subur dan gembur (kelembaban tanah
yang cukup dan aerasi yang baik).
2. Penanaman benih
- Benih wortel berasal dari biji, bentukya Kalil-kutil
dan cenderung menempel karena mempunyai
serabut seperti pada bulukaannya.
- Untuk pertanaman wortel, sebaiknya biji langsung
ditanam dengan cara disebar di lahan pertanaman,
hal ini dianjurkan karena bila menggunakan
persemaian, biasanya saat pemindahan semaian ke
lahan tanam banyak terjadi kerusakan perakaran
sehingga pertumbuhan tanaman tidak baik.
- Biji wortel ditanam dengan kedalaman tanam
kurang lebih 3-5 cm, atau bahkan ditanam di
permukaan tanah tanpa ditutup kembali.
3. Pemupukan
Tanah yang baik untuk budidaya wortel adalah
tanah yang kaya bahan organik, dengan salinitas
rendah dan tidak mengandung senyawa toksik.
Pupuk kandang digunakan sebagai pupuk dasar
sebanyak 1,5 kg/m2. Pupuk buatan berupa Urea 100
kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 30 kg/ha.
4. Pemeliharaan
- Pengairan dilakukan sesuai dengan kondisi tanah
sampai kondisi kapasitas lapang. Jika udara sangat
panas, penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari.
- Penyiraman juga bisa ddilakukan dengan
menggenangi parit.
- Penyiangan gulma dapat dilakukan bersamaan
dengan penjarangan tanaman.
- Penjarangan dilakukan dengan mencabut tanaman
yang lemah dan meninggalkan tanaman yang sehat
dan kokoh. Penjarangan dilakukan untuk memberi
jarak dan tercukupinya sinar matahari.
- Pembumbunan perlu dilakukan untuk menutupi
umbi akar agar tidak muncul warna hijau pada
umbi.
5. Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT)
- Fumigasi dilakukan untuk mengendalikan
nematoda dalam tanah.
- Penggunaan ekstrak marigold (Tagetes sp.) dapat
juga digunakan untuk mengendalikan nematoda
dalam tanah.
- Rotasi tanaman dapat dilakukan untuk mencegah
berkembangnya organisme pengganggu tanaman
(OPT).
- Penyakit-penyakit yang dapat menyerang tanaman
wortel antara lain Cercospora carotae, Alternaria
dauci, dan busuk hitam atau hawar daun.
- Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menanam
biji yang sehat, pergiliran tanaman, sanitasi kebun
dan mencabut tanaman yang terserang.
6. Panen dan Pascapanen
- Wortel dapat dipanen setelah berumur 100 hari
(tergantung varietas). Panen yang terlambat
dilakukan akan menyebabkan umbi berkayu
sehingga tidak disukai konsumen.
- Panen dilakukan dengan cara mencabut umbi
beserta dengan akarnya dan akan lebih mudah
dilakukan jika tanah sebelumnya digemburkan.
- Sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari.
9. Cara 1. Siapkan alat dan bahan
Penyiapan 2. Wortel dikupas dan dicuci
simplisia menggunakan air mengalir
3. Wortel dipotong secara melintang
4. Kemudian dikeringkan dibawah sinar
matahari selama 8 jam
5. Setelah wortel kering, haluskan
menggunakan blender
6. Masukkan serbuk tersebut kedalam
wadah/plastik.
10. Struktur
Kandungan
kimia
No Aspek Hasil
1. Nama Wortel
tanaman
2. Nama latin Daucus Carrota L
3. Bagian yang Umbi
digunakan
4. Nama Daucus Carrota L
simplisia
5. Nama ekstrak Ekstrak kental wortel
6. Metode Metode yang digunakan adalah maserasi menggunak
ekstraksi pelarut polar yaitu etanol 96%, dengan Perbandingan 1 : 2,
yang sesuai yang kemudian dilakukan Remaserasi dengan
perbandingan 1 : 1.
Metode penyarian dengan maserasi, yakni dengan
merendam serbuk simplisia selama 24 jam, Remaserasi 24
jam jadi lama pemyarian 42 jam.
Metode penguapan pelarut menggunakan waterbath.
Hasil ekstrak kental disimpan dalam wadah tertutup rapat
7. Parameter Susut Pengerringan :
nonspesifik Dik :
kualitas Bobot sampel basah : 500 ml /gr
ekstrak Bobot sampel kering : 46 gr
No Aspek Hasil
1. Nama simplisia Daucus Carrota L
2. Nama ekstrak Ekstrak kental wortel
3. Khasiat yang Sebagai sumber vitamin A
dipilih
4. Kandungan Wortel mengandung pigmen beta karoten dan
kimia dan vitamin A
struktur
1. PENGERINGAN EKSTRAK
Bobot ekstrak kental : 5gr
Bobot bahan pengisi : 20gr
2. FORMULASI SEDIAAN DAN KEGUNAAN TIAP BAHAN
HASIL
HASIL :
5. HOMOGENITAS
Disiapkan serbuk dan ayakan
Timbang 20 – 30 gr serbuk
Letakkan serbuk pada pengayak paling atas
Getarkan 5-30 menit, tergantung dai ketahanan ganul pada getaran
Timbang serbuk yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
Diamati jika semua serbuk dapat melewati ayakan tersebut, maka serbuk
memenuhi syarat
Hitung persentase serbuk pada tiap-tiap pengayak
berat serbuk yg tertinggal diayakan
%= X 100 %
berat total serbuk
HASIL :
Persentase sisa serbuk (%) pada masing – masing pengayak
10 gr
Mesh ke – 1 : X 100 % = 40 %
25 gr
4 gr
Mesh ke – 2 : X 100 % = 16 %
25 gr
7 gr
Mesh ke – 3 : X 100 % = 28 %
25 gr
4. DESAIN KEMASAN
TUJUAN
Mahasiswa memahami persyaratan kemasan sediaan obat tradisional dan mampu
membuat desainnya
KEGIATAN TANGGAL
Rabu, 14 Oktober 2020
HASIL:
No Aspek Hasil
1. Nama sediaan JAMTEL
2. Bentuk sediaan Jamu serbuk
3. Komposisi Tiap 5 gr mengandung
- Ekstrak wortel 1 gr
- Jeruk nipis qs
- Sukrosa ad 5gr
4. Khasiat yang dipilih Untuk memelihara kesehatan mata
5. Kemasan primer Plastic klip
6. Kemasan sekunder Dus obat
LAMPIRAN