Anda di halaman 1dari 116

ht

tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id
Indeks Perilaku Anti Korupsi 2018

ISSN: 2622-8017
No. Publikasi: 04330.1801
Katalog: 4407003

Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm


Jumlah Halaman: xviii + 96 Halaman

Naskah:
Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan

.id
Penyunting:
Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan

Desain Kover oleh:


go
.
ps
Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
.b

Penerbit:
w

© Badan Pusat Statistik


w
//w

Pencetak:
Badan Pusat Statistik
s:
tp

Sumber Ilustrasi: -
ht

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
BAB III
KATA PENGANTAR
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI
Korupsi telah terjadi secara meluas dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Kejahatan ini tidak hanya merugikan keuangan
negara, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial
dan ekonomi. Oleh karena itu, korupsi digolongkan sebagai kejahatan
yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa.
Korupsi terjadi di kalangan pemerintahan, pejabat publik, wakil
rakyat, dan masyarakat bawah. Bahkan, korupsi di pemerintahan telah
tumbuh secara vertikal dan horisontal ke daerah. Penyebab

.id
berkembangnya praktik korupsi di antaranya karena rendahnya

go
integritas para pelaku dan kentalnya budaya permisif terhadap
.
korupsi. Masalah budaya ini menyebabkan pemberantasan korupsi
ps
tidak pernah tuntas.
.b
w

Guna mempercepat pencegahan dan pemberantasan korupsi,


w

pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia


//w

nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan


s:

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) yang disempurnakan menjadi


tp

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Salah satu


ht

implementasi dari Stranas PK adalah ditugaskannya Badan Pusat


Statistik (BPS) oleh Presiden RI untuk mengukur indikator pada
strategi ‘meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi’. Hal
ini dilakukan melalui Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK).
Publikasi ini dapat terealisasi berkat kerja sama berbagai pihak
mulai dari petugas pengumpul data di lapangan sampai kepada tim
analisis. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
diucapkan penghargaan tinggi dan terima kasih yang tulus.

Jakarta, Desember 2018


Kepala Badan Pusat Statistik

Dr. Suhariyanto
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 iii
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id
BAB III
RINGKASAN EKSEKUTIF
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI
Badan Pusat Statistik melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK)
berdasarkan Perpres No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK). Survei ini dilaksanakan setiap tahun
sejak 2012 sampai dengan 2018, kecuali tahun 2016. Tahun 2018, SPAK
dilaksanakan di seluruh Indonesia yang tersebar di 170 kabupaten/kota dengan
jumlah sampel sebesar 9.919 rumah tangga. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)
hanya dapat digunakan untuk estimasi di tingkat nasional.

.id
Nilai IPAK berkisar pada skala 0 sampai 5. Semakin mendekati 5 berarti

go
semakin baik. Artinya, masyarakat berperilaku semakin anti korupsi. Pada tahun
2018, nilai IPAK sebesar 3,66; lebih rendah dibanding tahun 2017 (3,71).
.
ps
Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya akses masyarakat terhadap
.b

pelayanan publik melalui perantara dan meningkatnya masyarakat yang


w

memberikan uang/barang melebihi ketentuan dan menganggap hal itu lumrah.


w
//w

IPAK disusun berdasarkan dua dimensi, yaitu dimensi persepsi dan


s:

pengalaman. Dimensi persepsi berupa penilaian masyarakat terhadap beberapa


tp

perilaku anti korupsi di masyarakat. Dimensi pengalaman merupakan pengalaman


ht

anti korupsi yang dialami masyarakat. Jika dilihat menurut dimensi pembentuknya
nilai indeks persepsi sebesar 3,86; sementara indeks pengalaman sebesar 3,57.
Hasil ini menunjukkan belum optimalnya budaya zero tolerance terhadap perilaku
korupsi terinternalisasi dalam setiap individu.

Hasil SPAK 2018 menunjukkan: (1) persentase masyarakat yang mengetahui


adanya biaya resmi pada pelayanan publik kurang dari 69 persen; (2) masih
adanya masyarakat yang membayar melebihi ketentuan ketika mengakses
pelayanan publik; (3) sebagian besar pembayaran yang melebihi ketentuan terjadi
sesudah pelayanan selesai; dan (4) sebagian besar pembayaran yang melebihi
ketentuan terjadi dalam bentuk uang.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 v


BAB III
EXECUTIVE SUMMARY
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI
BPS-Statistics Indonesia conducts The Anti-Corruption Behavior Survey
based on Regulation of President No. 55/2012 about National Strategy for
Corruption Prevention and Eradication. This survey is conducted every year from
2012 to 2018, except for 2016. In 2018, this survey carried out throughout in all
provinces in Indonesia which spread over 170 regencies/cities. The number of
samples is 9,919 households. Anti-Corruption Behavior Index can be used for
estimation at national level.

.id
The Anti-Corruption Behavior Index value ranges on a scale of 0 to 5. The

go
closer to 5 means better. It means that community behaves more anti-corruption.
In 2018, Anti-Corruption Behavior Index is 3.66; lower than 2017 (3,71). This
.
ps
decline is caused by increasing access to public services through intermediaries
.b

and increasing of community which give money or goods exceeds the provisions
w

and considers that case is normal.


w
//w

Anti-Corruption Behavior Index is formed based on two dimensions, that are


s:

perception and experience. The perception dimension is the form of community


tp

assessment of several anti-corruption behavior in the community. The experience


ht

dimension is anti-corruption experience experienced by the community. Based on


dimension, perception index is 3.86; while experience index is 3.57. These results
represent that zero tolerance culture to corruprion behavior is still not optimal
internalized in every individual.

Anti-Corruption Behavior Survey 2018 shows that: (1) the percentage of


people who know official fees for public services are less than 69 percent; (2)
existence of people who pay fees exceeds provisions when accessing public
services; (3) most payments that exceed the provisions occur after service is
completed; (4) most payments that exceed provisions occur in the form of money.

vi Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


BAB III
DAFTAR ISI
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

KATA PENGANTAR ......................................................................... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................. v

DAFTAR ISI ...................................................................................vii

DAFTAR TABEL ............................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................xii

.id
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xvii

. go
Bab I. Pendahuluan ........................................................................ 1
ps
.b

1.1. Latar Belakang............................................................. 1


w

1.2. Tujuan ........................................................................ 2


w
//w

1.3. Ruang Lingkup ............................................................ 3


s:

1.4. Sistematika Penulisan................................................... 3


tp
ht

Bab II. Profil Responden ................................................................. 5

2.1. Tingkat Respon (Response Rate) Pencacahan................ 5

2.2. Karakteristik Demografi Responden............................... 5

2.3. Tingkat Pendidikan Responden ..................................... 8

2.4. Karakteristik Ketenagakerjaan Responden ..................... 9

Bab III. Indeks Perilaku Anti Korupsi.............................................. 13

3.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK),


2012-2018................................................................. 13

3.2. Perkembangan IPAK Menurut Wilayah......................... 15

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 vii


3.3. Perkembangan IPAK Menurut Kelompok Umur ............. 16

3.4. Perkembangan IPAK Menurut Tingkat Pendidikan ........ 17

3.5. IPAK Menurut Dimensi dan Sub Dimensi...................... 18

Bab IV. Indikator Tunggal SPAK 2018 ............................................ 23

4.1. Persepsi terhadap Kebiasaan di Masyarakat ................. 23

4.1.1. Perilaku di Lingkup Keluarga ............................. 23

4.1.2. Perilaku di Lingkup Komunitas ........................... 27

4.1.3. Perilaku di Lingkup Publik.................................. 31

.id
4.2. Pengalaman Masyarakat Mengakses Pelayanan Publik .. 39

go
4.2.1. Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan
.
ps
Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir ... 40
.b

4.2.2. Persentase Masyarakat yang Mengakses Sendiri


w

Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir ... 41


w
//w

4.2.3. Pengetahuan Masyarakat akan Adanya Informasi


s:

Biaya Resmi yang Berlaku di Pelayanan Publik.... 42


tp

4.2.4. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan........ 44


ht

4.2.5. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan ..... 45

4.2.6. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan .... 47

4.2.7. Sumber Informasi mengenai Adanya Pembayaran


yang Melebihi Ketentuan ................................... 49

4.2.8. Tanggapan Ketika Diminta Pembayaran yang


Melebihi Ketentuan ........................................... 52

4.2.9. Persentase Pengalaman Masyarakat yang


Mengakses Pelayanan Publik Melalui Perantara... 54

4.3. Pengalaman Lainnya .................................................. 55

viii Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Bab V. Kesimpulan dan Rekomendasi ............................................. 61

5.1. Kesimpulan................................................................ 61

5.2. Rekomendasi ............................................................. 62

Bab VI. Daftar Pustaka .................................................................. 65

Bab VII. Lampiran......................................................................... 67

.id
. go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 ix


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Persentase Responden Menurut Rata-Rata Pengeluaran


Rumah Tangga Per Bulan, 2018 ............................................ 10

Tabel 2.2. Persentase Responden Menurut Status dalam


Usaha/Pekerjaan Utama, 2018 .............................................. 11

Tabel 3.1. Indeks Menurut Sub Dimensi pada Dimensi Persepsi,


2018.................................................................................... 19

Tabel 3.2. Indeks Menurut Sub Dimensi pada Dimensi Pengalaman,

.id
2018.................................................................................... 20

. go
Tabel 3.3. Indeks Menurut Dimensi, 2018 ...................................... 21
ps
.b

Tabel 4.1. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


w

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Mengetahui


w

Adanya Informasi Biaya Resmi yang Berlaku Menurut Jenis


//w

Pelayanan, 2017 – 2018 ....................................................... 43


s:

Tabel 4.2. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


tp
ht

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Membayar


Melebihi Ketentuan Menurut Jenis Pelayanan, 2017 – 2018..... 45

Tabel 4.3. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Waktu Pembayaran
dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 – 2018 ............................... 47

Tabel 4.4. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Bentuk Pembayaran
dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 – 2018 ............................... 49

x Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Tabel 4.5. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Sumber dan Jenis
Pelayanan Publik, 2017 – 2018.............................................. 51

Tabel 4.6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Tanggapan dan Jenis
Pelayanan Publik, 2017 – 2018.............................................. 53

Tabel 7.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel


Blok Sensus ......................................................................... 86

.id
Tabel 7.2. Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK 2017 - 2019 86

go
Tabel 7.3. Pengelompokan Nilai IPAK dan Maknanya ...................... 96
.
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 xi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan


Kepala Rumah Tangga, 2018 ................................................6

Gambar 2.2. Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin, 2018 .....6

Gambar 2.3 Persentase Responden Menurut Status Perkawinan,


2018 ...................................................................................7

Gambar 2.4. Persentase Responden Menurut Kelompok Umur,


2018 ...................................................................................8

.id
go
Gambar 2.5. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan,

.
2018 ...................................................................................9
ps
.b

Gambar 2.6. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama,


w

2018 ................................................................................. 10
w
//w

Gambar 3.1. Indeks Perilaku Anti Korupsi, 2012 - 2018 ................... 13


s:

Gambar 3.2. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Dimensi, 2012 -


tp

2018 ................................................................................. 15
ht

Gambar 3.3. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Wilayah, 2012 -


2018 ................................................................................. 16

Gambar 3.4. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Kelompok


Umur, 2012 - 2018............................................................. 17

Gambar 3.5. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut Tingkat


Pendidikan, 2012 - 2018..................................................... 18

Gambar 4.1. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri


yang Menerima Uang Tambahan dari Suami di Luar
Penghasilan Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang
Tersebut, 2017 - 2018........................................................ 24

xii Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Gambar 4.2. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Seorang Pegawai Negeri yang Menggunakan Kendaraan
Dinas untuk Keperluan Keluarga, 2017 - 2018 ..................... 25

Gambar 4.3. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Orang


Tua yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye
Pilkada/Pemilu demi Mendapatkan Uang Lebih Banyak,
2017 - 2018....................................................................... 25

Gambar 4.4. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang
Tanpa Izin Tetapi Tidak Melaporkan Kepada Orang Tuanya,
2017 - 2018....................................................................... 26

.id
go
Gambar 4.5. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Seseorang yang Menggunakan Barang Milik Anggota
.
ps
Rumah Tangga Lain Tanpa Izin, 2017 - 2018 ...................... 27
.b
w

Gambar 4.6. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


w

Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/Kades/Lurah


//w

Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2017 - 2018 .. 28


s:

Gambar 4.7. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


tp

Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat Lainnya


ht

Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2017 - 2018 .. 29

Gambar 4.8. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/Kades/Lurah
Ketika Suatu Keluarga Menjelang Hari Raya Keagamaan,
2017 - 2018....................................................................... 30

Gambar 4.9. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat Lainnya
Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2017 - 2018 .......... 30

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 xiii


Gambar 4.10. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Demi Menjaga Hubungan Kekeluargaan dan Pertemanan,
Seseorang Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar
Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2017 - 2018 ........ 32

Gambar 4.11. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi
Pegawai Negeri/Swasta, 2017 - 2018 .................................. 33

Gambar 4.12. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Memberi Uang Lebih Kepada Petugas Untuk Mempercepat
Urusan Administrasi (KTP Dan KK), 2017 - 2018 .................. 34

.id
Gambar 4.13. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap

go
Memberi Uang Lebih Kepada Polisi untuk Mempercepat
Pengurusan SIM dan STNK, 2017 - 2018 ............................. 34
.
ps
Gambar 4.14. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
.b
w

Pelanggar Lalu Lintas yang Memberi Uang Damai kepada


w

Polisi, 2017 - 2018 ............................................................. 35


//w

Gambar 4.15. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


s:

Petugas KUA Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke


tp

Tempat Acara Akad Nikah, 2017 - 2018............................... 36


ht

Gambar 4.16. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Guru


yang Mendapat Jaminan (Jatah) Anaknya Diterima Masuk
ke Sekolah Tempat Dia Mengajar, 2017 - 2018 .................... 36

Gambar 4.17. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Guru


Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid ketika
Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor, 2017 - 2018 .................. 37

Gambar 4.18. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Memberi Uang/Barang Kepada Pihak Sekolah agar Anaknya
dapat Diterima di Sekolah, 2017 - 2018............................... 38

xiv Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Gambar 4.19. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Membagikan Uang/Barang ke Calon Pemilih pada
Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2017 - 2018 .................................. 38

Gambar 4.20. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Mengharapkan Pembagian Uang/Barang pada Pilkades/
Pilkada, 2017 - 2018 .......................................................... 39

Gambar 4.21. Persentase Pengalaman Masyarakat Berurusan


dengan Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir,
2017 - 2018....................................................................... 40

Gambar 4.22. Persentase Masyarakat yang Mengakses Sendiri

.id
Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir, 2017 - 2018. 41

go
Gambar 4.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan .
Petugas Pelayanan Publik Menurut
ps
Pengetahuan Adanya Informasi Biaya Resmi yang Berlaku,
.b
w

2017 - 2018....................................................................... 42
w

Gambar 4.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


//w

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut Adanya


s:

Pembayaran Melebihi Ketentuan, 2017 - 2018 ..................... 44


tp
ht

Gambar 4.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Waktu
Pembayaran, 2017 - 2018 .................................................. 46

Gambar 4.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Bentuk
Pembayaran, 2017 - 2018 .................................................. 48

Gambar 4.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Sumbernya, 2017 -
2018 ................................................................................. 50

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 xv


Gambar 4.28. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Tanggapannya,
2017 - 2018....................................................................... 52

Gambar 4.29. Persentase Pengalaman Masyarakat yang


Mengakses Pelayanan Publik Melalui Perantara Menurut
Jenis Pelayanannya, 2017 - 2018 ........................................ 54

Gambar 4.30. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah


Tidaknya Ditawari Uang/Barang untuk Memilih Kandidat
Tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang
Terakhir, 2018 ................................................................... 56

.id
go
Gambar 4.31. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah
Tidaknya Ditawari oleh Seseorang untuk Memasukkan
.
ps
Anggota Rumah Tangga agar Diterima Menjadi Pegawai
.b

Negeri/Swasta dengan Keharusan Membayar Sejumlah


w

Uang Tertentu, 2018 .......................................................... 57


w
//w

Gambar 4.32. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah


s:

Tidaknya Ditawari Bantuan oleh Saudara/Teman agar


tp

Anggota Rumah Tangga Diterima Menjadi Pegawai


ht

Negeri/Swasta, 2018 .......................................................... 58

Gambar 4.33. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah


Tidaknya Ditawari Bantuan oleh Saudara/Teman agar
Anggota Rumah Tangga Lolos Seleksi Penerimaan Masuk
Sekolah, 2018.................................................................... 58

Gambar 4.34. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah


Tidaknya Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat
Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2018 ....................... 59

xvi Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Beberapa


Perilaku Korupsi di Lingkungan Keluarga, 2017 – 2018 ...... 67

Lampiran 2. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Beberapa


Perilaku Korupsi di Lingkungan Komunitas, 2017 – 2018 .... 69

Lampiran 3. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Beberapa


Perilaku Korupsi di Lingkungan Publik, 2017 – 2018........... 70

Lampiran 4. Persentase Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan

.id
Pelayanan Publik menurut Cara yang Dilakukan dan Jenis

go
Pelayanan Publik, 2017 – 2018......................................... 72
.
ps
Lampiran 5. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
.b

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut


w
w

Pengetahuan Adanya Informasi Biaya Resmi yang Berlaku


//w

dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 - 2018........................... 73


s:

Lampiran 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


tp

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut Adanya


ht

Pembayaran Melebihi Ketentuan dan Jenis Pelayanan


Publik, 2017 - 2018 ......................................................... 74

Lampiran 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Waktu
Pembayaran dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 - 2018 ....... 75

Lampiran 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Bentuk
Pembayaran dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 - 2018 ....... 76

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 xvii


Lampiran 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Sumber dan Jenis
Pelayanan Publik, 2017 - 2018.......................................... 77

Lampiran 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan


Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Tanggapan dan
Jenis Pelayanan Publik, 2017 - 2018 ................................. 78

Lampiran 11. Kuesioner Survei Perilaku Anti Korupsi 2018 ............... 79

Lampiran 12. Catatan Teknis ......................................................... 84

.id
. go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

xviii Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


BABIII
BABI PENDAHULUAN
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

1.1. Latar Belakang

Persoalan korupsi saat ini sudah bukan hal baru lagi di tengah
kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, dinyatakan bahwa korupsi tidak hanya merugikan keuangan

.id
negara, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial

go
dan ekonomi. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi digolongkan
sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara
.
ps
luar biasa.
.b
w

Korupsi di Indonesia sudah semakin meluas, tidak hanya terjadi


w

di kalangan penyelenggara pemerintahan, pejabat publik dan wakil


//w

rakyat saja tetapi sudah menyebar ke masyarakat bawah. Bahkan,


s:

korupsi di kalangan pemerintahan telah tumbuh secara vertikal dan


tp

horisontal ke daerah-daerah. Salah satu akar penyebab


ht

berkembangnya praktik korupsi diduga berasal dari rendahnya


integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif
terhadap tindakan korupsi. Setiap ada pengungkapan kasus korupsi,
hal ini dianggap sebagai prestasi penegakan hukum. Namun, dari sisi
kebudayaan, hal ini merupakan sisi tragis mentalitas korupsi yang
tidak terbendung (Santoso. dkk, 2014). Masalah budaya inilah yang
menyebabkan pemberantasan terhadap korupsi selalu tidak pernah
tuntas.

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan


pemberantasan korupsi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK)

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 1


jangka panjang tahun 2012-2025 dan jangka menengah tahun 2012-
2014 (Stranas PPK, Jangka Panjang 2012-2025 dan Jangka Menengah
2012-2014). Stranas PPK tersebut disempurnakan menjadi Strategi
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Stranas PK memuat fokus
dan sasaran sesuai dengan kebutuhan pencegahan korupsi sehingga
pencegahan korupsi dapat dilaksanakan dengan lebih terfokus,
terukur, dan berdampak langsung dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera (Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2018 Tentang Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi).

Terkait hal tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) secara eksplisit

.id
ditugaskan oleh Presiden RI untuk mengukur indikator pada strategi

go
kelima yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi.
.
Masyarakat dengan kultur yang mendorong struktur sosial berperilaku
ps
korupsi perlu diubah pola pikirnya agar terbebas dari nilai-nilai korupsi
.b
w

dan menjunjung integritas. Lebih dari itu, sangat diperlukan perilaku


w

aktif dari masyarakat untuk mencegah perilaku korupsi di


//w

lingkungannya (Lampiran Stranas PPK, 2012: 24).


s:

Dalam rangka mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah


tp

survei yang dapat memberikan gambaran tentang pendapat dan


ht

pengalaman yang berkembang di masyarakat terkait dengan korupsi.


Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sejak tahun 2012 BPS bersama
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk Survei Perilaku Anti Korupsi
(SPAK). Pada tahun 2018, BPS ditugaskan untuk menyelenggarakan
Survei Perilaku Anti Korupsi 2018.

1.2. Tujuan

Penyusunan publikasi ini dimaksudkan untuk memperoleh


gambaran secara lengkap mengenai situasi dan kondisi perilaku anti
korupsi masyarakat terkini. Hal ini dilihat dari aspek pendapat,

2 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


pengetahuan, perilaku, dan pengalaman individu terkait perilaku anti
korupsi di Indonesia.

Secara khusus, publikasi ini disusun guna memperoleh


gambaran secara lengkap mengenai sejauh mana budaya zero
tolerance terhadap perilaku korupsi terinternalisasi dalam setiap
individu. Hal ini khususnya terkait dengan strategi ‘upaya
meningkatkan pendidikan dan budaya anti korupsi’.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan SPAK 2018 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia


yang tersebar di 170 kabupaten/kota. Jumlah sampel seluruhnya

.id
sebanyak 9.919 rumah tangga.

go
1.4. Sistematika Penulisan
.
ps
Publikasi ini disajikan dengan sistematika berikut:
.b

Bab 1 Pendahuluan, berisi penjelasan terkait latar belakang, tujuan,


w
w

ruang lingkup, dan sistematika penulisan.


//w

Bab 2 menyajikan tingkat respon dan profil responden berdasarkan


s:

karakteristik demografi, pendidikan, dan aspek ketenagakerjaan.


tp

Bab 3 menyajikan hasil Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 dan
ht

perkembangannya.
Bab 4 menyajikan indikator tunggal mengenai penilaian terhadap
beberapa perilaku korupsi, pengalaman masyarakat
berhubungan dengan pelayanan publik, dan pengalaman
lainnya.
Bab 5 berisi kesimpulan dan rekomendasi.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 3


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id
BABIII
II
BAB PROFIL RESPONDEN
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

2.1. Tingkat Respon (Response Rate) Pencacahan

Hal yang sangat penting dari sebuah survei adalah tingkat


respon yang diperoleh. Tingginya tingkat respon akan sejalan dengan
tingginya keterwakilan (representatif) hasil survei dari total populasi.
Artinya semakin tinggi tingkat respon, semakin akurat hasil survei
yang diperoleh.

.id
Respon Rate SPAK 2018 Sebesar 94,63 Persen

go
Responden terpilih untuk SPAK 2018 adalah kepala rumah
.
ps
tangga atau pasangannya. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa
kepala rumah tangga atau pasangannya merupakan orang yang
.b
w

bertanggung jawab terhadap pengelolaan ekonomi rumah tangga dan


w

dinilai lebih mengetahui keadaan rumah tangga dibandingkan anggota


//w

rumah tangga yang lain. Selain itu, mereka juga mempunyai peluang
s:

yang lebih besar untuk melakukan akses terhadap pelayanan publik


tp

dibandingkan anggota rumah tangga lainnya. Dengan demikian,


ht

diharapkan responden terpilih dapat memberikan jawaban yang lebih


relevan terkait muatan pertanyaan dalam SPAK 2018.

Target sampel SPAK 2018 sebesar 9.919 responden. Dari jumlah


ini, tidak semuanya berhasil didata. Hingga akhir periode pendataan,
ada sebanyak 9.386 responden yang berhasil diwawancarai. Artinya,
tingkat respon dari SPAK 2018 cukup baik, yaitu sebesar 94,63 persen.

2.2. Karakteristik Demografi Responden

Dalam publikasi ini, disajikan karakteristik responden menurut


beberapa aspek demografi. Beberapa aspek demografi tersebut
meliputi hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, status
perkawinan, dan kelompok umur.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 5


Lebih dari Lima Puluh Persen Responden adalah Kepala
Rumah Tangga

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa responden SPAK adalah


Kepala Rumah Tangga atau pasangannya. Pemilihan responden ini
dilakukan menggunakan Tabel Kish. Pada tahun 2018, sebanyak 58,20
persen responden adalah kepala rumah tangga. Sementara itu, sisanya
(41,80 persen) adalah pasangannya (suami/istri).

.id
go
.
ps
.b

Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS


w

Gambar 2.1. Persentase Responden Menurut Hubungan


w

dengan Kepala Rumah Tangga, 2018


//w

Mayoritas Responden adalah Perempuan


s:
tp

Ditinjau dari sisi jenis kelamin, terdapat hasil yang cukup


ht

berbeda. Sebanyak 56,89 persen responden adalah perempuan.


Sementara itu, sisanya (43,11 persen) responden adalah laki-laki.

Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS

Gambar 2.2. Persentase Responden Menurut


Jenis Kelamin, 2018

6 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Mayoritas Responden Berstatus Kawin

Aspek demografi selanjutnya yang ingin disajikan adalah status


perkawinan. Terdapat empat kategori status perkawinan yang
ditanyakan di dalam SPAK 2018, yaitu tidak kawin, kawin, cerai hidup,
dan cerai mati.

.id
. go
ps
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS
.b

Gambar 2.3. Persentase Responden Menurut


w

Status Perkawinan, 2018


w
//w

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa responden SPAK 2018


s:

adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Hal ini membawa


tp

konsekuensi bahwa secara umum responden SPAK berstatus kawin.


ht

Fenomena ini terlihat dari hasil SPAK 2018.

Bila dilihat menurut status perkawinan, sebanyak 80,60 persen


responden berstatus kawin. Seseorang dikategorikan berstatus kawin
jika seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi
perempuan) pada saat pendataan, baik tinggal bersama maupun
berpisah. Hanya 1,66 persen responden yang berstatus tidak kawin.
Seseorang dikategorikan tidak kawin adalah jika seseorang tersebut
belum pernah kawin. Sementara itu, dua kelompok lainnya, yaitu
responden dengan status cerai hidup dan cerai mati, masing-masing
persentasenya adalah 3,26 persen dan 14,48 persen (Gambar 2.3).

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 7


Mayoritas Responden Merupakan Kelompok Usia Produktif

Berdasarkan kelompok umur, hasil responden SPAK 2018 juga


konsisten dengan hasil sebelumnya. Responden yang mayoritas
merupakan kepala rumah tangga, tergambar juga dari cukup
dominannya jumlah responden yang berada pada kelompok produktif
(aktif secara ekonomi).

.id
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS
go
.
ps
Gambar 2.4. Persentase Responden Menurut
.b

Kelompok Umur, 2018


w

Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 55,70 persen


w
//w

responden berada pada kelompok umur 40-59 tahun. Sebanyak 23,22


persen responden merupakan kelompok umur lebih dari 59 tahun. Di
s:
tp

sisi lain, komposisi terkecil ditempati oleh responden pada kelompok


ht

umur kurang dari 40 tahun (21,08 persen).

2.3. Tingkat Pendidikan Responden

Lebih dari Enam Puluh Persen Responden Berpendidikan


Kurang dari SLTA

Tingkat pendidikan diyakini berkaitan dengan tingkat


pengetahuan, keterampilan, dan kedewasaan yang dimiliki. Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu
hal. Perbedaan tingkat pendidikan memberikan pemahaman dan
persepsi yang berbeda antar individu. Tingginya tingkat pendidikan
diyakini sebanding dengan semakin baiknya tingkat pemahaman
seseorang. Oleh karena itu, penting untuk melihat karakteristik
responden menurut tingkat pendidikan.

8 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Terdapat tiga kategori tingkat pendidikan yang disajikan, yaitu
di bawah SLTA, SLTA, dan di atas SLTA. Pada tahun 2018, sebanyak
66,67 persen responden memiliki tingkat pendidikan kurang dari SLTA.
Hanya 22,88 persen responden yang berpendidikan SLTA, sementara
sisanya (10,45 persen) berpendidikan di atas SLTA.

.id
go
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS
Gambar 2.5. Persentase Responden Menurut
.
ps
Tingkat Pendidikan, 2018
.b

2.4. Karakteristik Ketenagakerjaan Responden


w
w

Mayoritas Responden Bekerja (70,83 Persen)


//w

Kegiatan utama seseorang antara mereka yang bekerja dengan


s:
tp

tidak bekerja tentu berbeda. Aktivitas mereka juga memiliki pola


ht

interaksi yang berbeda. Hal ini diyakini dapat memberikan pengaruh


terhadap pola pemahaman, persepsi, dan sudut pandang terhadap
suatu masalah. Oleh karena itu penting untuk melihat sebaran
responden menurut kegiatan utama. Kegiatan utama yang dimaksud
terdiri atas bekerja dan tidak bekerja.

Komposisi responden menurut kegiatan utama sehari-hari


disajikan pada Gambar 2.6. Sebanyak 70,83 persen responden
bekerja, sementara sisanya (29,17 persen) tidak bekerja. Hal ini
relevan mengingat responden terpilih adalah kepala rumah tangga
atau pasangannya. Mereka adalah anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab terhadap kepentingan ekonomi. Selain itu, hal ini
juga konsisten dengan hasil sebelumnya, yaitu mayoritas responden
merupakan kelompok yang masih aktif secara ekonomi (40 -59 tahun).
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 9
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS
Gambar 2.6. Persentase Responden Menurut
Kegiatan Utama, 2018

Mayoritas Responden Memiliki Rata-Rata Pengeluaran Rumah


Tangga Per Bulan Antara Rp.1 Juta - 2,9 Juta

.id
go
Hal yang sangat berkaitan dengan aktivitas ekonomi dan
ketenagakerjaan adalah pendapatan. Oleh karena itu, perlu untuk
.
ps
melihat karakteristik responden menurut pendapatan. Dalam SPAK
.b

2018, pendapatan didekati dengan pengeluaran rumah tangga per


w

bulan. Hal ini dikarenakan lebih mudah untuk mengukur pendapatan


w
//w

seseorang dari sisi pengeluaran dibanding pendapatan.


s:

Tabel 2.1.
tp

Persentase Responden Menurut Rata-Rata Pengeluaran Rumah


ht

Tangga Per Bulan, 2018

Rata-Rata Pengeluaran Rumah


Persentase
Tangga per Bulan
(1) (2)

< Rp 1 juta 11,16

Rp 1 juta - 2,9 juta 31,26

Rp 3 juta - 5,9 juta 26,20

Rp 6 juta - 9,9 juta 17,59

Rp 10 juta - 14,9 juta 6,30

>= Rp 15 juta 7,49

Total 100,00
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS

10 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Dilihat dari sisi pengeluaran rumah tangga, terlihat bahwa
sebanyak 31,26 persen rumah tangga memiliki rata-rata pengeluaran
rumah tangga perbulan antara Rp.1 juta hingga Rp.2,9 juta. Posisi
kedua ditempati oleh rumah tangga dengan rata-rata pengeluaran
perbulan antara Rp.3 juta hingga Rp.5,9 juta. Sementara itu, sekitar
13,79 persen responden memiliki rata-rata pengeluaran rumah tangga
perbulan 10 juta ke atas. Angka ini terbagi menjadi Rp.10 juta - 14,9
juta sebesar 6,30 persen dan Rp.15 juta ke atas sebesar 7,49 persen.

Mayoritas Responden Bekerja adalah Berusaha Sendiri (29,30


Persen)

.id
Aspek terkait ekonomi dan ketenagakerjaan terakhir yang ingin

go
dilihat adalah status dalam pekerjaan utama. Status dalam pekerjaan
utama sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh.
.
ps
Status dalam pekerjaan utama dibedakan menjadi berusaha sendiri,
.b

berusaha dibantu buruh, karyawan/pegawai, pekerja bebas, pekerja


w

tidak dibayar, dan lainnya.


w
//w

Tabel 2.2.
s:

Persentase Responden Menurut Status dalam Usaha/Pekerjaan


tp

Utama, 2018
ht

Status dalam Pekerjaan Utama


Persentase
Kegiatan Utama
(1) (2)

Berusaha sendiri 29,30

Berusaha dibantu buruh 25,45

Karyawan/pegawai 23,51

Pekerja bebas 12,70

Pekerja tidak dibayar 8,23

Lainnya 0,81

Total 100,00
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 11


Bila dilihat secara lebih detail, hasil SPAK 2018 menunjukkan
bahwa dari 70,83 responden yang bekerja, mayoritas merupakan
berusaha sendiri (29,30 persen). Artinya mereka sendiri yang
menanggung risiko pekerjaan yang dilakukan. Sementara itu, posisi
kedua dan ketiga berturut-turut adalah responden dengan status
berusaha dibantu buruh yaitu sebesar 25,45 persen dan
karyawan/pegawai yaitu sebesar 23,51 persen. Hasil yang cukup
memprihatinkan adalah masih adanya responden dengan status
sebagai pekerja tidak dibayar, yaitu sebesar 8,23 persen.

.id
go
.
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

12 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


BABIII
BABIII INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

3.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK),


2012-2018

IPAK Cenderung Berfluktuasi

Tingkat korupsi skala kecil selama setahun terakhir dapat dilihat


melalui analisis tren Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2017 dan
2018. IPAK tahun 2018 sebesar 3,66 pada skala 0 sampai 5. Angka ini

.id
lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar 3,71. Nilai

go
indeks semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa masyarakat
.
ps
berperilaku semakin anti korupsi, sebaliknya nilai IPAK yang semakin
.b

mendekati 0 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin


w

permisif terhadap korupsi.


w
//w

Capaian yang diperoleh pada tahun 2018 masih cukup jauh dari
target. Pada tahun 2019, IPAK Indonesia ditargetkan berada pada skor
s:
tp

4,00. Hal ini menunjukkan perlunya upaya guna mencapai target yang
ht

diharapkan. Perbaikan perlu dilakukan pada beberapa bidang, baik dari


sisi masyarakat maupun lembaga pemerintahan.

3,75
3,71
3,70
3,66
3,65 3,63
3,61
3,59
3,60
3,55
3,55

3,50

3,45
2012 2013 2014 2015 2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2012 - 2018, BPS

Gambar 3.1. Indeks Perilaku Anti Korupsi, 2012 - 2018

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 13


Jika dilihat perkembangannya, IPAK cenderung mengalami
fluktuasi dari tahun 2012 sampai tahun 2018 (Gambar 3.1). Pada
tahun 2012, IPAK sebesar 3,55 dan meningkat di tahun 2013 menjadi
3,63. Akan tetapi, IPAK terus turun hingga tahun 2015 dan mencapai
skor 3,59 kemudian kembali meningkat di tahun 2017 menjadi 3,71.

Kejahatan korupsi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang


memiliki akses terhadap kekuasaan negara, pengelolaan kekayaan
negara, dan semacamnya. Aktor korupsi juga bisa dilakukan oleh pihak
luar yang berkolusi dengan penguasa kekuasaan tersebut, misalnya
masyarakat. Oleh karena itu, bagian selanjutnya menyajikan analisis
IPAK berdasarkan dua hal. Pertama, IPAK dilihat dari sisi persepsi

.id
masyarakat. Kedua, analisis difokuskan pada pengalaman masyarakat

go
ketika berinteraksi dengan layanan publik dan pengalaman lainnya.
.
ps
Indeks Persepsi Terus Meningkat, Sementara Indeks
.b

Pengalaman Cenderung Berfluktuasi


w
w

IPAK disusun berdasarkan dua dimensi, yaitu dimensi persepsi


//w

dan pengalaman. Dimensi persepsi berupa penilaian/pendapat


s:

masyarakat terhadap beberapa kebiasaan/perilaku anti korupsi di


tp

masyarakat. Sementara itu, dimensi pengalaman merupakan


ht

pengalaman anti korupsi yang dialami masyarakat.

Dari Gambar 3.2 terlihat adanya peningkatan indeks persepsi


dari tahun 2012 hingga tahun 2018. Hal ini menunjukkan adanya
pemahaman dan penilaian masyarakat terhadap perilaku anti korupsi
yang semakin baik. Pada tahun 2012, indeks persepsi hanya sebesar
3,54 dan berada di bawah pencapaian indeks pengalaman dan skor
IPAK secara umum. Namun, secara perlahan tetapi kontinu, indeks
persepsi terus meningkat dan melebihi indeks pengalaman dan skor
IPAK secara umum. Puncaknya, pada tahun 2018, diperoleh hasil
indeks persepsi sebesar 3,86.

14 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


3,9
3,81 3,86
3,8 3,73
3,71
3,66
3,7 3,71
3,66
3,58 3,63
3,6 3,61 3,59 3,57
3,55 3,58 3,60
3,5 3,54
3,49
3,4 3,39

3,3
2012 2013 2014 2015 2017 2018

IPAK Persepsi Pengalaman

Sumber: Diolah dari data SPAK 2012 - 2018, BPS

Gambar 3.2. Indeks Perilaku Anti Korupsi


Menurut Dimensi, 2012 - 2018

.id
2012 – 2018

go
Sebaliknya, pada indeks pengalaman, terjadi fluktuasi dari tahun
2012 hingga 2018. Jika pada tahun 2012 dan 2013, indeks
.
ps
pengalaman mencapai skor 3,58; skor ini terus turun hingga pada
.b

tahun 2015 mencapai titik terendah yaitu 3,39. Indeks pengalaman


w

mencapai momen tertinggi pada tahun 2017, yaitu sebesar 3,60;


w
//w

hingga pada akhirnya turun lagi pada tahun 2018 menjadi 3,57. Selain
s:

adanya fluktuasi, mulai tahun 2013 posisi indeks pengalaman selalu


tp

lebih rendah dibanding indeks persepsi.


ht

3.2. Perkembangan IPAK Menurut Wilayah

Masyarakat Perkotaan Lebih Anti Korupsi Dibanding


Masyarakat Perdesaan

Wilayah diduga mempengaruhi perilaku anti korupsi masyarakat.


Masyarakat perkotaan cenderung lebih banyak dan lebih mudah
memperoleh informasi terkait sosialisasi korupsi. Kondisi ini diduga
memberikan pengaruh pada persepsi masyarakat terhadap korupsi.
Hal inilah yang pada akhirnya bisa menyebabkan skor IPAK antara
masyarakat perkotaan dan perdesaan berbeda.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 15


4,0
3,86
3,81
3,8
3,71 3,71 3,71
3,66

3,6 3,55 3,53


3,51
3,46 3,46 3,47

3,4

3,2
2012 2013 2014 2015 2017 2018
Perkotaan Perdesaan

Sumber: Diolah dari data SPAK 2012 - 2018, BPS

Gambar 3.3. Indeks Perilaku Anti Korupsi


Menurut Wilayah, 2012 – 2018

.id
Bila dilihat menurut wilayah, terdapat perbedaan yang cukup

go
signifikan mengenai IPAK yang dihasilkan. Hasil SPAK 2018
.
ps
menunjukkan bahwa masyarakat di perkotaan lebih anti terhadap
.b

korupsi dibandingkan masyarakat di perdesaan. Hal ini terlihat dari


w

hasil IPAK masyarakat perkotaan yang selalu lebih tinggi dibanding


w

IPAK masyarakat perdesaan. Pola ini terjadi dari tahun 2012 hingga
//w

tahun 2018. Pada tahun 2018, IPAK masyarakat perkotaan sebesar


s:

3,81 sementara IPAK masyarakat perdesaan hanya sebesar 3,47.


tp
ht

3.3. Perkembangan IPAK Menurut Kelompok Umur

Penduduk Berumur Tua Paling Permisif Dibanding Kelompok


Umur Lainnya

Perbedaan umur berkaitan dengan perbedaan pola persepsi


seseorang terhadap sesuatu. Selain itu, masyarakat pada kelompok
umur yang berbeda juga cenderung memiliki perilaku yang berbeda
terkait akses terhadap pelayanan publik. Kondisi ini yang akhirnya
mempengaruhi perbedaan skor IPAK antar kelompok umur.

Dari tahun 2012 hingga tahun 2018, penduduk berumur 60


tahun atau lebih paling permisif dibanding kelompok umur lainnya. Hal
ini terlihat dari nilai IPAK pada kelompok umur ini yang paling rendah

16 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


dibandingkan kelompok umur lainnya. Sementara itu, kelompok umur
40-59 tahun memiliki IPAK paling tinggi. Pada tahun 2018, IPAK
masyarakat pada kelompok umur 60 tahun atau lebih sebesar 3,56.

3,80
3,74

3,70 3,65 3,70


3,64 3,62 3,71
3,65
3,58
3,60 3,63 3,63
3,59 3,62 3,56
3,57
3,50 3,55 3,54
3,49
3,45
3,40
2012 2013 2014 2015 2017 2018

.id
< 40 40-59 >= 60

go
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

Gambar 3.4. Indeks Perilaku Anti Korupsi


.
ps
Menurut Kelompok Umur, 2012 - 2018
.b
w

3.4. Perkembangan IPAK Menurut Tingkat Pendidikan


w
//w

Semakin Tinggi Pendidikan Masyarakat Cenderung Semakin


Anti Korupsi
s:
tp

Dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam


ht

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Kegagalan


pemberantasan korupsi bisa dikatakan sebagai kegagalan dunia
pendidikan, khususnya pendidikan tinggi ilmu hukum. Menurut Ridwan
(2012), penegakan hukum terdiri dari tiga sub sistem, yaitu substansi
hukum, struktur hukum, dan kultur hukum.

Kultur hukum termasuk pendidikan dapat membentuk karakter


seseorang. Melalui kultur hukum diharapkan seseorang memiliki pola
pikir dan pemahaman yang benar mengenai tindak kejahatan korupsi.
Perbedaan pola pikir dan pemahaman inilah yang pada akhirnya
membedakan perilaku anti korupsi antartingkat pendidikan. Oleh
karena itu, perlu untuk melihat Indeks Perilaku Anti Korupsi
berdasarkan tingkat pendidikan.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 17


4,2

4,09
4,01 4,00
4,0 4,02
3,94 3,94
3,99 3,94

3,8 3,85 3,80


3,78 3,82

3,6
3,53
3,47 3,55 3,52 3,49 3,58
3,4
2012 2013 2014 2015 2017 2018

Di bawah SLTA SLTA Di atas SLTA

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

Gambar 3.5. Indeks Perilaku Anti Korupsi Menurut

.id
Tingkat Pendidikan, 2012 – 2018

Hasil pada Gambar 3.5 . go


konsisten dengan pernyatan
ps
sebelumnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin
.b

tinggi IPAK yang dimiliki. Terlihat bahwa dari tahun 2012 hingga tahun
w
w

2018, IPAK masyarakat yang berpendidikan di atas SLTA paling tinggi


//w

dibanding kelompok dengan tingkat pendidikan yang lainnya. Di sisi


s:

lain, masyarakat dengan tingkat pendidikan di bawah SLTA memiliki


tp

IPAK paling rendah. Pada tahun 2018, IPAK masyarakat dengan


ht

tingkat pendidikan di bawah SLTA, SLTA, dan di atas SLTA, berturut-


turut adalah 3,53; 3,94; dan 4,02.

3.5. IPAK Menurut Dimensi dan Sub Dimensi

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa IPAK terdiri dari dua


dimensi, yaitu dimensi persepsi dan dimensi pengalaman. Setiap
dimensi IPAK memiliki sub dimensi. Sub dimensi tersebut digunakan
untuk membangun indeks dimensi.

Dimensi persepsi disusun dari tiga sub dimensi, yaitu sub


dimensi keluarga, komunitas, dan publik. Sementara itu, dimensi
pengalaman terdiri dari dua sub dimensi, yaitu sub dimensi
pengalaman mengakses layanan publik dan pengalaman lainnya.

18 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Indeks pada setiap sub dimensi juga dihitung. Secara lengkap, hasil
indeks 2018 menurut sub dimensi dan wilayah pada dimensi persepsi
disajikan pada Tabel 3.1.

Menurut Nugraheni (2016), terdapat tiga aspek penting dalam


menanamkan sikap anti korupsi yaitu keluarga, masyarakat/lingkungan
sekitar, dan sekolah. Peran ketiganya sangat besar dalam membentuk
kepribadian anak. Baik dan buruknya tindakan mereka sebagian besar
bahkan boleh dikatakan hampir pasti dipengaruhi oleh tiga aspek
tersebut. Jika ketiga aspek itu baik, anak juga akan tumbuh dan
berkembang menjadi baik, begitu pula sebaliknya.

Tabel 3.1.

.id
Indeks Menurut Sub Dimensi pada Dimensi Persepsi, 2018

go
Perkotaan
Dimensi/Sub Dimensi .Perkotaan Perdesaan +
ps
Perdesaan
.b

(1) (2) (3) (4)


w

Indeks Keluarga 4,24 4,04 4,15


w

Indeks Komunitas 3,41 3,33 3,37


//w

Indeks Publik 4,17 3,85 4,02


s:
tp

Indeks Persepsi 3,97 3,74 3,86


ht

IPAK 3,81 3,47 3,66


Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS

Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa indeks keluarga memiliki


skor tertinggi dibanding sub dimensi lain dalam dimensi persepsi. Pola
ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Skor tersebut masing-
masing yaitu 4,24 (perkotaan); 4,04 (perdesaan); dan 4,15 (perkotaan
+ perdesaan). Menurut wilayah, indeks sub dimensi pada dimensi
persepsi di perkotaan lebih tinggi dibanding indeks di perdesaan.

Membentuk pribadi anti korupsi harus dilakukan secara terus


menerus dari usia sedini mungkin. Hal ini dapat dimulai dengan
memberikan pendidikan di lingkungan keluarga. Pendidikan dalam
keluarga merupakan batu pijakan pertama yang menentukan

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 19


perkembangan moral anak. Namun, keberhasilan dalam penerapan
peraturan ini juga bergantung pada peran lingkungan dan dunia
pendidikan.

Salah satu penerapan ketaatan terhadap peraturan terlihat dari


perilaku masyarakat ketika berinteraksi dengan pelayanan publik.
Dalam implementasinya, bisa terjadi beberapa bentuk pelanggaran,
yaitu pemberian suap ke pejabat publik, pembayaran biaya di luar
biaya resmi, dan lainnya. Secara lengkap, hasil indeks 2018 menurut
sub dimensi dan wilayah pada dimensi pengalaman disajikan pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2.

.id
Indeks Menurut Sub Dimensi pada Dimensi Pengalaman, 2018

go
Perkotaan
Dimensi/Sub Dimensi
.
Perkotaan Perdesaan +
ps
Perdesaan
.b

(1) (2) (3) (4)


w

Indeks Pengalaman Publik 3,91 3,40 3,68


w

Indeks Pengalaman Lainnya 3,24 3,26 3,25


//w

Indeks Pengalaman 3,74 3,36 3,57


s:
tp

IPAK 3,81 3,47 3,66


ht

Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS

Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa indeks pengalaman publik


memiliki skor tertinggi sebagai penyusun dimensi pengalaman. Hal ini
terlihat baik di perkotaan maupun perdesaan. Pada dimensi
pengalaman, terjadi pola yang berbeda dengan dimensi persepsi. Pada
dimensi pengalaman, indeks pengalaman publik di perkotaan lebih
tinggi dibanding di perdesaan. Skor tersebut masing-masing yaitu 3,91
(perkotaan); 3,40 (perdesaan); dan 3,68 (perkotaan + perdesaan).
Sementara itu, indeks pengalaman lainnya di perkotaan relatif lebih
rendah dibanding di perdesaan. Skor tersebut masing-masing yaitu
3,24 (perkotaan); 3,26 (perdesaan); dan 3,25 (perkotaan +
perdesaan).

20 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Beberapa hal yang dapat diterapkan guna meningkatkan indeks
pengalaman adalah adanya kesesuaian antara permintaan dan
pelayanan yang diberikan. Selain itu, perlu terjaminnya aspek
kemudahan dan kecepatan dalam layanan publik. Keterbukaan
informasi juga merupakan hak masyarakat yang harus dipenuhi oleh
pemerintah.

Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa indeks


persepsi lebih tinggi dibanding indeks pengalaman. Hasil ini juga
konsisten jika dirinci menurut wilayah. Hal ini menujukkan bahwa
semakin baiknya persepsi seseorang terhadap perilaku korupsi tidak
selalu diterapkan dalam perilaku atau pengalamannya. Terjadinya

.id
fenomena ini diduga terjadi karena nilai-nilai yang dipahami hanya

go
sebatas nilai-nilai normatif, sehingga tidak mampu membentuk pribadi
.
seseorang menjadi tangguh dan anti korupsi. Secara lengkap, hasil ini
ps
disajikan pada Tabel 3.3.
.b
w

Tabel 3.3.
w
//w

Indeks Menurut Dimensi, 2018


s:

Perkotaan
Dimensi Perkotaan Perdesaan +
tp

Perdesaan
ht

(1) (2) (3) (4)

Indeks Persepsi 3,97 3,74 3,86

Indeks Pengalaman 3,74 3,36 3,57

IPAK 3,81 3,47 3,66


Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS

Dari Tabel 3.3 terlihat bahwa perbedaan antara indeks


perkotaan dan indeks perdesaan cukup besar. Secara komposit, hasil
IPAK 2018 menunjukkan bahwa indeks di perkotaan cukup berbeda
dengan indeks di perdesaan (3,81 banding 3,47).

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 21


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id
BABIII
BABIV INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2018
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

4.1. Persepsi terhadap Kebiasaan di Masyarakat

SPAK menanyakan pendapat atau persepsi responden terhadap


beberapa kebiasaan yang terjadi di masyarakat yang diduga
merupakan tindakan korupsi. Pendapat seseorang diyakini merupakan
refleksi dari perilaku sehari-hari. Artinya, semakin permisif pendapat
masyarakat terhadap perilaku korupsi dapat diduga menggambarkan

.id
perilaku anti korupsi individu yang semakin rendah, dan sebaliknya.

go
Persepsi seseorang terhadap kebiasaan yang diduga merupakan
tindakan korupsi ini dibagi dalam tiga lingkup, yaitu lingkup keluarga,
.
ps
komunitas, dan publik.
.b
w

4.1.1. Perilaku di Lingkup Keluarga


w
//w

Keluarga adalah level yang sangat penting dalam kehidupan


sosial setiap individu. Keluarga diyakini sebagai komponen penting
s:
tp

dalam menanamkan nilai-nilai sebagai bagian dari proses sosialisasi


ht

anti korupsi. Dalam SPAK 2018, persepsi di lingkup keluarga terdiri


dari lima pertanyaan yaitu:

1. Sikap istri yang menerima uang tambahan dari suami di luar


penghasilan tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut;

2. Sikap seorang pegawai negeri yang menggunakan kendaraan


dinas untuk keperluan keluarga;

3. Sikap orang tua yang mengajak anaknya dalam kampanye


pilkada/pemilu demi mendapatkan uang lebih banyak;

4. Sikap seseorang yang mengetahui saudaranya mengambil uang


tanpa izin tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya; dan

5. Sikap seseorang yang menggunakan barang milik anggota rumah


tangga lain tanpa izin.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 23


Masyarakat Semakin Tidak Permisif terhadap Korupsi
di Lingkup Keluarga

Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat


menganggap sikap istri yang menerima uang tambahan dari suami di
luar penghasilan tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut
merupakan hal yang tidak wajar (53,75 persen) dan kurang wajar
(23,73 persen). Pola yang relatif sama juga terjadi pada tahun 2017,
masing-masing dengan presentase sebesar 56,21 persen dan 21,16
persen (Gambar 4.1).

60 56,21
53,75
50

.id
40

go
30 23,73
21,48 21,74 21,16
.
ps
20

10
.b

1,15 0,78
0
w

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


w

2017 2018
//w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


s:

Gambar 4.1. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri


tp

yang Menerima Uang Tambahan dari Suami di Luar Penghasilan


Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2017 – 2018
ht

Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat


menganggap sikap seorang pegawai negeri yang menggunakan
kendaraan dinas untuk keperluan keluarga merupakan hal yang tidak
wajar (56,11 persen) dan kurang wajar (23,14 persen). Hanya 20,55
persen masyarakat yang menganggap wajar dan 0,20 persen
menganggap sangat wajar (Gambar 4.2). Pola yang sama juga terlihat
pada tahun 2017. Bila dilihat perkembangannya, terjadi peningkatan
persepsi masyarakat yang menganggap tidak wajar (kurang wajar dan
tidak wajar) pada tahun 2018 dibanding 2017.

24 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


60 53,65 56,11

50

40

30 23,98
20,55 21,93 23,14
20

10
0,44 0,2
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.2. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Seorang Pegawai Negeri yang Menggunakan Kendaraan
Dinas untuk Keperluan Keluarga, 2017 – 2018

.id
Senada dengan indikator sebelumnya, pada tahun 2018, sikap

go
orang tua yang mengajak anaknya dalam kampanye pilkada/pemilu
.
ps
demi mendapatkan uang lebih banyak mayoritas dinilai sebagai
.b

sesuatu yang tidak wajar (67,44 persen) dan kurang wajar (19,95
w

persen). Begitu juga data tahun 2017. Sementara itu, persentase yang
w
//w

menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar atau sangat


wajar hanya kurang dari 13,00 persen (tahun 2017 dan 2018).
s:
tp

67,44
ht

Tidak Wajar
68,43

19,95
Kurang Wajar
18,66
2018
12,35
Wajar 2017
12,53

0,26
Sangat Wajar
0,38

0 20 40 60 80

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.3. Persentase Pendapat Masyarakat tentang
Sikap Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam
Kampanye Pilkada/Pemilu demi Mendapatkan
Uang Lebih Banyak, 2017 - 2018

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 25


Variabel ke empat di dalam lingkup keluarga adalah sikap
seseorang yang mengetahui saudaranya mengambil uang tanpa izin
tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya. Pada tahun 2018,
sebanyak 80,70 persen dan 16,89 persen masyarakat menganggap
tidak wajar dan kurang wajar terhadap sikap seseorang yang
mengetahui saudaranya mengambil uang tanpa izin tetapi tidak
melaporkan kepada orang tuanya. Sementara itu, masyarakat yang
menganggap hal ini sebagai hal yang wajar dan sangat wajar, masing-
masing sebesar 2,30 persen dan 0,11 persen. Hal serupa juga terjadi
pada tahun 2017.

80,7

.id
Tidak Wajar
83,10

go
16,89
Kurang Wajar
14,56
.
ps
2018
2,3
Wajar 2017
.b

2,31
w

0,11
Sangat Wajar
w

0,03
//w

0 20 40 60 80 100
s:

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


tp

Gambar 4.4. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang
ht

Tanpa Izin Tetapi Tidak Melaporkan Kepada


Orang Tuanya, 2017 – 2018

Pola serupa terjadi pada variabel sikap seseorang yang


menggunakan barang milik anggota rumah tangga lain tanpa izin.
Pada tahun 2018, sebanyak 75,72 persen dan 19,82 persen
masyarakat menganggap tidak wajar dan kurang wajar terhadap sikap
seseorang yang menggunakan barang milik anggota rumah tangga
lain tanpa izin. Sementara itu, masyarakat yang menganggap hal ini
sebagai hal yang wajar dan sangat wajar, masing-masing sebesar 4,39
persen dan 0,07 persen. Hal serupa juga terjadi pada tahun 2017.
Tren antar dua tahun tersebut juga relatif sama.

26 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


76,70 75,72
80
70
60
50 2017
40
30 17,93 19,82 2018

20 5,20 4,39
10 0,17 0,07
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.5. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Seseorang yang Menggunakan Barang Milik Anggota Rumah
Tangga Lain Tanpa Izin, 2017 – 2018

4.1.2. Perilaku di Lingkup Komunitas

.id
Perilaku korupsi sepertinya menemukan jalannya sendiri. Hal ini

go
terlihat dari makin suburnya praktik korupsi. Salah satu hal yang
.
ps
ditengarai menjadi penyebabnya adalah warisan birokrasi masa lalu,
.b

yang lebih mengedepankan relasi patrimonalistik. Wajah birokrasi


w

warisan masa lalu ini, salah satunya adalah adanya pemberian


w
//w

kewajiban kepada pejabat publik di lingkup komunitas untuk


mendapatkan layanan, misalnya ketua RT, RW, Kades/Lurah, atau
s:
tp

tokoh masyarakat lainnya.


ht

Di dalam SPAK 2018, beberapa perilaku di lingkup komunitas


yang dinilai merupakan indikasi terjadinya korupsi adalah:

1. Sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah


ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan,
khitanan, kematian, dsb);

2. Sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah


ketika menjelang hari raya keagamaan;

3. Sikap memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya


ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan,
khitanan, kematian, dsb); dan

4. Sikap memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya


ketika menjelang hari raya keagamaan.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 27


Masyarakat Semakin Tidak Permisif terhadap Korupsi
di Lingkup Komunitas

Terdapat dua kelompok kegiatan dalam lingkup komunitas yang


dinilai, yaitu: a) hajatan dan b) kegiatan keagamaan. Dari masing-
masing kegiatan tersebut, ingin dilihat bagaimana persepsi masyarakat
terhadap sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/
Lurah dan tokoh masyarakat lainnya.

Hasil SPAK 2018 menunjukkan adanya peningkatan anti


permisifitas dari masyarakat mengenai salah satu kebiasaan yang
dinilai sebagai korupsi di lingkup komunitas. Kebiasaan tersebut adalah
sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika

.id
suatu keluarga melaksanakan hajatan. Hal ini terlihat dari

go
meningkatnya persentase persepsi kurang wajar dan tidak wajar
.
ps
terhadap kebiasaan tersebut. Di sisi lain, persentase yang menyatakan
.b

wajar dan sangat wajar tahun 2018 lebih rendah dibanding tahun
w

2017, yaitu masing-masing 40,33 persen dan 1,04 persen (Gambar


w

4.6).
//w
s:

50
tp

41,46 40,33 40,94 41,24


40
ht

30

20 17,39
15,36

10
2,24 1,04
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.6. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/Kades/ Lurah
Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan
Hajatan, 2017 - 2018

28 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Kebiasaan kedua dalam kegiatan hajatan adalah sikap memberi
uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya. Seperti halnya sikap
memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu
keluarga melaksanakan hajatan, mayoritas masyarakat juga menilai
kebiasaan tersebut sebagai hal yang tidak wajar dan kurang wajar.
Pada tahun 2018, masyarakat yang menilai tidak wajar dan kurang
wajar, masing-masing sebesar 36,40 persen dan 17,12 persen. Kedua
nilai ini lebih tinggi dibanding tahun 2017 (Gambar 4.7). Hal ini
menunjukkan anti permisifitas yang semakin baik.

50 46,85 45,3

.id
40 35,77 36,4

go
30

17,12
20
. 15,09
ps
10
.b

2,29 1,18
w

0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
w
//w

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


s:

Gambar 4.7. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


tp

Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat Lainnya


Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan, 2017 – 2018
ht

Selain hajatan, sering ditemui adanya pemberian uang/barang


kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah dan tokoh masyarakat lainnya
ketika menjelang hari raya keagamaan. Hasil SPAK 2018 menunjukkan
bahwa pada tahun 2018, persentase masyarakat yang menganggap
sikap memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika
menjelang hari raya keagamaan sebagai sesuatu yang kurang wajar
dan tidak wajar yang cukup tinggi, masing-masing dengan persentase
20,51 persen dan 50,17 persen. Pola serupa juga terjadi pada tahun
2017 (Gambar 4.8).

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 29


60
50,79 50,17
50

40
30,79
28,56
30
20,51
17,62
20

10
0,80 0,76
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.8. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Memberi Uang/Barang Kepada Ketua RT/RW/Kades/Lurah
Ketika Suatu Keluarga Menjelang Hari Raya Keagamaan,
2017 – 2018

.id
go
Kebiasaan di lingkup komunitas yang juga dinilai adalah sikap
memberi uang/barang kepada tokoh masyarakat lainnya ketika .
ps
menjelang hari raya keagamaan. Pada tahun 2018, terjadi peningkatan
.b

kesadaran masyarakat terhadap kebiasaan ini. Pada Gambar 4.9


w
w

terlihat adanya peningkatan persentase persepsi kurang wajar dan


//w

tidak wajar dibandingkan tahun 2017. Di sisi lain, persentase yang


s:

menyatakan sangat wajar dan kurang wajar pada tahun 2018 lebih
tp

rendah dibanding tahun 2017.


ht

50
41,33 40,95 41,52
38,64
40

30
18,54
20 15,74

10
1,98 1,3
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.9. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Masyarakat Lainnya
Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2017 – 2018

30 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


4.1.3. Perilaku di Lingkup Publik

Aspek lain terkait persepsi masyarakat terhadap perilaku korupsi


adalah persepsi di lingkup publik. Oleh karena itu, persepsi masyarakat
terhadap beberapa kebiasaan di lingkup publik juga penting untuk
diukur.

Pada tingkat publik, terdapat sebelas variabel yang ditanyakan


di dalam SPAK 2018, yaitu:

1. Demi menjaga hubungan kekeluargaan dan pertemanan,


seseorang menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima
menjadi pegawai negeri/swasta;

.id
2. Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai

go
negeri/swasta;
.
ps
3. Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan
.b

administrasi (KTP dan KK);


w

4. Memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat


w
//w

pengurusan SIM dan STNK;


s:

5. Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada polisi;


tp

6. Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transpor ke tempat


ht

acara akad nikah;

7. Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke


sekolah tempat dia mengajar;

8. Guru meminta uang/barang dari orang tua murid ketika kenaikan


kelas/penerimaan rapor;

9. Memberi uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya dapat


diterima di sekolah;

10. Membagikan uang/barang ke calon pemilih pada Pilkades/Pilkada/


Pemilu; dan

11. Mengharapkan pembagian uang/barang pada Pilkades/Pilkada.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 31


Masyarakat Semakin Tidak Permisif terhadap Korupsi
di Lingkup Publik

Salah satu akar budaya perilaku korupsi adalah sangat


kentalnya budaya mementingkan keluarga dibandingkan kelompok
lain. Hal ini juga merupakan refleksi dari masih kentalnya budaya
patrimonial atau paternalistik dalam birokrasi di Indonesia. Dalam
sistem ini ada kecenderungan untuk menjadikan sistem kekerabatan
sebagai bagian yang harus menerima keuntungan dari kekuasaan yang
dimilikinya (Santoso, 2014).

Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat


menganggap sikap demi menjaga hubungan kekeluargaan dan

.id
pertemanan, seseorang menjamin keluarga/saudara/teman agar

go
diterima menjadi pegawai negeri/swasta merupakan hal yang kurang
.
ps
wajar dan tidak wajar. Persentase keduanya masing-masing sebesar
.b

19,58 persen dan 50,03 persen. Nilai ini lebih tinggi dibanding kondisi
w

tahun 2017. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan anti korupsi


w

pada masyarakat.
//w
s:
tp

60
50,03
47,18
ht

50

40 32,10
29,45
30
18,73 19,58
20

10 1,99 0,94
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.10. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Demi
Menjaga Hubungan Kekeluargaan dan Pertemanan, Seseorang
Menjamin Keluarga/Saudara/ Teman agar Diterima Menjadi
Pegawai Negeri/Swasta, 2017 – 2018

32 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Sebagian besar masyarakat juga menganggap bahwa sikap
memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai
negeri/swasta merupakan sesuatu yang kurang wajar atau tidak wajar.
Pada tahun 2018, persentase yang menganggap kurang wajar dan
tidak wajar, masing-masing sebesar 13,48 persen dan 75,90 persen.
Sementara itu, kondisi tahun 2017 relatif tidak berbeda, dengan
persentase masing-masing sebesar 12,40 persen dan 76,31 persen
(Gambar 4.11).

100
76,31 75,9
80

60

.id
40

go
20 10,89 10,43 12,40 13,48
.
ps
0,40 0,19
0
.b

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


w

2017 2018
w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


//w

Gambar 4.11. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi
s:

Pegawai Negeri/Swasta, 2017 – 2018


tp
ht

Salah satu kebiasaan yang berlaku umum di dalam masyarakat


adalah pemberian tanda terima kasih atas jasa yang telah diberikan.
Hal ini juga terjadi pada layanan publik yang diterima oleh masyarakat.

Terlihat pada Gambar 4.12, masih terdapat 29,67 persen dan


0,66 persen masyarakat yang menganggap sikap memberi uang lebih
kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)
sebagai hal yang wajar dan sangat wajar. Meskipun demikian, terjadi
peningkatan persepsi tidak wajar dan kurang wajar dibanding tahun
2017.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 33


60
51,6
48,54
50

40 33,05
29,67
30
17,18 18,07
20

10
1,23 0,66
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.12. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Memberi Uang Lebih Kepada Petugas Untuk Mempercepat
Urusan Administrasi (KTP Dan KK), 2017 – 2018

.id
Sama halnya dengan sikap memberi uang lebih kepada petugas

go
untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK), masih
.
ps
ditemukan adanya 24,15 persen dan 0,37 persen masyarakat yang
.b

menganggap sikap memberi uang lebih kepada polisi untuk


w

mempercepat pengurusan SIM dan STNK sebagai hal yang wajar dan
w

sangat wajar (Gambar 4.13). Meskipun demikian, pada tahun 2017


//w

dan 2018, mayoritas masyarakat menganggap hal tersebut sebagai hal


s:

yang kurang wajar dan tidak wajar.


tp
ht

70
58,4
60 54,62

50
40
26,98
30 24,15
17,51 17,08
20
10
0,89 0,37
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.13. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Memberi Uang Lebih Kepada Polisi untuk Mempercepat
Pengurusan SIM dan STNK, 2017 – 2018

34 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Hasil SPAK 2018 juga menunjukkan bahwa masih terdapat
18,54 persen dan 0,30 persen masyarakat yang menganggap sikap
pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada polisi sebagai
hal yang wajar dan sangat wajar. Meskipun demikian, persentase yang
menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak wajar terjadi
peningkatan dibanding tahun 2017 (Gambar 4.14).

70
62,04 64,46
60

50

40

30

.id
20,89
18,54 16,40 16,7
20

go
10
0,67 0,3
.
ps
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
.b

2017 2018
w
w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.14. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
//w

Pelanggar Lalu Lintas yang Memberi Uang Damai kepada


s:

Polisi, 2017 – 2018


tp
ht

Selain pemberian kepada polisi, indikasi terjadinya korupsi juga


bisa terjadi pada kasus petugas KUA yang meminta uang tambahan
untuk transpor ke tempat acara akad nikah. Pada tahun 2018,
sebanyak 23,69 persen dan 0,39 persen masyarakat menganggap
sikap tersebut sebagai hal yang wajar dan sangat wajar. Akan tetapi,
perkembangan baik yang terjadi adalah adanya kenaikan persepsi
masyarakat yang menyatakan kurang wajar pada tahun 2018
dibandingkan tahun 2017 (Gambar 4.15).

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 35


70
57,23 57,42
60
50
40
30 25,64 23,69

20 16,66 18,5

10
0,47 0,39
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.15. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Petugas KUA yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor
ke Tempat Acara Akad Nikah, 2017 - 2018

.id
Hal yang cukup menarik terlihat pada sikap masyarakat

go
mengenai guru yang mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima
.
ps
masuk ke sekolah tempat dia mengajar. Pada tahun 2018, sebanyak
27,31 persen masyarakat menganggap hal ini sebagai hal yang wajar.
.b
w

Hal ini cukup memprihatinkan. Meskipun demikian, persepsi kurang


w

wajar dan tidak wajar pada tahun 2018 meningkat dibanding tahun
//w

2017. Persentase tersebut masing-masing adalah 19,21 persen dan


s:

52,80 persen (tahun 2018) banding 18,20 persen dan 51,97 persen
tp

(tahun 2017).
ht

60 52,8
51,97
50

40
29,06 27,31
30
18,20 19,21
20

10
0,77 0,68
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.16. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Guru yang Mendapat Jaminan (Jatah) Anaknya Diterima
Masuk ke Sekolah Tempat Dia Mengajar, 2017 – 2018

36 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Di sisi lain sekitar 8,64 persen dan 0,26 persen masyarakat
menganggap sikap guru yang meminta uang/barang dari orang tua
murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor sebagai hal yang wajar
dan sangat wajar. Sementara itu, persentase kurang wajar dan tidak
wajar meningkat dari tahun 2017 ke 2018. Hal ini merupakan suatu
kemajuan (Gambar 4.17). Persentase tersebut masing-masing adalah
15,60 persen dan 75,50 persen (tahun 2018) banding 14,67 persen
dan 74,48 persen (tahun 2017).

80 74,48 75,5
70
60

.id
50

go
40
30
.
ps
20 14,67 15,6
10,64 8,64
10
.b

0,21 0,26
0
w

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar


2017 2018
w
//w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.17. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
s:

Guru yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid ketika


tp

Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor, 2017 – 2018


ht

Pada tahun 2018, sebanyak 8,61 persen dan 0,19 persen


masyarakat menganggap wajar dan sangat wajar terkait kebiasaan sikap
memberi uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya dapat
diterima di sekolah. Meskipun demikian lebih dari 90 persen masyarakat
menganggap hal ini sebagai hal tidak wajar (tidak wajar dan kurang
wajar). Persentase terkait hal tersebut masing-masing adalah 90,47
(2017) dan 91,20 (2018). Secara lengkap, hal ini disajikan pada Gambar
4.18.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 37


80 75,51 75,39
70
60
50
40
30
20 14,96 15,81
9,30 8,61
10
0,23 0,19
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.18. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Memberi Uang/Barang Kepada Pihak Sekolah agar Anaknya
dapat Diterima di Sekolah, 2017 – 2018

.id
Hal yang cukup menarik juga terlihat pada fenomena

go
pilkades/pilkada/pemilu. Pada tahun 2018, sebanyak 18,42 persen dan
.
ps
0,66 persen masyarakat menganggap sikap membagikan uang/barang
.b

ke calon pemilih pada pilkades/pilkada/pemilu sebagai hal yang wajar


w

dan sangat wajar. Meskipun demikian, terjadi peningkatan persentase


w
//w

kurang wajar dan tidak wajar pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2017. Persentase tersebut masing-masing adalah 79,15 (2017) dan
s:

80,92 (2018).
tp
ht

70 65,27 65,94
60
50
40
30
20,25 18,42
20 13,88 14,98
10
0,60 0,66
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
2017 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.19. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap
Membagikan Uang/Barang ke Calon Pemilih pada Pilkades/
Pilkada/Pemilu, 2017 – 2018

38 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Senada dengan itu, pada tahun 2018 sebanyak 19,07 persen
dan 0,61 persen masyarakat menganggap sikap mengharapkan
pembagian uang/barang pada pilkades/pilkada merupakan hal yang
wajar dan sangat wajar. Di sisi lain, peningkatan terjadi pada
persentase tidak wajar dan kurang wajar pada tahun 2018 dibanding
2017. Persentase tersebut masing-masing adalah 78,51 (2017) dan
80,32 (2018).

70 62,07 61,93
60
50
40

.id
30
20,71 19,07
20 16,44 18,39

go
10
0,78 0,61
.
ps
0
Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar
2017 2018
.b

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


w

Gambar 4.20. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap


w

Mengharapkan Pembagian Uang/Barang pada Pilkades/


//w

Pilkada, 2017 - 2018


s:

4.2. Pengalaman Masyarakat Mengakses Pelayanan Publik


tp
ht

Pengalaman masyarakat dalam SPAK 2018 mencakup pelayanan


masyarakat ketika berhubungan dengan 10 layanan publik dan
pengalaman lainnya. Sepuluh layanan publik tersebut yaitu:

1. Pengurus RT/RW (misalnya dalam mengurus surat pengantar


KTP, KK, SKTM, dll);

2. Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan (misalnya dalam


mengurus KTP, KK, SKTM, dll);

3. Petugas polisi dan administrasi (misalnya mengurus SIM, STNK,


SKCK, dan pelaporan kehilangan);

4. Petugas PLN (misalnya dalam mendapatkan pemasangan dan


layanan gangguan listrik);

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 39


5. Petugas rumah sakit dan puskesmas (misalnya dalam menunggu
antrian rawat jalan dan mendapat kamar rawat inap);

6. Guru/kepala sekolah (misalnya dalam proses penerimaan masuk


sekolah negeri);

7. Petugas lembaga peradilan (misalnya dalam urusan peradilan


tilang dan umum);

8. Petugas KUA (misalnya dalam mengurus pernikahan/perceraian);

9. Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (misalnya


dalam membuat akta kelahiran/surat nikah); dan

10. Petugas BPN (misalnya dalam pengurusan sertifikat atau

.id
pengukuran/pemetaan tanah).

go
4.2.1. Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan Pelayanan
.
ps
Publik Selama Lima Tahun Terakhir
.b

Tahun 2018, Akses terhadap Pelayanan Publik Yang Dilakukan


w
w

Melalui Perantara Meningkat


//w

Secara umum, pada tahun 2018, terjadi peningkatan persentase


s:

kasus terhadap pelayanan publik yang dilakukan melalui perantara,


tp

yaitu dari 19,06 (tahun 2017) menjadi 19,86 (tahun 2018). Sebaliknya,
ht

persentase kasus terhadap layanan publik yang dilakukan secara


sendiri mengalami penurunan dari 80,94 (2017) menjadi 80,14 (2018).

100%
19,06 19,86
80%

60%

40% 80,94 80,14

20%

0%
2017 Sendiri Perantara 2018

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.21. Persentase Pengalaman Masyarakat Berurusan
dengan Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir,
2017 – 2018

40 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Meningkatnya akses terhadap pelayanan publik yang dilakukan
oleh masyarakat melalui perantara merupakan suatu indikasi yang
kurang baik. Dengan adanya perantara, kondisi ini diduga dapat
memberikan potensi adanya pembayaran biaya melebihi ketentuan.
Dan pada akhirnya berujung pada tindakan korupsi.

4.2.2. Persentase Masyarakat yang Mengakses Sendiri


Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir

Persentase Masyarakat yang Mengakses Sendiri Setiap


Pelayanan Publik Cukup Beragam

Meskipun secara umum terjadi penurunan persentase kasus

.id
terhadap pelayanan publik yang dilakukan secara sendiri, terdapat pola

go
yang cukup beragam pada setiap pelayanan publik. Pada tahun 2018,
.
persentase tertinggi akses tehadap pelayanan publik yang dilakukan
ps
secara sendiri terdapat di pelayanan sekolah/layanan oleh
.b
w

guru/kepala sekolah (96,82 persen). Posisi kedua ditempati oleh akses


w

terhadap layanan publik dari petugas rumah sakit dan puskesmas


//w

(95,72 persen).
s:
tp

Petugas BPN 41,61 42,95


ht

Petugas Dinas Kependudukan dan


53,29 60,30
Pencatatan Sipil

Petugas KUA 68,29 67,68

Petugas lembaga peradilan 83,42 80,78

Guru/kepala sekolah 96,11 96,82 2017

Petugas rumah sakit dan puskesmas 96,67 95,72 2018

Petugas PLN 78,34 77,84

Petugas polisi dan administrasi 78,99 79,15

Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan


80,09 76,32
Kecamatan

Pengurus RT/RW 83,13 79,93

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.22. Persentase Masyarakat yang Mengakses Sendiri
Pelayanan Publik Selama Lima Tahun Terakhir, 2017 – 2018

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 41


Sementara itu, pada tahun 2018, persentase terendah adalah
akses terhadap pelayanan publik dari petugas BPN (42,95 persen).
Begitu juga pada tahun 2017, posisi ini ditempati oleh pelayanan
publik dari petugas BPN dengan persentase sebesar 41,61 persen.

4.2.3. Pengetahuan Masyarakat akan Adanya Informasi Biaya


Resmi yang Berlaku di Pelayanan Publik

Kejelasan akan adanya informasi biaya resmi yang berlaku di


setiap pelayanan publik merupakan salah satu hal yang penting.
Pengguna layanan diharapkan dapat memperoleh informasi yang
cukup mengenai hal ini. Dengan demikian, potensi adanya
pembayaran biaya melebihi ketentuan seharusnya dapat dicegah.

.id
go
Persentase Masyarakat yang Mengetahui Adanya Biaya Resmi
.
ps
pada Pelayanan Publik Masih Cukup Rendah
.b

80
67,63 68,83
w
w

60
//w

40 32,37 31,17
s:

20
tp
ht

0
2017 2018
Mengetahui Tidak Mengetahui

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut Pengetahuan
Adanya Informasi Biaya Resmi yang Berlaku, 2017 – 2018

Dari Gambar 4.23. terlihat bahwa secara umum, persentase


masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas
pelayanan publik dan mengetahui adanya informasi biaya resmi yang
berlaku sebesar 68,83 (2018) dan 67,63 (2017). Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan. Pengetahuan adanya biaya resmi yang berlaku
pada setiap pelayanan publik masih dirasakan jauh dari cukup.
Diperlukan adanya usaha guna meningkatkan hal ini, misalnya melalui

42 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


gencarnya sosialisasi lewat beberapa cara. Beberapa cara tersebut,
misalnya yaitu disajikannya informasi biaya resmi di Unit Layanan
Terpadu (ULT) atau loket, melalui website, dan lain sebagainya.

Persentase Pengetahuan Masyarakat Tentang Biaya Resmi


pada setiap Pelayanan Publik Cukup Bervariasi

Bila dilihat berdasarkan jenis pelayanan publik, terlihat bahwa


masih adanya perbedaan yang cukup besar. Persentase masyarakat
yang mengetahui informasi biaya resmi yang berlaku berkisar antara
51,00 persen sampai 83,00 persen (2017) dan 50,00 persen sampai
86,00 persen (2018). Pada tahun 2018, persentase terendah

.id
masyarakat yang mengetahui adanya informasi biaya resmi yang

go
berlaku terdapat di pelayanan publik oleh pengurus RT/RW (50,58
persen), sementara persentase tertinggi terdapat pada pelayanan
.
ps
publik oleh petugas polisi dan administrasi (85,29). Pola ini juga terjadi
.b

pada tahun 2017 (Tabel 4.1).


w
w

Tabel 4.1.
//w

Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


s:

Petugas Pelayanan Publik dan Mengetahui Adanya Informasi Biaya


Resmi yang Berlaku Menurut Jenis Pelayanan, 2017 – 2018
tp
ht

Petugas Pelayanan Publik 2017 2018

(1) (2) (3)

Pengurus RT/RW 51,81 50,58

Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 56,86 56,50

Petugas polisi dan administrasi 82,93 85,29

Petugas PLN 62,50 67,42

Petugas rumah sakit dan puskesmas 74,38 74,70

Guru/kepala sekolah 76,02 76,32

Petugas lembaga peradilan 80,90 84,43

Petugas KUA 74,69 81,51

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 65,25 64,88

Petugas BPN 77,78 75,77


Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 43


4.2.4. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan

Kurang dari 11 Persen Masyarakat yang Mengakses Pelayanan


Publik Masih Membayar Melebihi Ketentuan

Secara umum, pada tahun 2018, masih terdapat 9,49 persen


masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas
pelayanan publik dan membayar melebihi ketentuan. Angka ini lebih
rendah dibanding tahun 2017 yang sebesar 10,77 persen (Gambar
4.24).

100

80

.id
go
60
89,23 90,51
40
.
ps
20
.b

10,77 9,49
w

0
w

2017 2018
//w

Membayar Melebihi Ketentuan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan


s:

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
tp

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut Adanya


ht

Pembayaran Melebihi Ketentuan, 2017 – 2018

Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan


Pada Setiap Pelayanan Publik Sangat Bervariasi

Menurut jenis pelayanan publik, persentase masyarakat yang


membayar melebihi ketentuan cukup beragam. Pada tahun 2018,
persentase tertinggi terdapat di pelayanan publik oleh petugas PLN
(20,58 persen) sementara persentase terendah terdapat di pelayanan
publik oleh petugas rumah sakit dan puskesmas (2,49 persen). Pola ini
juga terjadi pada tahun 2017 (Tabel 4.2).

44 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Tabel 4.2.

Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


Petugas Pelayanan Publik dan Membayar Melebihi Ketentuan
Menurut Jenis Pelayanan, 2017 – 2018

Petugas Pelayanan Publik 2017 2018

(1) (2) (3)

Pengurus RT/RW 18,31 16,14

Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 17,29 15,83

Petugas polisi dan administrasi 9,31 7,99

Petugas PLN 23,40 20,58

Petugas rumah sakit dan puskesmas 2,44 2,49

.id
Guru/kepala sekolah 4,13 4,66

go
Petugas lembaga peradilan 9,67 5,63

.
ps
Petugas KUA 20,48 15,74
.b

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 7,56 4,92


w

Petugas BPN 17,39 15,09


w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


//w
s:

4.2.5. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan


tp
ht

Sebagian Besar Pembayaran Melebihi Ketentuan Dilakukan


Sesudah Pelayanan Selesai

Dilihat waktu pembayaran biaya yang melebihi ketentuan,


mayoritas masyarakat membayar melebihi ketentuan ketika pelayanan
sudah selesai. Persentase pada tahun 2017 sebesar 57,14 persen dan
meningkat pada tahun 2018 menjadi 61,22 persen. Di sisi lain, masih
ditemukan adanya pembayaran biaya yang melebihi ketentuan pada
saat sebelum dan sesudah pelayanan. Persentase untuk kategori
tersebut masing-masing adalah 1,81 persen (2017) dan 2,47 (2018).

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 45


2018 21,91 14,40 61,22 2,47

2017 26,34 14,71 57,14 1,81

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sebelum Pelayanan Pada Saat Pelayanan


Sesudah Pelayanan Sebelum dan Sesudah Pelayanan

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar

.id
Melebihi Ketentuan Menurut Waktu Pembayaran, 2017 – 2018

go
Pembayaran Melebihi Ketentuan Terjadi Pada Setiap Proses
.
ps
Layanan
.b

Jika dilihat menurut jenis pelayanan publik, dari Tabel 4.3


w
w

terlihat bahwa persentase tertinggi dimana masyarakat membayar


//w

melebihi ketentuan ketika pelayanan sudah selesai terdapat pada


s:

layanan dari petugas PLN, yaitu 73,29 persen (2017) dan 75,20
tp

(2018). Sementara itu, terkait pembayaran melebihi ketentuan pada


ht

saat sebelum dan sesudah pelayanan, layanan dari petugas BPN


menempati posisi pertama dimana masyarakat membayar melebihi
ketentuan, yaitu 4,96 persen (2017) dan 7,36 (2018).

Hasil pada Tabel 4.3 menunjukkan masih rawannya kasus


korupsi pada lingkup pelayanan publik, di mana terjadi pada setiap
proses layanan. Proses layanan yang dimaksud adalah a) sebelum
pelayanan, b) pada saat pelayanan, c) sesudah pelayanan, serta d)
sebelum dan sesudah pelayanan.

46 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Tabel 4.3.

Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan
Menurut Waktu Pembayaran dan Jenis Pelayanan Publik,
2017 – 2018
Sebelum
Petugas Sebelum Pada Saat Sesudah dan
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Sesudah
Publik Pelayanan
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengurus RT/RW 26,73 23,54 10,60 8,96 61,90 66,61 0,77 0,89

Petugas Kantor
Desa/Kelurahan 26,86 21,65 11,45 13,37 59,90 61,91 1,79 3,07
dan Kecamatan

.id
Petugas polisi dan
35,90 29,38 21,36 22,25 42,16 47,69 0,58 0,68
administrasi

go
Petugas PLN 9,04 8,62 13,89 14,79 73,29 75,20 3,78 1,39
.
ps
Petugas rumah
.b

sakit dan 23,18 17,31 18,48 18,47 57,08 53,92 1,26 10,30
w

puskesmas
w

Guru/kepala
25,54 24,76 34,68 24,09 36,72 47,80 3,06 3,35
//w

sekolah
Petugas lembaga
s:

27,23 26,95 25,04 24,63 44,36 43,86 3,37 4,56


peradilan
tp

Petugas KUA 31,10 22,51 9,21 10,30 57,75 66,19 1,94 1,00
ht

Petugas Dinas
32,81 25,93 16,28 9,93 48,33 62,40 2,58 1,74
Kependudukan
dan Pencatatan
Petugas BPN 35,39 32,30 18,22 15,66 41,43 44,68 4,96 7,36
Sipil
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

4.2.6. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan

Sebagian Besar Pembayaran Melebihi Ketentuan Berwujud


Uang

Pembayaran yang diberikan oleh masyarakat bisa terdiri dari


beberapa bentuk, yaitu uang, makanan, barang berharga, atau balas
jasa. Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa sebagian besar bentuk
pembayaran yang melebihi ketentuan adalah berupa uang, yaitu
sebanyak 94,84 (2017) dan 94,19 persen (2018). Pembayaran yang
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 47
melebihi ketentuan dalam bentuk selain uang relatif kecil
persentasenya. Secara umum, pada tahun 2017 dan 2018, nilainya di
bawah 4,00 persen (Gambar 4.26).

100% 0,21 0,27

2,50 2,73
98%

96% 2,45
2,81

94%

94,84
92% 94,19

.id
90%
2017 2018

go
Uang Makanan Barang Lainnya Balas Jasa

.
ps
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS
Gambar 4.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
.b

Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar


w

Melebihi Ketentuan Menurut Bentuk Pembayaran, 2017 – 2018


w
//w

Seluruh Pembayaran Melebihi Ketentuan yang Terjadi pada


s:

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Berwujud Uang


tp
ht

Jika dilihat menurut jenis pelayanan publik, persentase tertinggi


pembayaran dalam bentuk uang terjadi pada pelayanan oleh Petugas
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yaitu sebesar 100,00
persen (2017). Nilai ini hampir sama pada tahun 2018, yaitu sebesar
99,62 persen.

Sementara itu, persentase terendah pembayaran dalam bentuk


uang terjadi pada layanan dari petugas PLN. Hal ini terjadi pada tahun
2017 dan 2018. Persentase masing-masing adalah sebesar 83,25
persen dan 78,99 persen.

48 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Tabel 4.4.

Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan
Menurut Bentuk Pembayaran dan Jenis Pelayanan Publik,
2017 – 2018

Petugas Barang
Uang Makanan Balas Jasa
Pelayanan Lainnya
Publik 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengurus RT/RW 94,33 95,49 2,13 1,32 3,15 3,15 0,39 0,04

Petugas Kantor
Desa/Kelurahan 97,08 98,42 1,20 0,63 1,57 0,87 0,15 0,08
dan Kecamatan
Petugas polisi dan
98,90 98,01 0,58 0,80 0,52 1,19 0,00 0,00

.id
administrasi

go
Petugas PLN 83,25 78,99 9,56 13,23 6,86 7,78 0,33 0,00

Petugas rumah .
ps
sakit dan 97,98 93,53 1,15 3,89 0,00 1,26 0,87 1,32
.b

puskesmas
w

Guru/kepala
95,25 86,64 2,45 3,61 2,30 9,75 0,00 0,00
w

sekolah
//w

Petugas lembaga
96,65 100,0 3,35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
peradilan
s:
tp

Petugas KUA 94,42 96,13 1,21 2,27 4,37 0,00 0,00 1,60
ht

Petugas Dinas
100,0 99,62 0,00 0,38 0,00 0,00 0,00 0,00
Kependudukan
dan Pencatatan
Petugas BPN 93,44 93,13 4,00 1,17 2,56 2,70 0,00 3,00
Sipil
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

4.2.7. Sumber Informasi mengenai Adanya Pembayaran yang


Melebihi Ketentuan

Ada Peningkatan Persentase Masyarakat yang Menganggap


Pembayaran Melebihi Ketentuan Sebagai Hal Lumrah

Pada tahun 2018, terjadi peningkatan persentase masyarakat


yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas pelayanan publik
dan pernah membayar melebihi ketentuan, menganggap hal tersebut
sebagai hal yang lumrah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
permisifitas dari diri masyarakat terhadap perilaku korupsi. Masyarakat
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 49
menganggap perilaku korupsi tersebut sebagai sesuatu yang biasa
saja dan lumrah untuk dilakukan. Ini merupakan suatu masalah yang
serius. Ketika tidak ada lagi rasa malu maka perilaku korupsi diyakini
akan terus meningkat.

Pada tahun 2018, persentase masyarakat yang pernah


membayar melebihi ketentuan dan menganggap hal tersebut sebagai
hal yang lumrah sebesar 19,61 persen; dan pada tahun 2017 sebesar
18,06 persen (Gambar 4.27). Sementara itu, persentase yang pernah
membayar melebihi ketentuan dan dilakukan tanpa adanya pihak yang
meminta cukup besar, yaitu 45,24 persen (2017) dan 46,54 (2018).

.id
100%

go
80% 45,24 46,54
.
ps
60%
.b

18,06 19,61
w

40%
2,50 1,84
w
//w

20% 34,20 32,01


s:

0%
2017 2018
tp

Diminta oleh petugas Diminta oleh pihak ketiga


ht

Hal yang lumrah Tidak ada yang meminta

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Sumbernya,
2017 – 2018

Persentase Masyarakat yang Menganggap Pembayaran


Melebihi Ketentuan sebagai Hal Lumrah Cukup Bervariasi

Jika dilihat menurut jenis pelayanan publik, persentase tertinggi


dimana masyarakat yang pernah membayar melebihi ketentuan dan
menganggap hal tersebut sebagai hal yang lumrah terdapat pada
pelayanan oleh pengurus RT/RW, yaitu sebesar 24,73 persen (2017)

50 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


dan 25,89 persen (2018). Persentase tertinggi yang pernah membayar
melebihi ketentuan dan dilakukan tanpa adanya pihak yang meminta
terdapat pada pelayanan oleh petugas PLN, yaitu sebesar 60,66
persen (tahun 2017). Sementara itu, pada tahun 2018, persentase
tertinggi terdapat pada pelayanan oleh pengurus RT/RW, yaitu sebesar
59,73 persen.

Tabel 4.5.

Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan


Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan
Menurut Sumber dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 – 2018

Diminta Diminta Tidak ada

.id
Petugas Hal yang
oleh oleh Pihak yang
Pelayanan Lumrah
Petugas Ketiga Meminta

go
Publik
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
.
ps
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
.b

Pengurus RT/RW 13,92 12,78 1,06 1,60 24,73 25,89 60,29 59,73
w

Petugas Kantor
w

Desa/Kelurahan 29,83 28,75 1,32 1,85 22,15 20,36 46,70 49,04


dan Kecamatan
//w

Petugas polisi dan


57,84 54,94 6,58 1,36 12,74 13,95 22,84 29,75
s:

administrasi
tp

Petugas PLN 24,98 26,95 1,76 0,36 12,60 15,51 60,66 57,18
ht

Petugas rumah
sakit dan 55,60 48,81 1,60 0,35 16,32 25,03 26,48 25,81
puskesmas

Guru/kepala
59,01 44,80 2,37 2,02 14,61 18,30 24,01 34,88
sekolah
Petugas lembaga
73,42 64,08 1,95 8,11 10,96 6,41 13,67 21,40
peradilan

Petugas KUA 43,10 33,50 4,29 2,89 8,86 19,19 43,75 44,42

Petugas Dinas
42,71 41,15 2,58 3,88 13,25 14,31 41,46 40,66
Kependudukan
dan Pencatatan
Petugas BPN 42,62 55,47 9,91 8,55 9,63 7,02 37,84 28,96
Sipil
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 51


4.2.8. Tanggapan Ketika Diminta Pembayaran yang Melebihi
Ketentuan

Bagian berikut akan menjelaskan hasil SPAK 2018 terkait


tanggapan masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan
petugas pelayanan publik dan pernah membayar melebihi ketentuan.
Tanggapan masyarakat terdiri dari empat kategori, yaitu ‘tidak
keberatan’, ‘agak keberatan’, ‘keberatan’, dan ‘sangat keberatan’.
Untuk menyederhanakan intepretasi, kategori ‘tidak keberatan’ dan
‘agak keberatan’ digabungkan menjadi satu kategori, dan dinamakan
dengan ‘tidak keberatan’. Sementara itu, dua kategori lain, yaitu
‘keberatan’ dan ‘sangat keberatan’ digolongkan menjadi satu kategori,

.id
dan dinamakan dengan ‘keberatan’.

go
Lebih Dari 70 Persen Masyarakat Merasa Tidak Keberatan
.
ps
Ketika Diminta Membayar Melebihi Ketentuan
.b
w

Terjadi perubahan sikap masyarakat yang harus membayar


w

melebihi ketentuan. Pada tahun 2018, sebanyak 26,83 persen


//w

masyarakat merasa keberatan. Sementara pada tahun 2017,


s:

persentasenya sebesar 25,45 persen.


tp
ht

80 74,55 73,17
70
60
50
40
25,45 26,83
30
20
10
0
2017 2018

Tidak Keberatan Keberatan

Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS


Gambar 4.28. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar
Melebihi Ketentuan Menurut Tanggapannya, 2017 – 2018

52 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Di sisi lain, fenomena yang cukup memprihatinkan adalah cukup
tingginya persentase masyarakat yang merasa tidak keberatan. Nilai
untuk kategori ini masing-masing adalah 74,55 persen (2017) dan
73,17 persen (2018). Hasil ini konsisten dengan temuan sebelumnya
bahwa memang terjadi peningkatan permisifitas masyarakat terhadap
perilaku korupsi (Gambar 4.28).

Persentase Tanggapan Masyarakat yang Membayar Melebihi


Ketentuan pada Setiap Layanan Publik Cukup Beragam

Tabel 4.6.
Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan
Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan
Menurut Tanggapan dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 – 2018

.id
Tidak Keberatan Keberatan

go
Petugas Pelayanan Publik
2017 2018 2017 2018
.
ps
(1) (2) (3) (4) (5)
Pengurus RT/RW 76,33 75,33 23,67 24,67
.b

Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan


w

80,37 79,49 19,63 20,51


Kecamatan
w

Petugas polisi dan administrasi 72,09 63,18 27,91 36,82


//w

Petugas PLN 76,19 77,82 23,81 22,18


s:

Petugas rumah sakit dan puskesmas 84,07 85,22 15,93 14,78


tp

Guru/kepala sekolah 67,36 77,74 32,64 22,26


ht

Petugas lembaga peradilan 52,35 34,42 47,65 65,58

Petugas KUA 78,59 64,74 21,41 35,26


Petugas Dinas Kependudukan dan
75,55 77,92 24,45 22,08
Pencatatan Sipil
Petugas BPN 47,06 68,82 52,94 31,18
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS

Jika dilihat menurut jenis pelayanan publik, terdapat pola yang


cukup beragam. Persentase masyarakat yang merasa tidak keberatan
berkisar antara 34,00 persen hingga 86,00 persen. Persentase
terendah terdapat pada layanan dari petugas BPN yaitu 47,06 persen
(2017) dan petugas lembaga peradilan yaitu 34,42 persen (2018).
Sementara itu, persentase tertinggi terdapat pada layanan dari
petugas rumah sakit dan puskesmas yaitu sebesar 84,07 persen
(2017) dan 85,22 persen (2018).
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 53
Sementara itu, yang merasa keberatan berkisar antara 14,00
persen hingga 66,00 persen. Persentase terendah terdapat pada
layanan dari petugas rumah sakit dan puskesmas yaitu sebesar 15,93
persen (2017) dan 14,78 persen (2018). Di sisi lain, persentase
tertinggi terdapat pada layanan dari petugas BPN yaitu 52,94 persen
(2017) dan petugas lembaga peradilan yaitu 65,58 persen (2018).

4.2.9. Persentase Pengalaman Masyarakat yang Mengakses


Pelayanan Publik Melalui Perantara

Persentase Masyarakat yang Melakukan Akses Melalui


Perantara Meningkat Pada Enam Layanan Publik

.id
Persentase masyarakat yang mengakses pelayanan publik

go
selama lima tahun terakhir melalui perantara meningkat pada layanan
.
KUA, Kantor Desa, PLN, RT/RW, peradilan, dan layanan kesehatan.
ps
Hasil ini perlu dikaji lebih jauh mengenai alasan terjadinya hal ini.
.b
w

Misalnya, peningkatan kasus ini karena sulitnya akses terhadap


w

layanan publik sehingga pengguna lebih memilih menggunakan jasa


//w

perantara dibanding harus mengurus sendiri (Gambar 4.29).


s:
tp

Petugas BPN 57,05


58,39
ht

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan 39,70


Sipil 46,71
Petugas KUA 32,32
31,71
Petugas lembaga peradilan 19,22
16,58
Guru/kepala sekolah 3,18
3,89
Petugas rumah sakit dan puskesmas 4,28
3,33
Petugas PLN 22,16
21,66
Petugas polisi dan administrasi 20,85 2018
21,01
Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 23,68 2017
19,91
Pengurus RT/RW 20,07
16,87

0 50 100
Sumber: Diolah dari data SPAK 2017 - 2018, BPS
Gambar 4.29. Persentase Pengalaman Masyarakat yang Mengakses
Pelayanan Publik Melalui Perantara Menurut Jenis Pelayanannya,
2017 - 2018

54 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


4.3. Pengalaman Lainnya

Pengalaman lainnya dalam SPAK 2018 mencakup beberapa


pengalaman masyarakat selama 12 bulan terakhir dalam hal:

1. Pernah tidaknya masyarakat ditawari uang/barang untuk memilih


kandidat tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang
terakhir;

2. Pernah tidaknya masyarakat ditawari oleh seseorang untuk


memasukkan anggota rumah tangga agar diterima menjadi
pegawai negeri/swasta dengan keharusan membayar sejumlah
uang tertentu;

.id
3. Pernah tidaknya masyarakat ditawari bantuan oleh

go
saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi
pegawai negeri/swasta;
.
ps
4. Pernah tidaknya masyarakat ditawari bantuan oleh
.b
w

saudara/teman agar anggota rumah tangga lolos seleksi


w

penerimaan masuk sekolah; dan


//w

5. Pernah tidaknya masyarakat ditawari untuk membayar uang


s:

damai saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas.


tp
ht

Pesta Demokrasi di Indonesia Masih Didominasi oleh Praktik


Politik Uang

Pengalaman pertama yang ingin dilihat adalah pengalaman


pernah tidaknya masyarakat ditawari uang/barang untuk memilih
kandidat tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang terakhir.
Seperti kita ketahui, setelah orde baru, Indonesia memasuki masa
demokratisasi yang diiringi dengan proses desentralisasi. Proses ini
salah satunya terwujud dalam pelaksanaan Pilkades, Pilkada, atau
Pemilu secara langsung. Di satu sisi, hal ini dipandang positif (Webber
2006; Freedom House 2009 dalam Irham 2016). Di sisi lain,
demokratisasi dan desentralisasi memunculkan hal negatif, salah
satunya adalah oligarki politik uang para bandar (Hadiz 2005 dalam
Irham 2016).

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 55


Demokratisasi dan desentralisasi seolah menunjukkan kondisi
‘muka-dua’. Di satu sisi, demokratisasi dan desentralisasi dipahami
sebagai kondisi di mana nilai-nilai dan norma-norma demokrasi
dijunjung tinggi di hadapan publik, tetapi sekaligus secara diam-diam
dilanggar dan digerogoti. Hal ini nampak dari pelaksanaan Pilkades,
Pilkada, atau Pemilu. Demi mendapatkan dukungan, para politikus dan
pihak-pihak yang berkepentingan melakukan politik uang. Masyarakat
ditawari sejumlah uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam
pesta demokrasi tersebut.

.id
go
.
ps
.b
w

Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS


w

Gambar 4.30. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah


//w

Tidaknya Ditawari Uang/Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu


s:

dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang Terakhir, 2018


tp

Fenomena ini tampak pada hasil SPAK 2018. Sebesar 84,73


ht

persen masyarakat pernah ditawari uang/barang untuk memilih


kandidat tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang terakhir.
Hal ini menunjukkan suatu ironi yang terjadi di Indonesia yang selalu
menjunjung demokrasi sebagai bentuk negara.

Masih Ditemukan Adanya Praktik Membayar Sejumlah Uang


Guna Memasukkan Anggota Rumah Tangga Menjadi Pegawai
Negeri/Swasta

Sisi negatif lain dari demokratisasi dan desentralisasi adalah


kentalnya budaya patrimonial atau paternalistik. Dalam sistem ini,
adanya budaya mementingkan keluarga dibandingkan kelompok lain.
Hal ini yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain guna
memaksimalkan keuntungan mereka.

56 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS
Gambar 4.31. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang Pernah
Tidaknya Ditawari oleh Seseorang untuk Memasukkan Anggota
Rumah Tangga agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta
dengan Keharusan Membayar Sejumlah Uang Tertentu, 2018

.id
Pada tahun 2018, terdapat sebanyak 1,97 persen masyarakat

go
yang pernah ditawari oleh seseorang untuk memasukkan anggota
.
ps
rumah tangga agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta dengan
.b

keharusan membayar sejumlah uang tertentu. Masih adanya praktik


w

seperti ini perlu untuk ditangani. Transparansi dan kejelasan syarat


w

serta prosedur dalam proses penerimaan pegawai baru menjadi salah


//w

satu cara yang cukup efektif guna mengatasi adanya praktik ini. Selain
s:

itu, perlunya ketegasan punishment terhadap pelaku.


tp
ht

Lebih dari Dua Persen Masyarakat Pernah Ditawari Bantuan


oleh Saudara/Teman agar Anggota Rumah Tangganya
Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Hal yang tidak jauh berbeda terjadi pada pengalaman terkait


pernah tidaknya masyarakat ditawari bantuan oleh saudara/teman
agar anggota rumah tangganya diterima menjadi pegawai
negeri/swasta. Hasil SPAK 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 2,09
persen masyarakat pernah ditawari bantuan oleh saudara/teman agar
anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/swasta
(Gambar 4.32). Hal ini menunjukkan adanya penyelewengan
wewenang oleh pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan. Mereka
menggunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan keluarga atau
pihak-pihak tertentu.
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 57
Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS
Gambar 4.32. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang
Pernah Tidaknya Ditawari Bantuan oleh Saudara/Teman
agar Anggota Rumah Tangga Diterima Menjadi Pegawai

.id
Negeri/Swasta, 2018

go
Proses Penerimaan Masuk Sekolah Belum Sepenuhnya
Transparan .
ps
.b

Penyalahgunaan wewenang juga terjadi dalam dunia


w

pendidikan. Pelanggaran ini bisa dilakukan oleh pihak-pihak yang


w

mempunyai kekuasaan agar anggota rumah tangganya lolos seleksi


//w

penerimaan masuk sekolah. Hal ini terlihat dari hasil SPAK 2018.
s:
tp
ht

Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS


Gambar 4.33. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang
Pernah Tidaknya Ditawari Bantuan oleh Saudara/Teman
agar Anggota Rumah Tangga Lolos Seleksi Penerimaan
Masuk Sekolah, 2018

Pada tahun 2018, sebanyak 1,04 persen masyarakat pernah


ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga
lolos seleksi penerimaan masuk sekolah. Artinya ada kecurangan yang

58 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


terjadi dalam proses penerimaan masuk sekolah. Hal ini harus
ditangani. Mengingat, dunia pendidikan sangat penting dalam
pembentukan karakter individu menjadi pribadi yang tangguh dan anti
korupsi. Pendidik yang seharusnya mampu menjadi teladan,
seharusnya bisa bersikap netral dan transparan dalam proses
penerimaan siswa didik baru.

Lebih dari Enam Persen Masyarakat Ditawari untuk Membayar


Uang Damai Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Hasil SPAK 2018 menunjukkan sebanyak 6,73 persen


masyarakat pernah ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang

.id
oleh petugas polisi lalu lintas. Hal ini menunjukkan adanya degradasi

go
moral dari sisi oknum pejabat publik. Oleh karena itu, penanaman
.
budaya dan nilai-nilai anti korupsi terhadap para pejabat publik mutlak
ps
dilakukan dan diimplementasikan.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Sumber: Diolah dari data SPAK 2018, BPS


Gambar 4.34. Persentase Pengalaman Masyarakat tentang
Pernah Tidaknya Ditawari untuk Membayar Uang Damai
Saat Ditilang oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2018

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 59


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id
BABIII
V
BAB KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2018


terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Secara umum, response rate SPAK 2018 cukup baik, yaitu sebesar
94,63 persen.

2. Secara umum, keterwakilan responden menurut beberapa

.id
karakteristik cukup baik. Beberapa karakteristik tersebut antara

go
lain hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, status
.
ps
perkawinan, kelompok umur, tingkat pendidikan, dan aspek
.b

ketenagakerjaan.
w

3. IPAK sudah dihitung sebanyak 6 kali yaitu tahun 2012, 2013,


w
//w

2014, 2015, 2017, dan 2018. Selama periode tersebut, IPAK


cenderung mengalami fluktuasi antar tahun. Dilihat menurut
s:
tp

dimensi, indeks persepsi terus meningkat, sementara indeks


ht

pengalaman cenderung berfluktuasi.

4. Masyarakat perkotaan lebih anti korupsi dibanding masyarakat


perdesaan.

5. Penduduk berumur tua paling permisif dibanding kelompok umur


lainnya.

6. Semakin tinggi pendidikan masyarakat cenderung semakin anti


korupsi.

7. Sub dimensi keluarga memiliki kontribusi paling tinggi sebagai


penyusun indeks persepsi.

8. Sub dimensi pengalaman publik memiliki kontribusi paling tinggi


sebagai penyusun indeks pengalaman.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 61


9. Pada tahun 2018, masyarakat semakin tidak permisif terhadap
korupsi baik di lingkup keluarga, komunitas, maupun publik
dibanding tahun 2017.

10. Pada tahun 2018, terjadi peningkatan persentase pelayanan


publik yang dilakukan melalui perantara.

11. Secara umum, persentase masyarakat yang pernah berhubungan


sendiri dengan petugas pelayanan publik dan mengetahui adanya
informasi biaya resmi yang berlaku masih cukup rendah.

12. Pada tahun 2018, masih adanya masyarakat yang membayar


melebihi ketentuan ketika berhubungan dengan petugas

.id
pelayanan publik.

go
13. Pada tahun 2018, terjadi peningkatan persentase masyarakat
.
yang menganggap pembayaran yang melebihi ketentuan sebagai
ps
hal yang lumrah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
.b
w

permisifitas dari diri masyarakat terhadap perilaku korupsi.


w
//w

5.2. Rekomendasi
s:

Berdasarkan hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2018,


tp

berikut dapat direkomendasikan beberapa hal, yaitu:


ht

1. Perlunya peningkatan penanaman budaya anti korupsi di lembaga


pendidikan. Lembaga ini merupakan kawah candradimuka bagi
setiap individu untuk memiliki karakter yang mulia, mental yang
baik dan tidak berperilaku koruptif. Oleh karena itu, diharapkan
adanya peran optimal dari lembaga ini.

2. Diperlukan adanya kepedulian dari sisi masyarakat terhadap


berbagai tindak pidana korupsi. Untuk memaksimalkan fungsi
partisipasi, masyarakat dituntut untuk paham dan memiliki
persepsi yang benar terhadap korupsi.

3. Perlunya penanaman budaya kejujuran dan kerja keras, serta


nilai-nilai anti korupsi mulai dari level terkecil, yaitu keluarga.

62 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Dengan tertanamnya nilai-nilai ini, diharapkan dapat menjadi
bekal dalam interaksi di level yang lebih luas lagi.

4. Perlunya kerja sama antara lingkungan internal birokrasi dengan


lingkungannya bagi upaya birokrasi untuk mereformasi diri.
Kesediaan birokrasi untuk terbuka dan kesadaran dari publik akan
tanggung jawab mereka sebagai bagian dari sistem merupakan
syarat penting bagi keberhasilan perubahan.

5. Perlunya peningkatan penyebaran informasi anti korupsi secara


langsung kepada tokoh masyarakat dan agama, pemerintah
(K/L), organisasi kemasyarakatan (ormas), asosiasi profesi, dan
lainnya.

.id
go
6. Perlunya peningkatan peran inspektorat, BPK, pengawasan
internal dan eksternal dalam implementasi STRANAS PPK.
.
ps
7. Perlunya sistem pelaporan korupsi pada setiap pelayanan publik
.b
w

dalam berbagai bentuk, misalnya desk monitoring, website, line


w

telephone, dan sebagainya. Sejumlah sistem ini sangat


//w

bermanfaat dalam upaya pencegahan dan penanganan korupsi.


s:
tp
ht

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 63


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id
BABIII
BABVI DAFTAR PUSTAKA
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan


Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Indeks Perilaku Anti Korupsi.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2017. Indeks Perilaku Anti Korupsi 2017.
Korupsi Skala Kecil di Indonesia dalam Perspektif Masyarakat
Sebagai Pengguna Layanan Publik. Jakarta: Badan Pusat

.id
Statistik.

go
__________ . 2017. Pedoman Teknis Survei Perilaku Anti Korupsi
.
(SPAK) Indonesia 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
ps
.b

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa


w

Keuangan. 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


w

20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor


//w

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.


s:

https://kpk.go.id/gratifikasi/BP/uu_20_2001.pdf. Diunduh
tp

tanggal 16 Oktober 2018.


ht

Irawati. 2010. Kearifan Lokal dan Pemberantasan Korupsi dalam


Birokrasi. Mimbar, Vol. 29., No. 1 Juni 2013: 101-110.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/download
/375/13. Diunduh tanggal 19 Oktober 2018.

Irham, M.A. 2016. Korupsi Demokratis dalam Partai Politik: Studi Kasus
Penyelenggaraan Pemilukada Lampung. Masyarakat Jurnal
Sosiologi. Artikel ISSN: 0852-8489, e-ISSN: 2460-8165.
https://journal.ui.ac.id/index.php/mjs/article/cownload/4799/pdf
. Diunduh tanggal 19 Oktober 2018.

Nugraheni, M.W. 2016. Pendidikan Antikorupsi Dalam Model


Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Siswa Kelas VII

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 65


Semester 1 SMP Negeri 1 Tembarak Tahun Ajaran 2010/2011.
Transformatika, Volume 12 , Nomer 1, Maret 2016. ISSN 0854-
8412. https://media.neliti.com/media/publications/197158-ID-
pendidikan-antikorupsi-dalam-model-pembe.pdf. Diunduh
tanggal 19 Oktober 2018.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 Tentang


Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun
2012-2014. http://inaproc.id. Diunduh tanggal 16 Oktober 2018.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2018 tentang


Strategi Nasional Pencegahan Korupsi. http://sipuu.setkab.go.id.

.id
Diunduh tanggal 16 Oktober 2018.

go
Ridwan. 2012. Peran Lembaga Pendidikan dalam Pemberantasan
.
ps
Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum.
.b

Vol. 12 No. 3 September 2012.


w

http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/vie
w
//w

w/126/72. Diunduh tanggal 19 Oktober 2018.


s:

Santoso, dkk. 2014. Korupsi dan Mentalitas: Kendala Kultural dalam


tp

Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Universitas Airlangga.


ht

https://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/viewFile/2483/1795.
Diunduh tanggal 16 Oktober 2018.

Strategi Nasional Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Jangka


Panjang (2012-2025) dan Jangka Menengah (2012-2014).
https://www.bphn.go.id/data/documents/12pr055.pdf. Diunduh
tanggal 16 Oktober 2018.

66 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


BAB III
BAB VII LAMPIRAN
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

Lampiran 1. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Beberapa


Perilaku Korupsi di Lingkungan Keluarga, 2017 – 2018

Persentase
Perilaku Tahun Sangat Kurang Tidak
Wajar Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sikap istri yang
menerima uang 2017 1,15 21,48 21,16 56,21 100,00
tambahan dari

.id
suami di luar
penghasilan

go
tanpa
mempertanyakan 2018 0,78 21,74 23,73 53,75 100,00
.
ps
asal usul uang
tersebut
.b
w

Sikap seorang 2017 0,44 23,98 21,93 53,65 100,00


w

pegawai negeri
//w

menggunakan
kendaraan dinas
s:

untuk keperluan
keluarga 2018 0,20 20,55 23,14 56,11 100,00
tp
ht

Sikap orang tua


mengajak
2017 0,38 12,53 18,66 68,43 100,00
anaknya dalam
kampanye
PILKADA/PEMILU
demi
mendapatkan 2018 0,26 12,35 19,95 67,44 100,00
uang lebih
banyak

Sikap seseorang
mengetahui 2017 0,03 2,31 14,56 83,10 100,00
saudaranya
mengambil uang
tanpa izin tetapi
tidak melaporkan
kepada orang 2018 0,11 2,30 16,89 80,70 100,00
tuanya

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 67


Lanjutan Lampiran 1

Persentase
Perilaku Tahun Sangat Kurang Tidak
Wajar Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sikap seseorang 2017 0,17 5,20 17,93 76,70 100,00


menggunakan
barang milik
anggota rumah
tangga lain tanpa
izin 2018 0,07 4,39 19,82 75,72 100,00

.id
go
.
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

68 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Lampiran 2. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Beberapa
Perilaku Korupsi di Lingkungan Komunitas, 2017 – 2018

Persentase
Perilaku Tahun
Sangat Kurang Tidak
Wajar Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sikap memberi
uang/barang 2017 2,24 41,46 15,36 40,94 100,00
kepada ketua
RT/RW/Kades/Lurah
ketika suatu
keluarga
melaksanakan 2018 1,04 40,33 17,39 41,24 100,00
hajatan

.id
go
Sikap memberi
uang/barang 2017 2,29 46,85 15,09 35,77 100,00
kepada tokoh .
ps
masyarakat lainnya
ketika suatu
.b

keluarga
w

melaksanakan 2018 1,18 45,30 17,12 36,40 100,00


w

hajatan
//w

Sikap memberi
s:

uang/barang 2017 0,80 30,79 17,62 50,79 100,00


tp

kepada ketua
ht

RT/RW/Kades/Lurah
ketika menjelang
hari raya 2018 0,76 28,56 20,51 50,17 100,00
keagamaan

Sikap memberi
uang/barang 2017 1,98 41,33 15,74 40,95 100,00
kepada tokoh
masyarakat lainnya
ketika menjelang
hari raya 2018 1,30 38,64 18,54 41,52 100,00
keagamaan

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 69


Lampiran 3. Persentase Pendapat Masyarakat tentang Beberapa
Perilaku Korupsi di Lingkungan Publik, 2017 – 2018

Persentase
Perilaku Tahun
Sangat Kurang Tidak
Wajar Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Demi menjaga hubungan 2017 1,99 32,10 18,73 47,18 100,00


kekeluargaan dan pertemanan,
seseorang menjamin
keluarga/saudara/teman agar
diterima menjadi pegawai
2018 0,94 29,45 19,58 50,03 100,00
negeri/swasta.

.id
2017 0,40 10,89 12,40 76,31 100,00

go
Memberi uang/barang dalam
proses penerimaan menjadi
pegawai negeri/swasta. .
ps
2018 0,19 10,43 13,48 75,90 100,00
.b
w

Memberi uang lebih kepada 2017 1,23 33,05 17,18 48,54 100,00
w

petugas untuk mempercepat


//w

urusan administrasi (KTP dan


KK). 2018 0,66 29,67 18,07 51,60 100,00
s:
tp
ht

2017 0,89 26,98 17,51 54,62 100,00


Memberi uang lebih kepada
polisi untuk mempercepat
pengurusan SIM dan STNK.
2018 0,37 24,15 17,08 58,40 100,00

2017 0,67 20,89 16,40 62,04 100,00


Pelanggar lalu lintas yang
memberi uang damai kepada
polisi.
2018 0,30 18,54 16,70 64,46 100,00

2017 0,47 25,64 16,66 57,23 100,00


Petugas KUA meminta uang
tambahan untuk transpor ke
tempat acara akad nikah.
2018 0,39 23,69 18,50 57,42 100,00

70 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Lanjutan Lampiran 3

Persentase
Perilaku Tahun
Sangat Kurang Tidak
Wajar Total
Wajar Wajar Wajar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Guru mendapat jaminan 2017 0,77 29,06 18,20 51,97 100,00


(jatah) anaknya diterima
masuk ke sekolah tempat dia
mengajar. 2018 0,68 27,31 19,21 52,80 100,00

Guru meminta uang/barang 2017 0,21 10,64 14,67 74,48 100,00


dari orang tua murid ketika

.id
kenaikan kelas/penerimaan
rapor. 2018 0,26 8,64 15,60 75,5 100,00

.go
ps
2017 0,23 9,30 14,96 75,51 100,00
Memberi uang/barang kepada
.b

pihak sekolah agar anaknya


w

dapat diterima di sekolah.


2018 0,19 8,61 15,81 75,39 100,00
w
//w

2017 0,60 20,25 13,88 65,27 100,00


s:

Membagikan uang/barang ke
tp

calon pemilih pada


PILKADES/PILKADA/ PEMILU.
ht

2018 0,66 18,42 14,98 65,94 100,00

2017 0,78 20,71 16,44 62,07 100,00


Mengharapkan pembagian
uang/barang pada
PILKADES/PILKADA.
2018 0,61 19,07 18,39 61,93 100,00

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 71


Lampiran 4. Persentase Pengalaman Masyarakat Berurusan dengan
Pelayanan Publik menurut Cara yang Dilakukan dan
Jenis Pelayanan Publik, 2017-2018

2017 2018
Petugas Pelayanan Publik
Sendiri Perantara Sendiri Perantara
(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW 83,13 16,87 79,93 20,07

Petugas Kantor
Desa/Kelurahan dan 80,09 19,91 76,32 23,68
Kecamatan

.id
Petugas Polisi dan Administrasi 78,99 21,01 79,15 20,85

Petugas PLN 78,34


.21,66
go 77,84 22,16
ps
.b

Petugas Rumah Sakit dan


96,67 3,33 95,72 4,28
w

Puskesmas
w
//w

Guru/Kepala Sekolah 96,11 3,89 96,82 3,18


s:
tp

Petugas Lembaga Peradilan 83,42 16,58 80,78 19,22


ht

Petugas KUA 68,29 31,71 67,68 32,32

Petugas Dinas Kependudukan


53,29 46,71 60,30 39,70
dan Pencatatan Sipil

Petugas Badan Pertanahan


41,61 58,39 42,95 57,05
Nasional (BPN)

72 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Lampiran 5. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri
dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut Pengetahuan
Adanya Informasi Biaya Resmi yang Berlaku dan Jenis
Pelayanan Publik, 2017 - 2018

2017 2018
Petugas Pelayanan
Publik Tidak Tidak
Mengetahui Mengetahui
Mengetahui Mengetahui
(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW 51,81 48,19 50,58 49,42

Petugas Kantor
Desa/Kelurahan dan 56,86 43,14 56,50 43,50

.id
Kecamatan

go
Petugas Polisi dan
82,93 17,07 85,29 14,71
Administrasi
.
ps
.b

Petugas PLN 62,50 37,50 67,42 32,58


w
w

Petugas Rumah Sakit dan


//w

74,38 25,62 74,70 25,30


Puskesmas
s:

Guru/Kepala Sekolah 76,02 23,98 76,32 23,68


tp
ht

Petugas Lembaga
80,90 19,10 84,43 15,57
Peradilan

Petugas KUA 74,69 25,31 81,51 18,49

Petugas Dinas
Kependudukan dan 65,25 34,75 64,88 35,12
Pencatatan Sipil

Petugas Badan Pertanahan


77,78 22,22 75,77 24,23
Nasional (BPN)

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 73


Lampiran 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik Menurut
Adanya Pembayaran Melebihi Ketentuan dan Jenis
Pelayanan Publik, 2017 - 2018

2017 2018
Petuga Pelayanan
Publik Tidak Tidak
Membayar Membayar
Membayar Membayar
(1) (2) (3) (2) (3)

Pengurus RT/RW 18,31 81,69 16,14 83,86

Petugas Kantor
Desa/Kelurahan dan 17,29 82,71 15,83 84,17

.id
Kecamatan

go
Petugas Polisi dan
9,31 90,69 7,99 92,01
Administrasi
.
ps
.b

Petugas PLN 23,40 76,60 20,58 79,42


w
w

Petugas Rumah Sakit dan


//w

2,44 97,56 2,49 97,51


Puskesmas
s:

Guru/Kepala Sekolah 4,13 95,87 4,66 95,34


tp
ht

Petugas Lembaga
9,67 90,33 5,63 94,37
Peradilan

Petugas KUA 20,48 79,52 15,74 84,26

Petugas Dinas
Kependudukan dan 7,56 92,44 4,92 95,08
Pencatatan Sipil

Petugas Badan Pertanahan


17,39 82,61 15,09 84,91
Nasional (BPN)

74 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Lampiran 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri
dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar
Melebihi Ketentuan Menurut Waktu Pembayaran dan
Jenis Pelayanan Publik, 2017 - 2018

Sebelum
Sebelum Pada Saat Sesudah dan
Petugas Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Sesudah
Publik Pelayanan

2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengurus RT/RW 26,73 23,54 10,60 8,96 61,90 66,61 0,77 0,89

Petugas Kantor

.id
Desa/Kelurahan dan 26,86 21,65 11,45 13,37 59,90 61,91 1,79 3,07

go
Kecamatan
Petugas polisi dan
.
35,90 29,38 21,36 22,25 42,16 47,69 0,58 0,68
ps
administrasi
.b

Petugas PLN 9,04 8,62 13,89 14,79 73,29 75,20 3,78 1,39
w
w

Petugas rumah sakit dan


//w

23,18 17,31 18,48 18,47 57,08 53,92 1,26 10,30


puskesmas
s:
tp

Guru/kepala sekolah 25,54 24,76 34,68 24,09 36,72 47,80 3,06 3,35
ht

Petugas lembaga peradilan 27,23 26,95 25,04 24,63 44,36 43,86 3,37 4,56

Petugas KUA 31,10 22,51 9,21 10,30 57,75 66,19 1,94 1,00

Petugas Dinas
Kependudukan dan 32,81 25,93 16,28 9,93 48,33 62,40 2,58 1,74
Pencatatan Sipil

Petugas BPN 35,39 32,30 18,22 15,66 41,43 44,68 4,96 7,36

Total 26,33 21,91 14,71 14,40 57,14 61,22 1,82 2,47

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 75


Lampiran 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah
Membayar Melebihi Ketentuan Menurut Bentuk
Pembayaran dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 - 2018

Barang
Uang Makanan Balas Jasa
Petugas Pelayanan Lainnya
Publik
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengurus RT/RW 94,33 95,49 2,13 1,32 3,15 3,14 0,39 0,05

Petugas Kantor
Desa/Kelurahan dan 97,08 98,42 1,20 0,63 1,57 0,87 0,15 0,08

.id
Kecamatan

go
Petugas polisi dan
98,90 98,01 0,58 0,80 0,52 1,19 0,00 0,00
administrasi
.
ps
.b

Petugas PLN 83,25 78,99 9,56 13,23 6,86 7,78 0,33 0,00
w
w

Petugas rumah sakit dan


//w

97,98 93,53 1,15 3,90 0,00 1,26 0,87 1,31


puskesmas
s:

Guru/kepala sekolah 95,25 86,64 2,45 3,61 2,30 9,75 0,00 0,00
tp
ht

Petugas lembaga peradilan 96,65 100,0 3,35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Petugas KUA 94,42 96,13 1,21 2,27 4,37 0,00 0,00 1,60

Petugas Dinas
Kependudukan dan 100,0 99,62 0,00 0,38 0,00 0,00 0,00 0,00
Pencatatan Sipil

Petugas BPN 93,44 93,13 4,00 1,17 2,56 2,70 0,00 3,00

Total 94,84 94,19 2,45 2,81 2,50 2,73 0,21 0,27

76 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Lampiran 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri
dengan Petugas Pelayanan Publik dan Pernah Membayar
Melebihi Ketentuan Menurut Sumber dan Jenis Pelayanan
Publik, 2017 – 2018

Diminta Diminta Tidak ada


Hal yang
oleh oleh Pihak yang
Petugas Pelayanan Lumrah
Petugas Ketiga Meminta
Publik
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengurus RT/RW 13,92 12,78 1,06 1,60 24,73 25,89 60,29 59,73

Petugas Kantor

.id
Desa/Kelurahan dan 29,83 28,75 1,32 1,85 22,15 20,36 46,70 49,04

go
Kecamatan
Petugas polisi dan
57,84 .
54,94 6,58 1,36 12,74 13,95 22,84 29,75
ps
administrasi
.b

Petugas PLN 24,98 26,95 1,76 0,36 12,60 15,51 60,66 57,18
w
w
//w

Petugas rumah sakit dan


55,60 48,81 1,60 0,35 16,32 25,03 26,48 25,81
puskesmas
s:
tp

Guru/kepala sekolah 59,01 44,80 2,37 2,02 14,61 18,30 24,01 34,88
ht

Petugas lembaga peradilan 73,42 64,08 1,95 8,11 10,96 6,41 13,67 21,40

Petugas KUA 43,10 33,50 4,29 2,89 8,86 19,19 43,75 44,42

Petugas Dinas
Kependudukan dan 42,71 41,15 2,58 3,88 13,25 14,31 41,46 40,66
Pencatatan Sipil

Petugas BPN 42,62 55,47 9,91 8,55 9,63 7,02 37,84 28,96

Total 34,20 32,00 2,50 1,85 18,06 19,61 45,24 46,54

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 77


Lampiran 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan
Sendiri dengan Petugas Pelayanan Publik dan
Pernah Membayar Melebihi Ketentuan Menurut
Tanggapan dan Jenis Pelayanan Publik, 2017 – 2018

Tidak Agak Sangat


Keberatan
Petugas Pelayanan Keberatan Keberatan Keberatan
Publik
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pengurus RT/RW 57,05 47,65 19,28 27,68 20,16 19,13 3,51 5,54

Petugas Kantor

.id
Desa/Kelurahan dan 60,58 56,23 19,79 23,26 15,98 16,66 3,65 3,85
Kecamatan

go
Petugas polisi dan
45,92 42,44 26,17
.
20,74 17,96 28,34 9,95 8,48
ps
administrasi
.b

Petugas PLN 52,88 47,47 23,31 30,35 15,27 16,45 8,54 5,73
w
w
//w

Petugas rumah sakit dan


58,47 60,58 25,60 24,64 9,85 11,61 6,08 3,17
puskesmas
s:
tp

Guru/kepala sekolah 44,27 47,39 23,09 30,35 18,99 15,71 13,65 6,55
ht

Petugas lembaga peradilan 28,86 10,08 23,49 24,34 27,00 56,81 20,65 8,77

Petugas KUA 46,43 52,83 32,16 11,91 17,72 25,11 3,69 10,15

Petugas Dinas
Kependudukan dan 60,64 45,60 14,91 32,32 15,99 22,08 8,46 0,00
Pencatatan Sipil

Petugas BPN 25,28 49,87 21,78 18,95 31,97 19,22 20,97 11,96

Total 51,46 49,03 23,09 24,14 17,58 20,83 7,87 6,00

78 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Lampiran 11. Kuesioner Survei Perilaku Anti Korupsi 2018

.id
. go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 79


.id
go
.
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

80 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


.id
.go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 81


.id
go
.
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

82 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


.id
.go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 83


Lampiran 12. Catatan Teknis

7.1. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Perilaku Anti


Korupsi 2018 terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar


kabupaten/kota di masing-masing provinsi dilengkapi jumlah
rumah tangga hasil SP2010.

2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok


sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3 di masing-masing
kabupaten/kota terpilih SPAK 2012-2016.

.id
3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah

go
tangga hasil pemutakhiran terakhir di blok sensus terpilih Susenas
.
ps
2012 triwulan 3 yang terpilih dalam SPAK 2012-2016.
.b

4. Kerangka sampel tahap Kerangka sampel tahap keempat adalah


w

daftar kepala rumah dan pasangannya (istri/suami) pada rumah


w
//w

tangga terpilih.
s:

7.2. Desain Sampling


tp

Sampel blok sensus Survei Perilaku Anti Korupsi 2017-2019


ht

adalah subsampel dari blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3.


Pengambilan sampel adalah Multistages Two Phase Rotation Sampling,
sebagai berikut:

1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS


sistematik dengan pengembalian (with replacement) dengan size
jumlah rumah tangga SP2010. Dengan metode ini kabupaten/kota
terpilih lebih dari 1 kali akan memiliki alokasi sampel blok sensus
lebih banyak.

2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih


Susenas triwulan 3 tahun 2012 di kabupaten terpilih dengan cara
sistematik. Sampel blok sensus dibedakan atas daerah urban
(perkotaan) dan rural (pedesaan).

84 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


3. Ketiga, dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, untuk tahun
2017 ini dilakukan penarikan sampel rumah tangga berdasarkan
hasil pemutakhiran terakhir sebanyak 15 rumah tangga.
Selanjutnya petugas mewawancarai 10 rumah tangga pertama
sebagai sampel utama. Sedangkan 5 sampel terakhir sebagai
sampel cadangan. Penarikan sampel menggunakan nilai angka
random pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas 2012
triwulan 3. Selanjutnya realisasi 10 rumah tangga yang
diwawancarai akan menjadi sampel panel 2018-2019.

4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih, selanjutnya dipilih


responden kepala rumah tangga atau pasangannya menggunakan

.id
Tabel Kish.

7.3. Cakupan dan Jumlah Sampel . go


ps
.b

Survei Perilaku Anti Korupsi 2017-2019 dilaksanakan di 170


w

Kab/Kota seluruh Indonesia. Jumlah sampel blok sensus adalah 1000


w

blok sensus sehingga jumlah sampel rumah tangga adalah 10000


//w

rumah tangga. Sampel 1000 blok tersebut adalah sampel pada level
s:

nasional yang selanjutnya didistribusikan ke dalam populasi blok


tp

sensus di kabupaten/kota terpilih.


ht

7.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok


Sampel Rumah Tangga

Untuk keperluan pelaksanaan Panel Survei hingga tahun 2019,


dilakukan sampling rotasi, di mana awal pembentukannya mengikuti
kondisi 2017. Dari 1000 sampel blok sensus kondisi 2017 selanjutnya
dibagi menjadi 4 paket sampel yang sebelumnya merupakan paket
2012-2016 dengan nama paket sampel 1, paket sampel 2, paket
sampel 3, dan paket sampel 4. Setiap paket sampel berukuran 250
blok sensus dan antar paket sampel tidak saling tumpang tindih.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 85


Pada tahun 2017 ini setiap blok sensus selanjutnya ditentukan 2
kelompok sampel rumah tangga yang masing-masing berukuran 10
rumah tangga sebagai sampel utama, di mana setiap kelompok
disediakan sampel cadangan 5 rumah tangga. Kelompok sampel
rumah tangga dibentuk dengan prinsip saling berdekatan atau prinsip
n+1. Selanjutnya realisasi 10 rumah tangga tahun 2017 akan menjadi
panel rumah tangga untuk tahun 2018-2019. Panel penuh untuk paket
3 dan 4, sedangkan untuk blok sensus yang dapat rotasi disediakan
sampel cadangan. Antar kelompok sampel rumah tangga dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih atau berbeda
satu sama lain.

.id
Tabel 7.1.

go
Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus

.
ps
Paket Sampel Kelompok Sampel
Blok Sensus Rumah Tangga
.b

(1) (2)
w

1 A dan E
w
//w

2 B dan F
s:

3 C
tp

4 D
ht

Selanjutnya dilakukan pengaturan rotasi kelompok sampel


setiap tahun pencacahan sebagai berikut:

Tabel 7.2.
Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK 2017 - 2019

Paket Kelompok Sampel Rumah Tangga


Sampel Blok
Sensus 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4)

1 A E E

2 B B F

3 C C C

4 D D D

86 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


7.5. Kegiatan 2018-2019

Berdasarkan metodologi di atas, pada tahun 2018 untuk paket


2, 3, dan 4 (bukan rotasi) akan mengikuti realisasi pencacahan 2017.
Dengan demikian, rumah tangga yang nonrespon tahun 2017 dengan
alasan seperti responden sedang bepergian, sakit/tidak bisa
diwawancarai (rumah tangga tunggal), menolak, atau tidak dapat
ditemui sampai akhir pencacahan, selanjutnya tidak akan didata di
tahun 2018 jika blok sensus tersebut tidak mengalami rotasi.

Sedangkan untuk paket 1 (paket rotasi) pada DSRT berisi 10


rumah tangga sampel utama yang bersumber dari kelompok rumah
tangga yang kedua (kelompok E) dan 5 (lima) rumah tangga

.id
cadangan. Rumah tangga cadangan untuk paket rotasi diambil dari

go
hasil pemutakhiran survei terakhir jika blok sensus tersebut pernah
.
ps
terpilih survei sebelumnya.
.b

Demikian juga untuk tahun 2019, untuk paket 1, 3, dan 4


w

(bukan rotasi) akan mengikuti realisasi pencacahan tahun 2018,


w
//w

sedangkan paket 2 (rotasi) berisi 10 rumah tangga sampel utama dari


kelompok kedua (kelompok F) beserta 5 (lima) rumah tangga sampel
s:
tp

cadangan dari hasil pemutakhiran rumah tangga terakhir survei


ht

sebelumnya.

7.6. Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Misalkan jumlah rumah tangga di blok sensus ke-i dari hasil


pemutakhiran adalah , maka interval untuk penarikan sampel

sistematik adalah = . Penentuan sampel rumah tangga ke-n

(n=2,3,…,10) secara sistematik menggunakan rumus:

= + ( − 1)

Sampel rumah tangga yang pertama ( ) untuk setiap paket


sampel ditentukan dengan rumus:

1. Paket sampel 1: = dan = + 1 atau = −1

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 87


2. Paket sampel 2: = dan = + 1 atau = −1

3. Paket sampel 3: = dan = + 1 atau = −1

4. Paket sampel 4: = dan = + 1 atau = −1

7.7. Teknik Estimasi

7.7.1. Design Weight

Design Weight merupakan kebalikan dari fraksi sampling.


Sehingga fraksi sampling untuk blok sensus SPAK dapat dijabarkan
sebagai berikut:

Sampel kabupaten/kota : b p dipilih secara PPS sistematik dari populasi

.id
go
kab/kota di suatu provinsi sehingga fraksi sampling kab/kota ke-k
adalah:
.
ps
.b

b p M pk b p M pk
f pk  
w

N
Mp
∑M
w

pk
//w

k 1

Sampel blok sensus : n  dipilih secara sistematik dari sampel


s:
tp

blok sensus Susenas triwulan 3, sehingga fraksi sampling blok sensus


ht

ke-i dibedakan urban/rural adalah:

n h M hi n h M
f hi  Nh
 n h hi
n M h0
∑M hi h
i 1

Jumlah sampel ruta blok sensus SPAK 2018 adalah 10, sehingga
fraksi sampling rumah tangga ke-j terpilih dibedakan urban/rural
adalah:

mh 10
f hj|i  
M hi M hi

88 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


Overall sampling fraction untuk rumah tangga SPAK 2018 ke-j
blok sensus ke-i, kabupaten ke-p dibedakan urban/rural adalah:

b p M pk M hi 10
f hpij  f pk . f hi . f hj |i  n h
Mp M h 0 M hi

Sehingga design weight SPAK 2018 per kabupaten/kota ke-p


menurut urban/rural adalah :

1 Mp M h 0 M hi
whpij  
f hpij b p M pk n h M hi 10

dimana :

.id
whpij : weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, provinsi ke-p

go
strata ke-h
.
ps
Mp
.b

: banyaknya rumah tangga provinsi ke-p


w
w

M pk : banyaknya rumah tangga kabupaten/kota ke-k, provinsi ke-


//w

p
s:

: banyaknya populasi rumah tangga provinsi ke-p, strata ke-


tp

M h0
ht

M hi : banyaknya rumah tangga blok sensus ke-i, strata ke-h

M hi : banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus

ke-i, strata ke-h

nh : banyaknya sampel blok sensus, strata ke-h

mh : banyaknya sampel rumah tangga di setiap blok sensus,

strata ke-h

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 89


7.7.2. Estimasi Karakteristik

Misalkan y ij dan xij masing-masing merupakan nilai karakteristik


Y dan X rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i di suatu
provinsi di suatu strata, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan
rasio R serta varians rasio dirumuskan sebagai berikut:

a. Estimasi total nilai karakteristik X

n m

X̂ = ∑∑Wij xij
i =1 j =1

b. Estimasi total nilai karakteristik Y:

.id
go
n m

Ŷ = ∑∑Wij yij
.
ps
i =1 j =1
.b

c. Estimasi rasio dan varians rasio:


w
w

n m n m
//w

∑∑W ij yij ∑∑y ij



s:

i =1 j =1 i =1 j =1
R̂ = = n m = n m
tp


∑∑W ij xij ∑∑x ij
ht

i =1 j =1 i =1 j =1

= ∑ − = − . = − .

Dengan:

: jumlah blok sensus terpilih

: estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i

: estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i

: fraksi penarikan sampel blok sensus

90 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


7.7.3. Daftar Sampel Blok Sensus (SPAK18.DSBS)

Daftar sampel blok sensus 2017 sd 2019 merupakan blok sensus


panel dari tahun 2013, sehingga tidak ada penggantian sampel blok
sensus. Seperti dijelaskan sebelumnya, DSBS dibagi 4 paket sampel
yang setiap paket sudah diatur sedemikian rupa pergantian rotasi
sampel rumah tangganya sampai dengan tahun 2019.

.id
. go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

7.7.4. Daftar Sampel Rumah Tangga (SPAK18.DSRT)

Pemilihan sampel rumah tangga di setiap blok sensus terpilih


dilakukan di BPS Pusat. File dikirim ke daerah dalam bentuk DSRT.
Untuk kegiatan SPAK 2017 sampai dengan 2019 DSRT sudah
ditentukan berdasarkan hasil updating terakhir di blok sensus SPAK
dimaksud. Tidak ada lagi pemutakhiran rumah tangga karena sesuai
ketersediaan biaya, sehingga rotasi sampel rumah tangga disusun
sedemikian rupa sehingga terpenuhi sampai dengan 2019. Contoh
SPAK17-DSRT untuk paket C (bukan rotasi) sebagai berikut.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 91


.id
go
.
ps
Penjelasan DSRT:
.b
w

1. Nama kepala rumah tangga kolom (1) sampai dengan kolom (7)
w

pada paket bukan rotasi terisi dari hasil realisasi SPAK17.


//w

2. Petugas kembali mendatangi seluruh rumah tangga pada SPAK18-


s:

DSRT dan dapat melakukan koreksi jika ada perubahan seperti


tp
ht

berganti kepala rumah tangga, alamat atau responden. Petugas


diperkenankan mencoret dan menuliskan informasi sesuai kondisi
pada saat SPAK18.

Contoh SPAK18-DSRT untuk paket 2 (rotasi) adalah sebagai berikut:

92 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


.id
. go
ps
.b
w
w
//w

Keberadaan rumah tangga tahun 2018 untuk paket rotasi (Paket E):
s:
tp

1. Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga


ht

dan alamat pada saat pencacahan sama dengan nama kepala


rumah tangga dan alamat yang tercetak pada DSRT SPAK 2018.
Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah
tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum
adalah kesalahan dalam penulisan nama panggilan/alias dan
alamat.

2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada


saat pencacahan rumah tangga sama dengan alamat pada DSRT
SPAK 2018 tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang
diakibatkan nama kepala rumah tangga yang tercantum pada
daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 93


bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan
pengklasifikasian KRT.

3. Pindah di dalam blok sensus, adalah kondisi dimana alamat pada


saat pencacahan rumah tangga berbeda dengan alamat rumah
tangga pada DSRT SPAK 2018 sedangkan nama kepala rumah
tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah
tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada DSRT
SPAK 2018.

4. Pindah keluar blok sensus, adalah kondisi dimana rumah tangga


yang tercantum di DSRT pada saat pencacahan tidak ditemukan,
dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya

.id
diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah

go
tempat tinggal diluar blok sensus. Termasuk rumah tangga
.
ps
tunggal yang pada saat pencacahan telah meninggal dunia. Untuk
.b

tahun 2018, jika ada rumah tangga lain yang tinggal di bangunan
w

tersebut maka tetap dikategorikan pindah keluar blok sensus.


w
//w

Hasil Pencacahan Responden :


s:

0. Berhasil : responden berhasil diwawancarai


tp

1. Berhasil Diganti : responden berhasil diwawancarai setelah


ht

rrelaksasi

2. Menolak : responden menolak untuk diwawancarai

3. Pergi : responden bepergian dan belum kembali


sampai dengan berakhirnya pencacahan

4. Sakit :aresponden tidak memungkinkan untuk


diwawancarai karena alasan kesehatan/
sakit, gangguan jiwa, atau pikun karena
usia lanjut

Untuk paket sampel rotasi kelompok rumah tangga baru (fresh


sample) dilakukan pemilihan responden, dengan terlebih dahulu
melakukan listing eligible respondent, karena informasi rumah tangga

94 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


di paket sampel ini benar-benar baru. Tabel Kish digunakan setelah
dilakukan listing eligible respondent, dan jika responden tidak dapat
ditelusuri keberadaannya maka dapat diganti dengan eligible lainnya.

7.8. Teknik Estimasi

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 merupakan indikator


komposit yang datanya diperoleh dari Survei Perilaku Anti Korupsi
(SPAK) 2018. SPAK 2018 mencakup tiga fenomena utama korupsi,
yaitu penyuapan (bribery), pemerasan (extortion), dan nepotisme.
Variabel penyusun IPAK dipilih dari sejumlah pertanyaan dengan
menggunakan Explanatory Factor Analysis (EFA).

.id
Secara lengkap, tahapan dalam penghitungan IPAK 2018 adalah

go
sebagai berikut:
.
ps
a. Cleaning data,
.b

b. Melakukan recode variabel,


w
w

c. Penghitungan bobot setiap indikator dengan Principal Component


//w

Analysis (PCA),
s:

d. Penghitungan Indeks Sub Dimensi, Indeks Dimensi, dan IPAK.


tp
ht

Indeks merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh jawaban


pada variabel penyusun indeks dengan penimbang bobot
terstandardisasi masing-masing.


=

: bobot terstandardisasi

: variabel, sub dimensi, dimensi

IPAK memiliki rentang nilai 0-5. Nilai indeks semakin mendekati


5 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi.
Dalam memaknainya, nilai IPAK bisa dikelompokkan ke dalam 4
kategori, sebagai berikut:

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018 95


Tabel 7.3.
Pengelompokan Nilai IPAK dan Maknanya

Nilai IPAK Makna Indeks

(1) (2)

0 – 1,25 Sangat Permisif

1,26 – 2,50 Permisif

2,51 – 3,75 Anti Korupsi

3,76 - 5 Sangat Anti Korupsi

.id
. go
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

96 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2018


ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.go
.id

Anda mungkin juga menyukai