Anda di halaman 1dari 38

Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara selama Haid

OLEH :

Enjelina SP Hutasoit 181101031

Gracella Ajani Pakpahan 181101056

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dismenorea adalah salah satu kejadian yang cukup tinggi terjadi di seluruh
dunia yang biasanya terjadi pada usia 18-25 tahun. Dismenorea merupakan nyeri
perut yang terletak di bagian bawah atau di panggul yang terjadi ketika sedang
mengalami menstruasi dimana terjadi selama 1-2 hari akibat lepasnya prostaglandin
sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas, salah satunya aktivitas belajar.
Aktivitas belajar merupakan salah satu kegiatan dalam bentuk sikap, pikiran, dan
perhatian dalam proses belajar mengajar untuk mencapai keberhasilan sehingga
mendapatkan manfaat. Faktor karakteristik dari menstruasi yang membatasi aktivitas
sehari-hari adalah kram perut dibagian bawah abdomen sebesar 93%, perut kembung
sebesar 67%, mudah emosi 50%, depresi 48%, sakit pada payudara 45%, sakit
pinggang 43%, gangguan gastrointestinal 26%, sakit kepala 24%, dan bengkak pada
kaki 19% (Rohmat, 2013).
Di Amerika Serikat, angka kejadian dismenorea diperkirakan (45–95%).
Dismenorea juga berpengaruh terhadap ketidakhadiran saat bekerja dan sekolah,
sebanyak (13–51%) perempuan tidak hadir sedikitnya sekali, dan (5–14%) berulang
kali tidak hadir. Dalam studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun)
di Amerika Serikat, Klein dan Lift melaporkan angka kejadian dismenorea (59,7%).
Dari mereka yang mengeluh nyeri, (12%) tergolong berat, (37%) sedang, dan (49%)
ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan (14%) remaja
putri sering tidak masuk sekolah (Anurogo, 2011).
Dismenorea yang terjadi pada wanita sekitar 30-75% sehingga memerlukan
pengobatan. Berdasarkan World Health Organization (WHO), dismenorea yang
terjadi pada wanita sekitar 90% atau sebanyak 1.769.425 jiwa. Hal ini di dukung
dengan berbagai Negara, salah satunya Indonesia. Di Indonesia kejadian dismenorea
terjadi 64.22% yang terdiri dari 54.89% dismenore primer dan 9.36% dismenore
sekunder. Di Surakarta prevalensi dismenorea sebesar 87,7% dimana terjadi pada
remaja.Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Jawa Timur (2010)
menunjukkan total dari remaja wanita yang reproduksi adalah berumur 10-24 tahun
adalah sebesar 56.598 jiwa. Wanita yang mengalami dismenorea dan datang
berkunjung di poli kebidanan sebesar 11565 jiwa (1,31%). Puncak nyeri
haid/dismenorea primer terjadi pada akhir masa remaja dan awal usia 20-an. Insiden
dismenorea pada remaja putrid dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini mulai berkurang
bersamaan dengan betambahnya usia (Setiawan & Lestari, 2017).
Seseorang yang mengalami dismenorea dan mengikuti pembelajaran dapat
menyebabkan terhambatnya aktivitas pembelajaran karena sulit konsentrasi dan juga
tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran akibat sakit yang dialami. Hal
tersebut membuat sebagian prestasinya kurang begitu baik karena sering tidak
mengikuti perkuliahan di kampus. Peneliti sebelumnya sudah pernah melakukan
penelitian tetapi hasilnya berbeda- beda dan waktu penelitian yang dilakukan sudah
lama.
Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang
“Pengaruh Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Selama Haid” dengan kriteria intensitas nyeri pada
disminorea primer .
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar
Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Selama Haid”
3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi
Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama Haid.
3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi intensitas nyeri haid mahasiswi Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
b. Mengidentifikasi aktivitas belajar mahasiswi Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
c. Menganalisis pengaruh intensitas nyeri dan aktivitas belajar mahasiswi
Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.
4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Bagi Pendidikan
Memberikan kontribusi wawasan keilmuan khususnya bagi mahasiswa
keperawatan tentang intensitas nyeri dan aktivitas belajar mahasiswa
Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.
4.2 Manfaat Bagi Peneliti
Memberikan kontribusi sebagai sumber rujukan, sumber informasi dan bahan
referensi penelitian selanjutnya agar bisa dikembangkan tentang intensitas nyeri
dan aktivitas belajar mahasiswa Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama
haid.
4.3 Manfaat Bagi Pelayanan Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi perawat untuk dijadikan sebagai
sumber informasi dalam pelayanan keperawatan komunitas dalam program UKS
terhadap kelompok remaja tentang intensitas nyeri dan aktivitas belajar
mahasiswa Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyeri
2.1.1 Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri. (Aziz, 2008) Sesuai dengan penjelasan The International
Association for the Study of Pain (Potter Perry, 2009) nyeri didefinisikan sebagai
perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif dan
berhubungan dengan pancaindera, serta merupakan suatu pengalaman emosional yang
dikaitkan dengan kerusakan jaringan baik aktual atau potensial yang menyebabkan
kerusakan jaringan.
Pengertian tentang nyeri sudah didefinisikan dari beberapa para ahli tetapi
dapat diketahui bahwa satu definisi yang paling relevan bagi perawat bahwa nyeri
adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi
kapan saja saat seseorang mengatakan merasa nyeri (McCafferry, 1980). Definisi ini
menunjukan bahwa pasien adalah satu-satunyaa individu yang dapat mendefinisikan
dan menjelaskan nyeri secara akurat yang mereka alami dan berfungsi sebagai dasar
untuk pengkajian keperawatan, dan asuhan keperawatan pasien terkait nyeri.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi nyeri
Bahwa klien yang paling mengerti dan memahami tentang apa yang
dirasakannya saat nyeri datang. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
dan reaksi masing-masing individu terhadap nyeri. Perawat harus menguasai dan
memahami faktorfaktor tersebut agar dapat memberikan pendekatan yang tepat dalam
pengkajian dan perawatan terhadap klien yang mengalami masalah nyeri. Faktor-
faktor tersebut adalah: (Prasetyo, 2010)
1. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak- anak dan lansia. Perbedaan perkembangan, yang ditemukan di antara
kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak- anak dan lansia bereaksi
terhadap nyeri (Potter & Perry, 2005). Anak-anak kecil yang belum dapat
mengucapkan katakata juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan secara
verbal dan mengekspresikan nyeri kepada kedua orang tuanya ataupun pada
perawat. Sebagian anak-anak terkadang segan untuk mengungkapkan keberadaan
nyeri yang ia alami, mereka takut akan tindakan perawatan yang harus mereka
terima nantinya (Prasetyo, 2010). Pada lansia seorang perawat harus melakukan
pengkajian lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya nyeri. Seringkali
lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Terkadang penyakitnya berbeda-
beda yang diderita lansia menimbulkan gejala yang sama (Prasetyo, 2010).
2. Jenis kelamin
Pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon terhadap
nyeri. Beberapa budaya menganggap bahwa perempuan dalam merasakan nyeri
tidak lebih berani dan memilih untuk menangis. Penelitian menyebutkan bahwa
hormon seks pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri.
Hormon seks testosteron menaikkan ambang nyeri sedangkan estrogen
meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri. Pada manusia rasa nyeri lebih
kompleks, dipengaruhi oleh personal, sosial, budaya, dan lain-lain. Namun,
tergantung dari individu bagaimana menanggapi nyeri (Prasetyo, 2010).
3. Kebudayaan
Kebudayaan mempengaruhi bagaimana seseorang belajar untuk bereaksi dan
mengekspresikan nyeri. Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang
menginformasikan nyerinya kepada orang lain termasuk tenaga kesehatan.
Perawat seringkali berasumsi bahwa cara berespon setiap individu dalam masalah
nyeri adalah sama (Potter & Perry, 2009).
4. Makna nyeri
Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri . Seorang wanita yang merasakan nyeri
bersalin akan merasakan nyeri secara berbeda dengan wanita lainnya yang nyeri
karena dipukuli suaminya (Prasetyo, 2010).
5. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
individu. Nyeri yang dirasakan terasa ringan, sedang, bahkan berat. Dalam
kaitannya dengan kualitas nyeri, masing-masing individu juga bervariasi
(Prasetyo, 2010).
6. Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi
nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon nyeri
sedangkan pasien yang melakukan upaya pengalihan dihubungkan dengan
penurunan respon nyeri (Gill, 1990 dalam Potter & Perry, 2009).
7. Ansietas (kecemasan)
Hubungan nyeri dengan ansietas bersifat kompleks. Ansietas yang dirasakan
pasien dapat meningkatkan persepsi nyeri, nyeri juga dapat menimbulkan
perasaan ansietas. Contoh yang dapat dipaparkan adalah seseorang yang
menderita kanker kronis dan merasa takut akan kondisi penyakitnya akan semakin
meningkatkan persepsi nyerinya (Prasetyo, 2010).
8. Keletihan
Keletihan/ kelelahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan sensasi
nyeri dan menurunkan kemampuan koping seseorang. Keletihan dapat menjadi
masalah umum pada individu yang menderita penyakit kronik dalam jangka lama.
Nyeri berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap (Potter
& Perry, 2009).
9. Pengalaman sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, bukan berarti dengan adanya
pengalaman pasien lebih mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang akan
datang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah
mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai pengalaman sedikit
tentang nyeri (Prasetyo, 2010).
10. Dukungan keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri sangat membutuhkan dukungan, perhatian,
dan perlindungan dari keluarga atau teman terdekat. Nyeri memang masih
dirasakan pasien namun kehadiran orang terdekat akan meminimalkan kesepian
dan ketakutan (Prasetyo, 2010).

2.1.3 Patofisiologi Nyeri


Rangsangan nyeri diterima oleh nosiseptor pada kulit bisa intensitas tinggi
maupun rendah seperti perenggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang
mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K +
ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nosiseptor, sedangkan protein pada
beberapa kead aan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan
peradangan / inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangsang nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia
atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga
bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi
K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin,
bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan
meningkat dan juga terjadi perangsangan nosiseptor. Bila nosiseptor terangsang maka
mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida
(CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi
dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin),
diikuti oleh vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain .
Peransangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri. (Silbernagl & Lang, 2000)

2.2 Dismenorea
2.2.1 Pengertian Dismenorea
Dismenorea berasal dari dua kata yaitu dys atau dis dan menorea. Dys atau dis
berarti awalan yang buruk, tidak baik, dan salah sedangkan menorea atau mensis
adalah peluruhan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah atau jaringan
yang sering disebut menstruasi atau haid (Ramali, 2003). Dismenorea adalah nyeri
yang menyerang perut bagian bawah, kemudian meyebar kedaerah pinggang, paha,
hingga kaki. Nyeri muncul tidak lama atau terjadi bersamaan dengan permulaan
menstruasi dan berjalan beberapa jam atau dari sebagian kasus berlangsung hingga
beberapa hari selama menstruasi (Wiknjosastro, 2007).
Dismenorea atau nyeri saat menstruasi adalah satu masalah ginekologis yang
paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia yang disertai dengan gejala
psikologis seperti perasaan sensitif, mudah tersinggung dan marah, gelisah, gangguan
tidur, dan gangguan konsentrasi. (Gynecol, 2006)
Dismenorea adalah nyeri haid yang sering terjadi sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari – hari, untuk
beberapa jam atau beberapa hari. (Calis, et al., 2009)
2.2.2 Klasifikasi Dismenorea
Dismenore menurut sebabnya dibagi menjadi dua macam (Wiknjosastro, 2014):
1. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan pada
alat alat genital dan lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan steroid seks dalam
ovarium (Wiknjosastro, 2014).
Dismenorea primer terjadi beberapa saat setelah menarche dan biasanya 12
bulan atau lebih. Hal tersebut terjadi karena siklus haid pada bulan pertama
setelah menarche umumnya berjenis anuvalatoar (tidak terjadi ovulasi) yang tidak
disertai nyeri. Nyeri timbul tidak lama sebelum dan bersamaan dengan permulaan
haid dan berlangsung beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Dismenorea
diprediksi terjadi akibat berlebihnya pembentukan prostaglandin yang
menyebabkan Rahim berkontraksi terus menerus dan berlebihan sehingga
mengakibatkan vasospasme arteriolar (Smelter, 2002).
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang terjadi karena adanya kelainan
ginekologi seperti salpingitis kronik, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis
servik uteri dan kelainan genokologi lainnya (Wiknjosastro, 2014).
Kelainan ini dapat muncul setiap waktu pada setiap wanita, misalnya pada
wanita yang mengalami endometriosis atau penyakit peradang pelvis, wanita
pengguna kontrasepsi yang dipasang dirahim, dan tumor atau polip yang berada
pada uterus (Smelter, 2002).
2.2.3 Derajat Dismenorea
Setiap haid atau menstruasi pasti meyebabkan nyeri, terutama nyeri pada awalan
mestruasi. Menurut tingkatan intensitas nyeri yang dialami, dismenorea dapat
dibedakan menjadi tiga tingkat derajat dismenorea yaitu dismenorea ringan,
dismenorea sedang, dan dismenorea berat (Widjanarko, 2006).
a. Dismenorea ringan
Seseorang yang mengalami nyeri dan nyeri masih dapat ditolerir karena nyerinya
hilang timbul dan berlangsung beberapa saat sehingga masih dapat melanjutkan
kerja sehari-hari. Dismenorea ringan terdapat pada intensitas nyeri dengan skala
1-4 (Leppert, 2004).
b. Dismenorea sedang
Seseorang yang mengalami nyeri mulai merespon nyeri dengan mengeluh
kesakitan dan menekan-nekan bagian perut yang nyeri, seseoarang memerlukan
obat Pereda nyeri tanpa meninggalkan pekerjaan sehari-hari. Dismenorea sedang
terdapat pada intensitas nyeri dengan skala 5-6 ( Leppert, 2004).
c. Dismenorea berat
Seseorang mulai merasakan nyeri yang semakin berat dan kuat sehingga penderita
butuh istirahat beberapa hari dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Nyeri dapat disertai dengan mual, muntah, sakit kepala, nyeri pinggang dan paha
Widjanarko, 2006). Nyeri berat terdapat pada intensitas nyeri dengan skala 7-10
(Leppert, 2010).
2.2.4 Tanda dan Gejala Dismenorea
Pada saat menstruasi atau haid tanda dan gejala yang utama adalah nyeri, nyeri timbul
sebelum permulaan menstruasi atau bersamaan dengan berlangsungnya menstruasi.
Nyeri dapat berlangsung beberapa jam atau berlangsung hingga beberapa hari
sehingga harus istrahat lebih banyak. Selain dismenorea, gejala umum yang terkait
seperti mual, muntah, diare, sakit pinggang dan sakit kepala (Harada, 2013).

2.2.5 Faktor Resiko Dismenorea

Faktor resiko dismenorea adalah kecemasan, depresi, pengalaman buruk


dimasa lalu, dan stresor psikososial lainnya. Selain itu, peningkatan hormon
prostaglandin dan hormon vasopressin yang mempengaruhi otot uterus pada saat
menstruasi.

2.2.6 Faktor yang memengaruhi dismenorea


Menurut Arulkumaran (2006) mengatakan bahwa faktor yang memengaruhi
dismenorea antara lain :
1. Faktor menstruasi yang meliputi menarche dini dan masa menstruasi yang
panjang. Hal ini menyebabkan seseorang yang mengalami dismenoreanya lebih
tinggi.
2. Paritas, insiden dismenorea lebih rendah pada wanita multiparitas. Hal ini
menunjukkan bahwa insiden dismenorea primer menurun setelah pertama kali
melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat keparahan.
3. Olahraga, hal ini dapat mengurangi dismenorea karena siklus yang anovulasi.
4. Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral sebaiknya
dapat menentukan efeknya untuk menghilangkan atau memperburuk kondisi.
Selain itu, penggunaan jenis kontrasepsi lainnya juga dapat memengaruhi nyeri
dismenorea.
5. Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan endometriosis
dengan dismenore primer.
6. Faktor psikologis (stress), seseorang yang memiliki ketidakstabilan emosi, stress
emosional, dan ketegangan dapat dengan mudah timbulnya nyeri.
2.2.7 Dampak Dismenorea
Dismenorea menimbulkan beban yang lebih berat dari persoalan ginekologi lainnya.
Disamping menimbulkan masalah ginekological, dismenorea juga menimbulkan
permasalahan pada kesehatan masyarakat, kesehatan kerja dan jesehatan keluarga
karena dismenorea berdampak pada lingkungan sekitarnya, disamping dampak
individu (Aytat Polat et al, 2009).
1. Aktivitas belajar
Dismenorea menimbulkan gangguan aktivitas yang menyebabkan wanita tidak
dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya. Gangguan aktivitas
merupakan dampak yang paling sering muncul pada wanita yang mengalami
dismenorea. Wanita dengan dismenorea dua kali lebih terganggu aktivutasnya
disbanding wanita yang tidak mengalami dismenorea (Titilayo A et al, 2009).
Gangguan aktivitas belajar dapat berupa tingginya tingkat ketidakhadiran
disekolah maupun kerja, kurangnya kehidupan bersosialisasi, penurunan prestasi
akademik, dan penurunan aktivitas olahraganya. Absen sekolah maupun kerja
merupakan dapak yang paling sering terjadi akibat dismenorea (Novia, 2008)/
2. Kualitas hidup menurun
Penurunan kualitas hidup sebagai dampak dismenorea diakibatkan ketidakhadiran
sekolah maupun kerja, penurunan kualitas hidup akibat dismenorea menyebabkan
berkurangnya profesionalisme kerja dan penurunan prestasi akademik (Celik H et
al, 2009).
3. Kerugian ekonomi
Dismenorea juga menimbulkan dampak kerugian ekonomi pada wanita subur,
kerugian ekonomi terjadi seiring dengan terjadinya penurunan kualitas hidup
(Celik H et al, 2009).
4. Infertilitas
Infertilitas sering terjadi pada wanita dengan dismenorea sekunder yang
mengalami endometritis yang dapat mengganggu fungsi seksua;, endometritis
dapat meradang hingga ke saluran cerna, kandung kemih atau ureter ( Parker M et
al, 2010).
5. Depresi
Wanita dengan dismenorea mengalami setengah kali depresi dibaning wanita yang
tidak mengalami dismenorea, dalam kasus lain wanita dengan dismenorea 1,39
kali beresiko mengalami depresi dan ansietas (Patel V et al, 2009).

2.3 Aktivitas Belajar


2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Proses pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan (Martinis Yamin, 2007). Aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar
(Sardiman, 2006).
Mendefinisikan belajar aktif sebagai usaha manusia untuk membangun
pengetahuan dalam dirinya. Pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan
dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa.
Siswa mampu menggali kemampuannya dengan rasa ingin tahunya sehingga
interaksi yang terjadi akan menjadi pengalaman dan keinginan untuk mengetahui
sesuatu yang baru. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang
dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dalam
diri dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan menjadikan
pembelajaran yang efektif. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan dan
ketrampilan saja. Namun, guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam
belajar. Martinis Yamin (2007)
2.3.2 Jenis-jenis Aktivitas
Jenis – jenis aktivitas Menurut Sardiman (2006), aktivitas belajar meliputi aktivitas
yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut
harus selalu berkait. Aktivitas belajar siswa sangat kompleks. Paul B. Diedrich
(Sardiman, 2006), menyatakan bahwa kegiatan siswa digolongkan sebagai berikut:
1. Visual activities, diantaranya meliputi membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaan.
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran dan
mengeluarkan pendapat.
3. Listening activities, seperti misalnya mendengarkan percakapan, diskusi dan
pidato.
4. Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan dan menyalin.
5. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
6. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, dan
menganalisis.
7. Emotional activities, misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup

Pengelompokan aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar


mahasiswa sangat kompleks. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan
dan menarik dengan meyajikan variasi model pembelajaran dapat menciptakan
aktivitas belajar mahasiswa yang aktif dan efektif.

Menurut Martinis Yamin (2007), terdapat beberapa aspek yang dapat


menumbuhkan aktivitas mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

a. Memotivasi dan mendukung mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.


b. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada
mahasiswa.
c. Mengingatkan kompetensi prasyarat.
d. Menstimulasi mahasiswa untuk berpikir kritis terkait materi yang akan dibahas
dengan memberikan topik atau kasus.
e. Menjelaskan petunjuk cara memperlajari topik kepada mahasiswa.
f. Memacu aktivitas dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar.
g. Meberikan umpan balik (feed back).
h. Memberikan tes untuk memantau perkembangan pengetahuan mahasiswa.
i. Meberikan kesimpulan dari setiap materi yang disampaikan pada akhir
pertemuan.

Beberapa aspek diatas merupakan cara yang dapat dilakukan untuk


menumbuhkan aktivitas belajar mahasiswa.

2.3.3 Faktor Penghambat Aktivitas Belajar


Menurut (Setiawan et al, 2017) mengatakan bahwa kktivitas seseorang dapat
terganggu akibat adanya banyak faktor yang menghambat salah satunya adalah faktor
fisik dan faktor psikis. Aktivitas yang dilakukan adalah kegiatan yang mengarah
kepada proses belajar mengajar, misalnya berdiskusi, ceramah, bertanya, dan lainnya.
Oleh sebab itu adapun faktor tersebut yakni :
1. Faktor Fisik
Agar tercapainya aktivitas belajar, maka diperlukan kondisi fisik yang sehat
karena fisik yang sehat akan memengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga
aktivitas belajar tidak rendah. Keadaan yang sakit pada fisik atau tubuh maka
dapat mengakibatkan kondisi tubuh yang lemah, kurang bersemangat, mudah
pusing, dan lainnya (Setiawan et al, 2017).
2. Faktor Psikis
Pada faktor ini, dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas
belajar dikarenakan kurangnya konsentrasi pada saat belajar (Setiawan et al,
2017).
2.4. Penelusuran Pustaka Terdahulu
Berdasarkan penelusuran pustaka, penulis menemukan penelitian terlebih
dahulu yang dilakukan oleh Amaliya Alimuddin (2017) dengan judul “Hubungan
Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar Mahasiswa Prodi DIV Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari” dengan jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif
dengan desain cross sectional dan metode pengambilan sampel adalah Teknik
stratified random sampling (sampel acak bertingkat). Disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan secara statistic antara dismenorea dengan aktivitas belajar
mahasiswa prodi DIV jurusan kebidanan poltekkes kemenkes kendari. Penelitian
lain juga dilakukan oleh Diyana Faricha Hanum (2018) dengan judul “Hubungan
Dismenorea Dengan Aktivita Belajar Mahasiswi Akademi Kebidan Delima Persada
Gresik 2018” dengan jenis penelitian dalah analitik observasi dengan pendekatan
Chi-square dan metode pengambilan sampel dengan Teknik random sampling.
Disimpulkan bahwa ada hubungan antara dismenorea dengan aktivitas belajar
mahasiswi akademi kebidanan Delima Persada Gresik 2018. Penelitian lain juga
dilakukan oleh Yumna Husnul Khotimah (2019) dengan judul “Hubungan Antara
Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar Pada Mahasiswi PSIK UMJ di Cempaka
Putih Tahun 2019” dengan jenis penelitian adalah analisis uji Chi-square dan
metode pengambilan sampel adalah dengan Teknik Stratified Random Sampling.
Disimpulkan bahwa ada hubungan antara dismenore dengan aktivita belajar pada
mahasiswi PSIK FIK UMJ di Cempaka Putuh 2019.
BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka penelitian pada penelitian ini menggambarkan Pengaruh Intensitas Nyeri


dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama
Haid.

Variabel Independen Variabel Dependen

Aktivitas belajar selama


Intensitas nyeri haid
haid

Skema 1. Kerangka penelitian Pengaruh Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar


Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama Haid

3.3 Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Intensitas Intensitas nyeri adalah Kuisioner a. Tidak apabila responden Ordinal


nyeri masalah ginekologis Numeric memberikan nilai 0
yang dialami wanita Rating
b. Ringan apabila
dari berbagai tingkat Scale
responden memberikan
usia yang disertai (NRS)
nilai untuk intensitas nyeri
dengan gejala dengan
antara 1-3.
psikologis seperti skala 1-10
perasaan sensitif, c. Sedang apabila
mudah tersinggung dan responden memberikan
marah, gelisah, nilai untuk intensitas nyeri
gangguan tidur, dan antara 4-6.
gangguan konsentrasi
c. Berat apabila responden
dalam melakukan
memberikan nilai untuk
aktivita yang dialami
mahasiswi intensitas nyeri antara 7-9

d. berat sekali apabila


responden memberikan
nilai untuk intensitas nyeri
10

2 Aktivitas Aktivitas belajar Kuisioner Kuesioner dengan alternatif Ordinal


belajar merupakan kegiatan yang pilihan jawaban Tidak (T),
atau tindakan baik fisik terdiri dari KadangKadang (KK),
maupun mental yang 19 item Sering (S), dan Sangat
dilakukan oleh pernyataan Sering (SS). Pada
mahasiswa untuk dengan 4 pernyataan positif ,SS
membangun skala likert diberi nilai=4; S=3; KK=2;
pengetahuan dan TS=1. Pada pernyataan
ketrampilan dalam diri negatif SS diberi nilai = 1;
dalam kegiatan S=2; KK=3; TS=4. Dimana
pembelajaran pengertian pernyataan
positif merupakan
pernyataan yang
mendukung variabel yang
diukur, sedangkan
pernyataan negatif
merupakan penyataan yang
tidak mendukung variabel
yang diukur.
Dengan 2 kategori hasil
yaitu tidak berpengaruh dan
berpengaruh.

3.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka
hipotesa penelitian sebagai berikut:
 Hipotesis Nol (Ho) adalah tidak ada pengaruh intensitas nyeri dengan aktivitas
belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.
 Hipotesa Alternatif (Ha) adalah terdapat pengaruh intensitas nyeri dan aktivitas
belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu : terdapat Pengaruh
Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara selama Haid.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara selama Haid.
4.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada Oktober 2020 – Juni 2021
4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik, kemudian ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan (Sugiuono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa yang berada di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
berjumlah 618 orang.
4.4.2 Sampel
Penelitian ini untuk menentukan jumlah minimum sampel sehingga
menggunakan rumus besar sampel (Slovin) sebagai berikut :
n= N

1 + N (d)²

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas, jumlah minimum sampel pada penelitian ini adalah :

n= N

1 + N (d)²

n= 618
1 + 618 (0,1)²

n= 618

1 + 618 (0,01)

n = 618

7.18

n = 86 orang

4.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik stratified random sampling (sampel
acak bertingkat) yang bertujuan untuk menentukan sampel setiap kelas, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :

ni= Ni . n

Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel setiap kelas yakni :

177
Semester II : 86 = 25
618

175
Semester IV : 86 = 24
618

131
Semester VI : 86 = 18
618

135
Semester VIII : 86 = 19
618
Teknik pengambilan sampel dilakukan pada setiap kelas dengan cara random (acak)
melalui undian dengan cara memasukkan nomor urut absen (populasi sampel), kemudian di
kocok hingga memenuhi jumlah sampel yang diinginkan dari setiap kelas yang telah
ditentukan sebelumnya. Nomor yang keluar dari undian tersebut adalah unit sampel yang
akan digunakan sebagai responden dalam penelitian.

4.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.5.1 Kriteria Inklusi

 Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2017-2020


yang masih aktif.

 Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2017-2020


yang mengalami disminorea primer

 Bersedia menjadi responden penelitian

4.5.2 Kriteria Eksklusi

 Mahasiswi Fakultas Keperawatan USU stambuk 2017-2020 tahap akademik yang


sudah DO.

 Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU stambuk 2017-2020 yang tidak aktif

1. Pertimbangan Etik
Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin lulus uji etik dari
Komisi Etik Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, setelah itu
mendapatkan persetujuan dari Institusi Pendidikan Program Sarjana Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Penelitian akan dilakukan setelah mendapatkan surat izin
penelitian, kemudian dilanjutkan dengan proses pengumpulan data dan menyajikan data
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan manusia sebagai objek
penelitian sehingga peneliti haruslah memegang teguh prinsip dalam pertimbangan etik.
Responden dalam penelitian ini mempunyai hak untuk bersedia menjadi responden
maupun tidak, kemudian peneliti tidak lupa menjelaskan informasi yang perlu
disampaikan agar responden paham dengan tujuan dilakukannya penelitian tersebut
secara singkat dan padat. Selain itu dalam melakukan penelitian, adabeberapa prinsip etik
penelitian yaitu:
a. Anonymity, peneliti hanya menulis inisial responden pada lembar kuisioner yang
diberikan kepada responden.
b. Otonomy, peneliti mengakui bahwa responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak
menjadi responden dalam penelitian.
c. Confidentiality, semua data yang diperoleh dari responden dalam penelitian akan
dijamin kerahasiannya oleh peneliti tanpa merugikan responden.
d. Nonmalefience, data yang diperoleh dari responden akan dilindungi oleh peneliti dari
semua kerugian yang timbul dari penelitian.
e. Justice, Peneliti memberikan kepada responden sesuatu sesuai dengan haknya
menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang sama.
f. Beneficience, data yang diperoleh akan mendapatkan manfaat yang maksimal dan
risiko yang minimal.

4.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner data
demografi, kuesioner dismenorea dan aktivitas belajar yang peneliti adopsi dari penelitian
yang dilakukan oleh Alimuddin Amalya yang berjudul Hubungan Dismenorea Dengan
Aktivitas Belajar Mahasiswa Prodi D IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
2017.

4.6.1 Karakteristik Responden


Kuisioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi responden
meliputi inisial nama, usia, stambuk, dan lama haid.
4.6.2 Intensitas Nyeri

4.6.3 Aktivitas Belajar


Bagian kedua kuesioner aktivitas belajar, jumlah total pernyataan aktivitas belajar
adalah 19 item pernyataan yang terdiri dari 13 pernyataan positif
(No.1,2,3,6,8,9,12,13,14,16,17,18,19) dan 6 pertanyaan negatif (No.4,5,7,10,11,15) yang
diajukan dengan pilihan jawaban Tidak (T), Kadang-Kadang (KK), Sering (S), dan Sangat
Sering (SS). Pada pernyataan positif, SS diberi nilai=4; S=3; KK=2; TS=1. Pada
pernyataan negatif SS diberi nilai = 1; S=2; KK=3; TS=4. Dimana pengertian pernyataan
positif merupakan pernyataan yang mendukung variabel yang diukur, sedangkan
pernyataan negatif merupakan pernyataan yang tidak mendukung variabel yang diukur.
Dengan 2 kategori hasil yaitu tidak berpengaruh dan berpengaruh.
4.7 Pengumpulan Data
Data mulai dikumpulkan setelah peneliti mendapatkan surat izin penelitian dari
institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Surat
permohonan izin pelaksanaan penelitian yang sudah diperoleh dari institusi pendidikan,
selanjutnya dikirim ke tempat penelitian untuk mengajukan permohonan izin pelaksanaan di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat izin dari Fakultas,
peneliti akan menentukan calon responden yang telah di tentukan sebelumnya. Setelah
peneliti mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian.
Jika calon responden bersedia maka calon responden diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan (inform consent). Responden yang sudah menyetujui inform consent mengisi
lembar kuisioner dalam bentuk google form yang dikirim secara online kepada responden
melalui aplikasi whatsapp karena kondisi pandemik yang tidak memungkinkan peneliti dan
responden bertemu secara langsung.
4.8 Analisa Data
Setelah seluruh data penelitian dikumpulkan, peneliti kemudian melakukan analisis
data dengan melakukan pemeriksaan pada semua lembar penilaian dan kuesioner terlebih
dahulu guna untuk memastikan kelengkapan data. Selanjutnya pemberian kode data (coding)
dilakukan secara langsung untuk selanjutnya dianalisis menggunakan komputer. Selanjutnya
data kuesioner dan lembar pengamatan dimasukkan (entry) ke dalam komputer. Setelah data
dimasukkan (processing), dilakukan pemeriksaan terhadap semua data untuk mencegah
adanya kesalahan saat memasukkan data (cleaning). Selanjutnya data diolah menggunakan
sistem komputerisasi.
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa
univariat dan analisa bivariat:
4.8.1 Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendekripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2017). Analisis ini digunakan untuk menguraikan
dari setiap variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis
univariat penelitian ini meliputi gambaran karakteristik responden, gambaran intensitas nyeri
dan gambaran aktivitas belajar.
4.8.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat pada penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi dua variabel
yaitu variabel dependen dengan variabel independen, dalam hal ini melihat pengaruh
intensitas nyeri terhadap aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara selama haid dengan desain deskriptif komparatif dengan uji One Sampel T-
Test untuk menguji hipotesis pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh nyeri haid
terhadap aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni 2021 samapai 5 Juni
2021 dengan Cara membagikan kuisioner online dalam bentuk google form terhadap
mahasiswi fakultas keperawatan stambuk 2017, 2018, 2019, dan 2020 dan responden yang
bersedia mengisi sebanyak 86 responden. Data hasil penelitian dipaparkan dlaam bentuk table
5.1. Hasil Penelitian

Bagian hasil dalam penelitian ini terbagai menjadi empat bagian yaitu distribusi
frekuensi karakteristik data demografi responden, intensitas nyeri haid, aktivitas belajar
mahasiswa, dan mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh intensitas nyeri haid terhadap
aktivitas belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5.1.1. Karakteristik Responden


a. Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86 mahasiswi yang mengalami nyeri haid sebagian
besar responden memiliki usia 20-21tahun sebanyak 43 orang (50,0%), diikuti usia 18-19
tahun sebanyak 32 orang (37,2%), diikuti usia 22-23tahun sebanyak 10 orang (11,6%),
dan usia 24 tahun sebanyak 1 orang (1,2%).

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi usia mahasiswi fakultas keperawatan USU

Usia frekuensi (n) Presentase (%)


18-19 tahun 32 37,2

20-21 tahun 43 50

22-23 tahun 10 11,6


24 tahun 1 1,2
Total 86 100
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021
b. Stambuk
Hasil penelitian pada 86 mahasiswi berdasarkan stambuk sebagian besar responden
dari diikuti oleh stambuk 2017 sebanyak 19 orang (22,1%) dan stambuk 2018 sebanyak 18
orang (20,9%).

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi Stambuk mahasiswi fakultas keperawatan USU

Stambuk Frekuensi Presentase


2020 25 29,1
2019 24 27,9
2018 18 20,9
2017 19 22,1
Total 86 100
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021

c. Lama haid
Berdasarkan lama haid pada 86 mahasiswi didapatkan mayoritas mahasiswi
mengalami perdarahan sebanyak 81 orang (94,2%) selama 3-7 hari, diikuti sebanyak 3
orang (3,5%) selama >7 hari dan sebanyak 2 orang (2,3%) selama 1-2 hari.

Tabel 1.3 Distribusi frekuensi lama haid mahasiswi fakultas keperawatan USU

lama haid Frekuensi (n) Presentase (%)


1-2 hari 2 2,3
3-7 hari 81 94,2
>7 hari 3 3,5

Total 86 100
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021

5.1.2. Intensitas nyeri


Berdasarkan tabel 1.4 dari 86 mahasiswi dapat dijelaskan bahwa distribusi responden
terbanyak adalah mahasiswi yang mengalami intensitas nyeri sedang pada saat mengalami
haid yaitu dengan frekuensi 41 (47,7%) mahasiswi.

Tabel 1.4 Distribusi frekuensi intensitas nyeri mahasiswi fakultas keperawatan USU

intensitas nyeri frekuensi (n) presentase (%)


Tidak Nyeri 1 1,2
Nyeri Ringan 25 29,1

Nyeri Sedang 41 47,7


Nyeri Berat 18 20,9
Nyeri Berat Sekali 1 1,2
Total 86 100
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021

5.1.3. Aktivitas belajar


Berdasarkan tabel 1.5 bahwa distribusi responden terbanyak adalah mahasiswi dengan
aktivitas belajarnya terganggu akubat dampak yang disebabkan intensitas nyeri dengan
frekuensi 75 (87,2%) mahasiswi.

Tabel 1.5 Distribusi frekuensi aktivitas belajar mahasiswi fakultas keperawatan USU

aktivitas belajar Frekuensi (n) Presentase (%)

Tidak Terganggu 11 12,8


Terganggu 75 87,2

Total 86 100,0
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021

5.1.4. Hubungan intensitas nyeri dengan aktivitas belajar

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang tealh diuraikan diatas, pembahasan ini digunakan untuk
menjelaskan hasil penelitian dan menjawab pertanyaan peneltian mengenai pengaruh
intensitas nyeri terhadap aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.

Skala intensitas nyeri mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama
haid (n=86)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa intensitas nyeri pada mahasisiwi
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utarayang menjadi sampel dalam penelitian ini
yaitu pada tidak nyeri sebanyak 1 orang (1,2%), pada nyeri ringan sebanyak 25 orang
(29,1%), pada nyeri sedang sebanyaj 41 orang (47,7%), pada nyeri berat sebanyak 18 rang
(20,9), dan pada nyeri berat sekali sebanyak 1 orang (1,2%).
Pada penelitian ini diperoleh bahwa skala intensitas nyeri yang dirasakan mahasiswi paling
banyak yaitu nyeri sedang sebanyak 41 orang (47,7%). Sejalan dengan penelitian …….

Aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Unibersitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa Aktivitas Belajar pada mahasiswi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama merasakan nyeri haid diperoleh yang
aktivitas tidak terganggu sebanyak 11 orang (12,8%) dan yang aktivitas belajarnya terganggu
sebanyak 75 orang (87,2%). Pada penelitian ini diperoleh bahwa lebih banyak mahasisiwa
yang terganggu aktivitas belajarnya selama mengalami nyeri haid. Hasil pnelitian ini sejalan
dengan penelitian dari …..

Hubungan Intensitas nyeri dengan Aktivitas Belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, Amaliya. 2017. “Hubungan Dismenorea dengan Aktivitas Belajar Mahasiswa


Prodi DIV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari” Skipsi. Jurusan
Kebidanan. Politeknik Kesehatan Kemenkes: Kendari.

Alimul Aziz, H. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.

Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Keluarga, 13(1), 7-13.

Dewi, N.L.Y.J., Runiari, N. 2019. Derajat Dismenorea dengan Upaya Penaganan pada
Remaja Putri. Jurnal Gema Keperawatan, 12(2): 114-120.

Fitri, H. N. (2020, April). Pengaruh Dismenore terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswi


Program Studi DIII Kebidanan. CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL, 3(2),
159-164.

Hanum, D.F. 2019. Hubungan Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi Akademi
Kebidanan Delima Persada Gresik 2018. Jurnal SURYA, 11(1): 1-7.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta.

Dewi, N.L.Y.J., Runiari, N. 2019. Derajat Dismenorea dengan Upaya Penaganan pada
Remaja Putri. Jurnal Gema Keperawatan, 12(2): 114-120.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.

Pradini, V.I., Hidayat, F.R. 2020. Hubungan Nyeri Haid Dan Perilaku Tentang Penanganan
Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda. Borneo Student Research,
1(3): 2174-2180.

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rakhma, Astrida. 2012. " Gambaran Derajat Dismenorea dan Upaya Penanganannya pada
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan Arjuna Depok". Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah: Jakarta.

Rohmat, N. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKN
Materi Pokok Peraturan Perundang - Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah Kelas V
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di MI
Miftahus sibyan Tugurejo Semarang.

Saguni, Fersta Cicilia Apriliani, dkk. 2013. Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar
Remaja Putri di SMA Kristen I Tomohon. Jurnal Keperawatan

Sanday, S. D. (2019, Agustus). Hubungan Intensitas Nyeri Dismenore dengan Aktivitas


Belajar pada Remaja Putri Usia 15-18 Tahun di SMAN 1 Banguntapan Yogyakarta.
Cakrawala Promkes, 1(2), 48-56.

Setiawan, S. A., & Lestari, L. (Agustus 2017-Januari 2018). Hubungan Nyeri Haid
(Dismenore) dengan Aktivitas Belajar Sehari-Hari. Jurnal Delima Harapan, 9(8), 24-
31.

Silbernagl, Lang. 2000. Pain in Color Atlas of Pathophysiology , Thieme New York. 320-
321

Susanti, R.D., Utami, N.W., Lasri. 2018. Hubungan Nyeri Haid (Dysmenorrheal) Dengan
Aktivitas Belajar Pada Remaja Putri Mts Muhammadiyah 2 Malang. Nursing News, 3(1):
144-152.
Lampiran I

LEMBAR PENJELASAN UNTUK RESPONDEN

Salam sejahtera bagi kita kami Enjelina SP Hutasoit dengan NIM 181101031 dan
Gracella Ajani Pakpahan dengan NIM 181101056 mahasiswi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Pada saat ini kami sedang melakukan penelitian dalam rangka
memenuhi tugas Metodologi Penelitian 2 dengan judul “ Intensitas Nyeri dan Aktivitas
Belajar Mahasiswi Keperawatan Universitas Sumatera Utara Selama Haid”.

Kami akan menjaga kerahasiaan Anda dan keterlibatan Anda dalam penelitian ini,
serta tidak dicatat dimanapun. Kami juga akan menjaga identitas asli responden dengan
mengganti inisial nama responden selama menganalisis data. Peneliti akan menyimpan
hasil riset sehingga tidak ada pihak lain yang dapat mengakses data responden dari
penelitian ini.

Medan, Februari 2021

Hormat kami,

Enjelina dan Gracella


Lampiran II

SURAT PERSETUJUAN IZIN PENELITIAN


SURAT PERSETUJUAN UJI ETIK
Lampiran III
Jadwal Tentative Penelitian

Kegiatan Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Pengajuan judul

2. Proses persetujuan judul

3. menyusun Bab I

4. Menyusun Bab II

5. Menyusun Bab III

6. Menyusun Bab IV

TAKSASI DANA YANG DIBUTUHKAN

1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal

No Keperluan Keterangan Total

1. Kertas HVS Rp. 50 x 4 rim Rp. 200.000,00

2. Pencetakan proposal Rp. 100.000,00

3. Potocopy sumber tinjauan pustaka Rp. 150.000,00

4. Pencetakan dan jilid revisi proposal Rp. 50.000,00

TOTAL Rp. 500.000

2. Pelaksanaan penelitian

No Keperluan Keterangan Total

1. Pencetakan Lembar Penjelasan dan 2 lbr x Rp. 500,00 Rp. 1000,00


Surat Izin Penelitian
2. Administrasi untuk tempat Rp. 300.000,00
peneliatian

3. Penggandaan kuesioner Rp. 85. 000,00

4. Souvenir penelitian Rp. 500.000,00

TOTAL RP. 886.000,00

3. Transportasi Rp. 150.000,00

4. Total keseluruhan biaya yang dibutuhkan

No. Keperluan Total

1. Persiapan proposal dan perbaikan proposal Rp. 500.000,00

2. Pelaksanaan penelitian Rp. 886.000,00

3. Transportasi RP. 150.000,00

TOTAL BIAYA RP. 1.536.000,00

Lampiran IV

Kuesioner Penelitian Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi selama Haid

Tanggal :

Isilah semua pertanyaan dibawah ini berdasarkan kondisi anda yang sebenarnya.

A. Karakteristik Responden
1. Inisial :
2. Usia :
3. Stambuk :
4. Lama haid
( ) 1-2 hari
( ) 3-7 hari
( ) lebih dari 7 hari
B. Intensitas Nyeri
Petunjuk pengisian:
Lingkari salah satu angka dibawah ini untuk menggambarkan rata-rata skor nyeri
yang Anda rasakan selama haid pada 3 bulan terakhir.
 

C. Kuesioner Aktivitas Belajar

Petunjuk pengisian:

Bacalah pernyataan dibawah ini, pilihlah pernyataan yang sesuai dengan keadaan
Anda dengan memberikan tanda checklist () pada kolom yang sudah disediakan

Keterangan :

TS : Tidak

KK : Kadang-kadang

S : Sering

SS : Sangat Sering

N PERNYATAAN JAWABAN
O
TS KK S SS
1. Menghadiri semua pertemuan kelas saat saya mengalami
dismenorea
2. Bersemangat dalam mengikuti pelajaran dikelas saat saya
mengalami dismenorea
3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan dosen dengan
baik saat saya mengalami dismenorea
4. Tidak memperhatikan gambar/skema dan tulisan yang disampaikan
dosen saat mengajar ketika saya mengalami dismenorea
5. Tidak mampu menghapal skema dan tulisan yang ditampilkan oleh
dosen saat mengajar ketika saya mengalami dismenorea
6. Mampu menggambar bagian organ-organ reproduksi manusia saat
saya mengalami dismenorea
7. Tidak mampu menyalin/membuat catatan materi pelajaran yang
disampaikan dosen saat saya mengalami dismenorea
8. Mampu membuat dan menganalisa skema dari materi yang
disampaikan oleh dosen saat saya mengalami dismenorea
9. Mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen di
kelas saat saya mengalami dismenorea
10. Menunda mengerjakan tugas yang diberikan dosen saat saya
mengalami dismenorea
11. Tidak mampu mendiskusikan masalah pengerjaan tugas di kelas
saat saya mengalami dismenorea
12. Mampu bertanya tentang materi-materi yang tidak dipahami saat
saya mengalami dismenorea
13. Mampu memberi jawaban dari pertanyaan yang diberikan dosen
saat saya mengalami dismenorea
14. Mendengarkan dan mampu mengambil kesimpulan dari materi
yang disampaikan dosen saat saya mengalami dismenorea
15. Tidak mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan
kelas saat saya mengalami dismenorea
16. Mendengarkan hasil diskusi kelompok dengan baik saat saya
mengalami dismenorea
17. Mampu mengemukakan pendapat, saran dalam berdiskusi
kelompok saat saya mengalami dismenorea
18. Mampu menulis kesimpulan yang dibahas dalam diskusi saat saya
mengalami dismenorea
19. Mampu mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan saat saya
mengalami dismenorea

Anda mungkin juga menyukai