OLEH :
2.1 Nyeri
2.1.1 Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri. (Aziz, 2008) Sesuai dengan penjelasan The International
Association for the Study of Pain (Potter Perry, 2009) nyeri didefinisikan sebagai
perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif dan
berhubungan dengan pancaindera, serta merupakan suatu pengalaman emosional yang
dikaitkan dengan kerusakan jaringan baik aktual atau potensial yang menyebabkan
kerusakan jaringan.
Pengertian tentang nyeri sudah didefinisikan dari beberapa para ahli tetapi
dapat diketahui bahwa satu definisi yang paling relevan bagi perawat bahwa nyeri
adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi
kapan saja saat seseorang mengatakan merasa nyeri (McCafferry, 1980). Definisi ini
menunjukan bahwa pasien adalah satu-satunyaa individu yang dapat mendefinisikan
dan menjelaskan nyeri secara akurat yang mereka alami dan berfungsi sebagai dasar
untuk pengkajian keperawatan, dan asuhan keperawatan pasien terkait nyeri.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi nyeri
Bahwa klien yang paling mengerti dan memahami tentang apa yang
dirasakannya saat nyeri datang. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
dan reaksi masing-masing individu terhadap nyeri. Perawat harus menguasai dan
memahami faktorfaktor tersebut agar dapat memberikan pendekatan yang tepat dalam
pengkajian dan perawatan terhadap klien yang mengalami masalah nyeri. Faktor-
faktor tersebut adalah: (Prasetyo, 2010)
1. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak- anak dan lansia. Perbedaan perkembangan, yang ditemukan di antara
kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak- anak dan lansia bereaksi
terhadap nyeri (Potter & Perry, 2005). Anak-anak kecil yang belum dapat
mengucapkan katakata juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan secara
verbal dan mengekspresikan nyeri kepada kedua orang tuanya ataupun pada
perawat. Sebagian anak-anak terkadang segan untuk mengungkapkan keberadaan
nyeri yang ia alami, mereka takut akan tindakan perawatan yang harus mereka
terima nantinya (Prasetyo, 2010). Pada lansia seorang perawat harus melakukan
pengkajian lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya nyeri. Seringkali
lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Terkadang penyakitnya berbeda-
beda yang diderita lansia menimbulkan gejala yang sama (Prasetyo, 2010).
2. Jenis kelamin
Pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon terhadap
nyeri. Beberapa budaya menganggap bahwa perempuan dalam merasakan nyeri
tidak lebih berani dan memilih untuk menangis. Penelitian menyebutkan bahwa
hormon seks pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri.
Hormon seks testosteron menaikkan ambang nyeri sedangkan estrogen
meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri. Pada manusia rasa nyeri lebih
kompleks, dipengaruhi oleh personal, sosial, budaya, dan lain-lain. Namun,
tergantung dari individu bagaimana menanggapi nyeri (Prasetyo, 2010).
3. Kebudayaan
Kebudayaan mempengaruhi bagaimana seseorang belajar untuk bereaksi dan
mengekspresikan nyeri. Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang
menginformasikan nyerinya kepada orang lain termasuk tenaga kesehatan.
Perawat seringkali berasumsi bahwa cara berespon setiap individu dalam masalah
nyeri adalah sama (Potter & Perry, 2009).
4. Makna nyeri
Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri . Seorang wanita yang merasakan nyeri
bersalin akan merasakan nyeri secara berbeda dengan wanita lainnya yang nyeri
karena dipukuli suaminya (Prasetyo, 2010).
5. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
individu. Nyeri yang dirasakan terasa ringan, sedang, bahkan berat. Dalam
kaitannya dengan kualitas nyeri, masing-masing individu juga bervariasi
(Prasetyo, 2010).
6. Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi
nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon nyeri
sedangkan pasien yang melakukan upaya pengalihan dihubungkan dengan
penurunan respon nyeri (Gill, 1990 dalam Potter & Perry, 2009).
7. Ansietas (kecemasan)
Hubungan nyeri dengan ansietas bersifat kompleks. Ansietas yang dirasakan
pasien dapat meningkatkan persepsi nyeri, nyeri juga dapat menimbulkan
perasaan ansietas. Contoh yang dapat dipaparkan adalah seseorang yang
menderita kanker kronis dan merasa takut akan kondisi penyakitnya akan semakin
meningkatkan persepsi nyerinya (Prasetyo, 2010).
8. Keletihan
Keletihan/ kelelahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan sensasi
nyeri dan menurunkan kemampuan koping seseorang. Keletihan dapat menjadi
masalah umum pada individu yang menderita penyakit kronik dalam jangka lama.
Nyeri berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap (Potter
& Perry, 2009).
9. Pengalaman sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, bukan berarti dengan adanya
pengalaman pasien lebih mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang akan
datang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah
mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai pengalaman sedikit
tentang nyeri (Prasetyo, 2010).
10. Dukungan keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri sangat membutuhkan dukungan, perhatian,
dan perlindungan dari keluarga atau teman terdekat. Nyeri memang masih
dirasakan pasien namun kehadiran orang terdekat akan meminimalkan kesepian
dan ketakutan (Prasetyo, 2010).
2.2 Dismenorea
2.2.1 Pengertian Dismenorea
Dismenorea berasal dari dua kata yaitu dys atau dis dan menorea. Dys atau dis
berarti awalan yang buruk, tidak baik, dan salah sedangkan menorea atau mensis
adalah peluruhan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah atau jaringan
yang sering disebut menstruasi atau haid (Ramali, 2003). Dismenorea adalah nyeri
yang menyerang perut bagian bawah, kemudian meyebar kedaerah pinggang, paha,
hingga kaki. Nyeri muncul tidak lama atau terjadi bersamaan dengan permulaan
menstruasi dan berjalan beberapa jam atau dari sebagian kasus berlangsung hingga
beberapa hari selama menstruasi (Wiknjosastro, 2007).
Dismenorea atau nyeri saat menstruasi adalah satu masalah ginekologis yang
paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia yang disertai dengan gejala
psikologis seperti perasaan sensitif, mudah tersinggung dan marah, gelisah, gangguan
tidur, dan gangguan konsentrasi. (Gynecol, 2006)
Dismenorea adalah nyeri haid yang sering terjadi sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari – hari, untuk
beberapa jam atau beberapa hari. (Calis, et al., 2009)
2.2.2 Klasifikasi Dismenorea
Dismenore menurut sebabnya dibagi menjadi dua macam (Wiknjosastro, 2014):
1. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan pada
alat alat genital dan lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan steroid seks dalam
ovarium (Wiknjosastro, 2014).
Dismenorea primer terjadi beberapa saat setelah menarche dan biasanya 12
bulan atau lebih. Hal tersebut terjadi karena siklus haid pada bulan pertama
setelah menarche umumnya berjenis anuvalatoar (tidak terjadi ovulasi) yang tidak
disertai nyeri. Nyeri timbul tidak lama sebelum dan bersamaan dengan permulaan
haid dan berlangsung beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Dismenorea
diprediksi terjadi akibat berlebihnya pembentukan prostaglandin yang
menyebabkan Rahim berkontraksi terus menerus dan berlebihan sehingga
mengakibatkan vasospasme arteriolar (Smelter, 2002).
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang terjadi karena adanya kelainan
ginekologi seperti salpingitis kronik, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis
servik uteri dan kelainan genokologi lainnya (Wiknjosastro, 2014).
Kelainan ini dapat muncul setiap waktu pada setiap wanita, misalnya pada
wanita yang mengalami endometriosis atau penyakit peradang pelvis, wanita
pengguna kontrasepsi yang dipasang dirahim, dan tumor atau polip yang berada
pada uterus (Smelter, 2002).
2.2.3 Derajat Dismenorea
Setiap haid atau menstruasi pasti meyebabkan nyeri, terutama nyeri pada awalan
mestruasi. Menurut tingkatan intensitas nyeri yang dialami, dismenorea dapat
dibedakan menjadi tiga tingkat derajat dismenorea yaitu dismenorea ringan,
dismenorea sedang, dan dismenorea berat (Widjanarko, 2006).
a. Dismenorea ringan
Seseorang yang mengalami nyeri dan nyeri masih dapat ditolerir karena nyerinya
hilang timbul dan berlangsung beberapa saat sehingga masih dapat melanjutkan
kerja sehari-hari. Dismenorea ringan terdapat pada intensitas nyeri dengan skala
1-4 (Leppert, 2004).
b. Dismenorea sedang
Seseorang yang mengalami nyeri mulai merespon nyeri dengan mengeluh
kesakitan dan menekan-nekan bagian perut yang nyeri, seseoarang memerlukan
obat Pereda nyeri tanpa meninggalkan pekerjaan sehari-hari. Dismenorea sedang
terdapat pada intensitas nyeri dengan skala 5-6 ( Leppert, 2004).
c. Dismenorea berat
Seseorang mulai merasakan nyeri yang semakin berat dan kuat sehingga penderita
butuh istirahat beberapa hari dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Nyeri dapat disertai dengan mual, muntah, sakit kepala, nyeri pinggang dan paha
Widjanarko, 2006). Nyeri berat terdapat pada intensitas nyeri dengan skala 7-10
(Leppert, 2010).
2.2.4 Tanda dan Gejala Dismenorea
Pada saat menstruasi atau haid tanda dan gejala yang utama adalah nyeri, nyeri timbul
sebelum permulaan menstruasi atau bersamaan dengan berlangsungnya menstruasi.
Nyeri dapat berlangsung beberapa jam atau berlangsung hingga beberapa hari
sehingga harus istrahat lebih banyak. Selain dismenorea, gejala umum yang terkait
seperti mual, muntah, diare, sakit pinggang dan sakit kepala (Harada, 2013).
KERANGKA PENELITIAN
Berdasarkan kerangka konsep dan hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka
hipotesa penelitian sebagai berikut:
Hipotesis Nol (Ho) adalah tidak ada pengaruh intensitas nyeri dengan aktivitas
belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.
Hipotesa Alternatif (Ha) adalah terdapat pengaruh intensitas nyeri dan aktivitas
belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama haid.
Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu : terdapat Pengaruh
Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara selama Haid.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara selama Haid.
4.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada Oktober 2020 – Juni 2021
4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik, kemudian ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan (Sugiuono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa yang berada di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
berjumlah 618 orang.
4.4.2 Sampel
Penelitian ini untuk menentukan jumlah minimum sampel sehingga
menggunakan rumus besar sampel (Slovin) sebagai berikut :
n= N
1 + N (d)²
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
Berdasarkan rumus diatas, jumlah minimum sampel pada penelitian ini adalah :
n= N
1 + N (d)²
n= 618
1 + 618 (0,1)²
n= 618
1 + 618 (0,01)
n = 618
7.18
n = 86 orang
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik stratified random sampling (sampel
acak bertingkat) yang bertujuan untuk menentukan sampel setiap kelas, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
ni= Ni . n
Keterangan :
177
Semester II : 86 = 25
618
175
Semester IV : 86 = 24
618
131
Semester VI : 86 = 18
618
135
Semester VIII : 86 = 19
618
Teknik pengambilan sampel dilakukan pada setiap kelas dengan cara random (acak)
melalui undian dengan cara memasukkan nomor urut absen (populasi sampel), kemudian di
kocok hingga memenuhi jumlah sampel yang diinginkan dari setiap kelas yang telah
ditentukan sebelumnya. Nomor yang keluar dari undian tersebut adalah unit sampel yang
akan digunakan sebagai responden dalam penelitian.
1. Pertimbangan Etik
Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin lulus uji etik dari
Komisi Etik Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, setelah itu
mendapatkan persetujuan dari Institusi Pendidikan Program Sarjana Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Penelitian akan dilakukan setelah mendapatkan surat izin
penelitian, kemudian dilanjutkan dengan proses pengumpulan data dan menyajikan data
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan manusia sebagai objek
penelitian sehingga peneliti haruslah memegang teguh prinsip dalam pertimbangan etik.
Responden dalam penelitian ini mempunyai hak untuk bersedia menjadi responden
maupun tidak, kemudian peneliti tidak lupa menjelaskan informasi yang perlu
disampaikan agar responden paham dengan tujuan dilakukannya penelitian tersebut
secara singkat dan padat. Selain itu dalam melakukan penelitian, adabeberapa prinsip etik
penelitian yaitu:
a. Anonymity, peneliti hanya menulis inisial responden pada lembar kuisioner yang
diberikan kepada responden.
b. Otonomy, peneliti mengakui bahwa responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak
menjadi responden dalam penelitian.
c. Confidentiality, semua data yang diperoleh dari responden dalam penelitian akan
dijamin kerahasiannya oleh peneliti tanpa merugikan responden.
d. Nonmalefience, data yang diperoleh dari responden akan dilindungi oleh peneliti dari
semua kerugian yang timbul dari penelitian.
e. Justice, Peneliti memberikan kepada responden sesuatu sesuai dengan haknya
menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang sama.
f. Beneficience, data yang diperoleh akan mendapatkan manfaat yang maksimal dan
risiko yang minimal.
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh nyeri haid
terhadap aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni 2021 samapai 5 Juni
2021 dengan Cara membagikan kuisioner online dalam bentuk google form terhadap
mahasiswi fakultas keperawatan stambuk 2017, 2018, 2019, dan 2020 dan responden yang
bersedia mengisi sebanyak 86 responden. Data hasil penelitian dipaparkan dlaam bentuk table
5.1. Hasil Penelitian
Bagian hasil dalam penelitian ini terbagai menjadi empat bagian yaitu distribusi
frekuensi karakteristik data demografi responden, intensitas nyeri haid, aktivitas belajar
mahasiswa, dan mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh intensitas nyeri haid terhadap
aktivitas belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
20-21 tahun 43 50
c. Lama haid
Berdasarkan lama haid pada 86 mahasiswi didapatkan mayoritas mahasiswi
mengalami perdarahan sebanyak 81 orang (94,2%) selama 3-7 hari, diikuti sebanyak 3
orang (3,5%) selama >7 hari dan sebanyak 2 orang (2,3%) selama 1-2 hari.
Tabel 1.3 Distribusi frekuensi lama haid mahasiswi fakultas keperawatan USU
Total 86 100
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021
Tabel 1.4 Distribusi frekuensi intensitas nyeri mahasiswi fakultas keperawatan USU
Tabel 1.5 Distribusi frekuensi aktivitas belajar mahasiswi fakultas keperawatan USU
Total 86 100,0
Sumber: Data Primer, Juni tahun 2021
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang tealh diuraikan diatas, pembahasan ini digunakan untuk
menjelaskan hasil penelitian dan menjawab pertanyaan peneltian mengenai pengaruh
intensitas nyeri terhadap aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
Skala intensitas nyeri mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama
haid (n=86)
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa intensitas nyeri pada mahasisiwi
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utarayang menjadi sampel dalam penelitian ini
yaitu pada tidak nyeri sebanyak 1 orang (1,2%), pada nyeri ringan sebanyak 25 orang
(29,1%), pada nyeri sedang sebanyaj 41 orang (47,7%), pada nyeri berat sebanyak 18 rang
(20,9), dan pada nyeri berat sekali sebanyak 1 orang (1,2%).
Pada penelitian ini diperoleh bahwa skala intensitas nyeri yang dirasakan mahasiswi paling
banyak yaitu nyeri sedang sebanyak 41 orang (47,7%). Sejalan dengan penelitian …….
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa Aktivitas Belajar pada mahasiswi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama merasakan nyeri haid diperoleh yang
aktivitas tidak terganggu sebanyak 11 orang (12,8%) dan yang aktivitas belajarnya terganggu
sebanyak 75 orang (87,2%). Pada penelitian ini diperoleh bahwa lebih banyak mahasisiwa
yang terganggu aktivitas belajarnya selama mengalami nyeri haid. Hasil pnelitian ini sejalan
dengan penelitian dari …..
Alimul Aziz, H. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Keluarga, 13(1), 7-13.
Dewi, N.L.Y.J., Runiari, N. 2019. Derajat Dismenorea dengan Upaya Penaganan pada
Remaja Putri. Jurnal Gema Keperawatan, 12(2): 114-120.
Hanum, D.F. 2019. Hubungan Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi Akademi
Kebidanan Delima Persada Gresik 2018. Jurnal SURYA, 11(1): 1-7.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta.
Dewi, N.L.Y.J., Runiari, N. 2019. Derajat Dismenorea dengan Upaya Penaganan pada
Remaja Putri. Jurnal Gema Keperawatan, 12(2): 114-120.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Pradini, V.I., Hidayat, F.R. 2020. Hubungan Nyeri Haid Dan Perilaku Tentang Penanganan
Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda. Borneo Student Research,
1(3): 2174-2180.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rakhma, Astrida. 2012. " Gambaran Derajat Dismenorea dan Upaya Penanganannya pada
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan Arjuna Depok". Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah: Jakarta.
Rohmat, N. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKN
Materi Pokok Peraturan Perundang - Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah Kelas V
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di MI
Miftahus sibyan Tugurejo Semarang.
Saguni, Fersta Cicilia Apriliani, dkk. 2013. Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar
Remaja Putri di SMA Kristen I Tomohon. Jurnal Keperawatan
Setiawan, S. A., & Lestari, L. (Agustus 2017-Januari 2018). Hubungan Nyeri Haid
(Dismenore) dengan Aktivitas Belajar Sehari-Hari. Jurnal Delima Harapan, 9(8), 24-
31.
Silbernagl, Lang. 2000. Pain in Color Atlas of Pathophysiology , Thieme New York. 320-
321
Susanti, R.D., Utami, N.W., Lasri. 2018. Hubungan Nyeri Haid (Dysmenorrheal) Dengan
Aktivitas Belajar Pada Remaja Putri Mts Muhammadiyah 2 Malang. Nursing News, 3(1):
144-152.
Lampiran I
Salam sejahtera bagi kita kami Enjelina SP Hutasoit dengan NIM 181101031 dan
Gracella Ajani Pakpahan dengan NIM 181101056 mahasiswi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Pada saat ini kami sedang melakukan penelitian dalam rangka
memenuhi tugas Metodologi Penelitian 2 dengan judul “ Intensitas Nyeri dan Aktivitas
Belajar Mahasiswi Keperawatan Universitas Sumatera Utara Selama Haid”.
Kami akan menjaga kerahasiaan Anda dan keterlibatan Anda dalam penelitian ini,
serta tidak dicatat dimanapun. Kami juga akan menjaga identitas asli responden dengan
mengganti inisial nama responden selama menganalisis data. Peneliti akan menyimpan
hasil riset sehingga tidak ada pihak lain yang dapat mengakses data responden dari
penelitian ini.
Hormat kami,
Kegiatan Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Pengajuan judul
3. menyusun Bab I
4. Menyusun Bab II
6. Menyusun Bab IV
2. Pelaksanaan penelitian
Lampiran IV
Kuesioner Penelitian Intensitas Nyeri dan Aktivitas Belajar Mahasiswi selama Haid
Tanggal :
Isilah semua pertanyaan dibawah ini berdasarkan kondisi anda yang sebenarnya.
A. Karakteristik Responden
1. Inisial :
2. Usia :
3. Stambuk :
4. Lama haid
( ) 1-2 hari
( ) 3-7 hari
( ) lebih dari 7 hari
B. Intensitas Nyeri
Petunjuk pengisian:
Lingkari salah satu angka dibawah ini untuk menggambarkan rata-rata skor nyeri
yang Anda rasakan selama haid pada 3 bulan terakhir.
Petunjuk pengisian:
Bacalah pernyataan dibawah ini, pilihlah pernyataan yang sesuai dengan keadaan
Anda dengan memberikan tanda checklist () pada kolom yang sudah disediakan
Keterangan :
TS : Tidak
KK : Kadang-kadang
S : Sering
SS : Sangat Sering
N PERNYATAAN JAWABAN
O
TS KK S SS
1. Menghadiri semua pertemuan kelas saat saya mengalami
dismenorea
2. Bersemangat dalam mengikuti pelajaran dikelas saat saya
mengalami dismenorea
3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan dosen dengan
baik saat saya mengalami dismenorea
4. Tidak memperhatikan gambar/skema dan tulisan yang disampaikan
dosen saat mengajar ketika saya mengalami dismenorea
5. Tidak mampu menghapal skema dan tulisan yang ditampilkan oleh
dosen saat mengajar ketika saya mengalami dismenorea
6. Mampu menggambar bagian organ-organ reproduksi manusia saat
saya mengalami dismenorea
7. Tidak mampu menyalin/membuat catatan materi pelajaran yang
disampaikan dosen saat saya mengalami dismenorea
8. Mampu membuat dan menganalisa skema dari materi yang
disampaikan oleh dosen saat saya mengalami dismenorea
9. Mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen di
kelas saat saya mengalami dismenorea
10. Menunda mengerjakan tugas yang diberikan dosen saat saya
mengalami dismenorea
11. Tidak mampu mendiskusikan masalah pengerjaan tugas di kelas
saat saya mengalami dismenorea
12. Mampu bertanya tentang materi-materi yang tidak dipahami saat
saya mengalami dismenorea
13. Mampu memberi jawaban dari pertanyaan yang diberikan dosen
saat saya mengalami dismenorea
14. Mendengarkan dan mampu mengambil kesimpulan dari materi
yang disampaikan dosen saat saya mengalami dismenorea
15. Tidak mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan
kelas saat saya mengalami dismenorea
16. Mendengarkan hasil diskusi kelompok dengan baik saat saya
mengalami dismenorea
17. Mampu mengemukakan pendapat, saran dalam berdiskusi
kelompok saat saya mengalami dismenorea
18. Mampu menulis kesimpulan yang dibahas dalam diskusi saat saya
mengalami dismenorea
19. Mampu mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan saat saya
mengalami dismenorea