Anda di halaman 1dari 6

49

STUDI KINETIKA PENYISIHAN ORGANIK PADA SEQUENCING


BATCH REACTOR (SBR) AEROB DENGAN PARAMETER
RASIO WAKTU PENGISIAN TERHADAP WAKTU REAKSI

KINETICS STUDY ON ORGANIC REMOVAL USING AEROBIC


SEQUENCING BATCH REACTOR (SBR) WITH PARAMETER
FILL TIME-REACTION TIME RATIO
Mindriany Syafila1), Tjandra Setiadi2), Pingkan Aditiawati3) dan Winardi1)
1)
Jurusan Teknik Lingkungan – ITB
2)
Jurusan Teknik Kimia – ITB
3)
Jurusan Biologi - ITB

Abstrak
Studi kinetika ini dilakukan dengan menggunakan dua macam variasi yaitu variasi beban (600, 1800, 3400 dan 4800
mg/l COD) dan variasi rasio waktu pengisian : reaksi (2:2, 2:4, 2:8) dengan menggunakan parameter utama, yaitu
COD, VSS dan penyisihan TAV, dan parameter pendukung yaitu gas CO 2, DO, temperatur, dan pH. Untuk melihat
sejauhmana peran biomassa, kontrol dilakukan tanpa melibatkan aktivitas biomassa. Selama periode pengisian
diperoleh koefisien yield (Y) sebesar 0,42-0,88 g VSS/g COD. Sedangkan selama periode reaksi diperoleh koefisien
yield (Y) sebesar 0,39-0,93 g VSS/g COD dan laju kematian (Kd) sebesar 0,0038-0,0169 jam-1.

Kata kunci : bahan organik, rasio waktu, SBR, waktu reaksi

Abstract
This kinetic study was done using two kind of variations, namely loading variations (600, 1800, 3400 and 4800 mg/l
COD) and fill-react ratio variations (2:2, 2:4, and 2:8) by investigating main parameters, namely COD, VSS and total
volatile acid (TVA), beside the other data such as CO2, gas concentration, DO, temperature and pH. And to investigate
the role of microorganism, control was conducted with the absence of biomass. During filling period, the yield
coefficient was 0,42-0,88 gVSS/gCOD. During reacting period, the yield coefficient was 0,39-0,93 gVSS/gCOD and
specific biomass decay rate constant (Kd) 0,021 hour-1.

Keywords : organic content, time ratio, SBR, time reaction

1. PENDAHULUAN oleh pertumbuhan biomassa pada kedua periode


tersebut. Sehingga studi kinetika yang dilakukan
SBR telah digunakan diawal dasawarsa 1960-an meliputi kinetika penyisihan substrat dan pertum-
untuk pengolahan air buangan secara biologi. SBR buhan biomassa (Reynolds dan Richards, 1996).
merupakan reaktor cyclic yang dirancang ber-
dasarkan beberapa tahapan proses (pengisian/fill, Kinetika pada periode pengisian mengacu pada sis-
reaksi/react, pengendapan/settle, pengeluaran/de- tem feed batch, dimana dalam reaktor terjadi pe-
cant/draw, dan idle), yang berlangsung dalam satu masukan aliran tanpa adanya pengeluaran. Koefi-
reaktor. Mode operasi SBR adalah diskontinu, oleh sien hasil atau yield yang mengekspresikan konsep
karena itu equalisasi aliran, pengolahan dan pe- hubungan kuantitatif antara konsumsi substrat de-
ngendapan dapat dicapai dalam satu reaktor se- ngan pertumbuhan biomassa selama periode pengi-
hingga mengeliminasi kebutuhan clarifier, di sam- sian ditentukan dengan persamaan 1.
ping keuntungan lain dalam segi fleksibilitas dalam
pengoperasian. Xt = Xot + Q.Yx/s Sot (1)

Dari ke-5 siklus SBR tersebut, penyisihan beban Sedangkan laju penyisihan substrat pada periode
paling memungkinkan terjadi pada siklus pengisian pengisian ditentukan dengan persamaan 2.
dan reaksi. Penyisihan substrat sangat dipengaruhi
50 Jurnal Purifikasi, Vol.5, No.2, April 2004: 49-54

dS’/dt = QSo-uX/Yx/s (2) Dalam periode ini, reaksi yang terjadi adalah kon-
sekutif dimana produk yang dihasilkan akan be-
bila u/Y = k merupakan laju pemakaian substrat, reaksi lagi menghasilkan produk lain. Reaksi yang
maka persamaan (2) menjadi persamaan 3 dan 4. terjadi ada pada persamaan 10 dan 11.

dS’/dt = Q.So-kX’ (3) k1


dS’/dt = Q.So-k (X’o + Q.So.Yx/s.t) (4) CH3CHOHCOOH + O2 CH3COOH +
2CO2 + H2O k2 (10)
Integrasi persamaan di atas akan menghasilkan
persamaan 5. 2CH3COOH + 2O2 3CO2 + CH4 +2H2O
(11)
S’ = S’o + (Q.So – k.X’o).t – k.Q.So.Yx/s. t2 (5) Laju penyisihan laktat dan asetat masing-masing
dinyatakan dengan persamaan 12:
Kinetika pada periode reaksi dikembangkan berda-
sarkan proses tertutup. Selama proses ini berlang- rl = -d [Laktat]/dt dan r2 = -d[Asetat]/dt (12)
sung, tidak terdapat aliran masuk maupun keluar
dari reaktor. Dalam siklus SBR, periode reaksi ber- Sedangkan konstanta kinetika penyisihan, k, dinya-
langsung setelah periode pengisian berakhir, se- akan dengan persamaan 13
hingga konsentrasi substrat dan biomassa pada
akhir pengisian merupakan titik awal (to) bagi pe- Laju laktat yang bereaksi -r1 = k1 x [konsentrasi
riode reaksi. laktat yang bereaksi]
Laju asetat yang bereaksi : -r2 = k2 x [konsentrasi
Laju pemakaian substrat pada periode reaksi dihi- asetat yang bereaksi] (13)
tung dengan persamaan 6.
Dimana,
q=(dS/dt)(1/X) (6) [konsentrasi laktat yang bereaksi]=
[konsentrasi laktat awal - konsentrasi laktat akhir
Laju pertumbuhan biomassa dihitung dengan per- reaksi] (14)
samaan 7.
[konsentrasi asetat yang bereaksi]=[konsentrasi
u = (dX/dt) (1/X) (7) asetat awal + konsentrasi asetat dari laktat –
konsentrasi asetat akhir reaksi] (15)
Laju kematian (Kd) dan yield (Y) dapat ditentukan
dari persamaan berikut 8. 2. METODOLOGI

(dX/dt)(1/X) = Y (dS/dt)(1/X) – b (8) Bioreaktor aerob yang digunakan adalah Circula-


ting Bed Reactor (CBR). Pengadukan dilakukan
Persamaan 8 di atas dapat diubah menjadi persa- dengan mengalirkan oksigen melalui sparger di
maan 9. dasar reaktor. Seluruh reaktor terbuat dari fiber-
glass, berbentuk tabung dengan  12 cm dan tinggi
u = Yq - Kd (9) 40 cm seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Reaktor Penelitian


Syafila, Studi Kinetika Penyisihan Organik Pada SBR Aerob 51

Seeding dan aklimatisasi dilakukan secara batch. ban jumlah substrat yang dikonsumsi juga naik.
Benih biomassa diambil dari septic tank sebanyak Laju pertumbuhan biomassa berjalan lebih lambat
100 ml/ 3 l volume reaktor. dibandingkan laju penyisihan substratnya. Feno-
mena ini terjadi karena biomassa yang teraklimati-
Benih ditumbuhkan dalam kondisi aerob dengan sasi pada beban lebih besar punya kecenderungan
DO tidak kurang dari 3 mg/l pada suhu 20oC. pH untuk tumbuh lebih lambat namun kemampuan
dijaga sekitar 6,5–8,5 dengan Na2CO3. Asetat dan mendegradasi substrat lebih baik dibanding bio-
laktat digunakan sebagai sumber karbon, sebagai massa yang teraklimatisasi pada beban yang lebih
sumber Nitrogen dan Phosfor digunakan NH4Cl kecil.
dan Na2HPO4 2H2O.
Laju pemakaian substrat (k) ditentukan berdasar-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kan Persamaan (5), dengan pengeplotan jumlah
substrat S’ terhadap waktu pengisian. Hasil seleng-
Dari persamaan (1) dapat ditentukan koefisien kapnya dimuat dalam Tabel 2 berikut.
yield selama periode pengisian dengan mencari hu-
bungan antara jumlah substrat, Q.So.t (mg) dengan Tabel 2. Penentuan Nilai k dan r2 pada Penyisihan
jumlah biomassa, Xt (mg), sehingga diperoleh per- Substrat
samaan garis dengan slope yang tidak lain meru- Beban (mg/l) k (1/jam) r2
pakan koefisien yield, Yx/s. Hasil selengkapnya da- 600 0,162315 0,999
pat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. 1800 0,456885 0,9998
3400 0,41921 0,9968
Tabel 1. Koefisien Yield dan r2 4800 0,420595 0,9994
Beban (mg/l) Yx/s (g VSS/g COD) r2
600 2,0437 0,8937 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa harga k
1800 0,8801 0,9786 dari interpretasi slope grafik dalam persamaan kua-
3400 0,5556 0,9481 drat, seluruhnya bernilai positif, artinya selama pe-
4800 0,4288 0,9919 riode pengisian laju penyisihan substrat lebih besar
dibandingkan laju penambahan substrat. Hal ini
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa yield (Y) pada terjadi karena proses yang digunakan adalah proses
periode pengisian, kecuali untuk beban 600 mg/l, aerob dan beban yang dimasukkan relatif kecil.
berkisar antara 0,42-0,88 gVSS/g COD. Hasil ini Harga k yang bernilai positif juga menun-jukkan
sesuai dengan koefisien yield yang direkomenda- bahwa pemakaian substrat pada periode kedua
sikan oleh Metcalf & Eddy, (1991) untuk activated waktu pengisian lebih besar dibandingkan periode
sludge yang berkisar antara 0,4-0,8 gVSS/gCOD. pertama. Sehingga di akhir periode kedua jumlah
Bernet dkk (2000), juga melaporkan yield yang di- substrat menjadi lebih rendah dari yang seharus-
peroleh dalam penelitiannya menggunakan phenol nya.
sebagai substrat, sebesar 0,27-0,52 gVSS/gCOD.
Sedangkan Ibrahim & Abasheed, 1995 dalam mo- Dari Tabel 2 terlihat bahwa laju penyisihan sub-
delling yang mereka buat untuk suatu operasi SBR strat paling tinggi terjadi pada beban 1800 mg/l,
menggunakan koefisien yield sebesar 0,5 gVSS- diduga karena beban 1800 mg/l merupakan beban
/gCOD. Yield di dalam sistem aerobik heterotrop optimum dari suatu proses aerob3]. Setelah itu se-
berada dalam range 0,4-0,6 gVSS/gCOD. Semen- makin besar beban terdapat kecenderungan bahwa
tara Benefield & Randal, 1980, merekomendasikan harga k semakin naik artinya laju penyisihan sub-
harga yield air buangan domestik sebesar 0,35- strat menjadi semakin significant selama periode
0,50. Harga-harga tersebut merupakan harga yang pengisian. Diduga hal ini terjadi hingga mencapai
diperoleh dalam kondisi aerob untuk berbagai ma- suatu beban tertentu. Dimana setelah beban terse-
cam substat. but tercapai, penambahan beban justru akan me-
nyebabkan laju penyisihan substrat menjadi berku-
Hasil yang diperoleh menunjukkan, semakin kecil rang. Lebih jauh akan dicapai suatu titik dimana
beban, maka yield akan semakin besar, artinya un- yang dominan pada saat itu adalah laju penamba-
tuk beban yang lebih kecil laju substrat yang han substrat, sehingga laju penyisihan substrat jauh
digunakan relatif lebih sedikit dibandingkan laju lebih kecil dibandingkan laju penambahan sub-
pertumbuhan selnya. Seiring dengan naiknya be- stratnya, sehingga bisa diabaikan atau dianggap ti-
52 Jurnal Purifikasi, Vol.5, No.2, April 2004 : 49-54

dak terjadi reaksi penyisihan. Pada titik tersebut waktu reaksi. Sedangkan dari 4 sampai dengan 8
harga k akan bernilai  0. Sebaliknya hasil yang jam, angka pemakaian substrat relatif lebih kecil
diperoleh dari grafik kontrol untuk masing-masing mengingat jumlah substrat pada kurun waktu terse-
beban menunjukkan harga k yang bernilai negatif. but sudah sangat terbatas.
Artinya laju penyisihan jauh lebih kecil dibanding-
kan laju penambahan substrat selama periode pe- 0.2

Laju Penyisihan Umpan


ngisian berlangsung. Dalam kondisi ini penyisihan
yang terjadi hanya disebab-kan oleh pengenceran. 0.15

(l/jam)
0.1
Pengaruh pengenceran pada kontrol dapat dilihat
dengan harga k yang negatif untuk seluruh kontrol 0.05
beban. Harga k yang negatif ini juga mengandung
0
arti bahwa diawal proses pengisian, katakanlah
600 1800 3400 4800
dalam periode pertama waktu pengisian, pengence- Beban Umpan (mg/l COD)
ran berperan dalam penyi-sihan substrat namun
seiring dengan pertambahan beban penyisihan sub- qr (1/jam) ur (1/jam)
strat oleh pengenceran semakin menjadi tidak ber- Gambar 3. Pengaruh Beban Umpan terhadap Ra-
arti. Dan di akhir periode pengisian laju penyisihan ta-rata Laju Penyisihan Substrat (qr)
substrat terhadap penambahan jumlah substrat sa- dan Pertumbuhan Biomassa (ur)
ngat kecil. Meskipun demikian secara keseluruhan
proses penyisihan karena pengenceran masih cu- Dari Gambar 3 terlihat laju pemakaian substrat
kup berperan. cenderung naik seiring dengan kenaikan beban.
Karena dengan jumlah beban yang lebih besar,
Besarnya rata-rata laju pemakaian substrat untuk akan memperbesar kemungkinan biomassa untuk
berbagai variasi waktu reaksi dan beban umpan di- dapat tumbuh dengan lebih besar lagi. Angka per-
hitung dengan Persamaan (6). Hasil selengkapnya tumbuhan yang lebih besar pada gilirannya ber-
diilustrasikan dalam Gambar 2 dan Gambar 3 beri- pengaruh terhadap laju konsumsi substrat. Namun
kut ini. tidak tertutup kemungkinan kenaikan beban dapat
menghambat laju pemakaian substrat. Keadaan ini
0.3 berkaitan dengan konsentrasi beban optimum yang
Laju Penyisihan Umpan

0.25 dibutuhkan oleh biomassa.


0.2
(l/jam)

0.15 Hasil yang diperoleh menunjukkan, laju pertumbu-


0.1 han biomassa turun seiring dengan penambahan
0.05 waktu reaksi. Hal ini menunjukkan adanya hubu-
0 ngan antara penurunan laju pertumbuhan biomassa
2 4 8 dengan penurunan laju konsumsi substrat. Karena
Waktu Reaksi (jam) ketika periode reaksi dimulai sebenarnya fase per-
qr (1/jam) ur (1/jam) tumbuhan biomassa sudah berada pada fase decli-
ning akhir atau memasuki fase stasioner. Gambar
Gambar 2. Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Ra- 2, menyatakan bahwa di awal waktu reaksi laju
ta-rata Laju Penyisihan Substrat (qr)
pertumbuhan biomassa sebesar 0,06  0, artinya
dan Pertumbuhan Biomassa (ur)
laju pertumbuhan pada saat itu sudah sangat lam-
bat dan akan bertambah lambat mendekati konstan
Dari Gambar 2 terlihat, semakin lama waktu reak-
seiring dengan penambahan waktu reaksi. Pada sa-
si, laju pemakaian substrat semakin kecil, menurun
at waktu reaksi 8 jam laju pertumbuhan biomassa
secara eksponensial. Hal ini berkaitan dengan kon-
hanya sebesar 0,01. Terjadi penurunan tajam angka
sentrasi substrat yang semakin lama semakin ber-
pertumbuhan dari 2 sampai dengan 4 jam waktu
kurang. Konsentrasi substrat yang berkurang akan
reaksi dibandingkan periode 4 sampai dengan 8
berpengaruh terhadap pertumbuhan biomassa. Bio-
jam. Diduga hal ini yang menyebabkan pada perio-
massa yang diawal periode reaksi sudah hampir
de yang sama laju pemakaian subtrat menurun se-
berada pada fase stasioner mulai turun. Penurunan
cara drastis.
secara tajam terjadi dari 2 sampai dengan 4 jam
Syafila, Studi Kinetika Penyisihan Organik Pada SBR Aerob 53

Kenaikan beban umpan berturut-turut dari 600, yield dalam pengolahan phenol berkonsentrasi
1800 dan 3400 mg/l meningkatkan laju pertum- tinggi dalam SBR aerob berkisar antara 0,27-0,52
buhan biomassa. Bila beban umpan terus dinaikkan gVSS/gCOD. Perbedaan harga Y satu sama lain
hingga konsentrasi 4800 mg/l laju pertumbuhan disebabkan oleh perbedaan jenis mikroorganisme
biomassa akan turun. Diduga karena beban 4800 dan substratnya.
mg/l telah melewati beban optimum sehingga ke-
naikan beban justru mengganggu laju pertumbu- Berdasarkan hubungan yang ada pada Persamaan
han, sesuai dengan rekomendasi pengolahan secara (12a), bila konsentrasi asam nonvolatile (mg/l) di-
aerob untuk beban yang tidak lebih dari 4000 mg/l plotkan terhadap waktu reaksi (jam) akan diperoleh
COD. slope grafik yang menyatakan laju penyisihan
asam nonvolatile (r1) selama periode reaksi. Dari
Laju kematian biomassa dan koefisien yield diten- Persamaan (13a) dapat ditentukan konstanta laju
tukan berdasarkan hubungan jumlah biomassa dan penyisihan asam non volatile menjadi asam vola-
jumlah substrat pada Persamaan (9), sehingga tile (k1). Contoh perhitungan untuk beban 3400
diperoleh slope yang merupakan Y dan intersepnya mg/l diilustrasikan pada Gambar 4. Dengan cara
merupakan nilai Kd. Berdasarkan scatter data, yang sama dapat ditentukan harga r1 dan k1 untuk
terdapat dua kecenderungan yaitu untuk beban beban 600, 1800 dan 4800 mg/l. Hasil selengkap-
600-1800 mg/l dan 3400-4800 mg/l seperti dalam nya terdapat pada Tabel 3.
Gambar 3. Dari gambar tersebut diperoleh per-
samaan garis y = 0,9294x – 0,0169 untuk beban 1200
600-1800 mg/l dan y = 0,3907x - 0,0038 untuk kons. asam laktat (mg/l)
1000
beban 3400-4800 mg/l. Artinya untuk beban 600-
1800 mg/l laju kematian biomassa (Kd) = 0,0169 800
jam-1 dan koefisien yield (Y) = 0,9294 gVSS- 600
/gCOD. Sedangkan untuk beban 3400-4800 mg/l 400
diperoleh laju kematian biomassa (Kd) = 0,0038
200
jam-1 dan koefisien yield (Y) = 0,3907 gVSS-
/gCOD. Metcalf & Eddy (1991), merekomendasi- 0
kan harga laju kematian biomassa untuk mixcul- 0 2 4 6 8 10
waktu reaksi (jam)
ture dengan substrat glukosa pada temperatur 30oC
y = -55.191x + 1175.2
sebesar 0,023 jam-1. Masih dari sumber yang sama,
harga Kd yang diperoleh dari penelitian pada in- Gambar 4. Waktu Reaksi Terhadap Konsentrasi
dustri pemrosesan daging unggas sebesar 0,030 Asam Non Volatile Dalam Penentu-
jam-1 dan untuk air buangan domestik harganya ja- an Laju Penyisihan Asam Non Vola-
uh lebih kecil yang berkisar antara 0,0020-0,0029 tile
jam-1. Laju kematian (Kd) beban 600-1800 mg/l le-
bih besar dibandingkan beban 3400-4800 mg/l. Hal Tabel 3. Laju Penyisihan (r1) dan Konstanta Laju
ini terjadi karena beban 600-1800 mg/l jumlah Penyisihan (k1) Asam Non Volatile Pada
substratnya lebih kecil dibandingkan beban 3400- Periode Reaksi
4800 mg/l. Kons. Beban r1 C1 k1
(mg/l COD) (mg/l.jam) (mg/l) (l/jam)
Sedangkan harga Y yang diperoleh untuk beban 600 49,1 316,94 0,154919
600-1800 mg/l sebesar 0,9294 gVSS/gCOD men- 1800 50,17 324,06 0,154817
dekati harga Y yang direkomendasikan oleh Met- 3400 55,19 274,29 0,20121
calf & Eddy untuk proses activated sludge untuk 4800 56,45 326,77 0,172751
limbah domestik sebesar 0,4-0,8 gVSS/gCOD de-
ngan harga optimum sebesar 0,6 gVSS/gCOD. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa semakin
Harga Y yang diperoleh untuk beban 3400-4800 besar beban maka laju penyisihan asam nonvolatile
mg/l sebesar 0,3907 gVSS/gCOD. semakin tinggi. Hal ini mendukung fenomena
sebelumnya dimana laju penyisihan COD semakin
Ibrahim & Abasaed (1995), melaporkan yield glu- besar seiring dengan kenaikan beban. Disebabkan
kosa dalam suatu operasi SBR secara aerob sebesar asam nonvolatile merupakan fraksi terbesar dalam
0,5 gVSS/gCOD. Bernet et al, 2000, melaporkan beban umpan.
54 Jurnal Purifikasi, Vol.5, No.2, April 2004 : 49-54

Berdasarkan Persamaan (12), bila konsentrasi asam kan periode pertama. Sehingga di akhir periode ke-
volatile (mg TAV/l) diplotkan terhadap waktu dua jumlah substrat menjadi lebih rendah dari yang
reaksi (jam) akan diperoleh persamaan garis de- seharusnya. Selama periode reaksi, semakin lama
ngan slope grafik yang menyatakan laju penyisi- waktu reaksi laju pemakaian substrat semakin ke-
han asam volatile (rtotal) selama periode reaksi. Ada cil, dan laju pertumbuhan biomassa juga turun sei-
dua macam laju penyisihan yang terjadi, yaitu laju ring dengan penambahan waktu reaksi. Hal ini me-
penyisihan yang disebabkan oleh aktivitas biomas- nunjukkan laju penyisihan substrat sangat dipenga-
sa yang mengubah asam volatile menjadi gas (r2) ruhi oleh laju pertumbuhan biomassa. Seiring de-
dan laju penyisihan karena penguapan (rkontrol). Se- ngan kenaikan beban laju pemakaian substrat cen-
hingga dari Persamaan (13) dapat ditentukan kons- derung naik. Dapat disimpulkan beban optimum
tanta laju penyisihan asam volatile menjadi gas ada pada sekitar beban 3400-4800 mg/l. Pada pe-
(k2). Hasil perhitungan untuk seluruh beban dapat riode reaksi diperoleh laju kematian (Kd) sebesar
dilihat pada Tabel 4 berikut. 0,0038-0,0169 jam-1 dan koefisien yield sebesar
0,39-0,93 gVSS/gCOD. Semakin besar beban um-
Tabel 4. Laju Penyisihan (r2) dan Konstanta Laju pan laju penyisihan asam nonvolatile dan asam vo-
Penyisihan (k2) Asam Volatile pada Peri- latile juga semakin besar. Konstanta laju penyisi-
ode Reaksi han asam volatile menjadi gas (k2) lebih kecil di-
r total r kontrol r2 C2 k2 bandingkan konstanta laju penyisihan asam non-
Konsentrasi Beban
(mg/l COD) (mg TAV/l.jam) (mgTAV/l) (1/jam) volatile menjadi asam volatile (k1).
600 1,9 1,2 0,7 223,3 0,0031
1800 1,85 0,3 1,55 232,04 0,0067 UCAPAN TERIMA KASIH
3400 3,51 1,35 2,16 209,86 0,0103 Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dewan
4800 3,75 1,05 2,7 241,85 0,0112 Riset Nasional dan Kantor MNRT yang telah
mendanai penelitian ini yang merupakan bagian
Seperti halnya asam nonvolatile, semakin besar be- dari penelitian RUT VII.
ban umpan maka laju penyisihan asam volatile se-
makin tinggi, karena pada beban yang besar kon- DAFTAR PUSTAKA
sentrasi asam volatile juga lebih tinggi. Sehingga
akan memperbesar kemungkinan biomassa untuk Bernet, N., Delgenes, N., Akunna, J. C., Delgenes,
tumbuh yang pada gilirannya akan berpengaruh J. P., Moletta, R. (2000). Combined An-
terhadap laju penyisihan substrat dalam hal ini aerobic-Aerobic SBR for The Treat-
asam volatile. Konstanta laju penyisihan asam ment of Piggery Wastewater. Water
volatile menjadi gas (k2) jauh lebih kecil diban- Research. Vol. 34(2). pp. 611-619.
dingkan konstanta laju penyisihan asam nonvola-
tile menjadi asam volatile (k1). Hal ini ada hubu- Djajadiningrat, A. dan Wisjnuprapto. (1990). Bio-
ngannya dengan komposisi asam volatile dan non- reaktor Pengolah Limbah Cair. Pusat
volatile dalam reaktor. Antar Universitas Bioteknologi, Institut
Teknologi Bandung.
4. KESIMPULAN
Ibrahim, G., and Abasaeed, A.E. (1995). Mo-
Selama periode pengisian diperoleh koefisien yield delling of Sequencing Batch Reactors.
berkisar antara 0,40-0,88 g VSS/g COD. Semakin Water Research. Vol 29(7). pp.1761-
kecil beban maka yield yang diperoleh semakin be- 1766.
sar, artinya untuk beban yang lebih kecil laju sub-
strat yang digunakan relatif lebih sedikit diban- Metcalf and Eddy. (1991). Wastewater Enginee-
dingkan laju pertumbuhan biomassanya. Selama ring: Treatment, Disposal and Reuse.
periode ini harga laju penyisihan substrat (k), ber- McGraw-Hill. Singapore.
nilai positif menunjukkan bahwa selama periode
pengisian laju penyisihan substrat lebih besar di- Reynolds, T.D. dan Richards, P.A. (1996). Unit
bandingkan laju penambahan substrat. Dapat juga Operation and Processes in Environmen-
disimpulkan bahwa pemakaian substrat pada perio- tal Engineering. PWS Publishing Company.
de kedua waktu pengisian lebih besar dibanding- New York.

Anda mungkin juga menyukai