Anda di halaman 1dari 17

NAMA: Samuel Julian Romulus Sinaga

NIM: B1021181117

Mata Kuliah/Kelas: Manajemen Agribisnis/A

Nomor Absen: 38

1. Sebutkan Perbedaan Agribisnis dan Agroindustri?

Agribisnis adalah usaha atau bisnis yang berbasis pada pertanian atau
bidang-bidang lain yang mendukungnya, yang meliputi penyediaan sarana
produksi dan peralatan, pengolahan hasil pertanian, pemasaran, saran dan
pembinaan. Agroindustri adalah kegiatan industri berupa pengolahan hasil
pertanian yang melibatkan faktor penyediaan alat dan jasa dalam proses kegiatan
tersebut untuk menghasilkan produk pertanian yang mempunyai nilai tambah dan
berdaya saing tinggi. Perbedaan Agribisnis dan Agroindustri:

 Ruang lingkup kegiatan agribisnis meliputi seluruh mata rantai usaha


pertanian dari hulu sampai hilir, sedangkan agroindustri merupakan bagian
dari mata rantai tersebut yang berkonsentrasi pada usaha pengolahan hasil
pertanian dan menjembatani antara sektor hulu dan hilir.
 Kegiatan inti agribisnis adalah budidaya pertanian, sedangkan usaha inti
agroindustri adalah sistem pengolahan bahan nabati maupun hewani.
 Komponen agribisnis mencakup modal, sistem, manajemen dan ekonomi.
Sedangkan komponen agroindustri mencakup sumer daya alam, sumber
daya manusia, peralatan dan jasa.
 Agibisnis dan agroindustri sama-sama membutuhkan modal untuk
mendukung pelaksanaan kegiatannya, akan tetapi kuantitas modal yang
dibutuhkan pada kegiatan agribisnis jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan kebutuhan modal pada agroindustri.

Sumber: https://keijino.wordpress.com/2012/08/30/agroindustri-dan-agribisnis/

2. Berikan penjelasan dan contoh aktivitas Empat sub sistem.


a).Sub sistem rantai produksi
b) Sub sistem kebijakan
c) Sub sistem institusional / kelembagaan
d) Sub sistem distribusi dan pemasaran
Jawaban:
a). Sub sistem rantai produksi

Sub-sistem produksi merupakan seperangkat kegiatan yang terjadi dalam


pengolahan atau menciptakan produk agroindustri. Dalam kegiatan ini terdapat
industri pengolahan input hasil pertanian sebagai bahan baku kemudian
mengolahnya menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. Indikator
kinerja untuk sub-sistem rantai produksi mencakup kegiatan pembibitan, budidaya
dan pengolahan antara lain adalah produktivitas efisiensi, kualitas produk,
kemampuan melakukan diversifikasi.

b). Sub sistem kebijakan

Merupakan strategi pengembangan agribisnis dengan mengembangkan


subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan
subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan
membangun jaringan pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini
produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis didominasi oleh produk-produk
lanjutan atau bersifat capital and skill labor intensive. Pembangunan sistem
agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi untuk membangun daya saing
produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi
keunggulan bersaing.

c). Sub sistem institusional atau kelembagaan

Lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan agribisnis atau organisasi


yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan dan
mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif. Subsistem
yang sangat berperan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis
dalam mewujudkan perkembangannya melalui lembaga-lembaga penunjang
seperti pemerintah, lembaga pembiayaan, lembaga pemasaran dan distribusi,
koperasi, lembaga pendidikan formal dan non formal, lembaga penyuluhan
pertanian lapangan, lembaga riset, dan lembaga penjamin dan penanggulangan
risiko. Contoh: Lembaga yang menyalurkan usaha dalam produksi, perdagangan/
pemasaran saran produksi seperti pupuk, pestisida, dan benih/ bibit tanaman yang
diperlukan petani.

d) Sub sistem distribusi dan pemasaran

Distribusi pangan merupakan salah satu subsistem dari sistem ketahanan


pangan yang mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien, Mencakup
pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik
maupun ekspor. Pelaku kegiatan ini meliputi perusahaan ke konsumen. Indikator
kinerja untuk pemasaran meliputi area pemasaran, menentukan harga jual,
efekivitas jaringan, jumlah produk yang dipasarkan. Kegiatan utama subsistem ini
adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence
pada pasar domestik dan pasar luar negeri.

Sumber:
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/29155/AGR030802msd_
2003No2_16-25.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://kelompok5agri.blogspot.com/2015/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://agbsosek.blogspot.com/2016/04/pengertian-agribisnis-dan-sistem.html
https://www.academia.edu/19528771/Paper_Subsistem_Agribisnis
NAMA: Samuel Julian Romulus Sinaga

NIM: B1021181117

Mata Kuliah/Kelas: Manajemen Agribisnis/A

Nomor Absen: 38

Tugas 1:

1. Perbandingan kebijakan tingkat suku bunga produk pertanian di Indonesia


dengan negara lain

2. Apa permasalahan manajemen agribisnis di Indonesia

3. Dampak virus corona terhadap ekspor komoditi produk Cina

JAWABAN:

1. Kebijakan tingkat suku bunga pada produk pertanian di Indonesia tetap


mengacu pada kebijakan tingkat suku bunga acuan yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia yaitu sebesar 5 persen dengan bunga fasilitas pinjaman sebesar
5,75%. 1. Kebijakan tingkat suku bunga sektor pertanian di Indonesia menurut
data dari tahun 2016 hingga tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 5%, dari
angka Rp. 1.742 menjadi Rp. 1.647.

Sumber:https://nasional.kontan.co.id/news/bank-indonesia-tahan-suku-bunga-
acuan-di-level-5?page=2

2. Dalam pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa


kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan
agribisnis dan agroindustri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan
pertanian khususnya petani skala kecil, antara lain:

- Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.

- Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.

- Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.

- Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.

- Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani.


- Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis.

Sumber: http://budikolonjono.blogspot.com/2011/09/kendala-dalam
pengembangan-agribisnis.html

3. Dampak virus corona terhadap ekspor komoditi produk Cina, yaitu berdampak
pada penolakan produk komoditas dari berbagai negara yang merupakan pasar
ekspor dari negara cina, alhasil perekonomian dari negara cina terganggu serta
mengalami perlambatan perekonomian. Beberapa produk ekspor Indonesia ke
China juga berpotensi melemah. Secara otomatis, Negeri Tirai Bambu tersebut
akan mengurangi jumlah permintaannya. Terlebih lagi secara global banyak
pabrik di China yang mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa bekerja
akibat Virus COVID-19

Sumber: https://supplychainindonesia.com/new/pengaruh-virus-corona-terhadap-
perdagangan-ekspor-impor/
1. Komunikasi formal sangat struktural, berjalan melalui hirarki perusahaan, dan
menunjukkan posisi seseorang dalam perusahaan atau posisi dalam struktur
manajemen project, dalam hal event management. Komunikasi ini dijalankan
dalam situasi formal atau resmi seperti pertemuan resmi, meeting pembahasan
project, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Komunikasi email pun
seringkali bersifat formal dan menggunakan bahasa formal, terutama dalam
konteks profesi

2. Komunikasi informal tidak mempedulikan struktur, hirari atau bahkan posisi


dalam perusahaan atau project management. Komunikasi ini dijalankan dalam
situasi tidak resmi, menggunakan bahasa sehari-hari.

Dalam perusahaan-perusahaan Asia, komunikasi formal dianggap sangat sakral


dan harus dijaga dengan baik. Setiap pemimpin harus dihormati dan diperlakukan
secara formal. Namun dengan adanya berbagai perubahan dan dinamika dunia, hal
ini harus dipertimbangkan oleh manajemen, terutama dalam konteks event
management.
1) Sub-sistem rantai produksi

Sub-sistem produksi merupakan seperangkat kegiatan yang terjadi dalam


pengolahan atau menciptakan produk agroindustri. Dalam kegiatan ini terdapat
industri pengolahan input hasil pertanian sebagai bahan baku kemudian
mengolahnya menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. Indikator
kinerja untuk sub-sistem rantai produksi mencakup kegiatan pembibitan, budidaya
dan pengolahan antara lain adalah produktivitas efisiensi, kualitas produk,
kemampuan melakukan diversifikasi.

2) Sub-sistem kebijakan

Sub-sistem kebijakan merupakan strategi pengembangan agroindustri melalui


kegiatan seperti menentukan berapa banyak produk, lama umur konsumsinya,
ukuran dari produk dan rasa. Indikator kinerja untuk sub-sistem kebijakan adalah
perkembangan investasi, penyebaran lokasi usaha, kesempatan berusaha,
diversifikasi usaha dan perlindungan terhadap stakeholder yang lemah.
3) Sub-sistem institusional atau kelembagaan

Sub-sistem kelembagaan merupakan subsistem yang sangat perperan dalam upaya


menjamin terciptanya integritas dalam mewujudkan perkembangan agroindustri
meliputi lembaga-lembaga yang terlibat sebagai penunjang seperti pemerintah,
lembaga pembiayaan, lembaga pemasaran, koperasi dan lembaga pendidikan.
Indikator kinerja untuk sub-sistem institusional atau kelembagaan adalah
efekivitas dalam proses pengambilan keputusan, distribusi tanggungjawab dan
kewenangan, jangkauan pengaruh dan efekivitas pelayanan.

4) Sub-sistem distribusi dan pemasaran

Sub-sistem ini merupakan kegiatan penanganan distribusi olahannya, baik


kegiatan perdagangan di pasardalam negeri maupun di pasar luar negeri. Pelaku
kegiatan ini meliputi perusahaan ke konsumen. Indikator kinerja untuk pemasaran
meliputi area pemasaran, menentukan harga jual, efekivitas jaringan, jumlah
produk yang dipasarkan, dan nilai produk yang dipasarkan serta menentukan
kebijakan promosi.

a. Sub-sistem rantai produksi terdiri dari pengadaan dan penyaluran sarana


produksi, produksi primer atau usaha tani, dan pengolahan hasil. Subsistem
pengadaan sering disebut agroindustri hulu yang mencakup industri penghasil
input hasil pertanian, seperti pupuk, pestisida, alat-alat juga mesin pertanian, dan
bahkan lebih luas mencakup perusahaan penghasil bibit. Subsistem produksi
primer adalah seperangkat kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk
agribisnis (produk usaha pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dll).
Subsistem pengolahan disebut juga agroindutri hilir yang merupakan industri
yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang
dibutuhkan konsumen.

b. Sub-sistem kebijakan merupakan strategi pengembangan agribisnis dengan


mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan
pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir
dan membangun jaringan pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini
produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis didominasi oleh produk-produk
lanjutan atau bersifat capital and skill labor intensive. Pembangunan sistem
agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi untuk membangun daya saing
produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi
keunggulan bersaing.

c. Sub-sistem institutional/kelembagaan merupakan subsistem yang sangat


berperan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam
mewujudkan perkembangannya melalui lembaga-lembaga penunjang seperti
pemerintah, lembaga pembiayaan, lembaga pemasaran dan distribusi, koperasi,
lembaga pendidikan formal dan non formal, lembaga penyuluhan pertanian
lapangan, lembaga riset, dan lembaga penjamin dan penanggulangan risiko.

d. Sub-sistem distribusi dan pemasaran merupakan suatu kesatuan urutan


lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk
memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen
akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh
kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan
konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Kegiatan
utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan
market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri. Berkaitan dengan
kegiatan pemasaran, yang perlu dilakukan oleh pengusaha agribisnis pertanian
adalah memahami tentang studi pemasaran, memperkirakan jumlah produksi,
mempersiapkan produk, menentukan harga jual, menentukan distribusi, dan
menentukan kebijakkan promosi.
a).Sub sistem rantai produksi

Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi,


teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani
memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat
produk. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari),
artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara
intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam
yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk
komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan
dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi
terbuka.

b) Sub sistem kebijakan


Kebijakan pertanian merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mengubah lingkungan dalam produksi pertanian yang ada. Secara umum tujuan
kebijakan diarahkan untuk pertumbuhan ekonomo (efisiensi) dan untuk
memperbaiki distribusi pendapatan (equity). Secara lebih fokus beberapa
kebijakan diarahkan pada kebijakan sektoral . beberapa kebijakan tersebut,
misalnya:

1. Kebijakan harga, merupakan kebijakan yang dirancang untuk mempengaruhi


tingkat dan stabilitas harga-harga yang diterima oleh petani dan hasil-hasil usaha
tani.

2. Kebijakan pemasaran, merupakan kebijakan mengenai pemindahan hasil-hasil


usaha tani dari petani ke konsumen.

3. Kebijakan input, drancang untuk mempengaruhi harga dan sistem pembelian


input variabel.

4. Kebijakan kredit, untuk perolehan modal kerja

5. Kebijakan mekanisasi, untuk mengadopsi teknologi mekanis

6. Kebajikan land reform, mengubah distriusi kepemilikan atau kondisi-kondisi


yang berhubungan dengan tanah

7. Kebijakan penelitian, penyebaran tekologi baru dan peningkatan produktivitas

8. Kebijakan pengairan, perolehan air sebagai sumber daya dalam usahatani

Tujuan kebijakan meliputi pertimbangan stabilitas politik dan sosial,


integrasi ekonomi nasional, peningkatan keamanan pangan, peningkatan
penerimaan ekspor, pencegahan kekurangan gizi, pertumbuhan ekonomi,
pembukaan lapangan kerja, dll. Scopenya bisa lokal, provinsi atau nasioanal.
Penerapan kebijakan menyesuaikan dengan kendala yang muncul disektor
pertanian. Misal harga tidak stabil maka kebijakan yang diterapkan adalah
stabilisasi harga hasil usaha tani. Kendala kekurangan air maka kebijakan yang
diterapkan berhubungan dengan perairan. Apabila terjadi serangan hama maka
yang diterapkan kebijakan tentang penelitian pemberantasan hama dst.
c) Sub sistem institusional / kelembagaan

Kelembagaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam


pembangunan agribisnis. Yang dimaksud dengan kelembagaan adalah organisasi
yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan dan
mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif. Untuk lebih
mengenal kelembagaan yang terkait dalam sistem agribisnis, berikut ini akan
disajikan berbagai bentuk kelembagaan yang terkait dalam sistem agribisnis.

Kelembagaan sarana produksi

Kelembagaan sarana produksi merupakan kelembagaan ekonomi yang bergerak di


bidang produksi, penyediaan dan penyaluran sarana produksi seperti : BUMN,
Koperasi Unit Desa (KUD) dan usaha perdagangan swasta. Kelembagaan ini pada
umumnya melakukan usaha dalam produksi, perdagangan/ pemasaran saran
produksi seperti pupuk, pestisida, dan benih/ bibit tanaman yang diperlukan
petani.

Kelembagaan Usaha Tani

Kelembagaan agribisnis yang bergerak di bidang usaha tani/produksi meliputi :

1) Rumah Tangga petani sebagai unit usaha terkecil di bidang tanaman pangan
dan hortikultura;

2) kelembagaan tani dalam bentuk kelompok tani, dan

3) kelembagaan usaha dalam bentuk perusahaan budidaya tanaman pangandan


holtikultura.

d) Sub sistem distribusi dan pemasaran

Subsistem distribusi pangan merupakan salah satu subsistem dari


sistem ketahanan pangan yang mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan
efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat
memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu,
dengan harga yang terjangkau. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar
wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem
distribusi, sehingga pangan tersedia sepanjang waktu di seluruh wilayah. Kinerja
subsistem distribusi dipengaruhi oleh kondisi prasarana dan sarana, kelembagaan
dan peraturan perundangan. Penguatan di subsistem produksi/ketersediaan
pasokan tidak akan memberi nilai tambah bagi masyarakat apabila tidak didukung
dengan berjalannya subsistem distribusi. Melihat kondisi Indonesia adalah negara
kepulauan yang memiliki variasi kemampuan produksi antar wilayah dan antar
musim, manajemen distribusi yang baik dan berpihak kepada seluruh lapisan
masyarakat sangat mutlak diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan
sepanjang waktu. Hal ini membawa konsekuensi bagi pemerintah untuk
menciptakan perundangan dan sebuah lembaga yang mampu memastikan
terciptanya kondisi dimana seluruh masyarakat memiliki kemampuan untuk
mengakses pangan secara mudah dengan harga yang rasional dan terjangkau
sepanjang waktu.

1. Agribisnis adalah usaha atau bisnis yang berbasis pada pertanian atau bidang-
bidang lain yang mendukungnya, yang meliputi penyediaan sarana produksi dan
peralatan, pengolahan hasil pertanian, pemasaran, saran dan pembinaan.
Agroindustri adalah kegiatan industri berupa pengolahan hasil pertanian yang
melibatkan faktor penyediaan alat dan jasa dalam proses kegiatan tersebut untuk
menghasilkan produk pertanian yang mempunyai nilai tambah dan berdaya saing
tinggi. Perbedaan Agribisnis dan Agroindustri:
 Ruang lingkup kegiatan agribisnis meliputi seluruh mata rantai usaha
pertanian dari hulu sampai hilir, sedangkan agroindustri merupakan bagian
dari mata rantai tersebut yang berkonsentrasi pada usaha pengolahan hasil
pertanian dan menjembatani antara sektor hulu dan hilir.
 Kegiatan inti agribisnis adalah budidaya pertanian, sedangkan usaha inti
agroindustri adalah sistem pengolahan bahan nabati maupun hewani.
 Komponen agribisnis mencakup modal, sistem, manajemen dan ekonomi.
Sedangkan komponen agroindustri mencakup sumer daya alam, sumber
daya manusia, peralatan dan jasa.
 Agibisnis dan agroindustri sama-sama membutuhkan modal untuk
mendukung pelaksanaan kegiatannya, akan tetapi kuantitas modal yang
dibutuhkan pada kegiatan agribisnis jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan kebutuhan modal pada agroindustri.

2. a).Sub sistem rantai produksi

b) Sub sistem kebijakan

c) Sub sistem institusional / kelembagaan


Lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan agribisnis atau organisasi
yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan dan
mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif.
Contoh: Lembaga yang menyalurkan usaha dalam produksi, perdagangan/
pemasaran saran produksi seperti pupuk, pestisida, dan benih/ bibit tanaman yang
diperlukan petani.

d) Sub sistem distribusi dan pemasaran


1. Agribisnis adalah usaha atau bisnis yang berbasis pada pertanian atau bidang-
bidang lain yang mendukungnya, yang meliputi penyediaan sarana produksi dan
peralatan, pengolahan hasil pertanian, pemasaran, saran dan pembinaan. Objek
kegiatan ini tidak terbatas pada hewan dan tumbuhan, akan tetapi semua bahan
yang mendukung sektor agribisnis dan menghasilkan keuntungan, seperti
mikroorganisme maupun jamur.

Agroindustri adalah kegiatan industri berupa pengolahan hasil pertanian yang


melibatkan faktor penyediaan alat dan jasa dalam proses kegiatan tersebut untuk
menghasilkan produk pertanian yang mempunyai nilai tambah dan berdaya saing
tinggi. Proses yang dimaksud mencakup perlakuan fisik maupun kimiawi terhadap
bahan nabati maupun hewani, pengemasan, penyimpanan serta pendistribusian.
Produk hasil agroindustri tidak harus berupa produk jadi dan siap pakai, termasuk
juga produk setengah jadi yang dimanfaatkan oleh sektor industri lain sebagai
bahan baku.
2. Berikan definisi dan contoh aktivitasnya:

- Sub sistem rantai produksi

- Sub sistem kebijakan

- Sub sistem institusional atau keseimbangan

- Sub sistem distribusi dan pemasaran

1. Agribisnis adalah usaha atau bisnis yang berbasis pada pertanian atau bidang-
bidang lain yang mendukungnya, yang meliputi penyediaan sarana produksi dan
peralatan, pengolahan hasil pertanian, pemasaran, saran dan pembinaan.
Agroindustri adalah kegiatan industri berupa pengolahan hasil pertanian yang
melibatkan faktor penyediaan alat dan jasa dalam proses kegiatan tersebut untuk
menghasilkan produk pertanian yang mempunyai nilai tambah dan berdaya saing
tinggi. Perbedaan Agribisnis dan Agroindustri:

• Ruang lingkup kegiatan agribisnis meliputi seluruh mata rantai usaha


pertanian dari hulu sampai hilir, sedangkan agroindustri merupakan bagian dari
mata rantai tersebut yang berkonsentrasi pada usaha pengolahan hasil pertanian
dan menjembatani antara sektor hulu dan hilir.

• Kegiatan inti agribisnis adalah budidaya pertanian, sedangkan usaha inti


agroindustri adalah sistem pengolahan bahan nabati maupun hewani.

• Komponen agribisnis mencakup modal, sistem, manajemen dan ekonomi.


Sedangkan komponen agroindustri mencakup sumer daya alam, sumber daya
manusia, peralatan dan jasa.

• Agibisnis dan agroindustri sama-sama membutuhkan modal untuk


mendukung pelaksanaan kegiatannya, akan tetapi kuantitas modal yang
dibutuhkan pada kegiatan agribisnis jauh lebih besar bila dibandingkan dengan
kebutuhan modal pada agroindustri.

2. a).Sub sistem rantai produksi

b) Sub sistem kebijakan

c) Sub sistem institusional / kelembagaan

Lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan agribisnis atau organisasi


yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan dan
mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif.

Contoh: Lembaga yang menyalurkan usaha dalam produksi, perdagangan/


pemasaran saran produksi seperti pupuk, pestisida, dan benih/ bibit tanaman yang
diperlukan petani.

d) Sub sistem distribusi dan pemasaran

Anda mungkin juga menyukai