Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019/2020


P2 SIKLUS REFRIGERASI

LABORATORIUM REKAYASA ENERGI DAN PENGKONDISIAN LINGKUNGAN


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
BAB I
METODOLOGI

A. Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. AC lab 1 unit
2. Termometer bulb
3. Tabel termodinamika
4. Diagram p-h R-134

B. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Asisten memperlihatkan bagian bagian alat
2. Peralatan disiapkan, disambungkan ke sumber listrik
3. Termometer disiapkan. Letakkan termometer pada output kompresor dan input
evaporator
4. Nyalakan kompresor dengan menekan saklar ON kompresor
5. Atur fan speed control dengan menentukan besar nilainya yaitu mulai kecepatan putar
fan 30 knop
6. Dengan menggunakan stopwatch, tunggu 3 menit sampai pembacaan alat ukur berada
dalam keadaan stabil
7. Amati nilai yang ditunjukkan oleh alat pressure gauge dan termometer pada kondensor
dan evaporator
8. Catat hasil pembacaan pressure gauge dan termometer yang ada pada kondensor dan
evaporator
9. Ulangi langkah ke-3 sampai ke-6 dengan mengubah fan speed control yaitu dengan 5
variasi fan speed 30, 40, 50, 60 dan 70
BAB II
ANALISA DATA

A. Analisa data

Dari percobaan yang telah dilakukan, berikut data yang kami dapatkan :
Tabel 2.1 Data Percobaan
No Kecapatan blower Pevap(kPa) Tevap(°C) Pcond(kPa) Tcond(°C)
. fan
1. 30 320 8 550 44
2. 40 300 5 600 46
3. 50 270 6 650 47
4. 60 260 7 670 48
5. 70 260 8 700 48.5

Dari data di atas, akan dicari nilai C.O.P. ideal dan C.O.P. actual. Berikut persamaannya :
T evaporator
C . O . P . ideal=
T condenser−T evaporator

Qin h 1−h 4
C . O . P . actual= =
Wc h2−h 1

Berikutnya, kedua C.O.P ini dapat digunakan untuk mencari efisiensi sistem refrigerasi
yang dinyatakan dengan persamaan :
C .O . P actual
η=
C .O . P ideal

B. Analisa perhitungan

Berikut hasil perhitungan berdasarkan data dari 5 kali percobaan di atas :


1. Blower fan 30
 State 1 : P = 0.32 MPa T=8°C
h−251.88 8−2.46
=
258.69−251.88 10−2.46
h = 256.884 kJ/kg

s−0.9301 8−2.46
=
0.9544−0.9301 10−2.46
s = 0.94795

 State 2 : P = 0.55 MPa T=44°C (s1=s2)


Gunakan Interpolasi :
1. P = 0.5MPa
h−263.46 0.94795−0.9383
=
273.01−263.46 0.9703−0.9383
h = 266.349

2. P = 0.6MPa
h−262.4 0.94795−0.9218
=
270.81−262.4 0.94990−0.9218
h = 270.226

3. P = 0.55MPa
h−266.349 0.55−0.5
=
270.226−266.349 06−0.5
h = 268.288

 State 3 (lihat tabel A-12)


Pada state 3 refrigerant berada pada saturated liquid (P=0.55MPa)
h = 77.54

 State 4 (h3=h4)
h = 77.54

TL 8+ 273
 COPideal = = =7.8056
TH−TL (44 +273)−(8+273)

h 1−h 4 256.884−77.54
 COPactual = = =15.726
h 2−h 1 268.288−256.884

C .O . P. actual 15.726
 Efisiensi sistem = = =2.0147
C . O. P .ideal 7.8056
2. Blower fan 40
 State 1 : P = 0.3 MPa T = 5°C
1. P = 0.28MPa
h−250.83 5−0
=
259.68−250.83 10−0
h = 255.255 kJ/kg

2. P = 0.32MPa
h−251.88 5−2.46
=
258.69−251.88 10−2.46
h = 254.174 kJ/kg

3. P = 0.3MPa
h−255.255 0.3−0.28
=
254.174−255.255 0.32−0.28
h = 254.715 kJ/kg

Entropi
1. P = 0.28 MPa
s−0.9362 5−0
=
0.9680−0.9362 10−0
s = 0.9521

2. P = 0.32 MPa
s−0.9301 5−2.46
=
0.9544−0.9301 10−2.46
s = 0.93829

3. P = 0.3 MPa
s−0.9521 0.3−0.28
=
0.93829−0.9521 0.32−0.28
s = 0.9452

 State 2 : P = 0.6 MPa T=46°C (s1=s2)


Gunakan Interpolasi :
1. P = 0.6MPa
h−262.4 0.9452−0.9218
=
270.81−262.4 0.9499−0.9218
h = 269.403

 State 3 (lihat tabel A-12)


Pada state 3 refrigerant berada pada saturated liquid (P=0.6MPa)
h = 81.51
 State 4 (h3=h4)
h = 81.51

TL 5+273
 COPideal = = =6.7805
TH−TL (46+ 273)−(5+273)

h 1−h 4 254.715−81.51
 COPactual = = =11.7922
h 2−h 1 269.403−254.715

C .O . P. actual 11.7922
 Efisiensi sistem = = =1.7391
C . O. P .ideal 6.7805

3. Blower fan 50
 State 1 : P = 0.27 MPa T = 6°C
1. P = 0.28 MPa
h−250.83 6−0
=
259.68−250.83 10−0
h = 256.14 kJ/kg

2. P = 0.24 MPa
h−251.97 6−0
=
260.65−251.97 10−0
h = 257.178 kJ/kg

3. P = 0.27 MPa
h−257.178 0.27−0.24
=
256.14−257.178 0.28−0.24
h = 256.399 kJ/kg

Entropi
1. P = 0.28 MPa
s−0.9362 6−0
=
0.9680−0.9362 10−0
s = 0.95528

2. P = 0.24 MPa
s−0.9519 6−0
=
0.9831−0.9519 10−0
s = 0.97062

3. P = 0.27 MPa
s−0.97062 0.27−0.24
=
0.95528−0.97062 0.28−0.24
s = 0.959115

 State 2 : P = 0.65 MPa T=47°C (s1=s2)


Gunakan Interpolasi :
1. P = 0.7 MPa
h−268.45 0.959115−0.9313
=
278.57−268.45 0.9641−0.9313
h = 277.032
2. P = 0.6 MPa
h−270.81 0.959115−0.9499
=
280.58−270.81 0.9816−0.9499
h = 273.65
3. P = 0.65 MPa
h−273.65 0.65−0.6
=
277.032−273.65 0.7−0.6
h = 275.341

 State 3 (lihat tabel A-12)


Pada state 3 refrigerant berada pada saturated liquid (P=0.65MPa)
h = 85.26

 State 4 (h3=h4)
h = 85.26

TL 6+273
 COPideal = = =6.80488
TH−TL (47+ 273)−(6+ 273)

h 1−h 4 256.399−85.26
 COPactual = = =9.03489
h 2−h 1 275.341−256.399

C .O . P. actual 9.03489
 Efisiensi sistem = = =1.3277
C . O. P .ideal 6.80488

4. Blower fan 60
 State 1 : P = 0.26 MPa T = 7°C
1. P = 0.28 MPa
h−250.83 7−0
=
259.68−250.83 10−0
h = 257.025 kJ/kg

2. P = 0.24 MPa
h−251.97 7−0
=
260.65−251.97 10−0
h = 258.046 kJ/kg

3. P = 0.26 MPa
h−258.046 0.26−0.24
=
257.025−258.046 0.28−0.24
h = 257.535 kJ/kg

Entropi
1. P = 0.28 MPa
s−0.9362 7−0
=
0.9680−0.9362 10−0
s = 0.95846

2. P = 0.24 MPa
s−0.9519 7−0
=
0.9831−0.9519 10−0
s = 0.97374

3. P = 0.26 MPa
s−0.97374 0.26−0.24
=
0.95846−0.97374 0.28−0.24
s = 0.9661

 State 2 : P = 0.67 MPa T = 48°C (s1=s2)


Gunakan Interpolasi :
1. P = 0.7 MPa
h−278.57 0.9661−0.9641
=
288.53−278.57 0.9954−0.9641
h = 279.206

2. P = 0.6 MPa
h−270.81 0.9661−0.9499
=
280.58−270.81 0.9816−0.9499
h = 275.803

3. P = 0.67 MPa
h−275.803 0.67−0.6
=
279.206−275.803 0.7−0.6
h = 278.185
 State 3 (lihat tabel A-12)
Pada state 3 refrigerant berada pada saturated liquid (P=0.67MPa)
h−85.26 0.67−0.65
=
88.82−85.26 0.7−0.65
h = 86.684

 State 4 (h3=h4)
h = 86.684

TL 7+273
 COPideal = = =6.8293
TH−TL (48+273)−(7+273)

h 1−h 4 257.535−86.684
 COPactual = = =8.27365
h 2−h 1 278.185−257.535

C .O . P. actual 8.27365
 Efisiensi sistem = = =1.2115
C . O. P .ideal 6.8293

5. Blower fan 70
 State 1 : P = 0.26 MPa T = 8°C
1. P = 0.28 MPa
h−250.83 8−0
=
259.68−250.83 10−0
h = 257.91 kJ/kg

2. P = 0.24 MPa
h−251.97 8−0
=
260.65−251.97 10−0
h = 258.914 kJ/kg

3. P = 0.26 MPa
h−258.914 0.26−0.24
=
257.91−258.914 0.28−0.24
h = 258.412 kJ/kg

Entropi
1. P = 0.28 MPa
s−0.9362 8−0
=
0.9680−0.9362 10−0
s = 0.96164

2. P = 0.24 MPa
s−0.9519 8−0
=
0.9831−0.9519 10−0
s = 0.97686

3. P = 0.26 MPa
s−0.97686 0.26−0.24
=
0.96164−0.97686 0.28−0.24
s = 0.96925

 State 2 : P = 0.7 MPa T=48.5°C (s1=s2)


Gunakan Interpolasi :
h−278.57 0.96925−0.9641
=
288.53−278.57 0.9954−0.9641
h = 280.209

 State 3 (lihat tabel A-12)


Pada state 3 refrigerant berada pada saturated liquid (P=0.7MPa)
h = 88.82

 State 4 (h3=h4)
h = 88.82

TL 8+273
 COPideal = = =6.93827
TH−TL (48.5+273)−(8+273)

h 1−h 4 258.412−88.82
 COPactual = = =7.7805
h 2−h 1 280.209−258.412

C .O . P. actual 7.7805
 Efisiensi sistem = = =1.12139
C . O. P .ideal 6.93827

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan


No Kecepatan blower fan C.O.P ideal C.O.P actual Efisiensi sistem refrigerasi
.
1 30 7.8056 15.726 2.0147
2 40 6.7805 11.792 1.7391
3 50 6.8049 9.0349 1.3277
4 60 6.8293 8.2737 1.2115
5 70 6.9383 7.7805 1.1214
BAB III
PEMBAHASAN

HVAC merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning. HVAC
berfungsi untuk menjaga kondisi udara dalam suatu ruangan dimana alat ini akan melakukan
sirkulasi udara dengan mengambil udara segar dari luar ke dalam sebuah ruangan. Alat ini juga
bisa mendinginkan ataupun menghangatkan, bahkan menjaga kelembaban udara agar ruangan
tersebut terasa nyaman. [CITATION Pet20 \l 1057 ]
Praktikum ini berjudul Siklus Refrigerasi yang bertujuan untuk menganalisis proses
termodinamika yang terjadi di dalam sebuah siklus refrigerasi dan menentukan harga koefisien
performansi (COP) dari suatu mesin refrigerasi (pengkondisian udara dengan AC) baik siklus
ideal maupun siklus nyata dan efisiensi Hukum II Termodinamika. Pada praktikum ini disediakan
data berupa suhu dan tekanan pada kompresor dan kondensor. Selanjutnya, data tersebut
digunakan untuk menentukan entalpi pada masing masing state yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan harga COP actual. Sedangkan COP ideal didapatkan menggunakan data yang
berupa suhu.
Di dalam siklus refrigerasi terdapat 4 state yang digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 4.1 Skema siklus refrigerasi


Gambar 4.2 Diagram T-s dari siklus kompresi uap ideal

State 1 merupakan keadaan dimana refrigeran keluar dari evaporator dan menuju kompresor.
Pada sate ini, refrigeran memiliki tekanan dan suhu yang rendah. Lalu, refrigeran memasuki
kompresor dan berproses secara isentropik dimana entropy dalam keadaan konstan menuju state
2. Refrigeran pada state 2 berada dalam fase superheated dengan suhu dan tekanan yang tinggi.
Berikutnya refrigeran memasuki state 3. Refrigeran melewati kondensor dimana kalor akan
dibuang sehingga suhu refrigeran turun dan menjadi cair-jenuh, namun dengan tekanan yang
tetap tinggi. Proses dari state 2 menuju state 3 terjadi secara isobarik, yaitu tekanan sama.
Selanjutnya refrigeran melalui katup ekspansi dimana tekanannya turun drastis yang diikuti
dengan penurunan temperatur, namun tidak dengan enthalpi. Proses ini disebut sebagai
isoenthalpy. Refrigeran yang dingin dan bertekanan rendah kemudian masuk ke evaporator dan
siap menyerap kalor sebanyak banyaknya dari ruangan yang akan didinginkan. Keluar dari
evaporator, yaitu state 4, refrigeran mengalami proses isobar dan isotermik. Tekanan dan
temperaturnya sama, namun wujudnya berupa gas. Siklus ini disebut sebagai siklus ideal
kompresi uap dan berulang secara terus menerus hingga ruangan yang menjadi target
pendinginan mencapai suhu yang diinginkan.
Dalam kenyataannya, selalu ada faktor eksternal sehingga sebuah siklus refrigerasi tidak
menjadi internal reversible sempurna, yang selanjutnya disebut sebagai siklus aktual. Faktor
faktor tersebut diantaranya tidak mungkinnya sebuah kompresor bekerja secara sempurna
sehingga proses tidak berjalan isentropic sempurna, gesekan yang terjadi antara refrigeran dengan
dinding pipa sehingga refrigeran mengalami penurunan efisiensi dalam menyerap kalor, dan
masih banyak lagi.
Gambar 4.3 Diagram T-s dari siklus aktual kompresi uap

Dalam diagram tersebut bisa dilihat bahwa proses dari state 1 ke state 2 tidak isentropic
dan terjadi penurunan tekanan sehingga pada state 3 tidak berwujud cair-jenuh. Pada siklus ini,
akan didapatkan koefisien performansi ideal atau biasa disebut COP actual. Kemudian, dengan
menggunakan COP ideal dan COP actual dapat diketahui efisiensi sistem refrigerasi.
Berikut ini data yang disediakan :

No Kecapatan blower Pevap(kPa) Tevap(°C) Pcond(kPa) Tcond(°C)


. fan
1. 30 320 8 550 44
2. 40 300 5 600 46
3. 50 270 6 650 47
4. 60 260 7 670 48
5. 70 260 8 700 48.5

Dari data tersebut bisa didapatkan :

No Kecepatan blower fan C.O.P ideal C.O.P actual Efisiensi sistem refrigerasi
.
1 30 7.8056 15.726 2.0147
2 40 6.7805 11.792 1.7391
3 50 6.8049 9.0349 1.3277
4 60 6.8293 8.2737 1.2115
5 70 6.9383 7.7805 1.1214

Dalam tabel tersebut tertulis bahwa efisiensi bernilai lebih dari 1, sedangkan nilai dari
efisiensi berada diantara 0 hingga 1. Hal tersebut dikarenakan data yang saya gunakan. Tekanan
condensor atau Pcond bernilai terlalu kecil sehingga entalpi pada state 2 juga terlalu kecil. Entalpi
yang kecil tersebut membuat C.O.P actual bernilai terlalu besar hingga membuat efisiensi bernilai
lebih dari 1.
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari data yang didapat dan pembahasan yang kami lakukan, kesimpulan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Siklus refrigrasi adalah siklus yang terjadi dari sebuah proses refrigerasi atau proses
pendinginan dimana didalamnya terdapat 4 state dari refrigeran. Dalam peralihan dari
setiap state, refrigeran mengalami proses termodinamika tertentu. Dari state 1 ke state 2
terjadi proses isentropic, state 2 ke state 3 terjadi proses isobar, state 3 ke state 4 terjadi
proses iso enthalpy, dan state 4 ke state 1 terjadi proses isobar dan isotermik.
2. Harga koefisien performansi dapat ditentukan menggunakan data yang berupa suhu dan
tekanan pada saat refrigeran keluar dari evaporator dan keluar dari kondensor. Untuk
koefisien performansi ideal(COP ideal), harga bisa langsung ditentukan dengan suhu.
Sedangkan koefisien performansi actual(COP actual), nilainya ditentukan dengan mencari
enthalpy pada setiap state. Kedua jenis koefisien performansi tersebut selanjutnya
digunakan untuk menentukan harga efisiensi sistem refrigerasi

b. Saran
Saran yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikum dilakukan secara online dengan data yang sudah disediakan sehingga kurang
menarik karena mahasiswa tidak mendapatkan pengalaman secara langsung. Dikarenakan
kondisi yang tidak memungkinkan, saya menyarankan untuk mengkompensasi hal ini
dengan cara lain. Yaitu, sebaiknya kualitas dari video ditingkatkan agar mahasiswa bisa
mendapatkan experience yang lebih baik. Cara perhitungan juga bisa diperjelas lagi untuk
menghindari kebingungan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Michael J. Moran, H. N. S., 2011. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. 7th


penyunt. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc..

[2]. Petro Home Service, 2020. Petro.com. [Online]


Available at: https://www.petro.com/resource-center/what-is-hvac
[Diakses 16 April 2020].

Anda mungkin juga menyukai