Oleh :
PRIYA UTOMO
Nim : 13120004
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, patogenesis dan tingkat keparahan
pada kasus atelektasis.
Untuk mengetahui hasil interpretasi radiologi X-ray pada kasus atelektasis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari atelektasis?
2. Apa penyebab atelektasis?
3. Bagaimana tanda gejala atelektasis?
4. Bagaimana proses terjadinya atelektasis?
5. Bagaimana asuhan keperawatan atelektasis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuidefinisi dari atelektasis
2. Untuk mengetahuipenyebab atelektasis
3. Untuk mengetahuitanda gejala atelektasis
4. Untuk mengetahui proses terjadinya atelektasis
5. Untuk mengetahuiAsuhan Keperawatan atelektasis
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mahasiswa keperawatan dan
masyarakat umum terkait konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
atelektasis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Laring
Laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara
(pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Laring berparan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi
jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring
dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan
makanan ), infeksi ( misalnya infeksi dan tumor).
Gambar.Laring
2. Alat Pernafasan Bawah
a. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm,
terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak).
Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia- silia
ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan.
b. Bronkus
c. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian
bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas
2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-
paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang
rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Gambar.paru-paru
B. Atelektasis
1. Definisi
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau
akibat pernafasan yang sangat dangkal (Price, 2006).
2. Etiologi
a. Obstruktif :
● Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus.
Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih
kecil. Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir,
tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus
bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor
atau pembesaran kelenjar getah bening. Jika saluran pernafasan
tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran darah
sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang
mengkerut biasanya terisi
dengan sel darah, serum, lendir, dan kemudian akan mengalami
infeksi.
● Bronkus yang tersumbat, penyumbatan bias berasal di dalam bronkus
seperti tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi yang massif. Dan
penyumbatan bronkus akibat panekanan dari luar bronkus seperti
tumor sekitar bronkus, kelenjar yang membesar.
● Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan sekret
yang berupa mukus.
● Tekanan ekstra pulmonary, biasanya diakibatkan oleh pneumothorah,
cairan pleura, peninggian diafragma, herniasi alat perut ke dalam
rongga thorak, tumor thorak seperti tumor mediastinum.
● Paralisis atau paresis gerakan pernapasan, akan menyebabkan
perkembangan paru yang tidak sempurna, misalkan pada kasus
poliomyelitis dan kelainan neurologis lainnya. Gerak napas yang
terganggu akan mempengaruhi lelancaran pengeluaran sekret
bronkus dan ini akan menyebabkan penyumbatan bronkus yang
berakhir dengan memperberat keadaan atelektasis.
● Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma thorak
yang menahan rasa sakit, keadaan ini juga akan menghambat
pengeluaran sekret bronkus yang dapat memperberat terjadinya
atelektasis
b. Non-obstruktif :
● Pneumothoraks
● Tumor
● Pembesaran kelenjar getah bening.
● Pembiusan (anestesia)/pembedahan
● Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi
● Pernafasan dangkal
● Penyakit paru-p
C. Macam-Macam Atelektasis
Berdasarkan Faktor yang Menimbulkan
1. Atelektasis Neonatorum
Banyak terjadi pada bayi prematur, di mana pusat pernapasan
dalam otak tidak matur dan gerakan pernapasan masih terbatas.Faktor
pencetus termasuk komplikasi persalinan yang menyebabkan hipoksia
intrauter.
Pada autopsy, paru tampak kolaps, berwarna merah kebiruan, non
crepitant, lembek dan alastis.Yang khas paru ini tidak mampu
mengembang di dalam air.Secara histologis, alveoli mempunyai paru
bayi, dengan ruang alveoli kecil yang seragam, dilapisi dindingin septa
yang tebal yang tampak kisut.Epitel kubis yang prominem melaposi
rongga alveoli dan sering terdapat edapan protein granular bercampur
dengan debris amnion dan rongga udara.Atelektasi neonatorum pada
sistem, gawat napas, telah di bahas disebelumnya.
D. Patofisiologi
Setelah penyumbatan bronchial yang terjadi secara mendadak
sirkulasi darah perifer akan diserap oleh udara dari alveoli, yang akan
menyebabkan terjadinya kegagalan pernapasan dan penarikan kembali
paru-paru dalam beberapa menit, hal ini tanpa desebabkan adanya infeksi.
Paru-paru akan menyusut secara komplek. Dalam tingkat awal, perfusi
darah paru-paru akan kekurangan udara yang menyebabkan hipoksemi
arterial. Jika kapiler dan jaringan hipoksia mengakibatkan timbulnya
transudat berupa gas dan cairan serta udem paru.Pengeluaran transudat dari
alveoli dan sel merupakan pencegahan komplit kolaps dari atelektasis paru.
Daerah sekitar paru-paru yang mengalami udem kompensata sebagian akan
kehilangan volume. Bagaimanapun juga pada kasus kolaps yang luas
diafragma mengalami paninggian, dinding dada nyeri dan hal ini akan
mempengaruhi perubahan letak hati dan mediastinum.
Sesak yang disebabkan merupakan variasi perubahan stimulus
pusat respirasi dan kortek serebral.Stimulus berasal dari kemoreseptor di
mana terdapat daerah atelektasis yang luas yang menyebabkan tekanan O2
kurang atau berasal dari paru-paru dan otot pernapasan, dimana paru-paru
kekurangan oksigen tidak terpenuhi dan penambahan kerja
pernapasan.Kiranya aliran darah pada daerah yang mengalami atelektasis
berkurang.Tekanan CO2 biasanya normal atau seharusnya turun sedikit dari
sisa hiperventilasi parenkim paru-paru yang normal (Price, 2006).
E. Gejala Klinis
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak
nafas yang ringan. Gejalanya bisa berupa :
● Gangguan pernafasan
● Bunyi nafas berkurang
● Nyeri dada
● Batuk
● Pucat
● Cemas
● Sianosis
● Gelisah
● Takikardia
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung,
kadang-kadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat rendah) (Sharma,
2003).
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik :
Pada tahap dini sulit diketahui.
● Ronchi basah, kasar dan nyaring.
● Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada
auskultasi memberi suara umforik.
● Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
● Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara
pekak)
G. Pemeriksaan Radiologi :
Sebagai dasar gambaran radiologis pada atelektasis adalah
pengurangan volume bagian paru baik lobaris, segmental atau seluruh paru,
dengan akibat kurangnya aerasi sehingga memberi bayangan lebih suram
(densitas tinggi) dengan penarikan mediastinum kearah atelektasis,
sedangkan diafragma tertarik ke atas dan sela iga menyempit. Dengan
adanya atelektasis, maka bagian paru sekitarnya mengalami suatu enfisema
kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga terjadi herniasi
hemithorak yang sehat kearah hemethorak yang atelektasis (Rasad, 2000)
Beberapa atelektasis di kenal sebagai:
● Atelektasis lobaris bawah: bila terjadi dilobaris bawah paru kiri,
maka akan tersembunyi dibelakang bayangan jantung dan pada foto
thorak PA hamya memperlihatkan diafragma letak tinggi.
● Atelektasis lobaris tengah kanan (right middle lobe). Sering
disebabkan peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah
bening yang membesar.
● Atelektasis lobaris atas (upper lobe): memberikan bayangan densitas
tinggi dengan tanda penarikan fissure interlobaris ke atas dan trakea
ke arah atelektasis.
● Atelektasis segmental: kadang-kadang sulit dikenal pada foto thoraj
PA, maka perlu pemotretan dengan posisi lain seperti lateral, miring
(obligue), yang memperlihatkan bagian uang terselubung dengan
penarikan fissure interlobularis.
● Atelektasis lobularis (plate like/atelektasis local). Bila penyumbatan
terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen paru, maka akan
terjadi bayangan horizontal tipis, biasanya dilapangan paru bawah
yang sering sulit dibedakan dengan proses
fibrosis. Karena hanya sebagian kecil paru terkena, maka biasanya
tidak ada keluhan.
● Atelektasis pada lobus atas paru kanan. Kolaps pada bagian ini
meliputi bagian anterior, superior dan medial. Pada foto thorak PA
tergambarkan dengan fisura minor bagian superior dan mendial yang
mengalami pergeseran. Pada foto lateral, fisura mayor bergerak ke
depan, sedangkan fisura minor dapat juga mengalamai pergeseran
ke arah superior. Berikut ini beberapa tanda klasik yang sering
timbul S Sign of Golden, tanda ini berupa gambaran huruf “S”
terbalik yang merupakan bentuk dari fisura minor yang mengalami
pergesaran (Rasad, 2000).
H. Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan klinis dan gambaran
radiologis yang jelas dari berkurangnya ukuran paru-paru (digambarkan
dengan adanya penarikan tulang iga, peninggian diafragma, penyimpangan
dari trakea, jantung dan mediastinum dan sela lobus kehilangan udara, di
celah interlobus menjadi bergeser atau tidak pada tempatnya, dan densitas
pada lobus menjadi lebih opak, seperti pada bronkus, pembuluh darah
kelenjar limfe menjadi tidak beraturan. Dan pemeriksaan khusus misalnya
dengan bronkoskopi dan bronkografi, dapat degan tepat menetukan cabang
bronkus yang tersum
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. I. Pengkajian
1. Identitas : –
4. Keluhan utama :
4. Pernafasan dangkal
7. Pemeriksaan fisik :
1. Sistem Integumen
1. Subyektif : –
ii.Sistem Pulmonal
3. Sistem Cardiovaskuler
3. Sistem Neurosensori
v.Sistem Musculoskeletal
2. Obyektif : Tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan
otot aksesoris pernafasan
3. Sistem genitourinaria
1. Subyektif : –
3. Sistem digestif
3. Studi Laboratorik :
1. Hb : Menurun/normal
1. Bersih jalan nafas tidak efektif b.d hipersecresi jalan nafas (D.0001)