Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 3, No.

1, April 2001: 12 – 18

Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu Tipe CB-23

Philip Kristanto, Willyanto


Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra

Rully Hartadi
Alumnus Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra

Abstrak
Turbocharger adalah suatu komponen yang dipasang pada kendaraan bermotor yang
bertujuan untuk meningkatkan daya dari motor dengan melakukan penambahan rapat massa
udara yang lebih banyak dibandingkan dengan cara pengisian biasa. Turbocharger terdiri dari
sebuah turbin dan sebuah kompresor.
Banyak yang mengharapkan daya dari kendaraannya dapat meningkat dengan memasang
perangkat. Diharapkan dengan memasang perangkat tersebut, daya dari motor akan meningkat
dan juga akselerasinya. perangkat yang dipakai dalam hal ini adalah turbocharger.
Dengan penambahan turbocharger, akan membuat campuran udara dengan bahan bakar
semakin sempurna atau semakin homogen sehingga pembakaran akan semakin sempurna.
Perangkat turbocharger ini mempunyai kelebihan dariperangkat lain yang bertujuan untuk
meningkatkan daya. Turbocharger ini digerakkan oleh tekanan gas buang, yang pada umumnya
tekanan gas buang dan panas dari gas buang ini tidak dimanfaatkan atau langsung dibuang
begitu saja.

Kata kunci: turbocharger, turbin, kompresor dan knocking.

Abstract
Turbocharger is one of component that used to improve performance of vehicle by
increasing density of air. Turbocharger consists of turbin and compressor.
Many people hope that their vehicle has better performance and faster acceleration by
applaying some component.
In this case turbocharger can do that. By applaying turbocharger, air and fuel will
homogeneously mixed that can give a better combustion. Turbocharger has many
advantages. Turbocharger powered by pressure of exhaust gas.
Keywords: turbocharger, turbine, compressor and knocking.

1. Pendahuluan Semua motor bakar membutuhkan udara


dalam pembakaran bahan bakar. Pada putaran
Semua motor bakar menghasilkan gas tinggi konsumsi udara dalam ruang bakar pada
buang, yang mana energi pada gas buang umumnya sering terlambat atau kurang padat.
tersebut terbuang begitu saja. Agar energi pada Hal ini disebabkan karena terlalu sedikit waktu
gas buang tersebut tidak terbuang sia-sia, maka yang diberikan untuk memasukkan udara dari
gas buang tersebut dapat dimanfaatkan untuk luar ke dalam ruang bakar. Oleh karena itu
menggerakkan atau memutar turbin gas. Gas turbocharger ini dapat membantu proses
buang tersebut menggerakkan atau memutar pemasukan udara ke dalam ruang bakar.
turbin, dan poros dari turbin tersebut dikopel Dalam hal ini yang dibahas mengenai motor
dengan poros kompresor. Apabila turbin bensin DAIHATSU tipe CB-23 yang
berputar karena tekanan dari gas buang, maka menggunakan turbocharger dan yang tidak
kompresor akan ikut berputar. Kompresor menggunakannya.
tersebut digunakan untuk menekan udara yang Dari data percobaan dan analisa yang telah
masuk ke karburator ke ruang bakar. dilakukan diharapkan penelitian ini mampu
Gabungan antara turbin dengan kompresor ini memberikan pengetahuan baru terhadap
disebut turbocharger. pengaruh turbocharger yang terpasang pada
motor bensin, khususnya motor bakar
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1
DAIHATSU TIPE CB-23. Penambahan
Juli 2001. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada turbocharger ini diharapkan memberikan
Jurnal Teknik Mesin Volume 3 Nomor 2 Oktober 2001. dampak positif yaitu memberikan peningkatan

12 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu Tipe CD-23 (Philip Kristanto et.al)

unjuk kerja dan memperbaiki proses pem- atau dapat juga dinyatakan dengan hasil
bakaran motor bakar. kalibrasi dinamometer :
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
N d × P × R kwatt
turbocharger dapat meningkatkan unjuk kerja BHP =
motor bakar. Selain itu dapat dilihat seberapa 10000
besar pengaruh penggunaan turbocharger pada dimana :
motor bakar. BHP = Brake Horse Power (HP)
P = Gaya yang terbaca pada dinamometer
(N)
2. Alat-Alat Percobaan
R = Panjang lengan dinamometer = 0,9549m
Nd = Putaran Motor (rpm)
2.1 Motor yang diuji
Motor yang diuji di Laboratorium Konversi 3.2 Torsi
Energi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra
Torsi yang dihasilkan oleh motor dapat
adalah sebagai berikut :
dihitung dengan persamaan :
Merk : Daihatsu Automotive
Petrol Engine, Four Torsi = P x R
Stroke dimana: P = gaya aksi dinamometer (N)
Tipe Motor : CB – 23
Bahan Bakar : Bensin 3.3 Tekanan Efektif Rata-Rata
Silinder : 3 in – line
Kapasitas : 1000 cc Tekanan efektif rata–rata (Brake Mean
Bore x Stroke : 76,25 x 73 (oversize Effective Pressure) yang merupakan tekanan
0,25 mm) rata–rata yang bekerja pada piston selama
Compression ratio : 9,5 langkah kerja dapat dihitung berdasarkan
Compression pressure: 12,5 (350 rpm) rumus:
Max output : 38 KW/ 5600 rpm 0 ,45 × N × Z
Bmep =
Max torque : 75,5 Nm/ 3200 rpm A × L × i × Nd
Idling Speed : 850 50 rpm dimana :
N = tenaga kuda poros (HP)
2.2 Dynamometer A = luas penampang torak (m2)
L = panjang langkah torak (m)
Dynamometer yang digunakan di Laborato-
i = jumlah silinder
rium Konversi Energi Teknik Mesin Universitas
Nd = putaran motor (rpm)
Kristen Petra adalah
Z = jumlah putaran poros engkol menyele-
Merk : Zollner/ 3n19A
saikan satu siklus kerja
Max performance : 120 KW
Max speed : 7500 rpm
3.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Max torque : 525 Nm
(specific fuel consumption )
Pengatur beban : Sluice gate
Jumlah impeler :1 Specific Fuel Consumption adalah jumlah
Arah pengaturan rem : 1 arah pemakaian bahan bakar yang dikonsumsi oleh
Suhu air inlet min. : 2,5 bar (20o C) motor yang menghasilkan daya satu dk selama
3,0 bar (30o C) satu jam. Sfc dapat dihitung dengan meng-
2,5 bar (40o C) gunakan rumus :
Panjang tuas teoritis : 0,9549 m 3600 × M b kg. bahan bakar
Sfc = ( )
BHP × t Hp.jam
3. Teori Dasar dimana :
Sfc = Specific Fuel consumption
3.1 Daya Motor
Mb = masssa bahan bakar yang dikonsumsi
Besarnya daya motor merupakan fungsi dari (kg) selama t (detik)
torsi yang terukur oleh dinamometer dan besar BHP = daya yang dihasilkan motor (HP)
putaran poros dari motor dapat dinyatakan T = waktu yang dibutuhkan oleh motor
dengan menggunakan persamaan : untuk mengkonsumsi bahan bakar
sebanyak Mb kg (detik)
2 ×π × N d × P × R watt
BHP =
60

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 13


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 1, April 2001: 12 – 18

3.5 Efisiensi thermis 2. Mengatur sudut pengapian motor dengan


timing light sedemikian rupa sehingga
Efisiensi thermis merupakan efisiensi
didapatkan beban tertinggi pada dinamo-
pemanfaatan panas dari bahan bakar untuk
meter. Untuk percobaan ini didapatkan
diubah menjadi tenaga mekanis. Hal ini dapat
sudut 14o .
dihitung dengan rumus:
3. Menghidupkan pompa air dinamometer lalu
BHP membuka kran pemasukan air ke dinamo-
ηth = ×100 %
Mb meter agar tekanan air masuk sebesar 2,5 ±
3600 × × Q( LHV )
t 0,5 bar dengan posisi pengereman 0o dan
putaran motor idle.
3.6 Turbocharger
4. Menaikkan putaran motor sampai 4000 rpm
Turbocharger memiliki dua komponen dengan kondisi tanpa beban (0o ) dan
utama, yaitu: turbin dan kompresor. Turbin melakukan pencatatan setelah keseimbang-
digerakan oleh gas buang dari motor bakar. an tercapai.
Dibawah ini merupakan diagram idealisasi dari
Otto engine tanpa mengunakan turbocharger 5. Memberikan beban pada motor dengan
dan dengan menggunakan turbocharger. meningkatkan pembebanan supaya didapat-
kan putaran motor sebesar 3800 rpm, 3600
rpm, 3400 rpm, 3200 rpm, 3000 rpm, 2800
rpm, 2600 rpm, 2400 rpm, 2200 rpm, 2000
rpm, 1800 rpm, 1600 rpm, 1400 rpm 1200
rpm, 1000 rpm, 800 rpm. Mencatat
perubahan beban pada dinamometer,
kelembaban udara, temperatur dalam ruang,
temperatur air radiator, tekanan pelumas,
tekanan udara yang keluar dari kompresor,
waktu konsumsi bahan bakar tiap 50 cc
(a) (b) 6. Membebaskan beban dengan mengembali-
(a) Idealized pl diagram for throuled (part load) Otto engine kan posisi pembebanan ke 0% setelah
(b) Idealized pl diagram for supereharged Otto engine
percobaan selesai.
Gambar 1. Siklus Otto dengan dan tanpa 7. Mengulang langkah 2 sampai 6 sebanyak
Turbocharger dua kali, setelah kondisi awal percobaan
yang pertama sehingga didapatkan tiga data
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa percobaan.
dengan menggunakan turbocharger.Dapat
meningkatkan tekanan udara bersih yang
masuk pada ruang bakar. Tekanan udara bersih 5. Data Percobaan
tersebut besarnya diatas tekanan atmosfer, hal
tersebut dilakukan oleh kompresor. Tabel 1. Rata-Rata Data hasil Percobaan de-
Penggunaan turbocharger juga meningkat- ngan Thurbocharger
kan tekanan tekanan campuran bahan bakar
ketikaakan terjadi pembakaran. Maka dari itu
penggunan turbocharger perlu diwaspadai,
karena apabila ratio kompresi motor bakat
tersebut cukup tinggi dapat menyebabkan
terjadinya preinigtion ataupun knocking. Dari
dua hal tersebut dapat mengakibatkan rusak-
nya motor bakar.
Tabel 2. Rata-Rata Data Hasil Percobaan Tanpa
Thurbocharger
4. Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan dalam pengam-


bilan data pada putaran berubah adalah :

1. Menghidupkan motor pada putaran idle .

14 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu Tipe CD-23 (Philip Kristanto et.al)

6. Hasil Percobaan dan Analisa 6.2 Analisa Grafik Torsi Fungsi Putaran

6.1 Analisa Grafik Daya Fungsi Putaran

Gambar 3. Torsi Fungsi Putaran

Secara umum grafik torsi fungsi putaran


pada percobaan putaran berubah memiliki
Gambar 2. Daya Fungsi Putaran
karakteristik berupa parabola terbuka ke
bawah. Dari grafik dapat dilihat bahwa motor
Karakteristik bentuk grafik daya fungsi
DAIHATSU yang menggunakan turbocharger
putaran pada percobaan metode putaran
mempunyai torsi yang paling besar pada
berubah adalah parabola terbuka kebawah.
putaran 2400 rpm dengan besar torsi 65,89 Nm
Dari grafik didapatkan daya motor DAIHATSU
sedangkan pada motor DAIHATSU tanpa
dengan turbocharger lebih tinggi dibandingkan
turbocharger mempunyai torsi yang paling
dengan tanpa turbocharger. Daya maksimal
besar pada putaran 2400 rpm dengan torsi
dari motor DAIHATSU yang diberi turbocharger
53,79 Nm. Hal yang menyebabkan peningkatan
adalah 28,33 HP pada putaran 3400 rpm,
torsi adalah besarnya pembebanan motor
sedangkan daya maksimal motor DAIHATSU
DAIHATSU yang menggunakan turbocharger
yang standar adalah 20,99 HP pada putaran
lebih tinggi dibandingkan dengan pembebanan
3600 rpm. Hal yang menyebabkan peningkatan
pada motor DAIHATSU yang tidak mengguna-
daya ini disebabkan karena peningkatan
kan turbocharger.
tekanan udara dan bahan bakar yang ada di
Hal ini berarti motor DAIHATSU yang
ruang bakar pada saat langkah hisap.
menggunakan turbocharger mampu menerima
Dengan peningkatan tekanan awal ini akan
meningkatkan kerapatan campuran udara dan beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan bakar. Jika kerapatan campuran udara motor DAIHATSU tanpa turbocharger. Beban
dan bahan bakar meningkat akan mengakibat- yang diberikan motor DAIHATSU dengan
kan jumlah bahan bakar yang dibakar juga turbocharger pada saat torsi tertinggi adalah 69
meningkat, sehingga energi hasil pembakaran N, sedangkan beban yang diberikan pada motor
akan lebih besar. Dengan penambahan DAIHATSU yang tidak menggunakan turbo-
turbocharger akan meningkatkan daya dari charger sebesar 56,67 N.
motor DAIHATSU TIPE CB-23 sebesar 34,97%.

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 15


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 1, April 2001: 12 – 18

6.3 Analisas Grafik Tekanan Efektif Rata- 6.4 Analisa Grafik Pemakaian Bahan
Rata (BMEP) Fungsi Putaran Bakar Spesifik (SFC) Fungsi Putaran

Gambar 4. BMEP Fungsi Putaran Gambar 5. SFC Fungsi Putaran

Grafik tekanan efektif rata-rata (BMEP) Secara umum karakteristik bentuk Grafik
fungsi putaran pada percobaan metode putaran pemakaian bahan bakar spesifik fungsi putaran
berubah memiliki karakteristik parabola adalah parabola terbuka keatas. Dari grafik
terbuka kebawah. Dari grafik diatas terlihat diperoleh konsumsi bahan bakar spesifik dari
bahwa motor DAIHATSU yang menggunakan motor DAIHATSU dengan turbocharger lebih
turbocharger mempunyai tekanan efektif rata- tinggi dibandingkan dengan konsumsi bahan
rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakar motor DAIHATSU tanpa turbocharger.
yang tidak menggunakan turbocharger. Hal ini Hal ini disebabkan karena kompresor dari
dikarenakan pada motor DAIHATSU yang turbocharger meningkatkan kecepatan udara
menggunakan turbocharger mempunyai yang masuk ke karburator. Sehingga laju
tekanan awal lebih tinggi sehingga pada saat konsumsi bahan bakar yang keluar dari lubang
piston bergerak menuju TMA , tekanan akhir spuyer karburator meningkat dan waktu yang
kompresi pada motor DAIHATSU yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi bahan bakar
menggunakan turbocharger akan lebih tinggi sebanyak 50cc akan semakin singkat. Dengan
dibandingkan dengan motor DAIHATSU tanpa bertambahnya putaran pada kompresor akan
turbocharger. Peningkatan tekanan efektif rata- meningkatkan laju aliran udara yang melalui
rata nya sebesar 22,35%. saluran dari karburator, hal ini akan menye-
babkan peningkatan jumlah bahan bakar yang
keluar dari spuyer yang ada pada karburator.
Dari grafik terlihat bahwa konsumsi bahan
bakar saat daya tertinggi dari motor
DAIHATSU yang menggunakan turbocharger
0,559 kg/Hpjam pada putaran 3400 rpm,
sedangkan untuk motor DAIHATSU yang tidak
menggunakan turbocharger adalah 0,5
kg/Hpjam pada putaran 3600 rpm. Peningkatan
Sfc tersebut sebesar 11,8%.

16 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu Tipe CD-23 (Philip Kristanto et.al)

6.5 Analisa Grafik Efisiensi Thermis dengan kata lain semakin banyak bahan bakar
Fungsi Putaran yang terbuang sia-sia.

7. Kesimpulan

Turbocharger dapat meningkatkan unjuk


kerja dari sebuah motor bakar.Terjadi
peningkatan daya sebesar 34,97% dari motor
bakar yang menggunakan turbocharger diikuti
dengan peningkatan Sfc sebesar 11,8%. Pada
motor DAIHATSU tipe CB–23 yang meng-
gunakan turbocharger mempunyai nilai Sfc
lebih tinggi dibandingkan dengan motor
DAIHATSU tipe CB-23 standar. Meskipun
tanpa mengubah katub, karburator, piston,
penambahan turbocharger IHI tipe RHF 3 pada
motor DAIHATSU tipe CB-23 dapat meningkat-
kan unjuk kerja.
Pengunaan turbocharger harus memperhati-
kan rasio kompresi dari engine. Karena apabila
rasio kompresi engine cukup besar dapat
mengakibatkan terjadinya preinigtion ataupun
knocking.

Daftar Pustaka
Gambar 6. Effisisensi Thermis Fungsi Putaran
1. Obert F, Internal Combustion Engine and
Efisiensi thermis adalah efisiensi peman- Air Polution, Philadelphia: Intext Educa-
faatan panas dari bahan bakar untuk diubah tional Publisher, 1973.
menjadi tenaga mekanis (poros). Efisiensi
Thermis terbesar dari motor DAIHATSU yang 2. E. Mmilton Brian, Thermodynamics Com-
menggunakan turbocharger adalah 15,18% dan bustion And Engine, Australia, Chapman
pada motor DAIHATSU yang tidak meng- And Hall, 1995.
gunakan turbocharger adalah 17,34%. Variasi
3. Wiranto Arismunandar, Penggerak Mula
yang mempengaruhi efisiensi thermis adalah
Motor Bakat Torak, Bandung, Institut
nilai konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc), maka Teknologi Bandung, 1983.
nilai konsumsi bahan bakar spesifik semakin
besar maka nilai efisiensi thermis akan 4. Maleev, V. L.. Internal Combustion Engine.
semakin kecil. Singapore : Mc Graw Hill, 1985.
Pada grafik terlihat efisiensi thermis fungsi
putaran pada metode pengujian putaran ber- 5. Heywood, John B. Internal Combustion
ubah secara umum memiliki karakteristik Engine. Singapore : Mc Graw Hill. 1988
berupa parabola terbuka kebawah. Karena pada
6. Arismunandar, Wiranto. Penggerak Mula
motor DAIHATSU yang menggunakan Motor Bakar Torak. Bandung. ITB, 1983.
turbocharger memiliki nilai konsumsi bahan
bakar yang lebih tinggi dibandingkan dengan 7. Tirtoatmodjo, Rahardjo. Makalah Presentasi
motor DAIHATSU tanpa turbocharger, maka Hasil Penelitian Perbaikan Unjuk Kerja
nilai efisiensi termis dari motor DAIHATSU Mixer Dari Conversion Kit BBG. Surabaya :
yang menggunakan turbocharger dibandingkan U.K. Petra. 1996.
dengan nilai efisiensi termis dari motor
DAIHATSU yang tidak menggunakan 8. Tirtoatmodjo, Rahardjo. Diktat Pesawat
turbocharger akan terlihat lebih rendah. Kalori I. Surabaya : U.K. Petra. 1996.
Dengan waktu pembakaran yang sangat
9. Honggowibowo, Godwin. Perencanaan Sis-
singkat dan semakin meningkatnya konsumsi
tem Injektor Akselerasi Untuk Bahan Bakar
bahan bakar maka semakin banyak bahan Gas . Surabaya : U.K. Petra. 1996.
bakar yang tidak dapat dimanfaatkan atau

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 17


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 1, April 2001: 12 – 18

10. Pramudana, Ludy. Meningkatkan Effisiensi 23. Tirtoatmodjo, R. Diktat Teknik Pembakaran
Motor Bakar Dengan Memperbesar Waktu dan Bahan Bakar . Percetakan U.K. Petra.
Penyalaan Busi Dalam Setiap Langkah 1995.
Kerja. Surabaya : U.K. Petra. 1996.
24. Vicky, Bahan Bakar Alternatif LPG, LING
11. Abreu, R. Transscript CNG Technology atau CN, Otomotif Mekanik No. 11, 1993.
applied by Mercedez-Bens. Mercedez-Bens
Engineering Department DD/EEM. 1991. 25. ------, Pemakaian Gas Alam (BBG) pada
Mobil. Mobil & Motor No.11/3, 1990.
12. Arques, P. Moteurs Alternataifs à Combus-
tion Interne . Masson. 1987. 26. Tirtoatmodjo. R., Widjaja B. Perhitungan
Pegas Centrifugal Advance dan Vacuum
13. Brun, M. Énergétique. École Centrale de Advance dari Daihatsu CB 41 yang
Lyon. 1986. menggunakan Bahan Bakar Gas. Jurusan
Teknik Mesin U.K. Petra. 1998.
14. Etra, Ecologic Transportation System.
27. Tirtoatmodjo, R. Seminar Upaya Peman-
15. Hadihardjono, G. S. Pengesahan Pemasang- faatan BBG sebagai Bahan Bakar alternatif
an Peralatan Konversi Bahan Bakar Gas dan Terciptanya Langit Biru. Surabaya :
(BBG) merek Renzo landi dan Tangki BBG U.K. Petra. 1998.
merek Faber pada Kendaraan Bermotor.
Direktur Jendral Perhubungan Darat. 1991.

16. Hidayat, S. W. Cara Pemakaian Kendaraan


Bahan Bakar Gas . Lembaga Pengabdian
pada MasyarakatITM dan Direktorat Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya Direktorat
Pembekalan Dalam Negeri Pertamina, P.T.
Elnusa. 1989.

17. Kristanto, P. “Analisa Gas Buang


Kendaraan Bermotor Roda Empat Berbahan
Bakar Bensin”. Dimensi Elektro & Mesin
Vol. 19/EM. 1993.

18. PERTAMINA, Pemanfaatan Bahan Bakar


Gas Untuk Sektor Transportasi. Dinas
Pemasaran LPG & BBG, Direktorat
Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri.
1995.

19. Sanjaya, T. Pengembangan Teknologi


Pemakaian Bahan Bakar Gas (BBG) pada
Kendaraan Umum. P.T. Gas Biru. 1995.

20. Sasmito, H. Pemasyarakatan Bahan Bakar


Gas (BBG) sebagai Bahan Bakar Alternatif
Kendaraan Angkutan Kota. Seminar
Nasional BBG di Malang. 1995.

21. Sasmojo S, Busono T. Tinjauan Tentang


Senyawa Pencampur dan Penambah untuk
menaikkan Angka Oktan Bensin. Pusat
Penelitian Energi ITB, Konferensi ke-9
Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO). 1990.

22. Sudrajat M.P.K. Pengadaan dan Penyalur-


an Monograde Gasoline. PERTAMINA,
Konferensi ke-9 Ikatan Ahli Teknik
Otomotif (IATO). 1990.

18 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/

Anda mungkin juga menyukai