Anda di halaman 1dari 8

DESA PARIDA ADALAH DESA MARITIM

"WAWASAN KEMARITIMAN"

Dosen : Drs. Sulfa, M.Si.

DISUSUN OLEH :

NAMA : FITRI

KELAS : B

NIM : A1M119034

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat karunia dan nikmat-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah atau laporan mengenai Desa Parida Adalah Desa Maritim
mata kuliah Wawasan Kemaritiman.

Adapun isi dari makalah atau laporan ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan para pembaca
sehingga masukan dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki penulisan
makalah atau laporan selanjutnya.

Atas perhatian dan bantuan dari masyarakat desa Parida kami ucapkan terima kasih.

Kendari, 02 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa Maritim

B. Desa Parida Desa Maritim

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maritim merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti navigasi
atau maritim.Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan perniagaan yang
berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut dengan pelayaran niaga.Berdasarkan
Terminologi maritim Berarti Ruang / Wilayah permukaan laut Yang Terdapat activities seperti
Pelayaran, Lalu Lintas, jasa-jasa kelautan, Dan Lain sebagainya.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8
juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta km²,
memiliki 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km. Dengan potensi yang
besar, secara otomatis tersimpan keanekaragaman hayati laut maupun non hayati yang
menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi Indonesia.
Dahulu kita telah mengenal beberapa sektor ekonomi kelautan secara tradisional antara
lain penangkapan ikan, pelayaran rakyat, industri pengolahan hasil laut dan wisata bahari.
Belakangan ini telah mengembangkan industri baru yang berbasis eksploitasi sumber daya
kelautan yakni produksi gas alam dan minyak bumi, budidaya kelautan, perikanan tangkap, dan
pariwisata.
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan desa maritim?
B. Mengapa desa Parida disebut desa maritim?
C. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian desa maritim.
B. Untuk mengetahui bahwa desa Parida adalah desa maritim.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa Maritim


Desa Maritim adalah desa-desa di wilayah pesisir atau daerah pantai yang berbatasan
langsung dengan laut. Indonesia adalah salah satu negara maritim yang memiliki banyak
pulau, dimana 70 persen wilayahnya adalah laut membuat banyak wilayah desa yang
berbatasan langsung dengan laut atau desa yang memiliki pantai. Kondisi alam dan letak
wilayah tersebut membuat desa pesisir memiliki ciri sebagai daerah pemukiman yang padat,
sebagian besar penduduk yang tinggal di desa pesisir menggantungkan hidupnya dari laut
atau bermatapencaharian sebagai nelayan.Hasil sensus desa (PODES), menunjukkan bahwa
pada tahun 2011 jumlah desa di Indonesia ada sebanyak 78.609 desa, dimana desa maritim
yang di dekatkan dengan desa pesisir yaitu desa yang memiliki pantai atau berbatasan
dengan laut ada sebanyak 11.884 desa (15,12 persen) sedangkan desa yang bukan desa
pesisir ada sebanyak 66.725 desa atau sekitar 84,88 persen.
B. Desa Parida Desa Maritim
Desa parida merupakan desa maritim karena :
a. Wilayah dan Aktivitas Penduduk Desa Parida
Desa Parida adalah desa yang berbatasan langsung dengan laut. Wilayah laut desa
Parida lebih luas daripada wilayah daratan. Jarak antara pemukiman masyarakat dengan
laut kurang lebih 100 meter. Jumlah penduduk desa Parida sekitar 200 kepala keluarga.
Jumlah masyarakat yang bekerja sebagai nelayan kurang lebih 150 Kepala keluarga.
Masyarakat atau penduduk desa Parida banyak yang berprofesi sebagai nelayan.
Masyarakat menjadikan laut sebagai tempat matapencaharian mereka, dengan
memancing, melestarikan rumput laut atau budidaya rumput laut, adanya penggalian
pasir, dan mencari aneka kerang laut.
Hasil yang didapatkan ini sebagian besar dijual di pasar besar daerah setempat. Namun
terkadang hasil laut diperjual belikan antarmasyarakat. Selain dijual hasil laut ini
pastinya diolah dan dikonsumsi setiap hari.
b. Transportasi Laut
Transportasi laut yang digunakan masyarkat adalah kapal dan perahu. Kapal digunakan
untuk mengangkut pasir karena ukuran kapal yang lebih besar. Jumlah kapal ukuran
paling besar di desa Parida ada 2(dua) kapal. Kapal ini dibuat bersama-sama dan
digunakan secara bersama-sama pula. Pembuatan kapal ini dilakukan secara gotong
royong dan bertahap oleh masyarakat desa Parida.
Sementara transportasi yang digunakan untuk sekedar memancing atau
membudidayakan rumput laut masyarakat hanya menggunakan perahu yang ukurannya
tidak terlalu besar atau mudah digunakan dengan mudah untuk satu orang. Setiap
nelayan memiliki satu perahu setiap orang namun terkadang memiki dua perahu
perorang. Perahu ini dibuat sendiri oleh para nelayan dan sebagian dibeli dari nelayan
yang berada diluar desa atau kecamatan.

Gamabar 1. Kapal
c. Penambangan Pasir
Masyarakat desa Parida bekerja sama dalam menggali dan mengangkut pasir. Pasir yang
telah digali atau dikumpulkan diangkut dengan menggunakan kapal lalu dikumpulkan di
penampuang yang dibuat khusus oleh masyarakat ditepi dermaga kapal. Pekerjaan ini
dilakukan masyarakat secara berkelompok. Pasir yang telah dikumpulkan dibeli dan
dijual langsung ditempat penampungan pasir tersebut, sebab alat transportasi memiliki
jalur yang baik hingga sampai pada penampungan pasir tersebut. Jadi masyarakat tidak
memiliki kendala dalam proses penjualan pasir tersebut.

Gambar 2. Tempat penampuang pasir

d. Wisata Jembatan di Tengah Pohon Bakau ( Mangrove)


Jembatan ini bukan sebagai penghubung antara tempat yang satu dengan tempat yang
lain. Namun jembatan yang berada di tengah-tengah pohon bakau yang sangat rindang.
Jembatan ini dijadikan tempat wisata yang dapat melihat laut yang luas. Wisata
jembatan mangrove saat ini masih di kunjungi oleh masyarakat setempat maupun
masyarakat dari luar kabupaten.
Gambar 3. Wisata Jembatan Mangrove

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desa maritim adalah desa yang memiliki wilayah laut, desa yang mampu mengolah laut dengan baik,
desa yang masyarakatnya bekerja sebagai nelayan dan masyarakat yang mampu mengolah hasil laut
dengan baik. Desa maritim harus memiliki penduduk yang bisa mengolah laut dengan baik dan
memanfaatkan laut sebaik-baiknya.

Masyarakat juga harus menjaga kelestarian laut dengan tidak menebang pohon bakau, tidak membuang
sampah sembarangan dan melesatarikan populasi hewan laut.

B. Saran

Masyarakat harus memiliki ilmu atau pengetahuan dalam mengelolah laut sehingga masyarakat
lebih baik lagi dalam memanfaatkan hasil laut yang melimpah.
DAFTAR PUSTAKA

https://sg.docworkspace.com/d/sIEGC7YBWia3whQY

kinays-aratuza.blogspot.com/2014/06/wawasan-kemaritiman.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai