Anda di halaman 1dari 17

Tugas Praktikum Dasar Epidemiologi

Makalah Epidemiologi Surveilans


Tugas Ini Di Susun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Dasar Epidemiologi

Dosen Pengampu :

Ice Marini, SKM, MKM

Disusun Oleh :

Deswita Safitri 021120003

Julia 021120004

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI KESEHATAN

INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN

TAHUN 2021

Jalan Raya Industri Pasir Gombong, Jababeka Cikarang – Bekasi 17530

Telp.(0218) 9111110 Email: info@imds.ac.id

Website : www.imds.ac.id
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunianya saya bisa menyelsaikan makalah ini dengan waktu yang
telah ditentukan. Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini menyangkut
tentang “Epidemiologi Surveilans.”

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian


yang telah membantu saya untuk membuat makalah ini. Terutama untuk dosen
yang telah membantu mengarahkan kami dalam memberikan masukan untuk
mengembangkan makalah ini.

Demikian hal ini kami sampaikan agar kiranya makalah ini dapat berguna
bagi siapa saja dan tidak merugikan siapapun. Terima kasih.

Mei 2021

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah......................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Dasar Pemikiran...........................................................................................3
2.2 Langkah-langkah Menghadapi Wabah/Kejadian.....................................3
2.3 Defenisi Surveilans.......................................................................................6
2.4 Tujuan Surveilans........................................................................................7
2.5 Sumber Daya Surveilans..............................................................................8
2.6 Manajemen Surveilans...............................................................................10
2.7 Pendekatan Surveilans...............................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
1.1 Kesimpulan............................................................................................12
1.2 Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya


pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan
pada setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, maupun terhadap upaya kesehatan lainnya.

Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling
penting dari suatu system surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah
penduduk dan “overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari
orang ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga
memperngaruhi perubahan gambaran Epidemiologis serta virulensi dari penyakit
menular tertentu. Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang
mempunyai ekologi lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut
mengalami kontak dengan agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan
masalah penyakit baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang
sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun
penyakit yang digunakan dalam bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan adalah mengenal dan mengidentifikasinnya sedini
mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka system surveilans yang tertata
rapi sangat diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

1
1. Dasar Pemikiran?
2. Langkah-langkah menghadapi wabah/kejadian
3. Defenisi Surveilans?
4. Tujuan Surveilans?
5. Sumber data surveilans?
6. Manajemen Surveilans?
7. Pendekatan Surveilans?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dasar Pemikiran?
2. Langkah-langkah menghadapi wabah/kejadian
3. Defenisi Surveilans?
4. Tujuan Surveilans?
5. Sumber data surveilans?
6. Manajemen Surveilans?
7. Pendekatan Surveilans?

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumber wawasan baru bagi para pembaca


2. Sebagai bahan ajar bagi tenaga pengajar
3. Sebagai media referensi pada pembuatan makalah berikutnya mengenai
mengelola sistem global

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Pemikiran
Epidemiologi berasal dari kata yunani yaitu (epi=pada, demos=penduduk,
logos=ilmu) dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal
yang terjadi pada rakyat. Beberapa definisi epidemiologi sebagai berikut: W.H.
Welch Epidemiologi adalah Suatu ilmu yang mempelajari tentang timbulnya
perjalanan dan pencegahan penyakit terutama penyakit infeksi menular. Mac
Mahon dan Pugh Ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit dan faktor-
faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

Last, Beagehole et al, (1993) Studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang
menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian
pada kelompok penduduk tertentu. W.H. Frost Ilmu yang mempelajari timbulnya
distribusi dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat. Azrul
azwar: Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Definisi epidemiologi merupakan tahap awal Anda untuk
dapat menjelaskan ke tahaptahap berikutnya, untuk itu perlu di pahami secara
seksama.

2.2 Langkah-langkah Menghadapi Wabah/Kejadian


Langah-langkah dalam surveilans sangat di butuhkan agar kita mendapatkan hasil
yang diinginkan dan tepat penggunaannya. Terdapat beberapa langkah-langkah
dalam suerveilans epidemiologi, antara lain yaitu:

1. Perencanaan surveilans Perencanaan kegiatan surveilans dimulai membuat


kerangka kegiatan surveilans yaitu dengan penetapan tujuan surveilans,
dilanjutkan dengan penentuan definisi kasus, perencanaan perolehan data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis dan mekanisme penyebarluasan informasi.

2. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan


untuk memproses data selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi

3
epidemiologi yang dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan
dikumpulkan tepat waktu. Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber
dari Rumah sakit, Puskesmas dan lainlain, maupun aktif yang diperoleh dari
kegiatan survey. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan
insidensi terhadap orang-orang yang dianggap penderita malaria atau population
at risk melalui kunjungan rumah (active surveillance) atau pencatatan insidensi
berdasarkan laporan sarana pelayanan kesehatan yaitu dari laporan rutin poli
umum setiap hari, laporan bulanan Puskesmas desa dan Puskesmas pembantu,
laporan petugas surveilans di lapangan, laporan harian dari laboratorium dan
laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lain (passive surveillance). Atau
dengan kata lain, data dikumpulkan dari unit kesehatan sendiri dan dari unit
kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan dari Pustu, Posyandu, Barkesra,
Poskesdes. Proses pengumpulan data diperlukan system pencatatan dan pelaporan
yang baik. Secara umum pencatatan di Puskesmas adalah hasil kegiatan
kunjungan pasien dan kegiatan luar gedung. Sedangkan pelaporan dibuat dengan
merekapitulasi data hasil pencatatan dengan menggunakan formulir tertentu,
misalnya form W1 Kejadian Luar Biasa (KLB) , form W2 (laporan mingguan)
dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyajian data Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah
dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik (histogram, polygon frekuensi), chart
(bar chart, peta/map area). Penggunaan computer sangat diperlukan untuk
mempermudah dalam pengolahan data diantaranya dengan menggunakan program
(software).

4. Analisis data Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans


epidemiologi karena akan dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan
evaluasi serta tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini
menghasilkan ukuran-ukuran epidemiologi seperti rate, proporsi, rasio dan lain-
lain untuk mengetahui situasi, estimasi dan prediksi peny akit. Data yang sudah
diolah selanjutnya dianalisis dengan membandingkan data bulanan atau tahun-
tahun sebelumnya, sehingga diketahui ada peningkatan atau penurunan, dan

4
mencari hubungan penyebab penyakit malaria dengan factor resiko yang
berhubungan dengan kejadian malaria.

5. Penyebarluasan informasi Penyebarluasan informasi dapat dilakukan ketingkat


atas maupun ke bawah. Dalam rangka kerja sama lintas sektoral instansi-instansi
lain yang terkait dan masyarakat juga menjadi sasaran kegiatan ini. Untuk
diperlukan informasi yang informative agar mudah dipahami terutama bagi
instansi diluar bidang kesehatan. Penyebarluasan informasi yang baik harus dapat
memberikan informasi yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam
menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta evaluasi program
yang dilakukan. Cara penyebarluasan informasi yang dilakukan yaitu membuat
suatu laporan hasil kajian yang disampaikan kepada atasan, membuat laporan
kajian untuk seminar dan pertemuan, membuat suatu tulisan di majalah rutin,
memanfaatkan media internet yang setiap saat dapat di akses dengan mudah.

6. Umpan balik Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap
bulan saat menerima laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik
kepada unit kesehatan yang melakukan laporan dengan tujuan agar yang
mengirim laporan mengetahui bahwa laporannya telah diterima dan sekaligus
mengoreksi dan member petunjuk tentang laporan yang diterima. Kemudian
mengadakan umpan balik laporan berikutnya akan tepat waktu dan benar
pengisiannya. Cara pemberian umpan balik dapat melalui surat umpan balik,
penjelasan pada saat pertemuan serta pada saat melakukan pembinaan/suvervisi.
Bentuk dari umpan balik bias berupa ringkasan dari informasi yang dimuat dalam
bulletin (news letter) atau surat yang berisi pertanyaanpertanyaan sehubungan
dengan yang dilaporkan atau berupa kunjungan ke tempat asal laporan untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Laporan perlu diperhatikan waktunya agar
terbitnya selalu tepat pada waktunya, selain itu bila mencantumkan laporan yang
diterima dari eselon bawahan, sebaliknya yang dicantumkan adalah tanggal
penerimaan laporan.

5
7. Investigasi penyakit Setelah pengambilan keputusan perlunya mengambil
tindakan maka terlebih dahulu dilakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi
penyakit malaria. Dengan investigator membawa ceklis/format pengisian tentang
masalah kesehatan yang terjadi dalam hal ini adalah penyakit malaria dan bahan
untuk pengambilan sampel di laboratorium. Setelah melakukan investigasi
penyelidikan kemudian disimpulkan bahwa benar-benar telah terjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) malaria yang perlu mengambil tindakan atau sebaliknya.

8. Tindakan penanggulangan Tindakan penanggulangan yang dilakukan melalui


pengobatan segera pada penderita yang sakit, melakukan rujukan penderita yang
tergolong berat, melakukan penyuluhan mengenai penyakit malaria kepada
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran agar tidak tertular penyakit atau
menghindari penyakit tersebut, melakukan gerakan kebersihan lingkungan untuk
memutuskan rantai penularan.

9. Evaluasi data sistem surveilans Program surveilans sebaiknya dinilai secara


periodic untuk dapat dilakukan evaluasi manfaat kegiatan surveilans. Sistem dapat
berguna apabila memenuhi salah satu dari pernyataan berikut:

a. Apakah kegiatan surveilans dapat mendeteksi kecenderungan dan


mengidentifikasi perubahan dalam kejadian kasus.

b. Apakah program surveilans dapat mendeteksi epidemic kejadian kasus di


wilayah tersebut.

c. Apakah kegiatan surveilans dapat memberikan informasi tentang besarnya


morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan kejadian di wilayah tersebut

d. Apakah program surveilans dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang


berhubungan dengan kasus atau penyakit.

e. Indikator survelain.

6
2.3 Defenisi Surveilans
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalahmasalah kesehatan tersebut
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui
proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Sementara menurut Kepmenkes RI
Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu,
menyebut bahwa surveilans adalah adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-
masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan data, pengolahan, dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Menurut Karyadi (1994), surveilans epidemiologi adalah Pengumpulan data


epidemiologi yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan dalam
bidang penanggulangan penyakit, yaitu :

1. Perencanaan program pemberantasan penyakit. Mengenal epidemiologi


penyakit berarti mengenal masalah yang kita hadapi. Dengan demikian suatu
perencanaan program dapat diharapkan akan berhasil dengan baik.

2. Evaluasi program pemberantasan penyakit. Bila kita tahu keadaan penyakit


sebelum ada program pemberantasannya dan kita menentukan keadaan penyakit
setelah program ini, maka kita dapat mengukur dengan angka-angka keberhasilan
dari program pemberantasan penyakit tersebut.

3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah. Suatu sistem surveilans


yang efektif harus peka terhadap perubahan-perubahan pola penyakit di suatu
daerah tertentu. Setiap kecenderungan peningkatan insidens, perlu secepatnya

7
dapat diperkirakan dan setiap KLB secepatnya dapat diketahui. Dengan demikian
suatu peningkatan insidens atau perluasan wilayah suatu KLB dapat dicegah.

2.4 Tujuan Surveilans


Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan
dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus
surveilans:

1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit

2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini out


break

3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease


burden) pada populasi

4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,


implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan

5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan

6. Mengidentifikasi kebutuhan riset

2.5 Sumber Daya Surveilans


1. Sumber Daya Manusia

Angka yang dapat dijadikan patokan untuk surveilans atau program pengendalian
infeksi lainnya adalah 1 orang Komite Infeksi Nosokomila untuk setiap 250
tempat tidur di rumah sakit. Namun sebagian besaar rumahsakit tidak dapat
memenuhi rekomendasi ini. Pendekatan yang lebih praktis adalah dengan
menentukan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan kebutuhan dan rencana
program surveilans yang dibuat. Dukungan sumber daya manusia untuk aspek
administrative dan kemampuan computer juga penting agar para pekerja dapat
bekerja dengan lebih efektif.

8
2. Komputer

Apabila data yang masuk cukup banyak maka akan sulit melakukan analisis
secara manual, dukungan computer akan sangat membantu pekerjaan Komite
Infeksi Nosokomial dalam melakukan analisis data.

3.Dana dan sumber daya lainnya

Dibutuhkan dukungan dari pihak adminstrasi rumah sakit baik dalam bentuk
dukungan kebijakan, dana yang mencukupi mapun sumber daya lainnya.

2.6 Manajemen Surveilans


a. Pengumpulan data

Pencatatan insidensi terhadap population at risk. Pencatatan insidensi


berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan sarana pelayanan kesehatan
lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan masyarakat, dan petugas
kesehatan lain; Survei khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko terhadap
penyakit yang sedang diamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara dan pemeriksaan. Tujuan pengumpulan data adalah menentukan
kelompok high risk; Menentukan jenis dan karakteristik (penyebabnya);
Menentukan reservoir; Transmisi; Pencatatan kejadian penyakit; dan KLB.

b. Pengelolaan data

Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data)
yang masih perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang
terkumpul dapat diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta
atau bentuk lainnya. Kompilasi data tersebut harus dapat memberikan keterangan
yang berarti.

c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan

Data yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan


dilakukan interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang
situasi yang ada dalam masyarakat.

9
d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik

Setelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang
cukup jelas dan sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat
disebarluaskan kepada semua pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapat
dimanfaatkan sebagai mana mestinya.

e. Evaluasi

Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan


untuk perencanaan, penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk
kegiatan tindak lanjut (follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-
perbaikan program dan pelaksanaan program, serta untuk kepentingan evaluasi
maupun penilaian hasil kegiatan.

2.7 Pendekatan Surveilans


1. Surveilans pasif

Surveilans pasif memantau pen-yakit secara pasif, dengan menggunakan data


penyakit yang harus dilaporkan (report-able diseases) yang tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan. Kelebihan surveilans pa-sif, relatif murah dan mudah untuk
dilakukanKekurangan surveilans pasif adalah kurang sensitif dalam mendeteksi
ke-cenderungan penyakit. Data yang dihasilkan cenderung under-reported, karena
tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayanan kesehatan formal. Selain itu,
tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah, karena waktu
petugas terbagi dengan tanggu-ng jawab utama memberikan pelayanan kesehatan
di fasili-taskesehatan masing-masing. Untuk mengatasi problem tersebut,
instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan ringkas.

2. Surveilans aktif

Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans un-tuk kunjungan


berkala kelapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis
lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi
kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan

10
konfirmasi lapo-ran kasus indeks. Kelebihan surveilans ak-tif, lebih akurat
daripada sur-veilans pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang
dipekerjakan untuk menjalank-an tanggungjawab itu. Selain itu, surveilans aktif
dapat men-gidentifikasi outbreak lokal. Kelemahan surveilans aktif, lebih mahal
dan lebih sulit un-tuk dilakukan daripada survei-lans pasif. Sistem surveilans
dapat diperluas pada level komuni-tas, disebut community sur-veilance. Dalam
community surveilance, informasi dikum-pulkan langsung dari komuni-tas oleh
kader kesehatan, se-hingga memerlukan pelatihan diagnosis kasus bagi kader
kesehatan.

11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Surveilans bertujuan
memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga
penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons
pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Agar kegiatan surveilans dalam
mencapai tujuan yang diinginkan atau telah ditetapkan dibutuhkan infrastruktur
seperti perencanaan, sumber daya manusia, computer, dana dan sumber daya
lainnya. Jenis-jenis surveilants yaitu surveilans individu, surveilans penyakit,
surveilans sindromik, surveilans berbasis laboratorium, surveilans terpadu, dan
surveilans kesehatan masyarakat global. Pendekatan surveilans terdiri dari
surveilans pasif, dan surveilans aktif. langkah-langkah dalam surveilans
epidemiologi, antara lain yaitu perencanaan surveilans, pengumpulan data,
pengolahan dan penyajian data, analisis data, penyebarluasan informasi, umpan
balik, investigasi penyakit, tindakan penanggulangan, dan evaluasi data sistem
surveilans.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam penulisan ini yaitu:

1. Pengembangan pengetahuan mengenai epidemilogi ditingkatkan


2. Penanganan epidemologi harus ditingkatkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, R. (2012). Surveilans Kesehatan Masyarakat. Kampus IPB Pres


Taman Kencana Bogor:Kampus IPB Pres Taman.

Ginanjar, A., Dinata, A., & Nurindra, R. W. (2016). Pengembangan Model


Surveilans Aktif Demam Berdarah Dengue Melalui Metode Pelaporan
Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) di Kota Tasikmalaya. Aspirator,
8(1), 37-46.

Hargono, A., Tjipto, B. W., Widjiartin, & B. R. (2012). KAJIAN KEBIJAKAN


PENGGUNAAN DATA PAP-SMEAR IBU RUMAH TANGGA
DALAM SURVEILANS INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA
KELOMPOK RISIKO RENDAH. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
15(4), 381-389.

Listyorini, P. I. (2015). ANALISIS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI


MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS 3.3 SEBAGAI UPAYA
PENCEGAHAN DBD(DI KECAMATAN KUNDURAN KABUPATEN
BLORA). INFOKES, 5(1).

Masrochah, S. (2006). SISTEM INFORMASI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI


SEBAGAI PENDUKUNG KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB) PENYAKIT DI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Wuryanto, M. (2010). SURVEILANS PENYAKIT DEMAM BERDARAH


DENGUE (DBD) DAN PERMASAHANNYA DI KOTA SEMARANG
TAHUN 2008. Seminar Nasional Mewujudkan Kemandirian Kesehatan
Masyarakat Berbasis Preventif dan Promotif.

13

Anda mungkin juga menyukai