Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I

“ PEMBUATAN SIMPLISIA DAN


PEMERIKSAAN HAKSEL BUNGA MELATI “
(JASMIN FLOS)
Dosen Pengampu: apt. Eem Masaenah, S.Si

Disusun oleh :
DIMAN RUSLAN (19032026)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
Jl. Kumbang No.23, RT.02/RW.04, Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor,
Jawa Barat 16128
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengenal dan mengidentifikasi haksel dari bunga melati yang secara tradisional
digunakan sebagai ramuan obat.
2. Melakukan identifikasi simplisia secara mikroskopik dan mengetahui ciri khas dari
simplisia bunga melati.

1.2 LANDASAN TEORI


Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan
lain-lain yang dikeringkan tetapi belum bentuk serbuk, sedangkan simplisia merupakan bahan
alami yang digunakan sebagai obat dan belum megalami proses perubahan apapun dan
kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas
simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
 Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati
lainnya dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman dan belum berupa zat kimia murni.
Contohnya : bunga melati, daun seledri, biji kopi, buah adas.
 Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan berupa zat kimia murni. Contohnya : sirip ikan
hiu dan madu.
 Simplisia pelikan (mineral) adalah simplisia yang berupa pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Contohnya : belerang dan kapur sirih.

1.3 KLASIFIKASI TANAMAN


Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Diotyledonae
Ordo : Oleales
Family : Oleaceae
Genus : Jasminum
Species : Jasminum Sambac (L.)
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT
 Nampan
 Blender
 Kain Hitam

2.2 BAHAN
 Bunga Melati ( Jasmine Flos)
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 ALUR PEMBUATAN SIMPLISIA

PENGUMPULAN
SORTASI BASAH PENCUCIAN
BAHAN BAKU

PERAJANGAN PENGERINGAN SORTASI KERING

PENGHALUSAN
PENGEPAKAN PENYIMPANAN
(dibuat serbuk)

KETERANGAN ALUR PEMBUATAN SIMPLISIA


 Pengumpulan Bahan Baku
Pengumpulan bahan baku dilakukan dengan cara memetik bunga melati yang sudah
mekar.

 Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Metode ini dilakukan dengan cara mempilah-pilih yang
bunga yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik.
 Pencucian
Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih. Pencucian bertujuan untuk
menghilankan kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang menempel pada bahan.
Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat untuk menghindari larut dan
terbuangnya zat yang terkandung dalam simplisia. Pencucian harus menggunakan air
bersih, seperti air dari mata air, sumur atau PAM (Laksana,2010). Penggunaan air perlu
diperhatikan. Beberapa mikroba yang lazim terdapat di air yaitu Pseudommonas,
Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptoccoccus, Enterobacter, dan E.Coli pada simplisia
akar, batang, atau buah.

 Perajangan
Perajangan atau pengubahan bentuk bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga
lebih cepat kering tanpa pemanasan yang berlebihan. Pengubahan bentuk dilakukan
dengan menggunakan pisau tajam yang terbuat dari bahan steinles

 Pengeringan
suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan (cepat), dan luas
permukaan bahan. Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan.
Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30˚-90˚C. Pengeringan dilakukan untuk
mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan dengan menggunakan sinar
matahari. Cara penjemuran semacam ini selain murah juga praktis, namun juga ada
kelemahannya yaitu suhu dan kelembaban tidak dapat terkontrol, memerlukan area
penjemuran yang luas, saat pengeringan tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan
waktu pengeringan lama. Dengan menurunkan kadar air dapat mencegah tumbuhannya
kapang dan menurunkan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan
mutu atau perusakan simplisia. Secara umum kadar air simplisia tanaman obat maksimal
10%. Metode ini dilakukan dengan cara menjemur bunga melati langsung dibawah sinar
matahari dengan ditutupi kain hitam.

 Sortasi kering
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.
Tujuan sortasi untuk memisahkan bendabenda asing seperti bagian-bagian tanaman yang
tidak diinginkan atau pengotoran-pengotoran lainnya yang masih ada dan tertinggal pada
simplisia kering

 Pengepakan dan penyimpanan


Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan. Setelah bersih
simplisia dikemas dengan menggunakan bahan yang tidak beracun atau tidak bereaksi
dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan dicantumkan nama bahan dan bagian
tanaman yang digunakan. Tujuan pengepakan dan penyimpanan adalah untuk
melindungi simplisia agar simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa
faktor, baik dari dalam maupun luar. Simplisia disimpan ditempat yang kering, tidak
lembab, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jenis kemasan yang digunakan dapat
berupa plastik, kertas maupun karung goni. Bahan cair menggunakan botol kaca, atau
guci porselen. Bahan beraroma meggunkan peti kayu yang dilapisi timah atau kertas
timah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 PEMERIKSAAN HAKSEL

Pemeriksaan Makroskopis Pemeriksaan Organoleptis

Mahkota bunga berbentuk terompet,  Warna : putih kekuningan


berbentuk lembaran agak mengerucut,  Bau : mempunyai bau yang khas
mahkota bunga panjangnya 0,6 cm sampai dan wangi.
1cm. Tangkai bunga panjang 0,7 cm  Rasa : tidak berasa
sampai 1 cm.

4.2 PEMERIKSAAN SIMPLISIA


BAB V

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai