NIM : 191910101101
Mata Kuliah : K3 Laboratorium dan Industri
Keselamatan Kerja
Pada undang – undang No. 36 tahun 2009 mengatur tentang Kesehatan memandang upaya
keselamatan kerja untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari ganguan
kesehatan dan pengaruh buruk yang disebabkan oleh pekerjaan. Kesehatan kerja pada sector
formal dan informal dijamin keselamatan kerja oleh semua intansi yang di naunginya.
Paradigma Pembangunan Kesehatan
Paradigma pembangunan kesehatan adalah suatu cara pandang bagaimana kita melihat,
memikir, memaknai, menyikapi, serta memilih tidakan atas kesehatan. Cara pandang ini
menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak factor. Upaya
untuk memperbaiki, meningkatkan pemeliharaan perlindungan kesehatan. Dengan
menerapkan paradigma ini diharapkan mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan mereka dengan meningkatkan kesadaran dan pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Ilmu Kesehatan Kerja
Ilmu kesehatan merupakan ilmu dari kesehatan masyarakat yang sejak awal bertujuan sebagai
mencegah kematian yang tidak diinginkan, dengan menerapkan ilmu pengetahuan
pencegahan penyakit. Ilmu kesehatan ini bertujuan sebagai langkah antisipasi, rekoginisi,
evaluasi dan pengendalian bahaya pada tempat kerja. Dalam ilmu kesehatan kerja juga
mempelajari tentang penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
Kesehatan Kerja
Pengertian kesehatan kerja menurut WHO 1950 ialah kesehatan fisik maupun psikis
pekerjasehubungan dengan pekerjaannya yang mencakup metode kerja, kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit maupun perubahan
kesehatan pekerja.
Menurut pengertian dari WHO tahun 1995 ialah menyelenggarakan dan memelihara
kesehatan fisik, mental dan social di semua tenaga kerja di semua pekerjaan, pencegahan
gangguan kesetahan tenaga kerja terhadap resiko factor – factor yang mengganggu kesehtan
pekerja, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologinya. Keselematan pekerja juga kesejahteraan social dan
kemampuan untuk hidup produktif secara social dan ekonomi.
Tujuan Keselamatan Kerja
Memelihara dan meningkatkan keselamatan kerja di semua jenis pekerjaan
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan kerja yang disebabkan oleh lingkungan
kerja
Memberikan perlindungan bagi pekerja dari bahaya akibat pekerjaannya
Memberikan tempat yang cocok untuk fisik dan psikis dari pekerjanya.
Penyesuaian setiap pekerja kepada pekerjaannya.
Pemeliharaan kesehatan dan gizi untuk pekerja
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas pegawai.
Menentukan jam kerja bagi pegawai agar tetap semangat dalam bekerja.
Tantangan Masalah K3
Ada beberapa tantangan K3 di era industri 4.0 adalah
Organisasi kerja baru
Perlu adanya organisasi dalam kerja yang baru, ini dikarenakan system kerja yang
baru bersifat smart factory merupakan system kerja yang memonitor proses produksi
pada suati industri dengan membuat keputusan yang desentralisasi, bekerja secara
otomatis, mampu berkomunikasi dan berhubungan langsung melalui jaringan nirkabel
Kerangka kerja legislative dan regulative yang masih tertinggal
Perlu adanya pembaruan kerangka legislative dan regulative, dikarenakan system
kerangka legislative dan regulative yang sudah tidak relevan apabila diterapkan pada
era globalisasi ini.
Penerapan system K3 yang masih belum di terapkan di tempat kerja
Penerapan system managemen K3 ditempat kerja yang bekesinambungan dengan
manajemen perusahaan. Kebanyakan perusahaan merasa keberatan dalam
menerapkan K3 karena perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk sesuatu
yang belum tentu terjadi. Padahal dengan penerapan K3 justru malah menghematan
bagi perusaan dan peningkatan produktifitas kerja.
Estimasi WHO (1995)
Diperkirakan 40-50% penduduk dunia mempunyai resiko terdampak Penyakit akibat
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
Diperkirakan terdapat 120 juta/tahun kasus kecelakaan kerja
200.000 jumplah fatal
68 – 157 juta kasus baru akibat pemajaman.
3.000 pemajaman menimbulkan gangguan kulit dan lainnya. Pelayanan
Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja
Pada Negara maju terdapat 20-30 % pelayanan kesehatan
Pada Negara berkembang terdapat 5-10% pelayanan kesehatan
Contoh kasus kesehatan akibat pekerjaan di Indonesia
Pada 600 pekerja Tekstil 205 pegawai mempunyai keluhan anggota gerak atas yang
mengalami masalah dan 64% di diagnomas positif menderita penyakit otot rangka
akibat kerja.
Dalam penelitian dari Departemen kesehatan pada penyelam pulau bungin NTB
terdapat 57,5% penyelam mengalami gangguan persendian dan 11,3 % mengalami
gangguan pendengaran, pada kepulauan seribu terdapat 41,37% mengalami
Barotrauma dan 6,91% mengalami Dekompresi, penyelam tradisional terdapat 25,5%
mengalami kelainan berupa sesak nafas dan 30-54% pandai besi mengalami gangguan
pendengaran