Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TELAAH KURIKULUM PAI SMP

“Konsep PAI, Ruang Lingkup, dan Tujuan Pendidikan Agama Islam pada
sekolah”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum PAI SMP
Dosen Pengampu :
Dr. Ahmad Zaki, M.Pd.I

Disusun oleh Kelompok 1 :


Muhammad Taufik Hidayat(3118060)
Umayah Putri Sholehah (3118066)
Arga Dinata (3118102)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DJAKARTA
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮ� ﲪﻦ ﺍﻟﺮ� ﺣﻴﻢ‬

Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh


Alhamdulillahirabbil’alâmîn. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
yang telah melimpahkan rahmat dan hidâyat-Nya serta menganugerahkan nikmat sehat
kepada penulis, sehingga penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik serta tepat pada
waktunya.
Ṣalawat serta salâm tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, Nabi
Muhammad Saw. sebagai suri tauladan terbaik, beserta para sahabat-Nya, keluarga-Nya
dan semua penganut ajaran-Nya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Telaah Kurikulum Pai Smp. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Konsep PAI, Ruang Lingkup, dan Tujuan
Pendidikan Agama Islam pada sekolah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Zaki, M.Pd.I selaku
dosen mata kuliah tersebut yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Jakarta, 29 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara masalah Pendidikan Islam merupakan elemen mendasar dalam
pendidikan. Karena Pendidikan Islam menjadi tonggak keberhasilan pendidikan secara
komperehensif. Pendidikan Islam sering disebut juga pendidikan moral (karakter).
Bagaimana tidak, pendidikan tanpa karakter maka bisa dikatakan pendidikan itu
kualitasnya dibawah standar.
Untuk membentuk pendidikan karakter (moral) itu terlebih dahulu kita paham
tentang konsep dasar Pendidikan Islam (karakter, moral) itu sendiri. Sudah banyak
konsep dasar pendidikan Islam itu sendiri yang dijelaskan dalam Al-Qur’an maupun Al-
Hadits. Tidak hanya itu para pakar pendidikan banyak terinspirasi dari Al-Qur’an dan Al-
Hadits untuk merekonstruksi pendidikan secara komperehensif.
Konsep itu sangat penting dalam pendidikan. Jika pendidikan tanpa konsep maka
bisa ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak sesuai harpan. Untuk itu pendidikan
terutama Pendidikan Islam harus mempunyai konsep yang mapan.
Dalam ruang lingkup Pendidikan Islam dijelaskan beberapa hal, yaitu : segi sifat,
corak kajian (historis dan filosofis), dan segi komponennya yang meliputi ; Guru, murid,
manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya, dan evaluasi.
Proses tarbiyah (Pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi
baru dengan segala ciri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini
dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya
kepada Allah swt. Melalui proses tarbiyah inilah, Allah swt, telah menampilkan peribadi
muslim yang merupakan manifestasi dan jelmaan dari segala nilai dan norma ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Asyyahid Sayyid Qutb telah merumuskan tiga faktor pendidikan bagi anak.
Pertama, Al-Qur’an sebagai sumber pembentukan yang satu-satunya. Natijah dari
keaslian sumber ini ialah lahirnya generasi yang serba murni hati, akal tasawwuf dan
perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Qur’an dengan maksud
untuk melaksanakan perintah Allah dengan serta merta sebaik sahaja didengar dan
difahami. Dan ketiga, pengislaman silam dan memisahkan dari kejahilan sekitarnya.
Selain ruang lingkup dari tiga segi tersebut diatas, lingkup dikemukakan oleh Heri
Jauhari Muchtar dalam bukunya “Fiqh Pendidikan”, bahwa pendidikan Islam melingkupi:
1) Pendidikan ke Imanan (Tarbiyatul Imaniyah)
2) Pendidikan Moral/Akhlak (Tarbiyatul Khuluqiyah)
3) Pendidikan Jasmani (Tarbiyatul Jasmaniyah)
4) Pendidikan Rasio (Tarbiyatul Aqliyah)
5) Pendidikan Kejiwaan/Hati Nurani (Tarbiyatul Nafsiyah)
6) Pendidikan Sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul Ijtimaiyah) dan
7) Pendidikan Seksual (Tarbiyatul Syahwaniyah).

Oleh sebab itu maka pendidikan tidak dapat dijalankan dengan hanya mengetahui,
menghapalkan saja tentang hal baik dan buruk, tapi bagaimana menjalankannya sesuai
dengan nilai-nilainya. Ada beberapa bagian dalam hal ini antara lain:

1) Mengumpulkan mereka dalam satu kelompok yang berbeda karakter


2) Membantu mereka untuk menemukan jati dirinya dengan memberikan
pelatihan, ujian, dan tempaan,
3) Membentuk kepribadian dengan selalu menjauhi hal jelek dan berpegang
teguh terhadap nilai kebaikan.

Selanjutnya dalam makalah ini akan diuraikan ruang lingkup pendidikan hal-hal
yang meliputi : historis dan filosofis Pendidikan Islam, tujuan, kurikulum, proses belajar-
mengajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya, dan
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Konsep Dasar PAI?
2. Apa Asas Pendidikan Islam?
3. Apa saja Dasar – Dasar Pelaksanaa PAI?
4. Bagaimana Bentuk-Bentuk Pengajaran PAI?
5. Apa Tujuan Pendidikan Islam?
6. Apa Saja Ruang Lingkup PAI?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam
2. Mengetahui Apa asas pendidikan islam
3. Mengetahui Apa saja Dasar – dasar pelaksanaan pendidikan agama islam
4. Mengetahui Bagaimana Bentuk-Bentuk Pengajaran PAI
5. Mengetahui Apa Tujuan pendidikan islam
6. Agar kita mengetahui dan memahami mengenai ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam


Konsep menurut bahasa adalah ide umum ; pengertian, pemikiran; rancangan dan
rencana dasar. Konsep itu sangat penting dalam pendidikan. Jika pendidikan tanpa
konsep maka bisa ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak sesuai harapan. Untuk itu
pendidikan terutama Pendidikan Islam harus mempunya konsep yang mapan.
Istilah dasar bermakna landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar yang menjadi
acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat
mengantarkan pada aktivitas yang di cita-citakan.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyaiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab
suci Al-Qur’an dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman. Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini
mencangkup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan pendidikan islam. Analisis
term ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang pendidikan
islam.
Pengertian Tarbiyyah, Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan bahwa
menurut kamus bahasa arab, lafal At-Tarbiyah berasal dari tiga kata: Pertama, raba-yarbu
yang berarti bertambah dan bertumbuh. Kedua, rabiya-yarba dengan wazan (bentuk)
khafiya-yakhfa, yang berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu dengan wazan
(bentuk) madda-yamuddu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun,
menjaga, dan memelihara.
Beberapa pengkaji telah menyusun definisi pendidikan dari ketiga asal kata ini.
Imam al-baidawi (wafat 685), dalam tafsirnya anwar at-tanzil wa asrar at-ta’wil
mengatakan , makna asal Ar-Rabb adalah at-tarbiyah yaitu menyampaikan sesuatu sedikit
demi sedikit hingga sempurna. Dari ketiga diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
(tarbiyah) terdiri dari empat unsure yaitu:
o Menjaga dan memelihara arah fitrah anak menjelang baligh
o Mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam
o Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi anak menuju kepada kebaikan dan
kesempurnaan yang layah baginya

Potensi ini dilaksanakan secara bertahap.

Pengertian Ta’dib, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara


berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari
segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke
arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan tuhan di dalam tatanan wujud
dan keberadaannya. Dalam struktur telaah konseptualnya, ta’dib sudah mencangkup
unsur-unsur pengetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik
(tarbiyah). Dengan demikian ta’dib lebih lengkap sebagai term yang mendeskripsikan
proses pendidikan islam yang sesungguhnya. Dengan proses ini diharapkan lahir insan-
insan yang memiliki integritas kepribadian yang utuh dan lengkap.

Ta’lim berasal dari kata ‘allama yang berarti proses transmisi ilmu pengetahuan
pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Muhammad Nuquid al-
attas memberi makna at-ta’lim sebagai proses pengajaran tanpa adanya pengenalan secara
mendasar. Muhammad athiyah al-abrasyi mengemukakan pengertian at-ta’lim yang
berbeda dari pendapat-pendapat diatas. Beliau menyatakan bahwa at-ta’lim lebih khusus
dari pada at-tarbiyah karena at-ta’lim hanya merupakan upaya menyiapkan individu
dengan mengacu kepada aspek-aspek tertentu saja, sedangkan tarbiyah mencangkup
keseluruhan aspek-aspek pendidikan. Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan yang
lebih spesifik yang hanya menitik tekanan terhadap proses penalaran saja. Dengan
demikian setelah kita memahami ketiga konsep dasar tersebut kita dapat merumuskan
sistematika proses pendidikan.

B. Asas Pendidikan Islam

Dalam konteks individu, pendidikan termasuk salah satu kebutuhan asasi


manusia. Sebab, ia menjadi jalan yang lazim untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu.
Sedangkan ilmu akan menjadi unsur utama penopang kehidupannya. Oleh karena itu,
Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi dorongan
serta arahan agar dengan ilmu itu manusia dapat menemukan kebenaran hakiki dan
mendayungkan ilmunya diatas jalan kebenaran. Rosulullah SAW bersabda, “Tuntutlah
oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri
kepada Allah SWT, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu akan menempatkan pemiliknya pada kedudukan tinggi
lagi mulia.” Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat. (HR. ar-Rabi’)

Makna hadits tersebut sejalan dengan firman Allah SWT : “Allah niscaya
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan
bertingkat derajat. Demi Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan. (Qs.
Al-Mujadalah 11)”.

C. Dasar – Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Dasar – dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai dasar


yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk. (1983:21) dapat ditinjau dari berbagai
segi yaitu :

o Segi yuridis / Hukum


Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan dalam
melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari tiga macam :
1. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila , sila pertama: ketuhanan yang
maha esa.
2. Dasar structural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan
2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang maha esa; 2)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
3. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/MPR/1978 jo.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang garis-
garis besar haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan
pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-
sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
o Segi religious

Yang dimaksud dengan dasar religious adalah dasar yang bersumber dari ajaran
islam. Dasar pradigma pendidikan islam identik dengan dasar islam itu sendiri. Keduanya
berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur’an dan Al-hadis.

Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam mengajarkan dan
mengajak manusia untuk selalu menggunakan akal dan pikirannya untuk memikirkan
seluruh ciptaan Allah SWT. Dan untuk senantiasa mengambil hikmah darinya. Sebagai
sumber ajaran islam, Al-Qur’an telah menunjukkan keistimewaannya. Keindahan redaksi
yang dipakai, akurasi makana dan kesempurnaan ruang lingkup yang dikandungnya, baik
yang berkenaan dengan alam khaqi, menyangkut semesta alam makro dan mikro,
maupun alam khulqi yang menyangkut semesta budaya dan peradaban manusia.

Kalam yang tertuang dalam Al-qur’an merupakan frame yang harus diterjemahkan
dalam pendidikan islam sehingga melahirkan output pendidikan yang berkualitas. Suatu
system pendidikan yang dikembangkan berdasarkan Al-qur’an akan mewujudkan dan
merefleksikan komunitas muslim sesuai dengan cita-cita yang diinginkan.

As-sunnah atau Al-Hadis sebagai perwujudan dari perkataan, perbuatan, dan


ketetapan Rasulullah SAW., merupakan kerangka acuan bagi pengembangan kehidupan
umat islam, tak terkecuali dalam aspek pendidikan. Hal itu dapat dipahami karena
kepribadian Nabi Muhammad SAW. Secara normative merupakan pusat teladan yang
baik (al-uswah al-hasanah) bagi kehidupan praktis umat islam. Pada sisi yang lain, hadis
yang merupakan penafsiran Al-qur’an adalah landasan praktik ajaran Islam secara
factual. Sebagai dasar pendidikan islam, Al-qur’an dan Al-hadis adalah rujukan untuk
mencari, membuat, dan mengembangkan paradigm, konsep, prinsip, teori, dan teknik
pendidikan agama islam.

o Segi psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan


bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya
tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.
Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk (1983:25) bahwa: semua manusia di dunia
ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan
bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa,
tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-nya. Hal semacam
ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang sudah
modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalu mereka dapat mendekat dan
mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa.

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram
ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam surat Al-Ra’ad ayat 28, yaitu: “… ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tentram”.

D. Bentuk-Bentuk Pengajaran PAI


Seperti yang telah diuraikan di muka, bahwa perencanaan pengajaran khusus di
bidang Pendidikan Agama Islam ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan
untuk waktu yang akan datang. Dalam ilmu manajemen, perencanaan tersebut memiliki
bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Tujuan(objektif)
Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk
sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b. Kebijakan(policy)
Yaitu suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil
keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijakan ini
biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk difahami oleh para peserta didik.
c. Strategi
Merupakan tindakan penyesuaian dari rerncana yang telah dibuat. Disebabkan oleh
adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu dalam membuat strategi haruslah
memperhatikan beberapa faktor seperti: ketepatan waktu mengajar, ketepatan
tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
d. Prosedur
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Ini
lebih menitikberatkan pada suatu tindakan.
e. Aturan
Meruapakan suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
f. Program
Yaitu campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai
dengan suatu anggaran; semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.

Dari semua bentuk-bentuk perencanaan tersebut satu sama lain saling terkait dalam satu
kesatuan system.

E. Tujuan Pendidikan Islam

Dasar dan tujuan pendidikan Islam yaitu landasan yang menjadi fondamen serta
sumber dari segala kegiatan Pendidikan Islam itu dilakukan. Maksudnya pendidikan
Islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau
sumber pendidikan Islam ialah Alquran dan Al-Hadits. Sedangkan tujuan pendidikan
Islam yaitu arah kemana anak didik ini akan dibawa. Secara ringkas, Tujuan pendidikan
Islam yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia (dewasa) muslim yang taqwa
kepada Allah swt atau secara ringkas, kepribadian muslim.

Visi pendidikan Islam    di sekolah” terbentuknya sosok anak didik yang mempunyai
karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketaqwaan serta nilai-niali
akhlaq atau budi pekertiyang kokoh yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan prilaku
sehari-hari, untuk selanjutnya memberi corak bagi pembentukan kekuatan bangsa”.

Menurut Imam Ghazali, tujuan pendidikan yaitu pembentukan insani paripurna, baik
di dunia maupun di akhirat. Dengan mengamalkan fadhilah melalui ilmu pengetahuan
yang dipelajarinya.

Tujuan-tujuan individual yang ingin dicapai oleh Pendidikan Islam secara


keseluruhan  berkisar pada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan
pada segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.
F. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan


keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah swt., hubungan manusia dengan
sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia
dengan makhluk lain (lingkungannya).

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran
Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang
saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah sebagai berikut.

1. Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam
hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang
rukun Islam.
2. Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa,
cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar
dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
3. Pengajaran Ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah
dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan
pelaksanaan ibadah.
4. Pengajaran Fiqih
Pengajaran Fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Alquran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i
yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang
hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pengajaran Alquran
Pengajaran Alquran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca
Alquran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Alquran. Akan
tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang dimasukkan dalam materi
Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
6. Pengajaran Sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awal sampai zaman sekarang sehingga
siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam

Prof. H.M. Arifin, M.Ed., mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
pada waktu penyusunan kurikulum mencakup 4 macam, yaitu:

1) Sejalan dengan idealisme Islami.


2) Berfungsi sebagai alat  yang efektif mencapai tujuan.
3) Diproses melalu metode yang sesuai denagn nilai Pendidikan Islam.
4) Saling berkaitan antara kurikulum, metode dan tujuan Pendidikan Islam.

Ruang lingkup materi Pendidikan Islam yang ada di sekolah sekarang pada kurikulum
tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur, yaitu: Alquran, keimanan, akhlaq, fiqih dan
bimbingan ibadah, serta Tarikh Islam. Kurikulum yang telah dirancang dengan baik akan
terlaksana apabila digunakan dalam Proses Belajar Mengajar yang sesuai dengan
Tarbiyah Islamiyah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pembicaraan tentang konsep
dasar pendidikan islam ini mencangkup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan
pendidikan islam.

Ruang Lingkup Pendidikan Islam, kami menganalisa bahwa:

1) Adanya kompleksivitas Ruang Lingkup Pendidikan Islam yang harus


disederhanakan agar lebih efektif disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Kurikulum menurut essensialisme, hendaknya kaya akan isi dan sesuai dengan
zaman. Selain itu, kurikulum hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor
psikologis, pembentukan watak, disiplin dan pengawasan.\
3) Dalam materi Pendidikan Islam pada kurikulum yang ada kurang sekali
disampaikan pendekatan ayat-ayat kauniyah yang berhubungan dengan berbagai
disiplin ilmu padahal Alquran meliputi segala ilmu didalamnya termasuk masalah
sosial, dudaya, politik, ekonomi, sains, tekhnologi dan isu-isu terkini yang terjadi
di sekitar kita.
4) Orientasi yang bertujuan pada materi, yang hal ini pun menjadi orientasi orang
tua ketika memasukkan anaknya ke berbagai sekolah.

Maka kesimpulannya, semua komponen ruang lingkup Pendidikan Islam hendaknya


dapat terlaksana seiring sejalan sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam. Semua faktor
pendidikan Islam sangat penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai manusia yang
cerdas dan berpegang teguh pada keimanan dan ketaqwaan di era sekarang yang penuah
dengan perubahan dan multi kultural.
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Majid, Abdul & andayani, Dian. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2012. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya

Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH

Zukabir. 1993. Islam Kontektual Dan Konseptual. Bandung: Al-Itqan

Al-Ghazzali, Imam, Kumpulan Hadis Qudsi, Solo: Pustaka Zawiyah, 2007.

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Nata, Abuddin, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo, 2001.

Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Syafi’ie, Imam, Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Alquran, Yogyakarta: UII Press,
2000.

Anda mungkin juga menyukai