Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

KECERDASAN EMOSIONAL ANAK BERBAKAT

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Psikologi Anak Berbakat

Dosen Pengampu : Nuzul Ahadiyanto, S.Psi., M.Si.

Disusun oleh kelompok 01

Nama Kelompok :

1. Tari Chosiaroh Purbosunia D20185021

2. Moh. Zainul Alifie D20185026

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai
pembawa kabar gembira bagi umat yang bertaqwa.

Makalah yang berjudul Kecerdasan emosional anak berbakat ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Anak Berbakat. Dalam penulisan makalah ini,
penulis berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah dengan jujur, baik dan benar.
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Nuzul Ahadiyanto,
S.Psi., M.Si. dosen pengampu mata kuliah Hambatan Perkembangan Anak & Remaja.

Penulis banyak menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih belum sempurna
dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta wawasan kita tentang Kecerdasan emosional anak berbakat dengan lebih
banyak lagi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Probolinggo, 08 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH

KATA PENGANTAR....................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................

A. Latar Belakang...................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Tujuan................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kecerdasan Emosional....................................


2. Pengertian Anak Berbakat.................................................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dan krarena itu membutuhkan
pendidikan yang berbeda-beda. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu ( yaitu
mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (yaitu mengembangkan dan meningkatkan)
bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar bisa. Dulu orang biasanya mengartikan “anak berbakat” sebagai anak yang
memiliki tingkat kecerdasaan (IQ) yang tinggi.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan
diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada
umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan
dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan 0scnpribadi dan kebutuhan
masyarakat.

Anak berbakat perlu bantuancn untuk mengatasi emosi mereka agar tidak mengganggu proses
reativitas. Emosi adalah keadaan yang menunjukkan manusia hidup dan untuk mengaturnya
dibutuhkan kecerdasan emosional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang kecerdasan emosional?
2. Apa pengertian tentang anak berbakat?
3. Bagaimana kecerdasan emosional anak berbakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kecerdasan emosional
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kecerdasan anak berbakat
3. Untuk mengetahui dan memahami kecerdasan emosional anak berbakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kecerdasan emosional

Sebelum membahas lebih jauh tentang kecerdasan emosional, terlebih dahulu akan dijelaskan
mengenai pengertian kecerdasan dan emosi. Dalam buku International Encyelopedia of the
Social Sciences di jelaskan bahwa “Intellegence is defined as the capacityfor learning,
reasoning, understanding, and similar forms of mental activity.” 1

Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence merujuk kepada Kemampuan mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, Mengelola emosi orang lain, dan membina
hubungan dengan orang lain. 2 Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada
porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah
inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan
suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat
emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosoial serta
lingkungannya.

Sedangkan menurut David Wechsler, seseorang penguji kcerdasan, bukunya Makmun


Mubaydh yang berjudul Kecerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak menurutnya “kecerdasan
adalah, kemampuan sempurna (komperhensif) seseorang untuk berperilaku terarah, berfikir
logis, dan berinteraksi secara baik dengan lingkungannya. Sejak tahun 1940, David Wichsler
mengisyaratkan akan adanya unsur intelektual dan non-intelektual yang dikandung oleh akal,
yaitu unsur emosi dan faktor-faktor pribadi dan sosial.3

Menurut Devis dan rekan-rekannya menjelaskan bahwa “Intelligence emosi adalah


kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain,
membedakan satu emosinya dengan lainnya, dan menggunakan informasi tersebut untuk

1 William Darity, International Encyelopedia of the Social Sciences (America: The Gale Group, 2008),
70.
2 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, 58.
3 Makmun Mubayidh, kecerdasan & kesehatan emosional anak (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), 13.
menuntun proses berpikir serta perilaku seseorang.” Mereka mengemukakan bahwa
kemampuan ini suatu yang amat penting dalam kemampuan psikologi seseorang. 4

Beck mengungkapkan pendapat James dan Lange yang di kutip dari buku Hamzah B. Uno
yang menjelaskan bahwa emosi adalah “presepsi perubahan jasmani yang terjadi dalam
memberi tanggapan (respon) terhadap suatu peristiwa. Devinisi ini bermaksud menjelaskan
bahwa pengalaman emosi merupakan presepsi dari reaksi terhadap situasi.” 5

Kata emosi sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan sehingga dalam bahasa
lain, emosi di jelaskan sebagai motus anima yang artinya jiwa yang menggerakkan kita. Emosi
bukan sesuatu yang bersifat positif atau negatif, tetapi emosi berlaku sebagai sumber energi
autentisitas, dan semangat manusia yang paling kuat. Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak, oleh karena itu emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis, psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak 6

Dari beberapa pendapat diatas, maka emosi merupakan suatu respon atas rangsangan yang
diberikan baik dari lingkungan maupun dari dalam diri individu sendiri sehingga individu dapat
menentukan pilihan dalam hidup yang menentukan kehidupannya.

Menurut Saphiro (dalam Hamzah B. Uno) istilah “kecerdasan emosional” pertama kali di
lontarkan dalam tahun 1990 oleh dua orang ahli, yaitu Peter Salovey dan Jhon Mayor.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-
lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berfikir dan berempati. 7

Kecerdasan emosi ini menekankan tentang bagaimana seseorang mampu menjalin hubungan
baik dengan orang lain, menanamkan rasa empati, juga bagaimana cara mengalahkan emosi
dengan cara memotivasi diri. 8 Seseorang yang cerdas emosi adalah mereka yang selalu
berusaha untuk mempertahankan pikiran dan sikap positif sepanjang masa, walaupun pada saat
itu sedang dihinggapi perasaan-perasaan negatif. Dia akan selalu berjuang untuk mengubah
perasaan negatif menjadi positif agar benar-benar bisa memancarkan sikap yang
menyenangkan dan cocok dengan lingkungannya, kemudian berupaya menerjemahkan diri

4 Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), 27
5 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran , 62
6 Ibid., 62.
7 Ibid 65.
8 Akhyas Azhari, Psikologi umum dan Perkembangan, 158.
kedalam perilaku yang sedap di pandang mata dan serasi. Perasaan negatif menjadi positif tidak
bisa secara langsung dinilai, namun dapat disimpulkan dari caranya bertindak. 9

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud kecerdasan emosional di sini
adalah kemampuan untuk memiliki kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi yang tinggi
serta memiliki kecakapan sosial yang meliputi empati dan ketrampilan sosial yang tinggi pula.

B. Pengertian Anak berbakat

Bakat dapat disamakan dengan cerdas, bakat juga memiliki makna yang sama dengan
kemampuan. Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu
latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus.

Suatu kondisi yang khusus pada seseorang berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar,
dapat mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang biasanya bersifat khusus.

Bakat (aptitude) pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan, dilatih serta dimatangkan agar terwujud kemampuan yang
matang pada diri suatu individu, dapat meraih sebuah prestasi sebagai hasil perwujudan antara
bakat dan kemampuan yang dimilikinya.

Anak berbakat merupakan suatu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu.
Ikatan tersebut terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatannya di atas kemampuan rata-
rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas, dan kreativitas yang tinggi. Dalam Potensi Diri
adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan dalam berprestasi atas kemampuan yang terpendam pada diri seseorang.

Anak didik tidak jarang mengalami kesulitan dalam memahami diri sendiri, dalam memahami
diri sendiri terkait dengan sekolah adalah menyadari kehadirannya di sekolah dalam rangka
belajar. Kesadaran seperti ini apabila dilupakan oleh anak didik tentu akan mengalami
kemunduran atau berkurangnya semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Memahami diri sendiri terkait dengan anak didik yang menjalani aktivitas sekolah dalam
memahami tujuan dari belajar.

Dalam memahami lingkungan anak didik kesulitan dengan yang dialami dan perlu
mendapatkan perhatian dan bimbingan di sekolah. Karena ketidak mampuan anak didik dalam

9Hanif Ismail, Jurnal Pendidikan & kebudayaan (Jakarta: Badan Penelitian & pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional, 2006) Tahun Ke-12, No. 061 SSN 0215-2673
memahami lingkungannya, sangat berpengaruh terhadap tumbuh dan perkembangannya,
dengan kemampuannya dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan
lingkungan sekolah. Anak didik yang mengalami kesulitan dalam menyelurkan bakat dan
minatnya harus mendapatkan bantuan dan bimbingan di sekolah, menyalurkan bakat dan minat
sangat penting untuk diperhatikan berkaitan dengan pendidikan yang sedang dijalani anak didik
atau arah dari masa depan yang menjadi cita-citanya. Anak

Kecerdasan emosional anak berbakat apalagi terhadap anak gifted mereka kurang dalam
mengolah emosionalnya dengan kata lain kurang dalam berinteraksi dan tidak pandai bergaul
dan terkadang menyendiri. Maka dari itu sikap kecerdasan emosional ini bisa membantu anak
berbakat untuk berinteraksi dengan lingkungan nya dan juga bisa memahami dirinya sendiri
dan juga mampu bermotivasi
BAB III

KESIMPULAN

Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence merujuk kepada Kemampuan mengenali


emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, Mengelola emosi orang lain, dan
membina hubungan dengan orang lain. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan
suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat
emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosoial serta
lingkungannya.

Anak berbakat merupakan suatu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang
menyatu. Ikatan tersebut terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatannya di atas
kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas, dan kreativitas yang tinggi. Dalam
Potensi Diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan dalam berprestasi atas kemampuan yang terpendam pada diri seseorang.

Kecerdasan emosional anak berbakat apalagi terhadap anak gifted mereka kurang
dalam mengolah emosionalnya dengan kata lain kurang dalam berinteraksi dan tidak pandai
bergaul dan terkadang menyendiri.
DAFTAR PUSTAKA

William Darity, International Encyelopedia of the Social Sciences (America: The Gale Group,
2008), 70.
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, 58.
Makmun Mubayidh, kecerdasan & kesehatan emosional anak (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2010), 13.
Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), 27
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran , 62
Akhyas Azhari, Psikologi umum dan Perkembangan, 158
Hanif Ismail, Jurnal Pendidikan & kebudayaan (Jakarta: Badan Penelitian & pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional, 2006) Tahun Ke-12, No. 061 SSN 0215-2673

Anda mungkin juga menyukai